Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

Tanda/sign : temuan dokter yang bersifat objektif


Gejala/symptom : keluhan subjektif pasien
Syndrome : kumpulan tanda dan gejala yang bersama-sama mengarah
kepenyakit/gangguan tertentu
Fenomenologi : ilmu yg mempelajari sign & symptoms, dikembangkan pd sekolah
filosofi &psikiater Edmun Husseri & Karl Jasper
Neurosis : g3 non psikotik yg bersifat kronis & rekuren, dg gejala utama kecemasan
Psikosis : kehilangan kemampuan dalam menilai realita & hendaknya pd fungsi mental
dg gejala halusinasi, waham, bingung dan gangguan memori

GANGGUAN KESADARAN

Disorientasi : gangguan orientasi waktu, tempat ataupun orang


Kebingungan : g3 kesadaran diaman reaksi thd stimulus lingkungan sekitar tidak sesuai,
manifestasinya berupa kelainan orientasi thd waktu, tempat dan orang
Kesadaran berkabut : kejernihan ingatan yg tdk lengkap dg g3 pd presepsi dan sikap
Stupor : hilangnya reaksi & tdk menyadari keadaan sekelilingnya (unawareness)
Delirium : rekasi gaduh (bewilderd), tidak bisa diam,kebingunan, gelisah, disorientasi
terkait perasaan takut dan adanya halusinasi
Koma : penurunan kesadaran yg sangat dalam
Koma vigil : koma dimana pasien tamapk terjaga dg mata terbuka namun tdk dpt
dibangunkan (akinetic mutism)
Twilight state : g3 kesadaran diserti dg halusinasi
Dreamlike state : seringkali digunakan sebagai sinonim kejang parsial kompleks atau
epilepsy psikomotor
Somnolen : rasa kantuk yang abnormal
Mengantuk : suatu keadaan g3 kewaspadaan/awareness yg dihubungakn dg hasrat atau
kecenderunagn utk tidur
Sundowning : sindrom pd org tua yg biasanya tjd pd mlm hari & ditandai dg perasaan
mengantuk, kebingunan, ataksia, dan tejatuh sebagai akibat rasa ngantuk yg berlebihan
akibat pemberian obat2an (sundowners syndrome)
Kebingungan : gangguan kesadaran dimana reaksi terhadap stimulus lingkungan sekitar
tidak sesuai manifestasinya berupa kelainan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang

GANGGUAN ATENSI

Distraktibilitas : ketidakmampuan utk memusatkan perhatian, dimana perhatian ditujukan


pd stimulus eksternal yg tdk penting atau tdk relevan
Selective inattention : perhatian yg terhambat p dhal-hal yg menimbulkan kecemasan
Hypervigilance : atensi & pemusatan yg berlebihan thd stimulus internal & eksternal,
biasanya sekunder akibat waham atau status paranoid
Hiperpragia : suatu aktivitas pikiran dan mental yg berlebihan
Trance : perubahan pd kesadaran & atensi, biasanya tampak pd hypnosis gangguan
disosiatif dan pengalaman religious yang luar biasa
Disinhibisi : hilangnya efek inhibitor yg memungkinkan orang kehilangan
kendali/kontrol thd impuls intoksikasi alkohol
Folie a deux : g3 emosional yg terkait (communicated) pd 2 atau 3 org
Hypnosis : modifikasi kesadaran yg diinduksi secara buatan, ditandai dg pengingkatan
sugestibilitas

EMOSI (AFEK & MOOD)

Afek : suasana alam perasaan yg terjadi dalam jangka waktu yg lama


Emosi : suasana perasaan yg dipicu oleh adanya stimulus dari eksternal
Appropriate affect : kondisi diaman keserasian irama emosional seseorang sesuai dg
gagasan pikiran pembicaraan
Inappropriate affect : ketidakserasian antar irama perasaan dan gagasan, pikiran atau
pembicaraan
Afek tumpul : g3 pd afek dimana manifestasi ekspresi perasaan sgt berkurang
Afek terbatas : pengurangan ringan ekspresi perasaan, kurang parah diabndingak afek
tumpul, namun penguranganya cukup jelas
Afek labil : perubahan cepat dan tiba2 irama perasaan, tidak berhubungan dg stimulus
eksternal

GANGGUAN SUGESTIBILITAS

Folie a deux : gangguan emosional yang terkait (communicated) pada 2 atau 3 orang
Hipnosis : modifikasi kesadaran yang diinduksi secara buatan, ditandai dengan peningkatan
sugestibilitas

EMOSI (AFEK DAN MOOD)

Appropriate affect : kondisi dimana keserasian irama emosional seseorang sesuai dengan
gagasan pikiran pembicaraan
Inappropriate affect : ketidakserasian antara irama perasaan dan gagasan, pikiran, atau
pembicaraan
Afek tumpul : gangguan pada afek dimana manifestasi ekspresi perasaan sangat berkurang

Afek terbatas : pengurangan ringan ekspresi perasaan, kurang parah dibandigkan afek
tumoul, namun penguranganya cukup jelas.
Afek datar : tidak ada atau hampir tidak ada tanda-tanda ekspresi afektif, suara monoton,
wajah imobil
Afek labil : perubahan cepat dan tiba-tiba irama perasaan, tidak berhubungan dengan
stumulis eksternal

