Anda di halaman 1dari 3

NANOTEKNOLOGI PADA TEKSTIL

Indah Darapuspa (10211008)


Ayesha Bilqis (10211020)
Anshanty Widiarizky (10211036)
Fisika
Institut Teknologi Bandung
e-mail:
indah.dara.puspa@students.itb.ac.id
ayesha.bilqis@yahoo.com
anshantyw@hotmail.com

ABSTRAK
Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan
sangatlah pesat. Hal ini sebanding dengan
permasalahan hidup manusia yang semakin
kompleks. Seiring dengan semakin kompleksnya
kebutuhan manusia, munculah teknologi-teknologi
baru yang dapat menunjang kebutuhan tersebut, salah
satunya adalah nanoteknologi.
Nanoteknologi adalah teknologi rekayasi yang
menggunakan sebuah struktur berskala nanometer (1
nm = 10-9 m). Skala nano terbilang unik karena tidak
ada struktur padat yang dapat diperkecil. Hal unik
lainnya adalah bahwa mekanisme dunia biologis dan
fisis berlangsung pada skala 0,1 hingga 100 nm. Pada
dimensi ini material menunjukkan sifat fisis yang
berbeda, sehingga para ilmuwan berharap akan
menemukan efek yang baru pada skala nano dan
memberi terobosan bagi teknologi.
Selain dari pada itu, sebenarnya nanoteknologi
adalah suatu rekayasa penyusunan ulang atom-atom
dalam skala nano yang dilakukan dengan meletakan
masing-masing atom ke tempat yang tepat, sehingga
terjadi interaksi antar atom sesuai dengan keinginan.
Adapun prinsip yang digunkan dalam manipulasi
atom ini adalah molekul-molekul memiliki
selektivitas yang unik dimanm atom yang bermuatan
positif akan selalu menarik atom yang bermuatan
negatif jika ada lebih dari satu atom bermuatan
negatif, atom yang ditariknya adalah yang memiliki
keelektronegatifan paling tinggi (gaya tarikmenariknya paling besar). Jika peletakkan atomatom/molekul-molekul yang memiliki karakteristik
sesuai dengan kemauan sang pembuat, atom-atom
tersebut otomatis langsung saling berinteraksi.
Satu keuntungan yang didapat adalah produk
yang dapatkan tidak ada pengotor/kontaminannya
karena menggunakan atom individual sehingga pada
prosesnya tidak menghasilkan polusi yang
disebabkan oleh tidak adanya produk samping. Yang
terbentuk hanyalah yang sang pembuat inginkan,
tidak lebih dan tidak kurang.

Dari keunikan dan kemampuan yang dimiliki oleh


komponen nano ini maka tidak heran menjadikan
nanoteknologi kini menjadi salah satu solusi dalam
perbagai disiplin ilmu, tanpa terkecuali bidang tekstil.
bidang tekstil yang saat ini menjadi kebutuhan primer
manusia. Inovasi nanoteknologi telah menumbuhkan
bidang usah baru yang ampu menembus pasar dunia.
Penggunaan nanoteknologi dalam bidang industri
tekstil berkembang sangat cepat karena memiliki sifat
yang unik dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Nanoteknologi memiliki potensi komersil
yang cukup besar dalam industri tekstil. Industri
tekstil sedang mencari cara untuk menyempurnakan
produk-produk yang dihasilkannya supaya memiliki
banyak keunggulan dibandingkan dengan produk
tekstil konvensional. Banyak keunggulan yang
didapatkan dari nanoteknologi pada tekstil ini.
Industri tekstil dapat menambahkan berbagai sifat
baru terhadap produknya sehingga produk yang
dihasilkan akan lebih memuaskan konsumen.
Aplikasi nanoteknologi pada tekstil yang
paling berkembang saat ini adalah pada tahap proses
penyempurnaan. Proses penyempurnaan tekstil
adalah salah satu proses yang ada pada rangkain
proses pembuatan bahan tekstil. Serat sebagai bahan
utama tekstil diolah sedemikian rupa sehingga
menjadi kain jadi yang kemudian bisa lakukan proses
penyempurnaan. Proses penyempurnaan dapat
dilakukan dengan nano-emulsifikasi yang dapat
memberi efek kimia kepada serat lebih baik
dibandingkan metode tradisional. Senyawa kimia
dapat secara langsung dan inheren terikat pada serat
pada skala nano, dimana metode konvensional yang
biasanya menggunakan pengikat atau pelapis hanya
dapat mengaplikasikan senyawa kimia pada
permukaan saja. Tahapan yang dilewatinya antara
lain adalah pemintalan, pertenunan / perajutan,
persiapan penyempurnaan, pencelupan / pencapan,
penyempurnaan dan pembuatan pakaian jadi.
Aplikasi nanoteknologi ini memungkinkan
tekstil untuk bersifat multifungsi dan menghasilkan
kain dengan fungsi khusus, misalnya anti UV, anti

bakteri, penyerap atau anti infra merah dan anti api.


