Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

RABIES

I. Definisi
Rabies disebut juga hidrofobia adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh
infeksi dengan virus rabies (penyakit penyakit infeksi, Dr. Soedarto.DTMH, PHD).
Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi akut pada susunan
syaraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan
hewan penular rabies terutama anjing, kucing dan kera. (Direktorat Jendral
Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dep-Kes RI 2007).

II. Patogenesis
Setelah virus rabies masuk melalui luka gigitan maka selama 2 minggu
virus tetap tinggal pada tempat masuk dan didekat sekitarnya kemudian bergerak
mencapai ujung-ujung serabut syaraf posterior tanpa menunjukan perubahanperubahan fungsinya. Masa inkubasi bervariasi yaitu berkisar 2 minggu sampai 2
tahun tetapi pada umumnya 3-8 minggu tergantung dengan jarak yang harus
ditempuh oleh virus sebelum mencapai otak.
Sesampainya di otak virus kemudian memperbanyak diri dan menyebar
luas dalam semua bagian neuron-neuron terutama mempunyai predileksi khusus
terhadap sel-sel system limbik, hipotalamus dan batang otak.
Setelah memperbanyak diri dalam neuron-neoron sentral kemudian virus
bergerak kearah perifer dalam serabut syaraf eferen dan pada syaraf volunter
maupun syaraf otonom. Dengan demikian virus ini menyerang hampir tiap organ
dari jaringan di dalam tubuh dan berkembang biak dalam jaringan-jaringan seperti
kelenjar ludah, ginjal dan lain sebagainya.

III. Gejala Klinis


A. Stadium Prodromal
Gejala-gejala awal berupa demam/malaise, mual dan rasa nyeri di tenggorokan
selama beberapa hari.
B. Stadium Sensoris
Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas
luka gigitan kemudian disusul dengan gejala cemas dan reaksi yang berlebihan
terhadap rangsang sensorik.
C. Stadium Eksitasi
Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala
hiperhidroses, hipersaliva, hiperlakrimasi, dan pupil dilatasi.
Pada stadium ini penyakit mencapai puncaknya, yang sangat khas ialah
adanya macam-macam fobi, yang sangat terkenal diantaranya ialah hidrofobi.
Kontraksi otot-otot faring dan otot-otot pernafasan dapat pula ditimbulkan oleh
rangsangan sensorik seperti meniupkan udara kemuka penderita atau dengan
menjatuhkan sinar dimata atau dengan menepuk tangan di dekat terlinga
penderita.
Pada stadium ini dapat terjadi apnoe, sianosis, konvulsa, dan takikardi. Tingkah
laku penderita tidak rasional, kadang-kadang maniakal disertai dengan saatsaat responsife.
Gejala-gejala eksitasi ini dapat terus berlangsung sampai penderita meninggal,
tetapi pada saat dekat kematian justru lebih sering terjadi otot-otot melemas
hingga terjadi paresis flaksid otot-otot.
D. Stadium Paralysis
Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi, kadangkadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis
otot-otot yang besifat progresif. Hal ini karena gangguan sum-sum tulang
belakang yang memperlihatkan gejala-gejala paralysis otot-otot pernapasan.

IV. Penanganan Luka Gigitan Hewan Penular Rabies

Setiap ada kasus gigitan hewan penular rabies harus ditangani dengan
cepat dan sesegera mungkin, untuk mengurangi dan mematikan virus rabies yang
masuk pada luka gigitan, usaha yang paling efektif adalah mencuci luka gigitan
dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau detergent selama 10-15 menit
kemudian diberi antiseptik (alcohol 70%, bethadine, obat merah, dan lain-lain).
Meskipun pencucian luka menurut keterangan penderita sudah dilakukan namun
dipuskesmas pembantu / puskesmas / rumah sakit harus dilakukan kembali
pencucian luka seperti diatas.

Anda mungkin juga menyukai