MOOD

Mood distorik : suatu mood yang tidak menyenangkan


Mood eutimik : mood dalam batass normal, tidak menurun atau meningkat
Expansive mood : ekspresi perasaan seseorang tanpa kekangan, sering dengan mengartikan
berlebihan/overestimated terhadap sesuatu hal
Irritable mood : suatu keadaan dimana seseorang mudah diprovokasi menjadi marah
Mood swings (mood labil) : suatu perasaan bergantian antara euforia, depresi atau cemas
Elevated mood : suasana perasaan penuh percaya diri dan nyaman. Lebih gembira dari
biasanya
Eforia : peningkatan yang nyata disertai perasaan kebesaran
Ekstasi : perasaan gembira yang sangat berlebihan
Depresi : perasaan sedih yang psikopatologi
Anhedonia : kehilangan minat dan menarik diri dari semua aktivitas rutin dan
menyenangkan, sering dihubungkan dengan depresi
Duka cita atau berkabung : kesedihan akibat kehilangan yang nyata
Aleksitimia : ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau menyadari/being
awarepada emosi atau moodnya
Ide-ide bunuh diri : pikiran pikiran atau tindakan untuk menghilangkan nyawanya sendiri
Hipomania :abnormalitas mood yang ditandai dengan mania tetapi agak kurang hebat\
Elasi : perasaan kesengangan, eforia, kemenangan, rasa percaya diri atau optimis
Manik : keadaan mood yang elasi, iritasi, agitasi, hiperaktivitas, lebih banyak berpikir dan
berbicara
Melankolik : keadaan depresi berat
Labelle indifference : sikap tidak sesuai dimana tampak tenang atau tidak perhatian pada
orang lain yang sedang kesulitan.

EMOSI LAIN

Kecemasan : Perasaan ketakutan yang muncul oleh adanya dugaan bahwa yang mungkin
berasal dari dalam atau luar dirinya
Kecemasan yang mengambang bebas (free floating anxiety) : Rasa takut yang mendalam dan
tidak terpusatkan tidak berhubungan dengan suatu gagasan/ ide
Ketakutan : Kecemasan yang disebabkan oleh bahaya yang dikenali secara sadar dan
realistis/nyata
Agitasi : Kecemasan berat yang disertai kegelisahan motorik
Ketegangan Peningkatan aktivitas motorik dan psikologis yang tidak menyenangkan
Panik : Serangan kecemasan yang akut, episodic, dan kuat yang disertai perasaan takut mati
yang sangat disertai gejala otonom
Apatis : Irama emosi yang tumpul dan disertai menarik diri atau ketidakacuhan
Ambivalensi : Terdapat secara bersama-sama dua impuls yang berlawanan terhadap hal yang
sama pada satu orang dan waktu yang sama
Abreaksi : Pelepasan emosi setelah mengingat pengalaman yang menyakitkan.
Rasa malu : kegagalan membangun pengharapan diri.
Rasa bersalah : Emosi sekunder akibat melakukan sesuatu yang dianggap salah.
Impulse control : Kemampuan untuk melawan atau menentang dorongan impuls menjadi
suatu aksi atau tindakan.
Ineffability : keadaan gembira yang luar biasa dimana keadaan seseorang tidak dapat
digambarkan, tidak terkatakan, dan mustahil untuk disampaikan pada orang lain.
Akateksis : Hilangnya perasaan terhadap subjek yang umumnya menimbulkan perasaan
emosional.
Dekateksis : Melepaskan perasaan/emosi dari berbagai macam pikiran-pikiran, ide-ide
maupun orang-orang

GANGGUAN PSIKOLOGIS BERHUBUNGAN DENGAN MOOD


Anoreksia Hilang atau menurunnya nafsu makan
Hiperfagia Meningkatnya nafsu makan dan asupan makan
Hipersomnia Tidur yang berlebihan
Insomnia : Hilangnya atau menurunnya kemampuan untuk tidur
- Awal : Kesulitan jatuh tertidur
- Pertengahan : Kesulitan tidur sepanjang malam tanpa terjaga dan kesulitan kembali tidur
- Akhir : Terbangun pada dini hari
- Variasi diurnal : Mood yang secara teratur terburuk di pagi hari, segera setelah terbangun,
dan membaik dengan semakin siangnya hari
Penurunan libido : Penurunan minat, dorongan, dan daya seksual
Konstipasi : Ketidakmampuan atau kesulitan defekasi
Fatique : Peraasaan lelah , mengantuk atau mudah marah setelah aktivitas mental dan fisik
Pica : Dorongan/Craving dan memakan benda-benda bukan makanan , seperti cat dan tanah
liat.

