Anda di halaman 1dari 14

Studi kasus

DANAU LIDO BOGOR TERCEMAR TIMBAL

PAPER
diajukan guna memenuhi ujian take home Toksikologi Lingkungan

Oleh:
Dwi Betari Karlina 122110101065

BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN


KESELAMATAN KERJA
PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2015

Kasus :

Peneliti IPB Temukan Kadar Timbal yang Tinggi di Danau


Lido Bogor

Sabtu, 6 Juni 2015 | 12:37


detikNews - Jakarta, Masyarakat di sekitar danau Lido, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat, kini harus lebih memperhatikan lingkungannya. Peneliti Institut Pertanian
Bogor (IPB) menemukan fakta bahwa ada konsentrasi zat timbal (Pb) yang tinggi
di danau wisata tersebut.
Para peneliti dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) yakni Tyas
Dita Pramesthy, Yusli Wardiatno dan Majariana Krisanti menguji tingkat
pencemaran logam berat di Danau Lido pada tahun 2014 lalu.
Tujuan awal penelitian adalah mendeskripsikan pengaruh logam berat terhadap
kecacatan morfologi dari larva chironomid, yaitu larva sejenis serangga yang
bentuk tubuh dewasanya mirip nyamuk tetapi tidak menggigit. Larva tersebut
kerap jadi makanan ikan.
Penelitian diawali dengan pengukuran kandungan Pb dan Hg di dalam perairan.
Ada dua bagian danau yang diukur kandungan logam beratnya, yaitu di area dekat
sawah (inlet danau) dan di area karamba jaring apung/KJA (outlet danau).

Hasilnya sebagai berikut:


"Kandungan merkuri (Hg) di kedua area tersebut di bawah 0,002 mg/L (baku
mutu 0,00r mgL). Sebaliknya timbal (Pb) untuk area sawah 0,190 mg/L dan area
KJA 0,083 mg/L," kata Maja, salah seorang peneliti saat dikonfirmasi detikcom,
Sabtu (6/6/2015).
Angka itu masuk dalam kategori tinggi dan membahayakan. Sebab level Pb dalam
baku mutu peruntukan kelas III di PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air adalah 0,03 mg/L.
"Dalam penelitian kami ditemukan adanya kecacatan pada gigi larva chironomid.
Juga ditemukan kandungan Pb yang cukup besar (90,44 sampai 427,78 mg/L)
dalam tubuh larva chironomid," tambahnya.
Chironomida dapat digunakan dalam mengkaji aspek biologi untuk mendeteksi
adanya pencemaran logam berat di lingkungan perairan. Larva Chironomida dapat
tumbuh di dalam lingkungan perairan dalam keadaan tinggi kandungan kimia,
fisika maupun biologi sehingga larva tersebut dapat digunakan untuk
merefleksikan degradasi lingkungan.
Danau Lido selama ini dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan, seperti keramba
jaring apung (KJA), wisata perahu dan rumah makan apung. Namun Maja belum
bisa memastikan dari mana limbah timbal itu berasal. Menurutnya, butuh
penelitian lanjutan untuk mengusut masalah ini.
"Penelitian terhadap sumber Pb cukup banyak. Bisa secara alamiah maupun akibat
kegiatan manusia. Dari kegiatan manusia antara lain aktivitas industri metal, aki,
bahan kimia dalam proses pembuatan bahan bakar minyak, beberapa jenis cat, dan
berbagai kegiatan lain," jelasnya.
Dari hasil ini tim peneliti menyimpulkan bahwa Danau Lido telah mengalami
pencemaran logam timbal (Pb). Pencemaran tersebut menyebabkan terjadinya
respons morfologi pada larva Tanypodinae yaitu berupa deformitas ligula. (mad)

