Anda di halaman 1dari 15

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
PROPOSAL SKRIPSI
Nama

: Satria Fahrudin Syah

Nim

: 811141318

Prodi

: Ilmu Hukum, S1

Fakultas

: Hukum

1. JUDUL SKRIPSI
IMPLEMENTASI KEMANDIRIAN DESA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DI DESA PEDAK KABUPATEN
SRAGEN
2. LATAR BELAKANG
Wilayah negara kesatuan RI terbagi atas daerah provinsi, dan provinsi terbagi atas
daerah yang lebih kecil yaitu Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Daerahdaerah tersebut manjadi satu kesatuan dalam wilayah nagara RI. Oleh karena itu
pembangunan harus tersebar secara merata dari seluruh wilayah Republik Indonesia agar
terwujud masyarakat yang adil dan makmur.
Pembangunan yang dilaksanakan di pedesaan atau tingkat Kelurahan merupakan
realisasi pembangunan nasional. Untuk menunjang pembangunan di pedesaan atau tingkat
Kelurahan peran serta pemerintah serta partisipasi seluruh lapisan masyarakat sangat
dibutuhkan.
Otonomi Daerah dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 memiliki arti
otonomi desa bahwa desa mampu berinisiatif dan berkreativitas untuk menjalankan
pemerintahannya

sendiri

serta

menumbuhkan

demokratisasi

masyarakat

dalam

pembangunan, sehingga desa atau setingkat Kelurahan memiliki ruang gerak yang luas
dalam melaksanakan pembangunan, karena tidak terbebani lagi dengan program-program
pembangunan dari kabupaten/kota, provinsi maupun pemerintah pusat.
Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan keseluruhan belanja daerah di
prioritaskan unruk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
upaya memenuhi kewajiban daerah Otonomiasli merupakan bentuk kewenangan yang hanya
dimiliki oleh desa berdasarkan adat istiadat yang hidup dan di hormati di suatu desa yang
bersangkutan. Ini tampak kurang mendapat perhatian kita, sehingga dapat menyebabkan
kegiatan administrasi dalam organisasi pemerintahan tidak berjalan seperti yang di
harapkan. Oleh karena itu penulis menjelaskan tentang peranan pemerintah daerah dalam
membangun kemandirian desa.
3. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang diatas peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia dan sumber daya dana
Kualitas sumberdaya manusia di pemerintahan desa merupakan sebagai
faktor internal yang pada umumnya tergolong rendah. Penyebabnya di latar
belakangi oleh pendidikan dari pejabat desa setempat. Sebenarnya masalah ini
dapat di atasi dengan memberikan bimbingan dan kesempatan untuk
mendapatkan pelatihan. Kurangnya kemampuan yang dimiliki oleh perangkat
desa menyebabkan munculnya suatu masalah bahkan untuk mendiskusikan suatu
masalah pemerintah desa.
Sebagai contoh dalam pengoprasian komputer. Yang mengakibatkan
mengalami kesulitan pada saat menyusun surat pertanggungjawaban untuk
pencairan selanjutnya, karena sebagian dariaparat desa sebagian besar tidak
memahami

dalam

mengoperasikan

komputer

sehingga

lambat

dalam

menyelesaikan surat pertanggung jawaban tersebut. Selain itu sebagian dari data
kadang-kadang tidak tersimpan. Berdasarkan keterangan ini dapat ditelaah
bahwa salah satu hambatan yang dihadapi adalah minimnya kualitas sumber daya
manusia aparat desa.
2. Sosialisasi penyaluran alokasi dana desa
Faktor sosialisasi penyaluran dana yang masih terlihat belum optimal, karena
masih banyak masyarakat desa yang belum memahami pemanfaatan program
tersebut, sehingga penggunaan dana terbilang kurang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
3. Faktor koordinasi dari kecamatan
Pelaksanaan koordinasi yang kurang baik terhadap instansi terkait sehingga
mempangaruhi pengelolaan Alokasi Dana Desa dan akan menghambat proses
pelaksanaan program tersebut dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa tersebut

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
sehingga menyulitkan perangkat desa. Agar implementasi kebijakan berhasil
harus ada kerjasama yang baik diantara Tim.
pembinaan dalam proses pengelolaan dana tersebut agar tepat sasaran dan
supaya tidak macet dalam pertanggung jawabannya. Sebelum pelaksanaan
kebijakan program ini dilaksanakan, secara intern perlu diadakan pertemuan
untuk merencanakan kegiatan, sehingga pada saat pelaksanaan implementasinya
setiap personil sudah mengetahui tugas dan fungsinya.

4. BATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah yang menjadi
bahan penelitian yaitu
:
a. Implementasi kemandirian desa berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 2014
tentang Desa
b. Kendala dalam pelaksanaan pemenuhan mempengaruhi pelaksanan pembangunan
kemandirin desa berdasarkan Undang-undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa.
Dengan adanya batasan masalah ini maka diharapkan peneliti lebih fokus dalam
mengakaji dan menelaah permasalahan yang ada di dalam pembangunan kemandirian
desa berdasarkan undang-undang no. 6 tahun 2014 tentang Desa
5. RUMUSAN MASALAH
Dari batasan masalah di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah peran pemerintah daerah dalam pembangunan kemandirian desa?
b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan tugas pemerintah daerah
dalam mewujudkan pembangunan kemandirian desa?

6. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
a. Untuk mendiskripsikan peran pemerintah daerah dalam pembangunan kemandirian
desa berdasarkan undang-undang no. 6 tahun 2014 tentang desa.

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi

pelaksanaan

pembangunankemandirian desa berdasarkan undang-undang no. 6 tahun 2014


tentang desa.
7. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
a.

Diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan terhadap pengembangan ilmu

b.

pengetahuan khususnya prodi ilmu hukum di bidang otonomi daerah


Diharapkan dapat memberikan masukan pemikiran dan wacana bagi para elit
eksekutif dan legislatif dalam pembuatan kebijakan yang disesuaikan dengan

c.

kondisi masyarakat.
Diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan wacana bagi masyarakat

d.

luas khususnya kemandirian desa di setiap daerah.


Diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan wacana masyarakat agar
menyadari hak dan kewajibannya yang harus dilaksanakan.

8. SISTEMATIKA PENULISAN
Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal,
bagian isi, dan bagian akhir, yang masing -masing diuraikan sebagai berikut.
a. Bagian Awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan, motto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan
daftar lampiran.
b. Bagian Isi
Bagian ini merupakan bagian pokok skripsi yang terdiri dari 5 bab, yaitu:
BAB I

:Pendahuluan, berisi latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat,


penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II

:Tinjauan pustaka, berisi landasan teori dan kerangka berfikir

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
BAB III :Metode penelitian, berisi tentang pendekatan penelitian , dasar penelitian,
fokus penelitian, jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, alat dan
bahan yang digunakan, teknik pengumpulan data validasi data, serta
analisis data.
BAB IV :Hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V

:Penutup, pada bagian ini merupakan BAB terakhir yang berisi


kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran peneliti.

c. Bagian Akhir
Bagian ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Isi daftar
pustaka merupakan keterangan sumber literatur yang digunakan dalam penyusunan
skripsi. Lampiran dipakai untuk mendapatkan data dan keterangan yang melengkapi
uraian skripsi.
9. TINJAUAN PUSTAKA
9.1 Penelitian Terdahulu
Di dalam jurnal yang ditulis oleh heri dwiyanto pada program studi Ilmu Hukum
Universitas Mataram pada tahun 2013, yang berjudul peran pemerintah dalam
pembangunan pedesaan di desa, kecamatan kandangan, kabupaten temanggung
menyimpulkan bahwa :
Pelaksanaan pembangunan di Indonesia ditandai dengan ketidakmerataan dan
ketimpangan pembangunan terutama pembangunan di daerah pedesaan dan daerah
perkotaan. Daerah perkotaan ditandai dengan kemudahan mengakses informasi,
fasilitas dan sebagai pusat perekonomian, sedangkan daerah pedesaan identik dengan
keterbatasan sarana dan prasarana. Akan tetapi, kenyataannya di tahun 1990an
pedesaan tidak terpengaruh dengan adanya krisis ekonomi yang dilihat dari kondisi
perekonomian pedesaan, sehingga hal ini menunjukkan bahwa daerah pedesaan
memberikan kekuatan terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional dan pedesaan
merupakan salah satu bagian penting yang dapat diperhatikan dalam menetukan arah
pembangunan nasional.

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
Peran pemerintah dalam mendorong pembangunan pedesaan dilakukan
dengan menetapkan kebijakan yang tepat dan tindakan yang diwujudkan dengan
program nyata pemerintah. Kebijakan dan pelaksanaan yang diterapkan oleh
pemerintah daerah bermuara pada tiga aspek pembangunan pedesaan, yakni
terciptanya peningkatan sumber daya manusia, peningkatan infrastruktur dan
ekonomi pedesaan. Upaya tersebut pada dasarnya telah dilakukan oleh Kabupaten
Temanggung, salah satunya meningkatkan alokasi APBD untuk gerakan membangun
dusun/ desa.
Penelitian bertujuan untuk menilai peran pemerintah pada tiap level
pemerintah

dalam

mendorong

pembangunan

pedesaan,

apalagi

dengan

diberlakukannya otonomi daerah, tiap level pemerintah memiliki kewenangan dalam


mengatur pembangunan di daerah otonomnya, seperti pemerintah desa memiliki
peran dalam upaya untuk menciptakan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa
dan swadaya masyarakat di pedesaan, yang dilakukan melalui pesan-pesan
pembangunan,

pengarah

kepada

masyarakat

untuk

berpartisipasi

dalam

pembangunan. Berkaitan dengan penelitian ini yang mencoba menjelaskan peran


pemerintah dalam pembangunan pedesaan maka metode yang tepat digunakan dalam
penelitian ini adalah campuran yakni gabungan dari metode kuantitatif dan kualitatif
di mana penelitian kualitatif dilakukan terlebih dahulu baru dilanjutkan penelitian
kuantitatif untuk menyimpulkan hasil studi.
Hasil penelitian ini adalah posisi level peran pemerintah dalam pembangunan
pedesaan. Analisis peran pemerintah sebagai penetapan kebijakan dan pelaksana
program pembangunan pedesaan dapat menyimpulkan peran pemerintah kabupaten
memiliki peran yang tinggi dalam menjalankan perannya baik sebagai regulator dan
pelaksana program pembangunan pedesaa. namun peran pemerintah kabupaten yang
dirasakan oleh masyarakat belum begitu mendapatkan dampak yang kuat oleh
masyarakat hal ini dikarenakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
kabupaten masih bersifat pemampu. Kedua, peran pemerintah kecamatan menurut
analisis memiliki peran hanya sebagai fasilitator kebijakan maupun pelaksana
pembangunan. Hal ini dikarenakan terdapatnya pergeseran fungsi dan kedudukan
pemerintah kecamatan. Sedangkan untuk peran pemerintah desa didalam
pembangunan pedesaan pada dasarnya memiliki peran sebagai pembuat kebijakan

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
dan sebagai pelaksana program pembangunan, namun dilapangan pemerintah desa
lebih cenderung menjalankan fungsi sebagai pelaksana program pembangunan.
9.2 Landasan Teori
9.2.1 Pengertian Implementasi
Secara singkat,definisi implementasi dikemukakan menurut KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia), yaitu pelaksanaan atau penerapan.
Sedangkan menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks
Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai
implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :
Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya
mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman,
2002:70).
Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa
implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana
dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk
mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu implementasi tidak berdiri sendiri
tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya.
Kemudian Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul
Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya
mengenai implementasi sebagai berikut :
Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses
interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan
jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif (Setiawan, 2004:39).
Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa
implementasi yaitu merupakan proses untuk melaksanakan ide, proses atau
seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
melakukan penyesuaian dalam tubuh birokrasi demi terciptanya suatu tujuan yang
bisa tercapai dengan jaringan pelaksana yang bisa dipercaya.
Jadi implementasi yang biasanya di gunakan dalam dunia pendidikan ini bisa
dirinci menjadi tiga pengertian dasar.
Pertama, implementasi itu berhubungan dengan proses, implementasi dianggap
sebuah hal yang dilakukan untuk mentransfer sebuah ide yang telah muncul.
Kedua, implementasi itu berhubungan dengan penyempurnaan, implementasi
diartikan sebagai penyempurnaan program yang telah dirancang.
Ketiga, implementasi itu sebuah program kurikulum, implementasi yang sudah
dirancang dan disempurnakan harus dilaksanakan secara terus menerus dan diikuti
dengan perkembangannya. Namun sebenarnya implementasi tidak hanya bisa
digunakan dalam bidang pendidikan namun juga dapat digunakan dalam berbagai
bidang.
9.2.2 Pengertian Desa
Definisi desa berdasarkan undang-undang desa pada pasal 1 angka 1 yang
berbunyi :
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

pemerintahan,

kepentingan

masyarakat

setempat

mengurus urusan

berdasarkan

prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9.2.3

pembangunan desa
Definisi pembangunan desa berdasarkan pasal 1 angka 8 yang berbunyi sebagai

berikut
pembangunan desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
Hakekat dari pembangunan adalah perubahan secara terus menerus yang
merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah tujuan yang diinginkan. Proses

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
dimulainya pembangunan dengan berpijak pada pembangunan masyarakat,
diharapkan akan dapat memacu demokratisasi masyarakat dalam proses
pembangunan itu sendiri. Berikut beberapa ahli mengemukakan pendapatnya
tentang arti pembangunan, antara lain:
Sondang P Siagian mendefinisikan pembangunan sebagai:
pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan
yang terencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, nagara dan pemerintah,
menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.
Ginanjar Kartasasmita secara sederhana mengartikan pembangunan sebagai suatu
proses peranubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana.
Pembangunan menurut Kartasamita (1996) adalah usaha meningkatkan harkat
martabat masyarakat yang dalam kondisinya tidak mampu melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Membangun masyarakat berarti
memampukan atau memandirikan mereka. Dimulainya proses pembangunan dengan
berpijak pada pembangunan masyarakat, diharapkan akan dapat memacu partisipasi
masyarakat dalam proses pembangunan itu sendiri.
Budiman (1995) membagi teori pembangunan tiga kategori besar yaitu teori
modernisasi, dependensi, dan paska dependensi. Teori modernisasi menekankan pada
faktor manusia dan budayanya yang dinilai sebagai elemen fundamental dalam proses
pembangunan.
Defenisi di atas memberikan penjelasan bahwa pembangunan merupakan proses
perubahan yang dilakukan secara sadar oleh bangsa, negara dan pemerintah menuju
modernitas yakni cara hidup lebih baik dari pada yang sebelumnya mencakup seluruh
aspek kehidupan bangsa dan negara.
Selanjutnya menurut Wrihatnolo (1999) pembangunan diartikan sebagai suatu
perubahan tingkat kesejahteraan secara terukur dan alami. Perubahan tingkat
kesejahteraan ditentukan oleh dimensi dari defenisi ekonomi, sosial, politik, atau
hukum.
10. KERANGKA BERPIKIR
UU No. 6 Tahun 2014
UU No. 32 Tahun 2004
UU No. 33 Tahun 2004
Peran pemerintah
Kemandirian
desa
daerah
dan
Faktor
Terwujudnya
yang mendukung
desa
masyarakat desa
kemandirian
mandiri desa

SDA
SDM

Dikelola

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id

Penjelasan:
a.

Input (input)

b.

Penulis mendasarkan penelitian ini pada kemandirian desa berdasarkan undangundang no 6 tahun 2014 tentang Desa
Procees (proses)
Yang kemudian dasar-dasar hukum tersebut dijadikan sebagai landasan dalam
penelitian tentang kemandirian desa dan mengkaji beberapa permasalahan yaitu :
1. Sumber daya manusia dan sumber daya dana
2. Sosialisasi penyaluran alokasi dana desa
3. Faktor koordinasi dari kecamatan

c. Output (tujuan)
Tujuan dari penelitian adalah Untuk mengetahui peran dan progam pemerintah
daerah dalam mewujudkan kemandirian desa.
d. Outcome (manfaat)
Untuk menjadikan kemandirian desa di setiap daerah.
11. METODOLOGI PENELITIAN
11.1 Metode Pendekatan

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian hukum kualitatif
dengan menggunakan metode pendekatan Yuridis Sosiologis.
Metode kualitatif adalah suatu tata cara penelitian yang menghasilkan data
deskriptif-analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan,
dan juga perilaku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.
(Soekanto,2007:250)
Yuridis sosiologis yang mana dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka
yang merupakan data sekunder dan meneliti data primer (data yang diperoleh langsung
dari masyarakat). (Soemitro,1990:10)
Dalam pendekatan yuridis sosiologis, hukum sebagai law in action, dideskripsikan
sebagai gejala sosial yang empiris. Dengan demikian hukum tidak sekedar diberikan arti
sebagai jalinan nilai-nilai, keputusan pejabat, jalinan kaidah dan norma, hukum positif
tertulis, tetapi juga dapat diberikan makna sebagai sistem ajaran tentang kenyataan,
perilaku yang teratur dan ajeg, atau hukum dalam arti petugas.
Sehingga dapat disimpulkan disini bahwa penulis ingin melihat dari segi
implementasi Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa dengan melihat langsung
dilapangan dan juga diharapkan mampu menciptakan atau menemukan konsep serta
memecahkan atau menemukan permasalahan yang timbul,sudah adakah kesesuaian
antara peraturan yang berlaku dengan kenyataan sosialnya. Atau dengan kata lain,
kesesuaian antara law inbooks dengan law in action atau kesesuaian antara das sollen
dengan das sein.
11.2 Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah:

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
a. Implementasi pembangunan kemandirian desa berdasarkan undang-undang no 6
tahun 2014 tentang desa.
b. Kendala dalam pelaksanaan pembanguan kemandirian desa berdasarkan undangundang no 6 tahun 2014 tentang desa.
11.4 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah data sekunder (secondary
data) dan data primer (primary data).
11.4.1 Sumber Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari sumber utama, yakni perilaku warga
masyarakat melalui penelitian.
(Soekanto,2007:12)
Pencatatan sumber data utama melalui wawancara merupakan kegiatan
penelitian ini agar mendapatkan informasi yang akurat. Informasi tersebut
diperoleh melalui Informan dan Responden.
a.

Informan
Informan adalah objek penting dalam sebuah penelitian. Informan adalah
orang-orang yang akan memberikan informasi tentang situasi dan kondisi
penelitian.

b.

Responden
Responden merupakan sumber data yang berupa orang. sehingga dari
beberapa responden diharapkan dapat terungkap kata-kata atau tindakan
orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama.
Responden adalah orang yang menjawab pertanyaan yang diajukan
peneliti, untuk tujuan peneliti itu sendiri (Ashshofa, 2010:22).

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
11.4.2 Sumber Data Sekunder
Pengumpulan data ini dilakukan dengan studi atau penelitian kepustakaan
(library research) yaitu dengan mempelajari peraturan-peraturan, buku-buku
yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder yang dikumpulkan terdiri dari
data sekunder dari bahan hukum primer,bahan hukum sekunder, dan bahan
hukum tersier.
a) Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang sifatnya mengikat.
Berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ada kaitannya
dengan permasalahan yang dibahas, yaitu meliputi: Undang-Undang nomor 6
tahun 2014 tentang desa, dan Undang-Undang lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembangunan kemandirian desa.
b) Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum Sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer, dapat berupa buku, artikel, laporan penelitian, hasil karya
sarjana meliputi skripsi, tesis dan disertasi, serta website-website yang
berkaitan dengan implementasi pembangunan kemandirian desa.
c) Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi dan
penjelasan tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yaitu
berupa :
1) Kamus Hukum;
2) Kamus Besar Bahasa Indonesia.
3) Ensiklopedia.
11.5 Alat dan Pengumpulan Data

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
Pengumpulan data yang dikenal adalah studi kepustakaan; wawancara (interview),
pengamatan (observasi), dan dokumentasi.
Sesuai dengan sumber data seperti yang dijelaskan di atas, maka dalam penelitian
ini pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan yaitu cara pengumpulan data dengan bersumber pada bahanbahan pustaka.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan
secara langsung antara penulis dengan responden untuk mendapatkan informasi.
11.6 Validasi Data
Untuk memperoleh validasi data, peneliti menggunakan teknik triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang dilakukan adalah
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan metode kualitatif.
Keabsahan data diterapkan dalam rangka membuktikan temuan hasil lapangan
dengan kenyataan yang diteliti di lapangan. Keabsahan data dilakukan dengan meneliti
kredibilitasnya menggunakan teknik triangulasi. (Moleong, 2004:330).
11.7 Analisis Data
Data yang diperoleh baik dari studi kepustakaan maupun dari penelitian lapangan
akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif yaitu metode
analisis data yang mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari
penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenarannya, kemudian dihubungkan

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
Gedung K, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telepon +62248507891; +62470709205; Fax. +62248507891
Laman: http://fh.unnes.ac.id; email: fh@unnes.ac.id
dengan teori-teori, asas-asas, dan kaidah-kaidah hukum yang diperoleh dari studi
kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang dirumuskan.
Pada penelitian ini dilakukan dengan mengkaji bahan-bahan hukum sekaligus
juga mengidentifikasi berbagai peraturan yang berkaitan dengan implementasi
pembangunan kemandirian desa berdasarkan Undang-undang No.6 Tahun 2014
tentang Desa.
Analisis mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, dilakukan
dengan cara menganalisis permasalahan yang ada di lapangan yakni implementasi
pembangunan kemandirian desa. Selanjutnya akan dikaji dengan dikaitkan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang-undang No.6 Tahun 2014
tentang Desa. Setelah analisis data selesai, maka hasilnya akan disajikan secara
deskriptif, Dari hasil tersebut kemudian ditarik kesimpulan yang merupakan jawaban
atas permasalahan yang dia

Anda mungkin juga menyukai