Anda di halaman 1dari 35

STRUKTUR DAN FUNGSI

ORGAN
DIGESTIVE & EKSKRESI

Sistem Pencernaan
(Digestive)

Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus)

berfungsi sebagai berikut:


- menerima makanan
- memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses
yang disebut pencernaan)
- menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
- membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
rektum dan anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang
terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati
dan kandung empedu.

MULUT

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem pernafasan.

Bagian dalamdari mulut dilapisi oleh selaput lendir.


Saluran dari kelenjar liur di pipi, dibawah lidah dan dibawah rahang mengalirkan isinya ke dalam mulut.

Di dasar mulut terdapat lidah, yang berfungsi untuk merasakan dan mencampur makanan.
Di belakang dan dibawah mulut terdapat tenggorokan (faring).
Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.

Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung.


Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Penciuman lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang (molar, geraham),

menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.


Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim
pencernaan dan mulai mencernanya.
Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan

kelainan lainnya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang
bakteri secara langsung.
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan ke paru-paru,
sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang (palatum mole, langit-langit lunak) terangkat agar
makanan tidak masuk ke dalam hidung.
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir.

Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung.


Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan
relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.

LAMBUNG
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai,

terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum.


Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfingter),
yang bisa membuka dan menutup.
Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur
makanan dengan enzim-enzim.
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:
- lendir
- asam klorida
- prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori
atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein.
Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.
Pelepasan asam dirangsang oleh:
- saraf yang menuju ke lambung
- gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung)
- histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).
Pepsin bertanggungjawab atas pemecahan sekitar 10% protein.
Pepsin merupakan satu-satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein
dan kandungan utama dari daging.
Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya alkohol dan aspirin) dan
itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil.

USUS HALUS
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan

bagian pertama dari usus halus.


Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa
dicerna oleh usus halus.
Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti
mengalirkan makanan.
Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati.
Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter
Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan.
Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk
dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.
Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki
lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).
Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum,
sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap.
Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum.
Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.
Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan,
vili dan mikrovili.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati
melalui vena porta.
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan
sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui
usus halus.
Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan
keasaman lambung.
Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung
air, lendir dan enzim-enzim pankreatik.

PANKREAS
Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:

- Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan


- Pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah.
Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir
melalui berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus.
Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada
sfingter Oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum.
Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,
karbohidrat dan lemak.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat
digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini
hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan.
Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang
berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam
lambung.
3 hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:
- Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
- Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah
- Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon
lainnya (insulin dan glukagon).

HATI
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai

fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.


Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya
akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler).
Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan
vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai
vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati,
dimana darah yang masuk diolah.
Darah diolah dalam 2 cara:
- Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang
- Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga
dapat digunakan oleh tubuh.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah
diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh,
sisanya berasal dari makanan.
Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk
membuat empedu.
Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung
empedu.

KANTUNG EMPEDU & SALURAN


EMPEDU
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya

bergabung membentuk duktus hepatikus umum.


Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung
empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum.
Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam
duodenum.
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan
hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati.
Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf
sehingga kandung empedu berkontraksi.
Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan
makanan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting:
- Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
- Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:
- Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam
lemak untuk membantu proses penyerapan
- Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu
menggerakkan isinya
- Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari
sel darah merah yang dihancurkan
- Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh
- Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan
kembali ke dalam empedu.
Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik.
Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari.

USUS BESAR
Usus besar terdiri dari:

- Kolon asendens (kanan)


- Kolon transversum
- Kolon desendens (kiri)
- Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk
seperti tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan
kolon asendens dengan usus halus.
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan
elektrolit dari tinja.
Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika
mencapai rektum bentuknya menjadi padat.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat
penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit
serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di
dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

REKTUM dan ANUS


Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari

ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir


di anus.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di
tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.
Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam
rektum, maka timbul keinginan untuk buang air
besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa
menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih
muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot
yang penting untuk menunda buang air besar.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan,
dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit)
dan sebagian lainnya dari usus.
Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus
tetap tertutup.