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Menurut Chandra (2012:6), pencemaran lingkungan adalah masuk atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam


lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan akibat kegiatan manusia atau
akibat proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun sampai ketingkatan
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya.
Bahan pencemar yang masuk ke lingkungan akan berinteraksi dengan satu
atau lebih komponen lingkungan. Perubahan komponen lingkungan secara fisika,
kimia dan biologi sebagai akibat dari adanya bahan pencemar akan
mengakibatkan perubahan nilai lingkungan yang disebut dengan perubahan
kualitas lingkungan. Limbah yang mengandung bahan pencemar akan mengubah
kualitas lingkungan bila lingkungan tersebut tidak mampu memulihkan
kondisinya sesuai dengan daya dukung yang ada padanya (Kristanto, 2004:167).
Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan merupakan suatu proses
yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia
(Darmono, 1995:9). Logam berat merupakan unsur kimia sebagai bahan penyebab
pencemaran air. Logam memasuki hidrosfer dari beragam sumber, secara alami
atau disebabkan oleh manusia (Connel, 2006:344). Logam-logam berat yang
terlarut dalam badan perairan pada konsentrasi tertentu dan berubah fungsi
menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan (Palar, 2004:37).
Adanya logam berat di perairan berbahaya baik secara langsung terhadap
kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan
manusia. Toksisitas logam pada manusia menyebabkan beberapa akibat negatif,
terutama timbulnya kerusakan jaringan, terutama jaringan detoksikasi dan eksresi

(hati dan ginjal) (Darmono, 1995:95). Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam
berat yaitu sulit terurai, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan
dan dalam jaringan biota-biota perairan.
Salah satu bahan pencemar pada perairan adalah logam berat Timbal (Pb).
Timbal merupakan salah satu polutan yang berbahaya bukan hanya bagi
lingkungan dan makhluk hidup dan juga dapat mengancam kesehatan manusia.
Timbal dapat terakumulasi pada lingkungan serta tidak dapat terurai melalui
biodegradasi. Timbal mencemari lingkungan sebagian besar disebabkan oleh
aktivitas manusia.
Danau Lido yang terletak di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat telah tercemar timbal dengan kadar yang sangat tinggi dan telah
berlangsung selama puluhan tahun. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsentrasi Timbal pada Danau Lido cukup tinggi yaitu 0,08-0.19 mg/L dan
berimbas pada ekosistem danau dan makhluk hidup dalam air. pencemaran
tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan morfologi pada sejumlah biota air
yang ada di Danau Lido dan sekitarnya. Pemanfaatan Danau Lido untuk berbagai
kegiatan seperti keramba jaring apung (KJA), wisata perahu dan rumah makan
apung telah mengubah kualitas air pada Danau Lido. Kegiatan pabrik di sekitar
Danau Lido juga menjadi penyebab tercemarnya Danau Lido oleh timbal.
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan diatas, maka akan dilakukan
analisis kajian toksikologi secara mendalam tentang pencemaran timbal di Danau
Lido.

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Paparan Timbal
Timbal pada tabel periodik unsur kimia termasuk dalam kelompok logam
golongan IV-A. Timbal mempunyai nomor atom (NA) 82 dan berat atom (BA)
207,2 merupakan suatu logam berat berwarna kelabu kebiruan dengan titik leleh
327 oC dan titik didih 1.725 oC. Pada suhu 550-600 o C timbal menguap dan
membentuk oksigen dalam udara lalu membentuk timbal oksida. Merupakan
logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, mempunyai kerapatan
yang lebih besar dibandingkan logam-logam biasa, kecuali emas dan merkuri,
merupakan logam yang lunak sehingga dapat dipotong dengan menggunakan
pisau atau dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah. Walaupun bersifat
lunak dan lentur, timbal sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut
dalam air dingin, air panas, dan air asam. Timbal dapat larut dalam asam nitrit,
asam asetat, dan asam sulfat pekat.
Timbal atau plumbum (Pb) adalah metal kehitaman. Dahulu Pb digunakan
sebagai konstituen di dalam cat, baterai, dan saat ini banyak digunakan dalam
bensin. Pb organik (TEL=tetra ethyl lead) sengaja ditambah ke dalam bensin
untuk meningkatkan nilai oktan (Slamet, 2009:117). Timbal pada awalnya adalah
logam berat yang secara alami terdapat di dalam kerak bumi. Namun, timbal juga
dapat berasal dari kegiatan manusia bahkan mampu mencapai jumlah 300 kali
lebih banyak dibandingkan Pb alami (Widowati, 2008:109). Timbal adalah logam
yang mendapat perhatian karena bersifat toksik melalui konsumsi makanan,
minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb. Intoksikasi Pb bisa terjadi
melalui jalur oral, makanan, minuman, pernafasan, kontak lewat kulit, kontak
lewat mata, serta lewat parental (Rahde dalam Widowati, 2008:110).
Sumber pencemaran timbal yang mencemari Danau Lido tersebut masih
belum bisa dipastikan. Pencemaran tersebut diduga disebabkan secara alamiah