Kain-kain seperti ini digunakan untuk pembuatan
seragam militer, pakaian medis dan seragam
pemadam kebakaran.
Oksida logam berskala nano seperti TiO2,
Al2O3, ZnO, dan MgO memiliki kemampuan fotokatalitik, konduktivitas elektrik, absorpsi UV, dan
kapasitas fotooksidasi terhadap senyawa kimia atau
spesies biologi. Kain yang diproses dengan oksida
logam ini akan menghasilkan sifat antimikroba,
dekontaminasi sendiri (membersihkan diri sendiri )
dan menghambat UV. Pelapis nano TiO2 ketika ada
sinar UV akan mengoksidasi banyak bahan organik
menjadi partikel yang lebih kecil seperti CO2 dan air.
Sifat ini merupakan potensi aplikasi yang dapat
menghasilkan kain fotokatalis antibakteri yang
mampu membersihkan sendiri dari pengotor organik,
polutan lingkungan dan mikroorganisme yang
membahayakan. Kain fotokalis adalah kain dari hasil
proses fotokatalis. Secara definisi Fotokatalisis
adalah suatu proses tranformasi kimia yang dibantu
oleh adanya cahaya dan material katalis. Salah satu
aplikasi dari proses fotokatalisis ini adalah pada
pembuatan nano perak dari perak nitrat yang
kemudian
bisa
digunakan
untuk
proses
penyempurnaan tekstil anti bakteri.
Nano perak merupakan salah satu produk
berbasis nanoteknologi yang bersifat anti bakteri dan
anti
virus.
Kemampuan
nano
perak
ini
menjadikannya menjadi sangat membantu dalam hal
mengatasi berbagai masalah yang ditimbulkan oleh
bakteri dan virus. Salah satu kemampuannya ini
diaplikasikan pada proses pemyempurnaan tekstil
anti bakteri. Akan tetapi untuk dapat dilakukan proses
penyempurnaannya, nano perak haruslah dirubah
menjadi bentuk koloid. Kemampuan alami dari nano
perak ini berlangsung dengan merusak dan
menembus dinding sel bakteri, kemudian akan masuk
kedalam gugus tol bakteri dan berikatan dengan
gugus sulfildril pada bakteri sehingga akan mencegah
produksi enzyme pada bakteri. Selanjutnya partikel
perak akan menghambat pertumbuhan DNA dan
akhirnya bakteri mati.
Salah satu alasan kenapa perak harus dibuat
menjadi kebentuk nano adalah karena bakteri, virus
dan mikroorganisme lainnya berukuran sangat kecil.
Sehingga supaya perak bekerja lebih efektif dan
efisien, maka harus dirubah kebentuk nano.
U.S. Patent and Trademark Office (USPTO)
lembaga paten Amerika telah mencatat pemanfaatan
nanoteknologi di bidang tekstil dengan nomer paten
USPTO No. 2003/0013369 yaitu bahan tekstil yang
memiliki kemampuan untuk melepaskan wewangian,
biosida, dan anti-jamur secara terkendali melalui
pembentukan ikatan kovalen antara serat tekstil
dengan partikel nano yang bersifat textile reactive.
Proses nanoteknologi digunakan untuk merekayasa