Pseudosiesis : Keadaan yang jarang terjadi, dimana pasien mempunyai tanda-tanda dan
gejala kehamilan seperti distensi abdomen, pembesaran payudara, pigmentasi, menstruasi
berhenti, dan morning sickness
Bulimia : Perasaan sangat lapar dan selalu ingin makan
Adinamis : kondisi kelemahan dan keletihan

PERILAKU MOTORIK
Ekopraksia : Peniruan gerakan yang patologis pada seseorang.
Katatonia dan abnormalitas postural : Tampak pada skizofrenia katatonik dan beberapa
pasien dengan ensefalitis.
- Katalepsi : Istilah umum untuk suatu posisi yang tidak bergerak yang dipertahankan terus
menerus.
- Luapan katatonik : Aktivitas motorik yang teragitasi, tidak bertujuan, dan tidak dipengaruhi
oleh stimulus eksternal.
- Stupor katatonik : Penurunan aktivitas motorik yang nyata, sering imobilitas dan tidak
menyadari keadaan sekitarnya.
- Rigiditas katatonik : Pembentukan postur yang kaku yang disadari dan menentang segala
usaha untuk digerakkan.
- Posturing katatonik : Pembentukan postur yang tidak serasi / aneh yang disadari, biasanya
dipertahankan dalam waktu lama.
- Cerea fleksibilitas : seseorang dapat diatur dalam suatu posisi tertentu yang kemudian
dipertahankannya; anggota tubuh seakan akan dibuat dari lilin.
- Akinesia : Tidak terdapat pergerakan fisik seperti yang terdapat pada skizofrenia katatonik;
dapat juga terjadi sebagai efek samping ekstrapiramidal pada pengobatan antipsikotik.
Negativisme : Tahanan tanpa alasan terhadap semua usaha untuk menggerakkan atau semua
instruksi.
Katapleksi : Hilangnya tonus otot dan kelemahan yang sementara, dicetuskan oleh berbagai
keadaan emosional.
Stereotipik : Pola tindakan fisik atau bicara yang terfiksasi dan berulang.
Mannerisme : Pergerakan kecil yang tidak disadari yang menjadi suatu kebiasaan.
Otomatisme : Tindakan otomatis yang biasanya mewakili suatu aktivitas simbolik yang tidak
disadari.
Otomatisme perintah : Otomatisme mengikuti sugesti (disebut kepatuhan otomatis).
Mutisme : Tidak bersuara tanpa kelainan struktural.

Overaktivitas :
- Agitasi psikomotor : Aktivitas motorik dan kognitif yang berlebihan, biasanya tidak
produktif dan sebagai respon ketegangan diri sendiri.
- Hiperaktivitas (Hiperkinesis) : Tidak dapat diam, agresif, aktivitas dekstruktif, sering disertai

patologi pada otak.


- Tik : Pergerakan motorik yang spasmodik dan tidak disadari.
- Tidur berjalan (somnambulisme) : Aktivitas motorik saat tertidur.
- Akatisia : Perasaan subjektif ketegangan motorik, sekunder akibat pengobatan antipsikotik
atau obat-obatan lain, yang dapat menyebabkan kegelisahan, berjalan mondar mandir, duduk
dan berdiri berulang ulang; dapat disalah artikan sebagai agitasi psikotik.
- Kompulsi : Impuls yang tidak terkontrol untuk melakukan suatu tindakan secara berulang
ulang; dapat disalah artikan sebagai agitadi psikotik.
-- Dipsomania : Kompulsi untuk minum alkohol
-- Kleptomania : Kompulsi untuk mencuri
-- Nimfomania : Kebutuhan untuk koitus yang kuat dan kompulsif pada seorang wanita
-- Satiriasis : Kebutuhan untuk koitus yang kuat dan kompulsif pada seorang pria.
-- Trikotilomania : komplusi untuk mencabut rambut
-- Ritual : aktivitas kompulsi otomatis, akan menurunkan kecemasan
- Ataksia : kegagalan koordinasi otot, gerakan otot yang tidak teratur
- Polifagia : makan berlebihan yang patologis
- Tremor : perubahan gerakan yang ritmis dimana biasanya lebih cepat satu ketukan tiap
detiknya, biasanya tremor berkurang selama periode relaksasi dan tidur kemudian meningkat
selama periode kemarahan dan bila tegang.
- Floksilasi : memilih pakaian atau baju tidur tanpa tujuan, umumnya tampak pada delirium
Hipoaktivitas (hipokinesis) : penurunan aktivitas motorik dan kognitif, seperti pada retardasi
psikomotor, perlambatan pikiran, bicara, dan pergerakan yang dapat terlihat
Mimikri : aktivitas motorik tiruan dan sederhana pada anak-anak
Agresi : tindakan kuat dan terarah/ bertujuan dapat secara verbal atau fisik
Acting out : ekspresi langsung dari suatu harapan atau impuls dibawah sadar, dalam bentuk
tindakan, fantasi bawah sadar, diperlihatkan secara impulsi dalam perilaku
Abulia : penurunan impuls untuk bertindak dan berpikir disertai dengan ketidak acuhan
tentang akibat tindakannya, hasil dari deficit neurologis
Anergi : kekurangan energy
Astasia abasia: ketidak mampuan untuk berdiri atau berjalan dalam sikap normal walaupun
pergerakan normal tungkai dapat terlihat pada saat duduk atau posisi berbaring. Cara berjalan
yang aneh dan tidak menunjukkan lesi organ spesifik, terlihat pada gangguan konversi
Koprofagia : memakan kotoran atau feses
Diskinesia : kesulitan melakukan pergerakan yang disadari, seperti pada gangguan
ekstrapiramidal
Kaku otot : keadaan dimana otot-otot tidak dapat digerakkan
Twirling : tanda yang tampak pada anak autis yang terus menerus berputar kearah dimana
kepala mereka menoleh
Bradikinesia : aktivitas motorik yang lambat dengan penurunan gerakan yang normal dan
spontan