maupun karena kegiatan manusia. Pemanfaatan Danau Lido untuk berbagai


kegiatan manusia seperti keramba jaring apung (KJA), wisata perahu dan rumah
makan apung telah mengubah kualitas air pada Danau Lido menjadi tinggi kadar
timbalnya. Selain itu, Pencemaran timbal pada Danau Lido juga disebabkan
karena kegiatan pabrik-pabrik disekitarnya.
2.2 Kemodinamika Timbal
2.2.1 Proses Interaksi Timbal di Udara
Timbal yang mencemari udara terdapat dalam bentuk padatan atau
partikel. Pb di udara berasal dari buangan gas kendaraan bermotor yang
merupakan hasil sampingan dari pembakaran mesin-mesin kendaraan dari
senyawa tetrametil-Pb dan tetraetil-Pb dalam bahan bakar perahu serta kendaraan
bermotor yang biasa digunakan masyarakat di lingkungan Danau Lido. Emisi Pb
dari pembakaran mesin menyebabkan jumlah Pb udara dari asap buangan
kendaraan meningkat sesuai meningkatnya jumlah kendaraan motor yang
digunakan. Selain itu, Pb di udara juga berasal dari cerobong-cerobong pabrik
disekitar Danau Lido. Asap yang berasal dari cerobong pabrik hingga kenalpot
kendaraan tersebut melepas Pb ke udara. Sebagian di antaranya akan membentuk
partikulat di udara bebas dengan unsur-unsur lain, sedangkan sebagian lainnya
akan menempel dan diserap oleh daun tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan
Danau Lido. Arus angin akan menerbangkan debu dan partikulat yang
mengandung Pb tersebut. Debu dan partikulat tersebut menumpuk pada lapisan
atmosfer, dan dibawa turun oleh hujan sehingga akan masuk ke badan perairan
dan mencemari Danau Lido.
2.2.2

Proses Interaksi Timbal di Air


Logam timbal dapat berada di perairan Danau Lido baik secara alami

maupun sebagai dampak dari kegiatan manusia. Logam timbal masuk ke perairan
melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan. Selain itu, proses
korofikasi dari batuan mineral merupakan salah satu jalur masuknya sumber Pb ke
perairan. Pada perairan tawar, bentuk umum Pb yang sering dijumpai adalah
timbal karbonat dan kompleks timbal organik dan bentuk ion bebas jumlahnya

sedikit. Penurunan pH air menyebabkan daya racun logam berat semakin besar,
kesadahan tinggi dapat mengurangi toksisitas logam berat karena akan
membentuk senyawa kompleks yang mengendap pada dasar perairan.
Senyawa Pb yang ada dalam badan perairan dapat ditemukan dalam bentuk
ion-ion divalent atau ion-ion tetravalent (Pb2+, Pb4+). Ion Pb divalent (Pb2+)
digolongkan ke dalam kelompok ion logam kelas antara, sedangkan ion Pb
tetravalent

(Pb4+)

Pengelompokan

digolongkan

ion

logam

ini

dalam

kelompok

dibuat

oleh

ion

logam

Richardson.

kelas

B.

Berdasarkan

pengelompokan ion Richardson tersebut, ion Pb tetravalent memiliki daya racun


yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan ion Pb divalent. Namun, pada
beberapa penelitian menunjukkan bahwa ion Pb divalent lebih berbahaya
dibandingkan dengan ion Pb tetravalent (Palar, 2004:80-81).
2.3 Media Transport Timbal
2.3.1 Udara
Pada Danau Lido, jumlah Pb di udara mengalami peningkatan akibat
kendaraan bermotor yang semakin meningkat di kawasan Danau Lido. Asap yang
berasal dari cerobong pabrik sampai pada kenalpot kendaraan telah melepaskan
Pb ke udara. Hal ini berlangsung terus-menerus setiap hari, sehingga kandungan
Pb naik secara sangat mencolok. Emisi Pb ke udara dapat berupa gas atau partikel
sebagai hasil samping pembakaran yang kurang sempurna dalam mesin kendaraan
bermotor. Semakin kurang sempurna pembakaran dalam mesin kendaraan
bermotor, maka akan semakin banyak pula jumlah Pb yang diemisikan ke udara.
2.3.2 Air
Logam Pb dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan perairan
Danau Lido secara alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas manusia. Secara
alamiah, Pb dapat masuk ke badan perairan melalui pengkristalan Pb di udara
dengan bantuan air hujan. Selain itu, proses korosifikasi dari batuan mineral
akibat hempasan gelombang dan angin, juga merupakan salah satu jalur sumber
Pb yang akan masuk ke dalam badan perairan.

Logam Pb yang masuk ke badan perairan yang merupakan dampak dari


aktivitas kehidupan manusia, di antaranya adalah air buangan (limbah) dari
industri yang berkaitan dengan Pb, air buangan dan pertambangan bijih timah dan
buangan sisa industri baterai. Buangan-buangan tersebut akan jatuh pada jalurjalur perairan seperti anak-anak sungai untuk kemudian akan dibawa terus menuju
lautan. Umumnya jalur buangan dari bahan sisa-sisa industri yang menggunakan
Pb akan merusak tata lingkungan perairan yang dimasukinya (menjadikan sungai
dan alurnya tercemar).
2.4 Efek Toksik Timbal
2.4.1 Bagi Lingkungan
Adanya timbal yang mencemari Danau Lido dapat menyebabkan menurunnya
kualitas lingkungan di Danau Lido, dapat menyebabkan kerusakan tata
lingkungan dan menyebabkan terganggunya ekosistem perairan di daerah tersebut.
Adanya timbal dalam perairan akan mengganggu kehidupan organisme yang ada
di dalamnya. Timbal yang berada dalam lingkungan perairan dapat mengendap
pada sedimen serta juga dapat larut dalam air sehingga mempengaruhi ekositem
didalamnya. Timbal yang berada di dalam air dapat masuk ke dalam tubuh
organisme perairan serta akan masuk ke dalam tubuh manusia. Jika air Danau
Lido tersebut digunakan untuk kegiatan pertanian, maka timbal tersebut dapat
masuk dan mencemari tanaman pertanian. Timbal merupakan salah satu logam
berat non esensial yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan keracunan
(toksisitas) pada makhluk hidup. Racun ini bersifat kumulatif, artinya sifat racun
ini akan timbul apabila terakumulasi dalam jumlah yang cukup besar dalam tubuh
makhluk hidup.
2.4.2

Bagi Organisme
Pencemaran logam berat dapat menyebabkan pengaruh negatif terhadap

organisme pada daerah tersebut. Organisme perairan merupakan kelompok


organisme pertama yang mengalami dampak secara langsung akibat pencemaran
logam Pb di perairan. Tanypodinae merupakan salah satu kelompok Chironomida

yang dapat digunakan dalam mengkaji aspek biologi untuk mendeteksi adanya
pencemaran logam berat di lingkungan perairan. Tanypodinae merupakan
serangga air yang dapat digunakan sebagai bioindikator dan akan menunjukkan
perubahan morfologi akibat pencemaran. Selain itu, larva Chironomida tersebut
dapat tumbuh di dalam lingkungan perairan dalam keadaan tinggi kandungan
kimia, fisika, maupun biologi sehingga larva tersebut dapat digunakan untuk
merefleksikan degredasi pencemaran lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa konsentrasi timbal di Danau Lido cukup tinggi, yaitu, 0,08-0,19 mg/L
sehingga berpengaruh terhadap organisme yang ada di Danau Lido.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor
(IPB), pencemaran timbal pada Danau Lido telah menyebabkan terjadinya respon
morfologi pada larva Tanypodinae yaitu berupa deformitas ligula. Berdasarkan
pengamatan bentuk ligula pada Tanypodinae yang diperoleh, diketahui bahwa
larva tersebut telah mengalami deformitas akibat pencemaran timbal pada Danau
Lido. Dalam beberapa penelitian sebelumnya, peningkatan kandungan logam
berat di perairan berkolerasi positif terhadap peningkatan persentase kecacatan
morfologi pada Chironomida. Logam timbal tidak langsung mematikan organisme
tersebut melainkan membuat cacat, karena timbal yang bersifat karsinogenik.
Larva Tanypodinae yang mengandung timbal tersebut apabila dimakan ikan, maka
timbal tersebut akan terakumulasi pada tubuh ikan dan menjadi racun apabila ikan
tersebut dimakan oleh manusia.
Dampak pencemaran timbal terhadap organisme lainnya belum diketahui
karena belum dilakukan penelitian terkait hal tersebut. Namun jika dilihat dari
tingginya kadar timbal dan lamanya pencemaran yang terjadi di Danau tersebut,
kemungkinan terjadinya kecacatan pada organisme lain bisa terjadi. Timbal yang
terlarut dalam air dapat membahayakan kehidupan organisme didalamnya. Hal
tersebut disebabkan karena timbal yang bersifat bioakumulatif. Toksisitas logam
Pb dapat memberikan pengaruh terhadap laju pertumbuhan, semakin lama
pemaparan timbal maka semakin menurun laju pertumbuhan ikan yang terpapar
Pb. Timbal dapat menutupi lapisan mukosa pada organisme akuatik, dan
selanjutnya dapat menyebabkan sufokasi. Toksisitas akut timbal terhadap

beberapa jenis ikan air tawar berkisar antara 0,5-10 mg/L (Moore, dalam Effendi
2003:202-203).
2.4.3

Bagi Masyarakat
Pb dapat membahayakan kesehatan masyarakat di sekitar Danau Lido

karena akumulasi timbal dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan gangguan


pada otak dan ginjal, serta kemunduran mental pada anak yang sedang tumbuh.
Gangguan tersebut dapat berlangsung dalam jangka panjang. Pb dapat masuk ke
dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman, udara, kontak dengan kulit,
kontak lewat mata, serta lewat parental. Di dalam tubuh manusia sebagian kecil
Pb dieksresikan melalui urine atau feses karena sebagian terikat dengan protein,
sedangkan sebagian lagi akan terakumulasi dalam berbagai organ dalam tubuh.
Toksisitas Pb bersifat kronis dan akut. Toksisitas kronis sering dijumpai
pada pekerja tambang dan pekerja pemurnian logam, pabrik mobil (proses
pengecatan), pembuatan baterai, percetakan, pelapisan logam, dan pengecatan.
Paparan Pb secara kronis dapat menyebabkan kelelahan, kelesuan, gangguan
iritabilitas, gangguan gastrointestinal, kehilangan libido, infertilitas pada laki-laki,
gangguan menstruasi serta aborsi spontan pada wanita, depresi, sakit kepala, sulit
berkonsentrasi, daya ingat terganggu dan sulit tidur (Widowati, 2008:121).
Keracunan Pb menimbulkan suatu gejala yang berbeda pada setiap individu
baik pada anak maupun orang dewasa. Gejala yang khas dari keracunan Pb ini
dibagi menjadi 3 bentuk yaitu :
a) Gastroenteritis
Ini disebabkkan oleh reaksi rangsangan garam Pb pada mukosa sluran
pencernaan sehingga menyebabkan pembengkakan, dan gerak kontraksi
rumen dan usus terhenti, peristaltik usus menurun sehingga terjadi
konstipasi dan kadang-kadang diare.
b) Anemia
Timbal tebawa dalam darah dan lebih dari 95% berikatan dengan
eritrosit. Hal tersebut menyebabkan sel darah merah lebih mudah pecah
dan berpengaruh terhadap sintesis Hb, sehingga menyebabkan anemia.
Anemia ini ditandai dengan anisositosis, polikromasia, jumlah retikulosit

naik dan juga sel darah merah bernukleus. Ditemukannya basofilik


stipling merupakan ciri khusus keracunan Pb.
c) Encefalopati
Timbal menyebabkan kerusakan sel endotel dan kapiler darah diotak.
Pada umumnya barier darah otak sangat mudah dilalui (permeabel) oleh
air, CO2 dan O2, tetapi sedikit permeabel terhadap elektrolit seperti Na,
Cl, dan K, dan tidak dapat dilalui (impermeabel) oleh sulfur dan logam
berat. Tetapi saat sel endotelial rusak, bentuk protein yang berukuran
besar dapat lewat dan masuk ke dalam otak. Tekanan osmosis cairan
ekstraseluler yang memenuhi otak mengakibatkan oedema otak. Kapiler
otak ini sangat peka terhadap keracunan Pb.
(Darmono, 1995:64-65).
Kandungan Pb dalam darah berkolerasi dengan tingkat kecerdasan manusia.
Semakin tinggi kadar Pb dalam darah maka semakin rendah poin IQ. Pada wanita
hamil, logam Pb mampu melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk ke
dalam sistem peredaran darah janin. Setelah bayi lahir, Pb akan keluar bersama air
susu (Widowati, 2008:123). Menurut Darmono (1995:98) gejala keracunan timbal
pada anak-anak dalam dosis yang kecil dan berlangsung terus-menerus dapat
menyebabkan neurotoksik (racun saraf) dan kelainan tingkah laku. Bayi dan anakanak akan lebih peka terhadap toksisitas Pb daripada orang dewasa karena mereka
memiliki absorpsi Pb yang lebih intensif.
Pada orang dewasa, efek yang ditimbulkan akibat keracunan Pb adalah
beberapa gejala seperti sakit perut, gangguan saluran pencernaan, neuropati saraf
perifer, kelemahan otot terutama tangan dan kaki, lesu dan lemah, sakit kepala,
nafsu makan hilang dan berat badan menurun, anemia, hiperiritasi, gangguan
tidur, serta depresi (Darmono, 1995:100). Toksisitas Pb berpengaruh terhadap
sistem neurotransmitter. Pb menghambat pembebasan asetilkolin untuk transmisi
saraf, sehingga menyebabkan asetilkolin kurang berfungsi dalam peranannya
sebagai neurotransmitter. Sistem saraf perifer (tepi) juga terpengaruh akibat
toksisitas Pb. Pada orang dewasa dapat menyebabkan degenerasi akson dan sel

saraf dalam sumsum tulang belakang (spinal cord) dan sistem darah perifer
(Darmono, 1995:101).

DAFTAR PUSTAKA
Chandra, B. 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.
Darmono. 1995. Logam dalam Sitem Biologi Makhluk Hidup. Bogor: Universitas
Indonesia Press.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Kristanto, P. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.
Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Slamet, J. S. 2009. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Widowati, dkk. 2008. Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan
Pencemaran. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
http://news.detik.com/berita/2935050/peneliti-ipb-temukan-kadar-timbal-yangtinggi-di-danau-lido-bogor [diakses tanggal 20 Desember 2015]

Anda mungkin juga menyukai