sifat serat tekstil agar memiliki kemampuan dan nilai


fungsi yang tinggi. Beberapa pusat penelitian di
berbagai negara saat ini terus mengembangkan
material tekstil dengan kemampuan luar biasa.
Berikut beberapa produk smart textile yang telah
dikembangkan di berbagai Negara, yaitu Intelligent
knee-sleeve yang dihasilkan oleh Intelligent Polymer
Research Institute dan Biomedical Science di
Universitas Wollongong bekerjasama denganCSIRO
Textiles and Fibre Technology (masing-masing adalah
lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian
terkemuka di Australia). Disini telah dikembangkan
suatu pembungkus lutut yang biasa dikenakan para
atlet dengan fungsi dan kemampuan khusus sebagai
alat berlatih untuk melakukan gerakan-gerakan yang
aman, efisien dan efektif. Pembungkus tersebut
dilapisi dengan bahan polimer konduktif dan dilengkapi serangkaian sensor yang dapat mendeteksi
perubahan
bentuknya. Pembungkus
akan
mengeluarkan bunyi bila tekukan lutut ada pada
posisi terbaik.
Berikutnya adalah SOFTswitch yang
merupakan sebuah perusahaan di Inggris yang
mengkhususkan kegiatannya pada pengembangan
kain dengan teknologi peka sentuhan dan interaktif.
Dengan memanfaatkan nanoteknologi suatu bahan
tekstil dimungkinkan untuk berfungsi sebagai
antarmuka pengendali berbagai macam perangkat
elektronik menggantikan tombol-tombol atau saklar
yang biasa kita kenal, keypads, dankeyboards.
Kemungkinan aplikasinya bisa berupa sebuah jaket
yang berhubungan dengan telepon seluler, remote
control televisi yang dijahitkan pada lengan kursi,
atau bisa juga saklar lampu penerangan rumah yang
ditanamkan pada kain tirai atau karpet.
Ketiga adalah Interactive Jacket yang
merupakan sebuah produk jaket yang diintegrasikan
dengan peralatan komunikasi dan GPS (Global
positioning System). Dengan menggunakan jaket ini
maka pemakai dapat mendengarkan musik MP3,
melakukan
komunikasi, dan diketahui
lokasi
keberadaannya.
Selanjutnya
adalah
pakaian
untuk
memonitor kesehatan tubuh. Pakaian ini dapat
digunakan untuk mengukur dan memonitor detak
jantung, pernafasan, aliran darah, suhu badan selama
24 jam penuh selama di pakai.
Berbagai aplikasi smart textile untuk
pakaian kesehatan
(Inteligent biomedical
cloth/
Health monitoring cloth), Pakaian elektronik
(entertainment/electronic cloth), pakaian militer,
pakaian keselamatan (safety cloth) dan wearable
computer akan terus berkembang sesuai kebutuhan
untuk memenuhi fungsi-fungsi khusus lainnya.
Sedangkan implementasi produk Smart Textile di
Indonesia boleh dikatakan masih sebatas wacana
ataupun baru menjadi wawasan teknologi namun

tetap perlu dicermati dan antisipasi untuk merancang


pengembangan produk tekstil dan fashion ke depan.
Dengan penggunaan nanoteknologi pada
tekstil membuat bahan teksil tersebut menjadi mudah
dibersihkan, anti bau, anti bakteri, anti UV, anti
inframerah, anti api dan sebagainya seperti telah
disebutkan diatas. Tetapi akhir-akhir ini para peneliti
mengingatkan bahwa tidak semua produk tekstil yang
anti bau akan aman bagi lingkungan. Hal ini karena
pada produk tersebut mengandung perak. Dimana
pada saat pencucian, jika produk kurang bagus, perak
akan terikut ke air cucian. Hal ini bisa menyebabkan
efek negatif pada biota air.
Pengembangan dan aplikasi produk smart
textile akan terus berkembang seiring kemajuan
teknologi di berbagai bidang. Untuk pengembangan
produk smart textile dibutuhkan integrasi dan
kolaborasi antar disiplin ilmu seperti elektronika,
mesin, kimia, kesehatan dan tekstil. Ke depan
penelitian tentang rekayasa serat melalui aplikasi
nanoteknologi
perlu
dikembangkan
agar
menghasilkan produk-produk tekstil yang berkualitas,
bernilai fungsi tinggi dan inovatif. Oleh karena itu
pengembangan penelitian di bidang tekstil perlu
diarahkan pada rekayasa molekul serat-serat alam
sehinggga memiliki sifat sifat serat sintetis, rekayasa
molekul serat sintetis sehingga menyerupai sifat serat
alam, perpaduan serat alam dan sintetis sehingga
menjadi bahan komposit yang bersifat unggul untuk
aplikasi di berbagai bidang, pengintegrasian berbagai
peralatan elektronik (mikroelektronik sistem) ke
dalam struktur tekstil/fashion (Interactive fashion),
dan pengembangan Conductive Fiber.
REFERENCES
Pratama,
Mochammad
Adam,
Nanokomposit dalam Bidang Tekstil.

(2012),

Qian, Lei, Hinestroza, Juan P. (2004), Application


of Nanotechnology for High Performance
Textile, Journal of Textile and Apparel,
Technology and Management, Volume 4, Issue 1,
Summer 2004.
Noor Fitrihana. Pakaian Cerdas Fashion sebagai
Media
Penerapan
Teknologi.
http://batikyogya.wordpress.com/2008/08/19/pak
aian-cerdas-fashion-sebagai-media-penerapanteknologi/. Diakses pada 17 Maret 2013 pada
pukul 19.30
http://digilib.its.ac.id/public/ITS
mengunakaUndergraduate-16337-Chapter1-739605.pdf.
diakses pada 15 Maret 2013 pada pukul 19.00
WIB

Menezes, Edward, 2003. Smart Textile. Pakistan


Textile
Journal,
February
2003.
www.ptj.com diakses pada 18 Maret 2013
pada pukul 20.10 WIb

Anda mungkin juga menyukai