Korea : gerakan acak dan tanpa disadari, tersentak sentak dan gerakan- gerakan tidak
bertujuan
Kejang : kontraksi otot yang tidak disadari dan kasar atau kaku
Kejang klonik : kejang dimana otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara bergantian
Kejang tonik : kejang dimana otot-otot berkontraksi secara terus menerus

Bangkitan / seizure : satu serangan tiba-tiba dengan gejala tertentu seperti kejang, kehilangan
kesadaran, gangguan fisik atau sensorik, telrihat pada epilepsi dan dapat dipicu oleh
penggunaan zat
Bangkitan tonik-klonik umum : terjadi menyeluruh dari pergerakan tonik klonik pada
ekstremitas, lidah, tergigit dan inkontinensia, yang diikuti pemulihan perlahan
kesadaran dan fungsi kognitif, disebut juga bangkitan granmal atau psikomotor
Bangkitan parsial sederhana : dilokasikan pada puncak terjadinya bangkitan, tanpa
perubahan kesadaran
Bangkitan parsial kompleks : dilokasikan pada puncak terjaidnya bangkitan dengan
perubahan kesadaran

Distonia : kontraksi yang lambat dan terus menerus pada anggota gerak dan batang tubuh
Amimia : ketidak mampuan untuk membuat gerakan atau memahami gerakan yang dibuat
oleh orang lain

GANGGUAN UMUM DALAM BENTUK ATAU PROSES BERPIKIR

Gangguan mental : Sindrom perilaku atau psikologis yang bermakna secara klinis, disertai
dengan penderitaan atau ketidakmampuan, tidak hanya suatu respon yang diperkirakan dari
peristiwa tertentu atau terbatas pada hubungan antara seseorang dengan masyarakat
Psikosis : Ketidakmampuan untu membedakan kenyataan dari fantasi; gangguan RTA,
dengan menciptakan realitas baru (berlawanan dengan neurosis: gangguan mental dimana
RTA utuh, perilaku tidak jelas melanggar norma-norma sosial, relatif bertahan lama atau
rekuren tanpa pengobatan.
RTA : Pemeriksaan dan pertimbangan objektif tentang dunia di luar diri
Gangguan Pikiran Normal : Gangguan dalam bentuk pikiran dan isi pikiran; berpikir
ditandai dengan kekenduran asosiasi, neologisme, dan kontruksi yang tidak logis; proses
berpikir mengalami gangguan dan orang didefinisikan sebagai psikotik.
Berpikir tidak logis : Berpikir mengandung kesimpulan yang salah atau kontradiksi internal;
hal ini adalah patologis jika nyata dan tidak disebabkan oleh nilai budaya atau defisit
intelektual.
Dereisme : Aktivitas mental yang tidak sesuai dengan logika atau pengalaman.
Berpikir autistik : Preokupasi dengan dunia dalam dan pribadi; istilah ini digunakan agak
sama dengan dereisme.

Berpikir magis : Suatu bentuk pikiran dereistik; berpikir serupa dengan fase pra operasional
pada masa anak-anak, dimana pikiran, kata-kata, atau tindakan mempunyai kekuatan
(sebagai contoh, mereka dapat menyebabkan atau mencegah suatu peristiwa).
Proses berpikir primer : istilah umum untuk berpikir yang dereistik, tidak logis, magis,
normalnya ditemukan dalam mimpi, abnormal psikosis.
Emosional insight : tingkat yang dalam dari pengertian atau kewaspadaan yang seperti
mengendalikan perubahan positif pada kepribadian dan perilaku

GANGGUAN SPESIFIK DALAM BENTUK PIKIRAN

Neologisme : kata baru yang diciptakan oleh pasien, seringkali dengan menggabungkan
suku kata dari kata-kata lain, untuk alasan keanehan psikologis
Word Salad : Campuran kata dan frase yang membingungkan
Sirkumtansialitas : Bicara tidak langsung yang lambat dalam mencapai tujuan tetapi
akhirnya tercapai juga; ditandai dengan pemasukan perincian-perincian dan tanda-tanda
kutip yang berlebihan
Tangensialitas : Ketidakmampuan untuk mempunyai asosiasi pikiran yang diarahkan ke
tujuan; pasien tidak pernah berangkat dari titik awal untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Inkoherensi : Pikiran yang biasanya tidak dapat dimengerti; seiring dengan pikiran atau katakata yang tidak logis atau tanpa tatabahasa, yang menyebabkan disorganisasi.
Persevarasi : Respon terhadap stimulus yang menetap setelah stimulus baru diberikan, sering
disertai dengan gangguan kognitif.
Verbigerasi : Pengulangan kata kata atau frasa- frasa spesifik yang tidak mempunyai arti.
Ekolalia : Pengulangan kata-kata atau frasa-frasa seseorang oleh orang lain secara
psikopatologi; cenderung berulang dan menetap, dapat diucapkan dengan mengejek atau
dengan intonasi terputus-putus.
Kondensasi : Penggabungan berbagai konsep menjadi satu.
Jawaban tidak relevan : Jawaban yang tidak harmonis dengan pertanyaan yang diajukan.
Asosiasi longgar : Aliran pikiran dimana gagasan-gagasan bergeser dari satu subjek ke
subjek lain dalam cara yang sama sekali tidak berhubungan; jika berat, bicara mungkin
membingungkan.
Keluar dari jalur : Penyimpangan yang mendadak dalam urutan pikiran tanpa hambatan;
seringkali digunakan bersamaan dengan asosiasi longgar.

Flight of ideas : Verbalisasi atau permainan kata-kata yang cepat dan terus menerus yang
menghasilkan pergeseran terus menerus dari satu ide ke ide lain ; ide ide cenderung
dihubungkan, dan dalam bentuk yang kurang parah , pendengar mungkin mampu untuk
mengikutinya.

Clang association : Asosiasi kata-kata yang mirip bunyinya tetapi berbeda artinya; kata- kata
tidak mempunyai hubungan logis, dapat termasuk sajak dan permainan kata.

Blocking : Terputusnya aliran berpikir secara tiba tiba sebelum pikiran atau gagasan
diselesaikan ; setelah suatu periode terhenti singkat,orang tampak tidak teringat apa yang
telah dikatakan atau apa yang akan dikatakan.

Glosolalia : Ekspresi pesan-pesan yang relevan melalui kata-kata yang tidak dapat dipahami;
tidak dianggap sebagai gangguan pikiran jika terjadi pada praktek keagamaan Pantekosta;
juga disebut kriptolalia.

GANGGUAN SPESIFIK DARI ISI PIKIRAN


Isi pikiran miskin : Pikiran yang memberikan sedikit informasi karena tidak ada pengertian,
pengulangan kosong atau frasa tidak jelas.
Gagasan yang berlebihan : Keyakinan palsu yang dipertahankan dan tidak beralasan secara
kurang kuat dibandingkan dengan suatu waham.
Waham : Keyakinan palsu yang didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang kenyataan
eksternal, tidak sejalan dengan kecerdasan pasien dan latar belakang budaya, yang tidak
dapat dikoreksi dengan suatu alasan.
o Waham yang aneh (bizarre) : Keyakinan palsu yang aneh, mustahil dan sams sekali tidak
masuk akal.
o Waham tersistematisasi : Keyakinan palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau
peristiwa tunggal
o Waham yang sejalan dengan mood : Waham dengan isi yang sesuai dengan mood.
o Waham yang tidak sejalan dengan mood : Waham dengan isi yang tidak mempunyai
hubungan dengan mood atau merupakan mood netral.
o Waham nihilistic : Perasaan palsu bahwa dirinya, orang lain, dan dunia adalah tidak ada
atau berkahir.

o Waham kemiskinan : Keyakinan palsu bahwa pasien kehilangan atau akan terampas atas
semua harta miliknya.

Waham somatik :Keyakinan palsu yang menyangkut fungsi tubuh pasien.

Waham paranoid : Termasuk waham persekutori dan waham referensi, control dan kebebasan
(yang berasal dari ide paranoid)
o Waham presekutorik : Keyakinan palsu, merasa dirinya diganggu, ditipu atau disiksa;
kadang kadang ditemukan pada pasien yang memiliki tendensi patologis terhadap aksi
legal yang menyebabkan kesalahan pengobatan terhadap halusinasinya.
o Waham kebesaran : Gambaran kepentingan, kekuatan, atau identitas seseorang yang
berlebihan.
o Waham referensi : Keyakinan palsu bahwa perilaku orang lain merujuk pada dirinya
sendiri; benda, peristwa atau orang lain yang terlibat dan mempunyai arti yang tidak
biasa, umumnya dalam bentuk negative; berasal dari ide-ide referensi.

Waham tuduh diri : Perasaan palsu bahwa seseorang merasa berbuat salah.

Waham pengendalian : Perasaan palsu bahwa kemauan, pikiran atau perasaan pasien
dikendalikan oleh paksaan dari luar.

Thought withdrawal : Waham dimana pikiran pasien ditarik keluar oleh seseorang
Thought insertion : Waham dimana pikiran pasien tertanam dan dikendalikan oleh
seseorang dari luar.
Thought control : Waham dimana pikiran pasien dikendalikan orang lain.
Thought echo : Waham dimana pikiran pasien berulang ulang.

Waham kecemburuan : keyakinan palsu bahwa kekasih pasien adalah orang yang tidak jujur.
Erotomania : waham kepercayanan, lebih banyak pada wanita, bahwa seseorang sangat
mencintai dirinya.
Pseudologia phantastica : jenis kebohongan dimana seseorang tampak percaya terhadap
fantasinya dan bertindak atas kenyataan.
Kecenderungan atau pikiran preokupasi : pemusatan pikiran pada ide tertentu, disertai
dengan irama afektif yang kuat seperti kecenderungan paranoid atau preokupasi tentang
bunuh diri atau dibunuh.
Ergomania : preokupasi pada diri sendiri yang patologis, merasa dirinya sakit.
Monomania : preokupasi dengan suatu objek yang tunggal
Hipokondria : keperihatinan yang berlebihan tentang kesehatan pasien yang di dasarkan

bukan pada patologi organik yang nyata, tetapi pada interpretasi yang tidak realistis terhadap
tanda qtau sensasi fisik yang abnormal.
Obsesi : ketekunan yang patologis dari pikiran atau perasaan yang tidak dapat ditentang,
tidak dapat dihilangkan dan disertai dengan kecemasan.
Kompulsi : kebutuhan patologis untuk melakukan suatu implus, jika ditahan menyebabkan
kecemasan.
Koprolalia : pengungkapan secara konvulsif dari kata-kata cabul.
Fobia : persisten, irasional, dan ketekutan patologi yqng spesifik terhadap stimulus atau
situasi.
- Fobia spesifik : rasa takut yang jelas terhadap objek atau situasi yang jelas.
- Fobia sosial : rasa takut akan keramaian masyarakat.
- Akrofobia : rasa takut terhadap tempat tinggi
- Agorafobia : rasa takut terhadap tempat terbuka
- Algofobia : rasa takut terhadap rasa nyeri
- Ailurofobia : rasa takut terhadap kucing
- Eritrofobia : rasa takut terhadap warna merah terutama darah.
- Panfobia : rasa takut terhadap segala sesuatu.
- Klaustrofobia : rasa takut terhadap tempat tertutup.
- Xenofobia : rasa takut terhadap orang asing.
- Zoofobia : rasa takut terhadap binatang.
- Needle phobia : rasa takut yang menetap, dan berkesinambungan, dan takut terhadap
suntikan, disebut juga blood injection phobia

Noesis : perasaan bahwa pasien telah dipilih untuk memimpin dan memerintah.
Unio mystica : perasaan yang meluap, secara mistik menyatu dengan kekuatan yang tidak
terbatas.

GANGGUAN BICARA

Pressure of speech : bicara cepat dengan peningkatan intensitas dan sulit untuk diputus
bicaranya.
Volubillity ( logorrhea ) : bicaranya banyak sekali, berkaitan dan logis.
Bicara miskin ( poverty of speech ) : pembatasan jumlah bicara yang digunakan; jawaban

mungkin hanya satu suku kata ( monosyllabic).


Bicara tidak spontan : respon verbal yang diberikan hanya jika ditanyq atau dibicarakan
secara langsung; tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan dari dirinya sendiri.
Miskin isi bicara : pembicaraan tidak adekuat dalam jumlah tertentu, tetapi hanya
memberikan informasi yang sedikit karena tidak jelas, kosong atau frase yang stereotipik /
diulang-ulang.
Disprosodi : Hilangnya irama bicara normal
Disartria : kedulitan dalam artikulasi
Bicara yang keras atau lemah secara berlebihan : hilangnya nodulasi volume suara yang
normal; mencermini berbagai keadaan yang patologis
Stuttering : pengulangan atau perpanjangan suara atau suku kata yang sering menyebabkan
gangguan kefasi bicara yang jelas
Cluttering : bicara yang aneh disritmik yang mengandung semburan yang cepat dan
menyentak
Akulalia : bicara tidak masuk akal yang dikaitkan dengan p;engertian yang berkurang
Bradilalia : berbicara lambat secara abnormal
Disfoni : Kedulitan atau nyeri saat bicara

GANGGUAN AFASIA

Afasia motorik : Gangguan bicara yang disebabkan oleh kognitif pasien masih mengerti, tapi
kemampuan bicara sangat terganggu, bicara sepotong sepotong dengan susah payah dan
tidak akurat (Afasia Broca)
Afasia sensorik : kehilangan kempuan organic untuk mengerti arti kata; bicara spontan dan
lancer tapi inkoheren dan bicara yang bukan bukan (juga dikenal afasia wernicke dan
reseptif)
Afasia nominal : Kesulitan menemukan nama yang tepat untuk suatu objek (Anomia dan
afasia amnestik)
Afasia sintatikal : Ketidakmampuan mengatur kata kata dalam urutan yang tepat
Afasia jargon : Kata kata yang dikeluarkan neologistik; pengeluaran kata kata yang tidak
mempunyai arti dengan berbagai intonasi dan suara
Afasia global : kombinasi afasia motorik dan sensorik
Alogia : ketidakmampuan berbicara dikarenakan retardasi mental atau pun episode demensia
Koproprasia : penggunaan kata kata vulgar secara tidak sadar; terdapat pada kelainan
tourette dan beberapa pasien skizofrenia

GANGGUAN PERSEPSI
Halusinasi : Persepsi sensoris palsu yang tidak berhubungan dengan stimulus eksternal yang
nyata; terdapat pada interpretasi waham tentang pengalaman halusinasi