Sistem Pencernaan Pada


Hewan Invertebrata
Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya
dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera,
dan Coelenterata.
Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola
makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler.
Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita,
alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki
mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara
absorbs langsung melalui kulit.
a. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah
Cacing yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara
ekstrasel. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan
serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah
dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi
molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh
tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui
anus.

b. Sistem Pencernaan Pada Serangga


Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan
makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung,
usus sampai anus.Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel.
c. Sistem Pencernaan Pada Ikan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di
dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada
geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan
serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim).
Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang
terdapat di daerah sekitar insang.
Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila
tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di
dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas
batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu
untuk memperluas bidang penyerapan makanan.
Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelokkelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan
kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di
bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas,
terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah
punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung

b. Sistem Pencernaan Pada Amfibi


Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan,
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang
amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil
(serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
1. rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang
mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
2. esofagus; berupa saluran pendek,
3. ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan
menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat
masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus,
4. intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal.
Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas
batas-batasnya.
5. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan
6. kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan
makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati
berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi
menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan
dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna
Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari
(duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang

c. Sistem Pencernaan Pada Reptil


Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada
reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil
umumnya karnivora (pemakan daging). Secara berturut-turut saluran
pencernaan pada reptil meliputi:
1) rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan
bawah, masing-masing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut,
gigi
menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut.
Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah
dengan ujung bercabang dua,
2) esofagus (kerongkongan),
3) ventrikulus(lambung),
4) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara
pada anus.
pada
reptil
meliputi hati, kantung empedu, dan
d.Kelenjar
Sistempencernaan
Pencernaan
Pada
Burung
pankreas.
Hati pada
reptilia
memiliki
lobus
(gelambirf
dan dan
Organ
pencernaan
pada
burung
terbagidua
atas
saluran
pencernaan
berwarna
kelenjar
pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian,
kemerahan.
Kantung
empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati.
hewan
kecil, dan
buah-buahan.
Pankreas
berada di pada
antara
lambung
danatas:
duodenum, berbentuk pipih
Saluran
pencernaan
burung
terdiri
1)kekuning-kuningan.
paruh: merupakan modifikasi dari gigi,
2) rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung
antara rongga mulut dan tanduk,
3) faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat

4) lambung terdiri atas:


- Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim
pencernaan, dinding ototnya tipis.
- Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal.
Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan
bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan
disebut sebagai hens teeth,
6) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada
kloaka.
Usus
halus Pencernaan
pada burung terdiri
dari duodenum,
dan ileum.
e. Sistem
pada Hewan
Mamahjejunum
Biak (Ruminansia)
Kelenjar
pencernaan
burung
meliputi:
hati, kantung
empedu,sapi,
dan
Hewan-hewan
herbivora
(pemakan
rumput)
seperti domba,
pankreas.
Pada sebagai
burung merpati
tidak terdapat
empedu.
kerbau disebut
hewan memamah
biak kantung
(ruminansia).
Sistem
pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks.
Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna
oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda
dengan
pencernaan
terdapatsistem
geraham
belakanghewan
(molar)lain.
yang besar, berfungsi untuk
Perbedaan sistem
pencernaan
makanan
pada
ruminansia,
mengunyah
rerumputan
yang sulit
dicerna.
Di hewan
samping
itu, pada
tampak
pada struktur
gigi, yaitu
hewan ruminansia
terdapat
modifikasi lambung yang dibedakan
menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala),
omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).
Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan
alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan
abomasums 7-8/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada

struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses
fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum
yang banvak mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak
seefektif fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya,
kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan selulosa
hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum. Sedangkan pada sapi, proses
pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya
dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan
bentuk
simbiosis mutualisme
yang cacing
dapat menghasilkan
vitamin B serta
asam
Sistem pencernaan
makanan pada
tanah sudah sempurna.
Cacing
amino.
Di samping
itu, bakteri
ini dapat
,menghasilkan
gas metan (CH4),
tanah memiliki
alat-alat
pencernaan
mulai
dari mulut, kerongkongan,
sehingga
dipakai
dalam
pembuatan
biogas
sebagai
lambung, dapat
usus, dan
anus.
Proses
pencernaan
dibantu
oleh sumber
enzim energi
enzim
altematif.
Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada
vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna
seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem
ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata
satu dengan invertebrata lainnya.
Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api.
Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada
invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih
(Planaria), cacing gilig (Annellida), dan belalang

SISTEM EKSKRESI

SISTEM EKSKRESI
SISTEM PENGELUARAN (EKSKRESI)
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO 2,

H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang erat kaitannya
dengan ekskresi adalah sebagai berikut.
Defekasi: yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut
feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam
jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus
yang rusak dan mikroba usus.
Ekskresi: yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna
lagi bagi tubuh.
Sekresi: yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran
pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya
mengandun genzim.
Eliminasi: yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang
kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Fungsi Sistem Ekskresi
Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
Homeostasis

ALAT-ALAT EKSKRESI PADA


MANUSIA
Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan dan kiri

depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri
karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar
10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan
bagian-bagian korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga
ginjal). Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri
atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) Bowman
Dan glomerulus. Glomrerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk
mangkuk yang mengelilingi glomerulus.'I'ubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal.
tubulus kontortus distal. Dan tubulus kontortus kolektivus. Di antara
tubuIus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelung /lengkung Henle pars
ascenden (naik) dan pars descenden (turun).

