GANGGUAN KESADARAN
GANGGUAN ATENSI
GANGGUAN SUGESTIBILITAS
Folie a deux : gangguan emosional yang terkait (communicated) pada 2 atau 3 orang
Hipnosis : modifikasi kesadaran yang diinduksi secara buatan, ditandai dengan peningkatan
sugestibilitas
Appropriate affect : kondisi dimana keserasian irama emosional seseorang sesuai dengan
gagasan pikiran pembicaraan
Inappropriate affect : ketidakserasian antara irama perasaan dan gagasan, pikiran, atau
pembicaraan
Afek tumpul : gangguan pada afek dimana manifestasi ekspresi perasaan sangat berkurang
Afek terbatas : pengurangan ringan ekspresi perasaan, kurang parah dibandigkan afek
tumoul, namun penguranganya cukup jelas.
Afek datar : tidak ada atau hampir tidak ada tanda-tanda ekspresi afektif, suara monoton,
wajah imobil
Afek labil : perubahan cepat dan tiba-tiba irama perasaan, tidak berhubungan dengan
stumulis eksternal
MOOD
EMOSI LAIN
Kecemasan : Perasaan ketakutan yang muncul oleh adanya dugaan bahwa yang mungkin
berasal dari dalam atau luar dirinya
Kecemasan yang mengambang bebas (free floating anxiety) : Rasa takut yang mendalam dan
tidak terpusatkan tidak berhubungan dengan suatu gagasan/ ide
Ketakutan : Kecemasan yang disebabkan oleh bahaya yang dikenali secara sadar dan
realistis/nyata
Agitasi : Kecemasan berat yang disertai kegelisahan motorik
Ketegangan Peningkatan aktivitas motorik dan psikologis yang tidak menyenangkan
Panik : Serangan kecemasan yang akut, episodic, dan kuat yang disertai perasaan takut mati
yang sangat disertai gejala otonom
Apatis : Irama emosi yang tumpul dan disertai menarik diri atau ketidakacuhan
Ambivalensi : Terdapat secara bersama-sama dua impuls yang berlawanan terhadap hal yang
sama pada satu orang dan waktu yang sama
Abreaksi : Pelepasan emosi setelah mengingat pengalaman yang menyakitkan.
Rasa malu : kegagalan membangun pengharapan diri.
Rasa bersalah : Emosi sekunder akibat melakukan sesuatu yang dianggap salah.
Impulse control : Kemampuan untuk melawan atau menentang dorongan impuls menjadi
suatu aksi atau tindakan.
Ineffability : keadaan gembira yang luar biasa dimana keadaan seseorang tidak dapat
digambarkan, tidak terkatakan, dan mustahil untuk disampaikan pada orang lain.
Akateksis : Hilangnya perasaan terhadap subjek yang umumnya menimbulkan perasaan
emosional.
Dekateksis : Melepaskan perasaan/emosi dari berbagai macam pikiran-pikiran, ide-ide
maupun orang-orang
Pseudosiesis : Keadaan yang jarang terjadi, dimana pasien mempunyai tanda-tanda dan
gejala kehamilan seperti distensi abdomen, pembesaran payudara, pigmentasi, menstruasi
berhenti, dan morning sickness
Bulimia : Perasaan sangat lapar dan selalu ingin makan
Adinamis : kondisi kelemahan dan keletihan
PERILAKU MOTORIK
Ekopraksia : Peniruan gerakan yang patologis pada seseorang.
Katatonia dan abnormalitas postural : Tampak pada skizofrenia katatonik dan beberapa
pasien dengan ensefalitis.
- Katalepsi : Istilah umum untuk suatu posisi yang tidak bergerak yang dipertahankan terus
menerus.
- Luapan katatonik : Aktivitas motorik yang teragitasi, tidak bertujuan, dan tidak dipengaruhi
oleh stimulus eksternal.
- Stupor katatonik : Penurunan aktivitas motorik yang nyata, sering imobilitas dan tidak
menyadari keadaan sekitarnya.
- Rigiditas katatonik : Pembentukan postur yang kaku yang disadari dan menentang segala
usaha untuk digerakkan.
- Posturing katatonik : Pembentukan postur yang tidak serasi / aneh yang disadari, biasanya
dipertahankan dalam waktu lama.
- Cerea fleksibilitas : seseorang dapat diatur dalam suatu posisi tertentu yang kemudian
dipertahankannya; anggota tubuh seakan akan dibuat dari lilin.
- Akinesia : Tidak terdapat pergerakan fisik seperti yang terdapat pada skizofrenia katatonik;
dapat juga terjadi sebagai efek samping ekstrapiramidal pada pengobatan antipsikotik.
Negativisme : Tahanan tanpa alasan terhadap semua usaha untuk menggerakkan atau semua
instruksi.
Katapleksi : Hilangnya tonus otot dan kelemahan yang sementara, dicetuskan oleh berbagai
keadaan emosional.
Stereotipik : Pola tindakan fisik atau bicara yang terfiksasi dan berulang.
Mannerisme : Pergerakan kecil yang tidak disadari yang menjadi suatu kebiasaan.
Otomatisme : Tindakan otomatis yang biasanya mewakili suatu aktivitas simbolik yang tidak
disadari.
Otomatisme perintah : Otomatisme mengikuti sugesti (disebut kepatuhan otomatis).
Mutisme : Tidak bersuara tanpa kelainan struktural.
Overaktivitas :
- Agitasi psikomotor : Aktivitas motorik dan kognitif yang berlebihan, biasanya tidak
produktif dan sebagai respon ketegangan diri sendiri.
- Hiperaktivitas (Hiperkinesis) : Tidak dapat diam, agresif, aktivitas dekstruktif, sering disertai
Korea : gerakan acak dan tanpa disadari, tersentak sentak dan gerakan- gerakan tidak
bertujuan
Kejang : kontraksi otot yang tidak disadari dan kasar atau kaku
Kejang klonik : kejang dimana otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara bergantian
Kejang tonik : kejang dimana otot-otot berkontraksi secara terus menerus
Bangkitan / seizure : satu serangan tiba-tiba dengan gejala tertentu seperti kejang, kehilangan
kesadaran, gangguan fisik atau sensorik, telrihat pada epilepsi dan dapat dipicu oleh
penggunaan zat
Bangkitan tonik-klonik umum : terjadi menyeluruh dari pergerakan tonik klonik pada
ekstremitas, lidah, tergigit dan inkontinensia, yang diikuti pemulihan perlahan
kesadaran dan fungsi kognitif, disebut juga bangkitan granmal atau psikomotor
Bangkitan parsial sederhana : dilokasikan pada puncak terjadinya bangkitan, tanpa
perubahan kesadaran
Bangkitan parsial kompleks : dilokasikan pada puncak terjaidnya bangkitan dengan
perubahan kesadaran
Distonia : kontraksi yang lambat dan terus menerus pada anggota gerak dan batang tubuh
Amimia : ketidak mampuan untuk membuat gerakan atau memahami gerakan yang dibuat
oleh orang lain
Gangguan mental : Sindrom perilaku atau psikologis yang bermakna secara klinis, disertai
dengan penderitaan atau ketidakmampuan, tidak hanya suatu respon yang diperkirakan dari
peristiwa tertentu atau terbatas pada hubungan antara seseorang dengan masyarakat
Psikosis : Ketidakmampuan untu membedakan kenyataan dari fantasi; gangguan RTA,
dengan menciptakan realitas baru (berlawanan dengan neurosis: gangguan mental dimana
RTA utuh, perilaku tidak jelas melanggar norma-norma sosial, relatif bertahan lama atau
rekuren tanpa pengobatan.
RTA : Pemeriksaan dan pertimbangan objektif tentang dunia di luar diri
Gangguan Pikiran Normal : Gangguan dalam bentuk pikiran dan isi pikiran; berpikir
ditandai dengan kekenduran asosiasi, neologisme, dan kontruksi yang tidak logis; proses
berpikir mengalami gangguan dan orang didefinisikan sebagai psikotik.
Berpikir tidak logis : Berpikir mengandung kesimpulan yang salah atau kontradiksi internal;
hal ini adalah patologis jika nyata dan tidak disebabkan oleh nilai budaya atau defisit
intelektual.
Dereisme : Aktivitas mental yang tidak sesuai dengan logika atau pengalaman.
Berpikir autistik : Preokupasi dengan dunia dalam dan pribadi; istilah ini digunakan agak
sama dengan dereisme.
Berpikir magis : Suatu bentuk pikiran dereistik; berpikir serupa dengan fase pra operasional
pada masa anak-anak, dimana pikiran, kata-kata, atau tindakan mempunyai kekuatan
(sebagai contoh, mereka dapat menyebabkan atau mencegah suatu peristiwa).
Proses berpikir primer : istilah umum untuk berpikir yang dereistik, tidak logis, magis,
normalnya ditemukan dalam mimpi, abnormal psikosis.
Emosional insight : tingkat yang dalam dari pengertian atau kewaspadaan yang seperti
mengendalikan perubahan positif pada kepribadian dan perilaku
Neologisme : kata baru yang diciptakan oleh pasien, seringkali dengan menggabungkan
suku kata dari kata-kata lain, untuk alasan keanehan psikologis
Word Salad : Campuran kata dan frase yang membingungkan
Sirkumtansialitas : Bicara tidak langsung yang lambat dalam mencapai tujuan tetapi
akhirnya tercapai juga; ditandai dengan pemasukan perincian-perincian dan tanda-tanda
kutip yang berlebihan
Tangensialitas : Ketidakmampuan untuk mempunyai asosiasi pikiran yang diarahkan ke
tujuan; pasien tidak pernah berangkat dari titik awal untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Inkoherensi : Pikiran yang biasanya tidak dapat dimengerti; seiring dengan pikiran atau katakata yang tidak logis atau tanpa tatabahasa, yang menyebabkan disorganisasi.
Persevarasi : Respon terhadap stimulus yang menetap setelah stimulus baru diberikan, sering
disertai dengan gangguan kognitif.
Verbigerasi : Pengulangan kata kata atau frasa- frasa spesifik yang tidak mempunyai arti.
Ekolalia : Pengulangan kata-kata atau frasa-frasa seseorang oleh orang lain secara
psikopatologi; cenderung berulang dan menetap, dapat diucapkan dengan mengejek atau
dengan intonasi terputus-putus.
Kondensasi : Penggabungan berbagai konsep menjadi satu.
Jawaban tidak relevan : Jawaban yang tidak harmonis dengan pertanyaan yang diajukan.
Asosiasi longgar : Aliran pikiran dimana gagasan-gagasan bergeser dari satu subjek ke
subjek lain dalam cara yang sama sekali tidak berhubungan; jika berat, bicara mungkin
membingungkan.
Keluar dari jalur : Penyimpangan yang mendadak dalam urutan pikiran tanpa hambatan;
seringkali digunakan bersamaan dengan asosiasi longgar.
Flight of ideas : Verbalisasi atau permainan kata-kata yang cepat dan terus menerus yang
menghasilkan pergeseran terus menerus dari satu ide ke ide lain ; ide ide cenderung
dihubungkan, dan dalam bentuk yang kurang parah , pendengar mungkin mampu untuk
mengikutinya.
Clang association : Asosiasi kata-kata yang mirip bunyinya tetapi berbeda artinya; kata- kata
tidak mempunyai hubungan logis, dapat termasuk sajak dan permainan kata.
Blocking : Terputusnya aliran berpikir secara tiba tiba sebelum pikiran atau gagasan
diselesaikan ; setelah suatu periode terhenti singkat,orang tampak tidak teringat apa yang
telah dikatakan atau apa yang akan dikatakan.
Glosolalia : Ekspresi pesan-pesan yang relevan melalui kata-kata yang tidak dapat dipahami;
tidak dianggap sebagai gangguan pikiran jika terjadi pada praktek keagamaan Pantekosta;
juga disebut kriptolalia.
o Waham kemiskinan : Keyakinan palsu bahwa pasien kehilangan atau akan terampas atas
semua harta miliknya.
Waham paranoid : Termasuk waham persekutori dan waham referensi, control dan kebebasan
(yang berasal dari ide paranoid)
o Waham presekutorik : Keyakinan palsu, merasa dirinya diganggu, ditipu atau disiksa;
kadang kadang ditemukan pada pasien yang memiliki tendensi patologis terhadap aksi
legal yang menyebabkan kesalahan pengobatan terhadap halusinasinya.
o Waham kebesaran : Gambaran kepentingan, kekuatan, atau identitas seseorang yang
berlebihan.
o Waham referensi : Keyakinan palsu bahwa perilaku orang lain merujuk pada dirinya
sendiri; benda, peristwa atau orang lain yang terlibat dan mempunyai arti yang tidak
biasa, umumnya dalam bentuk negative; berasal dari ide-ide referensi.
Waham tuduh diri : Perasaan palsu bahwa seseorang merasa berbuat salah.
Waham pengendalian : Perasaan palsu bahwa kemauan, pikiran atau perasaan pasien
dikendalikan oleh paksaan dari luar.
Thought withdrawal : Waham dimana pikiran pasien ditarik keluar oleh seseorang
Thought insertion : Waham dimana pikiran pasien tertanam dan dikendalikan oleh
seseorang dari luar.
Thought control : Waham dimana pikiran pasien dikendalikan orang lain.
Thought echo : Waham dimana pikiran pasien berulang ulang.
Waham kecemburuan : keyakinan palsu bahwa kekasih pasien adalah orang yang tidak jujur.
Erotomania : waham kepercayanan, lebih banyak pada wanita, bahwa seseorang sangat
mencintai dirinya.
Pseudologia phantastica : jenis kebohongan dimana seseorang tampak percaya terhadap
fantasinya dan bertindak atas kenyataan.
Kecenderungan atau pikiran preokupasi : pemusatan pikiran pada ide tertentu, disertai
dengan irama afektif yang kuat seperti kecenderungan paranoid atau preokupasi tentang
bunuh diri atau dibunuh.
Ergomania : preokupasi pada diri sendiri yang patologis, merasa dirinya sakit.
Monomania : preokupasi dengan suatu objek yang tunggal
Hipokondria : keperihatinan yang berlebihan tentang kesehatan pasien yang di dasarkan
bukan pada patologi organik yang nyata, tetapi pada interpretasi yang tidak realistis terhadap
tanda qtau sensasi fisik yang abnormal.
Obsesi : ketekunan yang patologis dari pikiran atau perasaan yang tidak dapat ditentang,
tidak dapat dihilangkan dan disertai dengan kecemasan.
Kompulsi : kebutuhan patologis untuk melakukan suatu implus, jika ditahan menyebabkan
kecemasan.
Koprolalia : pengungkapan secara konvulsif dari kata-kata cabul.
Fobia : persisten, irasional, dan ketekutan patologi yqng spesifik terhadap stimulus atau
situasi.
- Fobia spesifik : rasa takut yang jelas terhadap objek atau situasi yang jelas.
- Fobia sosial : rasa takut akan keramaian masyarakat.
- Akrofobia : rasa takut terhadap tempat tinggi
- Agorafobia : rasa takut terhadap tempat terbuka
- Algofobia : rasa takut terhadap rasa nyeri
- Ailurofobia : rasa takut terhadap kucing
- Eritrofobia : rasa takut terhadap warna merah terutama darah.
- Panfobia : rasa takut terhadap segala sesuatu.
- Klaustrofobia : rasa takut terhadap tempat tertutup.
- Xenofobia : rasa takut terhadap orang asing.
- Zoofobia : rasa takut terhadap binatang.
- Needle phobia : rasa takut yang menetap, dan berkesinambungan, dan takut terhadap
suntikan, disebut juga blood injection phobia
Noesis : perasaan bahwa pasien telah dipilih untuk memimpin dan memerintah.
Unio mystica : perasaan yang meluap, secara mistik menyatu dengan kekuatan yang tidak
terbatas.
GANGGUAN BICARA
Pressure of speech : bicara cepat dengan peningkatan intensitas dan sulit untuk diputus
bicaranya.
Volubillity ( logorrhea ) : bicaranya banyak sekali, berkaitan dan logis.
Bicara miskin ( poverty of speech ) : pembatasan jumlah bicara yang digunakan; jawaban
GANGGUAN AFASIA
Afasia motorik : Gangguan bicara yang disebabkan oleh kognitif pasien masih mengerti, tapi
kemampuan bicara sangat terganggu, bicara sepotong sepotong dengan susah payah dan
tidak akurat (Afasia Broca)
Afasia sensorik : kehilangan kempuan organic untuk mengerti arti kata; bicara spontan dan
lancer tapi inkoheren dan bicara yang bukan bukan (juga dikenal afasia wernicke dan
reseptif)
Afasia nominal : Kesulitan menemukan nama yang tepat untuk suatu objek (Anomia dan
afasia amnestik)
Afasia sintatikal : Ketidakmampuan mengatur kata kata dalam urutan yang tepat
Afasia jargon : Kata kata yang dikeluarkan neologistik; pengeluaran kata kata yang tidak
mempunyai arti dengan berbagai intonasi dan suara
Afasia global : kombinasi afasia motorik dan sensorik
Alogia : ketidakmampuan berbicara dikarenakan retardasi mental atau pun episode demensia
Koproprasia : penggunaan kata kata vulgar secara tidak sadar; terdapat pada kelainan
tourette dan beberapa pasien skizofrenia
GANGGUAN PERSEPSI
Halusinasi : Persepsi sensoris palsu yang tidak berhubungan dengan stimulus eksternal yang
nyata; terdapat pada interpretasi waham tentang pengalaman halusinasi
Halusinasi hipnogenik : Persepsi sensorik palsu yang terjadi pada saat tidur umumnya
bersifat nonpatologis
Halusinasia hpnopompik : Persepsi palsu yang terjadi pada saat terbangun; umumnya non
patologis
Halusinasi auditorik : persepsi palsu terhadap suara biasanya seperti suara music ; umumnya
terdapat pada kelainan psikiatri
Halusinasi visual : Persepsi palsu meliputi pengelihatan yang berbentuk maupun tidak
berbentuk; secara medis paling sering gangguan organic
Halusinasi penghidu : Persepsi palsu dari bau-bauan, umumnya pada kelainan organic
Halusinasi kecap : persepsi palsu terhadap cita rasa seperti rasa tidak enak yang disebabkan
oleh kejang; umumnya terdapat pada kelainan organic
Halusinasi taktil : Persepsi palsu tentang sentuhan atau sensasi perabaan, seperti ekstremitas
yang teramputasi, sensasi adanya gerakan di bawah kulit (kesemutan)
Halusinasi somatic : Sensasi palsu tentang sesuatu yang terjadi terhadap tubuhnya, sering
berasal dari organ dalam (dikenal dengan halusinasi kinestetik)
Halusinasi liliput : persepsi palsu terhadap benda-benda yang dilihat dalam ukuran lebih
kecil dari ukuran yang sebenarnya (mikropsia)
Halusinasi sesuai mood : halusinasi dimana isinya sesuai dengan mood yang depresi maupun
manik
Halusinasi tidak sesuai mood
: halusinasi dimana isinya tidak sesuai dengan mood yang
depresi ataupun manik
Halusinosis : halusinasi yang paling sering adalah halusinasi auditorik yang dihubungkan
dengan penyalahgunaan alkohol kronis dan terjadi dalam sensorium yang jernih, berbeda
dengan delirium tremens, yaitu halusinasi yang terjadi dalam konteks sensorium berkabut
Sinestesia : sensasi atau halusinasi yang disebabkan oleh sensasi lainnya
Trailing phenomenon
: persepsi abnormal yang berhubungan dengan obat-obatan
halusinogen dimana objek terlihat bergerak sebagai sederetan citra yang terpisah
Halusinasi perintah : persepsi palsu terhadap perintah dimana orang tersebut merasa memiliki
kewajiban untuk mematuhi atau tidak dapat menolak perintah
- Ilusi : kesalahan persepsi atau kesalahan interpretasi akibat stimulus sensoris dari luar yang
nyata
GANGGUAN ASOSIASI DENGAN KELAINAN KOGNITIF DAN KONDISI KESEHATAN
Astereognosis
: ketidakmampuan untuk mengenali suatu objek dengan sentuhan
Prosopagnosis
: ketidakmampuan untuk mengenali wajah
Apraksia
: ketidakmampuan untuk melakukan tugas perintah yang spesifik
(tertentu)
Simultagnosia
: ketidakmampuan untuk memahami dari suatu unsur penglihatan
pada saat itu atau menyatukan dari bagian2
Adiadokokinesia
: ketidakmampuan untuk melakukan perubahan gerakan dengan
cepat
Aura : sensasi peringatan seperti otomatisasi, lambung penuh (kembung), kemerahan, dan
perubahan pernafasan, sensasi kognitif dari sebagian perilaku biasanya
GANGGUAN MEMORI
TINGKATAN MEMORI
KECERDASAN
Kemampuan untuk memahami, mengingat kembali, memperoleh penyelesaian dalam situasi
yang berubah-ubah dalam menghadapi situasi baru.
Retardasi mental: pengukuran tingkatan kecerdasan yang bercampur dengan sosial dan
pendidikan. Ringan (IQ 50/55 sampai 70/75), sedang (IQ 35/40 sampai 50/55), berat (IQ
20/25 sampai 35/40), atau sangat berat (IQ di bawah 20/25), idiot (usia < 3 tahun), dungu
(usia 3-7 tahun), dan tolol (usia kira-kira 8 tahun).
Demensia: Kemunduran fungsi intelektual secara organik dan global tanpa gangguan
kesadaran.
WAWASAN
Kemampuan untuk memahami penyebab sesungguhnya dan arti sebuah situasi.
Intelektual: memahami realita objektif dari sekelompok peraturan tanpa kemampuan untuk
menerapkan pemahaman itu.
Wawasan (pengetahuan) yang terjadi: pemahaman kenyataan objektif dari situasi, disertai
dengan motivasi dan dorongan emosional untu mengatasi situasi.
Wawasan yang rusak: kemampuan yang berkurang untuk memahami kenyataan objektif
terhadap situasi.
KEPUTUSAN
Kemampuan untuk menilai situasi dengan benar dan untuk bertindak secara tepat dalam situasi
tersebut.
Pertimbangan kritis: kemampuan untuk menilai, melihat, dan memilih diantara berbagai
pikiran terhadap suatu keadaan.
Pertimbangan otomatis: kinerja refleks di dalam suatu tindakan
Pertimbangan yang terganggu: kemampuan yang kurang untuk memahami suatu keadaan
dengan benar dan untuk melakukan tindakan yang tepat.