Halusinasi hipnogenik : Persepsi sensorik palsu yang terjadi pada saat tidur umumnya
bersifat nonpatologis
Halusinasia hpnopompik : Persepsi palsu yang terjadi pada saat terbangun; umumnya non
patologis
Halusinasi auditorik : persepsi palsu terhadap suara biasanya seperti suara music ; umumnya
terdapat pada kelainan psikiatri
Halusinasi visual : Persepsi palsu meliputi pengelihatan yang berbentuk maupun tidak
berbentuk; secara medis paling sering gangguan organic
Halusinasi penghidu : Persepsi palsu dari bau-bauan, umumnya pada kelainan organic
Halusinasi kecap : persepsi palsu terhadap cita rasa seperti rasa tidak enak yang disebabkan
oleh kejang; umumnya terdapat pada kelainan organic
Halusinasi taktil : Persepsi palsu tentang sentuhan atau sensasi perabaan, seperti ekstremitas
yang teramputasi, sensasi adanya gerakan di bawah kulit (kesemutan)
Halusinasi somatic : Sensasi palsu tentang sesuatu yang terjadi terhadap tubuhnya, sering
berasal dari organ dalam (dikenal dengan halusinasi kinestetik)
Halusinasi liliput : persepsi palsu terhadap benda-benda yang dilihat dalam ukuran lebih
kecil dari ukuran yang sebenarnya (mikropsia)
Halusinasi sesuai mood : halusinasi dimana isinya sesuai dengan mood yang depresi maupun
manik
Halusinasi tidak sesuai mood
: halusinasi dimana isinya tidak sesuai dengan mood yang
depresi ataupun manik
Halusinosis : halusinasi yang paling sering adalah halusinasi auditorik yang dihubungkan
dengan penyalahgunaan alkohol kronis dan terjadi dalam sensorium yang jernih, berbeda
dengan delirium tremens, yaitu halusinasi yang terjadi dalam konteks sensorium berkabut
Sinestesia : sensasi atau halusinasi yang disebabkan oleh sensasi lainnya
Trailing phenomenon
: persepsi abnormal yang berhubungan dengan obat-obatan
halusinogen dimana objek terlihat bergerak sebagai sederetan citra yang terpisah
Halusinasi perintah : persepsi palsu terhadap perintah dimana orang tersebut merasa memiliki
kewajiban untuk mematuhi atau tidak dapat menolak perintah
- Ilusi : kesalahan persepsi atau kesalahan interpretasi akibat stimulus sensoris dari luar yang
nyata
GANGGUAN ASOSIASI DENGAN KELAINAN KOGNITIF DAN KONDISI KESEHATAN

Agnosia : ketidakmampuan untuk mengenali dan menginterpretasikan kesan yang


ditangkap melalui panca indera
Anasognosia (ketidaktahuan tentang penyakitnya sendiri) : seseorang tidak mampu untuk
mengenali suatu defek neurologis yang terjadi pada dirinya
Somatopagnosia ( ketidaktahuan tentang anggota tubuhnya) : seseorang tidak mampu
untuk mengenali anggota/bagian tubuhnya sendiri (biasa disebut autotopagnosia)
Visual agnosia
:ketidakmampuan untuk mengenali suatu objek atau seseorang

Astereognosis
: ketidakmampuan untuk mengenali suatu objek dengan sentuhan
Prosopagnosis
: ketidakmampuan untuk mengenali wajah
Apraksia
: ketidakmampuan untuk melakukan tugas perintah yang spesifik
(tertentu)
Simultagnosia
: ketidakmampuan untuk memahami dari suatu unsur penglihatan
pada saat itu atau menyatukan dari bagian2
Adiadokokinesia
: ketidakmampuan untuk melakukan perubahan gerakan dengan
cepat
Aura : sensasi peringatan seperti otomatisasi, lambung penuh (kembung), kemerahan, dan
perubahan pernafasan, sensasi kognitif dari sebagian perilaku biasanya

GANGGUAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN FENOMENA KONVERSI DAN


DISOSIASI

Histerical anesthesia : Hilangnya modalitas sensoris akibat dari konflik emosional


Makropsia
: keadaan dimana objek yang tampak lebih besar dari ukuran
sebenarnya
Mikropsia
: keadaan dimana objek yang tampak lebih kecil dari ukuran
sebenarnya
Depersonalisasi : suatu perasaan subjektif bahwa dirinya tidak nyata, asing, atau tidak
mengenal dirinya sendiri
Derealisasi : suatu perasaan subjektif bahwa lingkungan asing dan tidak nyata; suatu
perasaan yang dapat merubah kenyataan
Fugue : mengambil identitas baru karena amnesia pada identitas lama, seringkali
termasuk berjalan2 ke lingkungan yang baru
Kepribadian ganda : satu orang yang muncul pada waktu berlainan menjadi dua atau
lebih kepribadian dan karakter (disebut gangguan identitas disosiatif)
Disosiasi: Mekanisme pertahanan diri di luar kesadaran melibatkan sekelompok proses
mental/perilaku dari keseluruhan aktivitas fisik seseorang, mungkin memerlukan
sebagian ide dari emosional yang menyertainya; dapat terlihat pada gangguan disosiatif
dan konversi.