Fungsi ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain menyaring

darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-zat yang membahayakan tubuh.


misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh, urea, asam urat. dan bermacam
-macam garam; mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah
yang melebihi normal; mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler; dan
mempertahankan keseimbangan asam dan basa.
Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain:
urea, asam urat, amoniak, creatinin
garam anorganik
bacteri dan juga obat-obatan
Mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah
Membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mem-pertahankan tekanan osmotik ektraseluler
Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseim-bangan asam basa darah.

KULIT

Kulit (integumen) merupakan lapisan terluar tubuh manusia dan pelindung bagian dalam tubuh.

Susunan Kulit

Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis
(jaringan ikat bawah kulit).
1) Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum
korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan
berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen
melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.

Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.

Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk

Stratum granulosum, mengandung pigmen

Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar

2) Dermis

Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar
yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea).
Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat
dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong rambut
terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut
agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong
rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.

Akar rambut

Pembuluh darah

Syaraf

Kelenjar minyak (glandula sebasea)

Kelenjar keringat (glandula sudorifera)

Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh suhu luar

3) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan,
pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.

Fungsi kulit
Sebagai alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat. Fungsi kulit yang lain, antara lain
melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran, panas. dan zat kimia;
mengatur suhu tubuh; menerima rangsang dari luar: serta mengurangi kehilangan air.
Kelenjar keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur dan darah di pembuluh
kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan menyerap panas
tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Pada keadaan normal. keringat akan keluar dari
tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap jam. Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran
keringat. antara lain peningkatan aktivitas tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan goncangan
emosi. Emosi akan merangsang saraf simpatis untuk memperkecil pengeluaran keringat dengan
cara mempersempit pembuluh darah. Pengeluaran keringat yang berlebihan, misalnya karena
terik matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan terjadi lapar garam.
Kekurangan kadar garam darah dapat mengakibatkan kekejangan dan pingsan.

PARU-PARU(PULMO)
Penguraian karbohidrat (glukosa) dan lemak kecuali menghasilkan energi akan

menghasilkan zat sisa berupa CO2 dan H2O yang akan dikeluarkan lewat paru-paru.
Seseorang yang berada dalam daerah dingin waktu ekspirasi akan tampak
menghembuskan uap. Uap tersebut sebenarnya merupakan carbondioksisa dan uap air
yang dikeluarkan saat terjadi pernafasan.

HATI (HEPAR)
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah

kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi
(arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh
selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang
dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel
perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit.
Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih
kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu,
kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari
rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya
dirombak dan haeglobinnya dilepas.
Fungsi hati:
Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)
Menawarkan racun
Membentuk protombin dan fibrinogen
Membentuk albumin dan globulin
Mengubah provitamin a menjadi vitamin a
Tempat pembentukan urea
Menghasilkan empedu
Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua

SISTEM EKSKRESI PADA


INVERTEBRATA
Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih

Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut


sebagai protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung
dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam
protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia.
Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya
seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke
dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus
dan menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran
ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi
pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di
permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat
lubang nefridiofora ini.
Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran
ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan
dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi
secara langsung dari sel ke air.

Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska


Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang
merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali
pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian
anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh
(pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut
pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini
akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut
nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat
cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul
makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar
kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan
keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang
berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu
amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam
lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan
lewat sistem ekskresi.

Alat Ekskresi pada Belalang


Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang
berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan
benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada
pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki
sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem
trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi
air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang
kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah
mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal
pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam
urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis
dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan
diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan
feses.

SOAL
1. Apa fungsi gigi taring ?
2. Sebutkan dua peranan penting yang

dilakukan oleh hati !


Jawaban
1. Fungsi gigi taring adalah untuk merobek
makanan
2. Dua peranan penting yang dilakukan oleh
hati yaitu : tempat penyimpanan zat
makanan danpenguraian serta pembuangan
zat yang tidak diperlukan oleh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai