Diusulkan oleh :
Retno Budiono
(5401413033)
2013
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belut sawah, moa, atau lindung (Monopterus albus) adalah sejenis ikan
anggota suku Synbranchidae (belut), ordo Synbranchiiformes, yang mempunyai
nilai ekonomi dan ekologi. Ikan ini dapat dimakan, baik digoreng, dimasak
dengan saus pedas asam, atau digoreng renyah sebagak snek. Secara ekologi,
belut dapat dijadikan indikator pencemaran lingkungan karena hewan ini mudah
beradaptasi. Lenyapnya belut menandakan kerusakan lingkungan yang sangat
parah telah terjadi.
Belut adalah predator ganas di lingkungan rawa dan sawah. Makanannya
ikan kecil, cacing, krustasea. Ia aktif di malam hari. Hewan ini dapat mengambil
oksigen langsung dari udara dan mampu hidup berbulan-bulan tanpa air, asalkan
lingkungannya tetap basah. Hewan ini mampu menyerap oksigen bahkan lewat
kulitnya. Kebiasaaannya adalah bersarang di dalam lubang berlumpur dan
menunggu mangsa yang lewat. Walaupun berasal dari daerah tropika, belut sawah
diketahui dapat menyintas (survive) musim dingin dengan suhu sangat rendah.
Kombinasi sifat-sifat yang dimiliki belut membuatnya menjadi hewan yang
dianggap berbahaya bagi lingkungan yang bukan habitatnya.
Ukuran maksimum adalah 1m, meskipun yang banyak dikonsumsi paling
panjang 40cm. Tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang memanjang. Bentuk
tubuhnya menyerupai tabung dengan tubuh licin, tanpa sisik. Warna bervariasi,
namun biasanya kecoklatan hingga abu - abu.
Hewan betina bersarang di lubang, dan meletakkan telur-telurnya pada
busa-busa di air yang dangkal. Jika telur menetas, keluarlah belut muda yang
semuanya betina. Dalam perkembangannya, beberapa ekor akan menjadi jantan.
Jadi belut merupakan salah satu hewan hemaprodit.
Belut mengandung protein yang cukup tinggi. Jumlah protein yang
terkandung dalam daging belut kurang lebih sama dengan jumlah protein yang
terdapat pada daging sapi, dan lebih tinggi daripada kandungan protein pada
sebutir telur.
Protein yang terkandung dalam belut juga mudah dicerna sehingga belut
bisa dikonsumsi dan dijadikan sebagai sumber protein untuk segala usia.
Belut mengandung asam esensial dan asam nonesensial. Kandungan asam
amino esensial yang terkandung dalam belut, meliputi aspartat, lisin, isoleusin,
leusin, dan glutamat. Kandungan lisin dan isoleusin dalam belut menyumbangkan
nutrisi yang baik bagi tumbuh kembang anak. Pada orang dewasa, kandungan
kedua asam ini juga baik untuk menjaga kandungan nitrogen agar tetap seimbang.
Jika anda pernah mengonsumsi belut, anda pasti akan tahu rasa gurih
alami dari daging belut. Rasa gurih tersebut dihasilkan dari glutamat yang
terkandung dalam belut, sehingga, ketika anda memasak belut, anda tidak perlu
menambahkan penyedap makanan dan masakan anda pun akan menjadi lebih
sehat, serta bebas dari Monosodium Glutamat.
Belut juga mengandung arigin yang merupakan bagian dari asam amino
nonesensial. Arigin pada belut dapat membantu merangsang hormon pertumbuhan
pada manusia. Jenis asam nonesensial ini juga dapat membantu meningkatkan
kekuatan otot, mengurangi timbunan lemak, serta dapat menghambat tumbuhnya
sel-sel kanker pada payudara.
Kandungan gizi belut lainnya adalah fosfor, zat besi, vitamin A dan B.
Fosfor dalam belut jumlahnya lebih banyak daripada fosfor yang ada pada telur.
Fosfor berguna untuk kesehatan tulang, mengkonsumsi banyak makanan yang
mengandung fosfor akan mencegah anda terkena osteoporosis sejak dini.
Zat besi pada belut pun tidak kalah penting. Jika fosfor bermanfaat untuk
tulang, maka zat besi berfungsi untuk melancarkan aliran darah yang mengandung
oksigen ke seluruh tubuh.
Oksigen dalam darah tersebut membantu tubuh untuk mengubah
karbohidrat, protein, dan lemak menjadi tenaga. Jika tubuh kekurangan zat besi,
maka yang terjadi adalah tubuh akan mengalami gejala 5L, yaitu, Lemah, letih,
lunglai, lelah, dan lesu. Hal itu disebabkan karena oksigen dalam darah tidak
dapat membantu mengubah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi tenaga secara
optimal.
Karena
menggunakan bahan utama belut yang merupakan bahan lokal, maka produk
ini juga selaras dengan Universitas Negeri Semarang
yang merupakan
Belut
Telur Ayam
Daging Sapi
Energi
303 kcal
162 kcal
207 kcal
Protein
14 g
12.8 g
18.8 g
Lemak
27 g
11.5 g
14 g
Karbohidrat
Sangat sedikit
0.7 g
Sangat sedikit
Fospor
200 mg
180 mg
170 mg
Kalsium
20 mg
54 mg
11 mg
Zat besi
2 mg
2.7 mg
2.8 mg
Vitamin A
1600 SI
900 SI
30 SI
Vitamin B1
0.1 mg
0.1 mg
0.08 mg
Vitamin C
2 mg
Sangat sedikit
Sangat sedikit
Air
58 g
74 g
66 g
Dari tablel di atas maka dapat kita simpulakan bahwa belut
mengandung vitamin A yang sangat tinggi yaitu 1600 SI,kandungan fospor
200mg dan energi 303kcal
3. Keterkaitan dengan produk lain termasuk perolehan bahan baku
Keterkaitan dengan produk lain kami akan bekerja sama dengan
pembudidaya belut lain dalam hal perolehan bibit belut, selain itu kita juga
akan bekerjasama dengan pembudidaya cacing , untuk mendapatkan bibit
cacing yang akan kita budidaya kan untuk pakan belut.
B. Analisis Pasar
1. Profil Konsumen
Pemasaran pada awal usaha kami akan kami lakukan dengan cara
menitipkan produk ke toko-toko di sekitar Unnes, setelah kami sukses di
Unnes kami akan mengembangkan pemasaran produk kami ke daerahdaerah di Kota Semarang. Toko yang akan kami suplai di UNNES kirakira sekitar 10 toko dan kantin, untuk awal masing-masing toko dan kantin
akan kami distribusi 10 bungkus per produksi, Karena pada masa awal kita
hanya mengolah 10 kg dan insyaallah akan terus berkembang jika respon
dari konsumen juga memuaskan.
2. Potensi dan Segmentasi Pasar
Belut disukai oleh hampir seluruh lapisan masyarakat dunia. Belut
merupakan sumber protein hewani yang megandung nilai gizi yang tinggi
dengan komposisi lengkap, Negara pengkonsumsi belut terbesar adalah
pada
tahun
1992
yang
meliputi
Strenght
(kekuatan),
dirubah.
Bagan aplikasi dan penerapan strateginya :
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Strength
(Kekuatan)
Weakness
(Kelemahan)
Opportunities
Threats
(Kesempatan)
Compparative
Advantage (A)
Invesrment/divesment
(C)
(Hambatan)
Mobilization
(B)
Damage Control
(D)
Keterangan :
(A) Comparative Advantage : Tidak boleh membiarkan kesempatan
hilang karena merupakan kondisi yang sangat kondusif (pakai
kekuatan untuk memanfaatkan peluang)
(B) Mobilization : Keadaan yang mana terjadi mobilisasi usaha Sumber
Daya yang merupakan kekuatan organisasi atau perusahaan untuk
memperlunak ancaman dari luar dan menjadikannya sebagai peluang
(pakai kekuatan untuk menghindari ancaman)
(C) Investment / divestment : Situasi kabur, jika dipaksakan akan
membutuhkan biaya yang besar. (tanggulangi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang)
(D) Damage Control
Keadaan
paling
merugikan
bagi
3. Bahan baku memiliki kelebihan (nilai gizi tinggi) yang dapat menjadi
bahan pengganti.
4. Mudah diolah dan memiliki banyak variasi.
5. Memiliki tujuan syiar pada setiap kemasan produk.
6. Pakan dibudidaya sendiri sehingga mengurangi biaya produksi.
B. Weakness ( kelemahan) meliputi :
1. Perkembangbiakan relatif lama (4 bulan)
2. Jumlah bobot per ekor relatif rendah
3. Hasil olahan dapat kurang tahan lama jika bukan bersifat awetan
4. Pembudidaya masih dalam tahap belajar atau belum berpengalaman.
C. Opportunities (peluang) meliputi :
1. Tingkat pesaing usaha belut relatif lebih rendah
2. Tidak ada larangan konsumsi di setiap lapisan masyarakat
3. Adanya minat yang tinggi dari negara luar (keperluan ekspor)
D. Threats (hambatan) meliputi :
1. Selera pasar belum pasti atau belum menjadi khayalak umum.
2. Mitra dari luar negeri belum ada.
3. Mitra dari tingkat domestik masih sedikit.
4. Mitra dagang belum pasti, khususnya di daerah sekitar UNNES.
Weakness tidak perlu diubah menjadi strength pada setiap poin, karena
jumlah poin strength sudah mengungguli dari weakness.
B. Analisis Keuangan
1. Investasi yang diperlukan (kebutuhan modal disertai perhitungannya)
Biaya Investasi
Jumlah
Pembuatan kolam
Bibit Belut
Bibit cacing
Timbangan
Pembelian Kompor Gas
Media dapur
Kompresor angina
Biaya distribusi
Total
Modal
Awal
1
50 kg
10 kg
1
1
1
1
1
yang
diperlukan
Harga
satuan
3.000.000
50.000
40.000
1.000.000
750.000
350.000
1.500.000
500.000
per
TOTAL
3.000.000
2.500.000
400.000
1.000.000
750.000
350.000
1.500.000
500.000
10.000.000
super) kami jual seharga Rp. 30.000,- , dan A+ (kualitas sehat) kami jual
Dengan harga Rp. 25.000 per kilogramnya, sementara untuk Dellutz
kami pasarkan seharga Rp. 10.000 perkemasan,
C. Rencana Anggaran Biaya
1. Kebutuhan Investasi
Biaya Investasi
Jumlah
Pembuatan kolam
Bibit Belut
Plastik Kemas
Timbangan
Pembelian Kompor Gas
Media dapur
Kompresor angina
Biaya distribusi
Total
Modal
Awal
1
50 kg
10 pack
1
1
1
1
1
Harga
per
satuan
3.000.000
50.000
40.000
1.000.000
750.000
350.000
1.500.000
500.000
TOTAL
3.000.000
2.500.000
400.000
1.000.000
750.000
350.000
1.500.000
500.000
yang
10.000.000
diperlukan
Jenis Pengeluaran
Peralatan penunjang
Bahan habis pakai
Perjalanan
Lain-lain
Jumlah
Biaya (Rp)
Rp 3.720.000
Rp 6.200.000
Rp 1.240.000
Rp 1.240.000
Rp 12.400.000