GANGGUAN MEMORI

Amnesia: Ketidakmampuan sebagian/total untuk mengingat kembali pengalaman yang


lampau, dapat dari emosi/organik
- Anterograd: Amnesia untuk kejadian-kejadian yang terjadi setelah sebuah kejadian di
masa itu
- Retrograd: Amnesia untuk kejadian-kejadian yang terjadi sebelum sebuah kejadian di
masa itu
Paramnesia:

Fausse reconnaissance: kesalahan mengenali


Retrospektif falsifikasi: memori menjadi menyimpang tanpa disadari yang diperlihatkan
seseorang melalui emosi, kognitif, dan pengalaman
- Konfabulasi: perasaan yang tidak disadari membuat jarak ingatan melalui khayalan yang
tidak nyata terhadap seseorang yang percaya tapi tidak berdasarkan pada fakta; seringkali
suatu gabungan dengan pathologis
- Dj vu: ilusi pengenalanvisual dimana situasi yang baru secara keliru dianggap sebagai
suatu pengulangan ingatan sebelumnya.
- Deja entendu: ilusi pengenalan auditorik
- Deja pense: ilusi bahwa suatu pikiran baru dikenali sebagai pikiran yang sebelumnya
telah dirasakan atau diekspresikan.
- Jamais vu: perasaan palsu tentang ketidaklaziman dengan situasi nyata yang pernah
dialami seseorang
- False memory: pasien mengumpulkan dan percaya pada sebuah kejadian yang tidak pernah
terjadi
Hipermnesia: Peningkatan derajat penyimpanan dan pengingatan kembali yang berlebihan.
Eidetik image: memori visual hampir menyerupai halusinasi.
Screen memory:suatu kesadaran yang dapat ditoleransi untuk menutupi ingatan yang
menyakitkan.
Represi: suatu mekanisme pertahanan diri berupa usaha secara tidak sadar melupakan
gagasan atau impuls yang tidak dapat diterima.
Lethologica: ketidakmampuan sementara untuk mengingat nama atau benda dengan tepat.
Blackout: Amnesia yang dialami oleh peminum alkohol selama ia minum; biasanya
menandakan kerusakan otak yang reversibel.

TINGKATAN MEMORI

Immediate: kemampuan mengingat kembali dalam hitungan detik sampai menit.


Recent:mengingat kembali kejadian-kejadian selama beberapa hari yang lampau.
Recent past: mengingat kembali kejadian-kejadian selama beberapa bulan yang lampau.
Remote: mengingat kembali kejadian-kejadian di masa lampau.

KECERDASAN
Kemampuan untuk memahami, mengingat kembali, memperoleh penyelesaian dalam situasi
yang berubah-ubah dalam menghadapi situasi baru.

Retardasi mental: pengukuran tingkatan kecerdasan yang bercampur dengan sosial dan
pendidikan. Ringan (IQ 50/55 sampai 70/75), sedang (IQ 35/40 sampai 50/55), berat (IQ
20/25 sampai 35/40), atau sangat berat (IQ di bawah 20/25), idiot (usia < 3 tahun), dungu
(usia 3-7 tahun), dan tolol (usia kira-kira 8 tahun).
Demensia: Kemunduran fungsi intelektual secara organik dan global tanpa gangguan
kesadaran.

Dyscalculia (acalculia): kehilangan kemampuan untuk menghitung; bukan disebabkan


oleh kecerdasan atau gangguan konsentrasi.
- Dysgraphia (agraphia): kehilangan kemampuan untuk menulis, kehilangan struktur katakata.
- Aleksia: kehilangan kemampuan membaca yang tidak dapat dijelaskan oleh gangguan
visual.
Pseudodemensia: gambaran klinis yang menyerupai demensia yang tidak disebabkan oleh
kondisi organik, seringkali disebabkan oleh depresi (syndrome demensia karena depresi).
Berpikir konkrit: berpikir secara harafiah, batasan yang digunakan dari biasa tanpa
pengertian/dimengerti nuansa dari suatu . melalui satu dimensi.
Berpikir abstrak: kemampuan untuk mengerti nuansa dari suatu arti; pikiran multidimensi
dengan kemampuan untuk menggunakan kiasan dan hipotesis yang tepat.

WAWASAN
Kemampuan untuk memahami penyebab sesungguhnya dan arti sebuah situasi.

Intelektual: memahami realita objektif dari sekelompok peraturan tanpa kemampuan untuk
menerapkan pemahaman itu.
Wawasan (pengetahuan) yang terjadi: pemahaman kenyataan objektif dari situasi, disertai
dengan motivasi dan dorongan emosional untu mengatasi situasi.
Wawasan yang rusak: kemampuan yang berkurang untuk memahami kenyataan objektif
terhadap situasi.

KEPUTUSAN
Kemampuan untuk menilai situasi dengan benar dan untuk bertindak secara tepat dalam situasi
tersebut.

Pertimbangan kritis: kemampuan untuk menilai, melihat, dan memilih diantara berbagai
pikiran terhadap suatu keadaan.
Pertimbangan otomatis: kinerja refleks di dalam suatu tindakan
Pertimbangan yang terganggu: kemampuan yang kurang untuk memahami suatu keadaan
dengan benar dan untuk melakukan tindakan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai