Anda di halaman 1dari 5

Vibrasi di Turbin

fajar tampubolon
Dear all,
Mau nanya lagi nih. Apa ciri vibrasi pada turbin yg bisa menunjukkan bahwa pada turbin tsb telah
mengalami kerusakan pada blade (blade patah)..??? Kami punya kasus turbin uap disini, setiap di
overhaull pasti ada ditemukan blade yang patah, tetapi selama beroperasi tidak ada ciri2 vibarsi yg
mencurigakan. Mohon Advice dr rekan2 sekalian.
Budi Wahyu - EGD@capcx
om fajar.
Mungkin ada indikasi 1 x rpm atau unbalance walaupun itu kecil, bisa di lihat trend nya walaupun
kecenderungan naik nya kecil pasti ada.
thank's
Endy Jusman
Menambahkan sedikit,
Itu biasanya disebut gaya Aerodinamik
Bisa coba di lihat hasil pengukuran vibrasi pada turbin dengan posisi vertikal atau horizontal ,
biasanya akan lebih tinggi.
Biasanya pada frekuensi 1 X Rpm per Jml Sudu ( Blade ) atau Jumlah Impeler per Rpm dan juga
Fase nya tidak tentu (bisa single,double..).
Vibrasinya akan lebih terasa jika beban tidak stabil.
Saran saya, coba dilakukan pengambilan data vibrasi dengan Tools yang bagus dan realible. Dan
lakukan analisa terhadap hasil pengukuran tersebut. Dari sana bisa dilihat trend pada grafiknya.
Dan juga lakukan pemeriksaan yang komprehensif thd Shaft dari turbin tersebut.
Lakukan alignment check dan periksa kondisi baut2 pada pada pondasinya serta pondasi turbin itu
sendiri.
Mohon jika ada koreksi atau tambahan dari rekan2 lain. Maklum saya juga br belajar di bidang ini

Ilham B Santoso

Salam,
Menambahkan yang disampaikan oleh m Budi Wahyu, kehilangan massa pada blade tentu akan
selalu diikuti oleh naiknya indikasi unbalance. Dan bila ini terjadi pada sisi tip blade maka efek
getarannya harusnya cukup signifikan, mengingat pengaruh massa unbalance terhadap getaran
rotor sangat akan dipengaruhi oleh "jari-jari" massa unbalance dan tentu saja kecepatan putaran
rotor serta kondisi lain seperti kekakuan rotor dan kekakuan bearing.
Namun bila hilangnya sebagian massa impeler ini tidak terdeteksi oleh pengukuran getaran maka
perlu dievaluasi, misalnya apakah pengukuran getaran telah dilakukan dengan sensor yang tepat
(misalnya pengukuran getaran pada bearing fluida (sleeve, journal, tilt pad, etc) tentu akan lebih
efektif menggunakan proximity probe (pengukuran getaran relatif) bila dibandingkan dengan
sensor accelerometer (pengukuran getaran absolut casing)), kemudian range frekeuensi, resolusi
frekuensi, titik pengukuran, dsbnya.
Selain unbalance, maka ciri getaran yang lain yang biasanya muncul adalah sehubungan dengan
tidak seimbangnya aliran fluida pada turbin. Hal ini biasanya akan berpengaruh pada frekuensi di
sekitar Blade Pass Frekuensi (jumlah blade x putaran mesin) beserta harmoniknya. Sinyal yang
mucul bisa berupa naiknya amplitudo BPF dan terutama harmoniknya atau munculnya banyak side
band pada BPF akibat ketidak stabilan aliran fluida.
Semoga membantu,

rury.novrian
Memang betul blade patah pada steam turbine maupun gas turbine akan mempengaruhi signal 1 x
rpm pada vibrasi. tetapi untuk memastikan bahwa 1x rpm tsb adalah disebabkan mechanical
unbalance (mis: blade patah) diperlukan juga arah phase (sudut vibrasi yang tinggi tsb (high spot)
untuk mendapatkan arah phase tsb turbin memerlukan keyphasor sehingga keyphasor signal bisa
di associate dengan signal vibrasi sehingga bisa mendapatkan data besarnya vibrasi dan arah dari
phase pada saat 1 x rpm.
Setelah mendapatkan data tsb bandingkan dengan besaran vibrasi dan arah phase pada saat
turbin start up setelah melakukan overhaul atau pengecekan terakhir. bila arah phasenya berubah
drastis, bisa dipastikan terjadi mechanical unbalane dengan probability blade patah pada arah tsb.
Jadi reference awal sangat diperlukan untuk memastikan kondisi unbalabnce karena blade patah
atau rusak. direkomendasikan juga pada saat turbine setelah di shutdown, di usahakan untuk
dilakukan start up turbine sampai Full Speed No Load (FSNL) saja untuk turbine yang
mengerakkan generator atau sampai Full Speed Minimum Capacity bila turbine tersebut
menggrakkan compressor gas,sekali lagi. hal ini untuk memastikan tidak ada lagi kondisi mal

fuction yang lain seperti rotor bow dan rotor crack. Sehingga probability mal function untuk blade
patah atau rusak semakin tinggi.
Disarankan juga memaksimalkan data polar plot, cascade plot, bode plot dan orbit time base plot
baik pada saat start up awal, steady state dan shut down. karena dari data plot tsb kita bisa
menyimpulkan kondisi dari rotor turbine kita.dan bila turbine tsb mempunyai fasilitas online
vibration monitoring, maka dari plot2 diatas dapat terlihat dengan jelas perubahan yang terjadi bila
tiba2 rotor turbine mengalami unbalance di karenakan blade patah.
Sedangkkan stifness/kekakuan dari bearing dan rotor turbin, tidak berpengaruh banyak saat terjadi
unbalace yang disebabkan blade patah atau rusak pada turbine. karena disaat turbin kita
beroperasi diatas resonance speed ( well above resonance) massa unbalance lah yang sangat
dominan dalam mempengaruhi vibration respon
Fun = mun run W2
semoga membantu

mundir mundir
Ingin menambahkan, sebenarnya tidak terlalu sulit mendeteksi vibrasi akibat blade patah, yang
semua sudah dijelaskan secara rinci oleh para experts kita2. Cuma yang perlu diingat vibrasi di
sini adalah akibat bukan penyebab dari kerusakan tersebut, sehingga harus diperhatikan kenapa
sampai blade patah apalagi kalo saya cermati dari kalimatnya pak Fajar sering tejadi patah ya???
Makanya di samping ada Condition Monitoring yaitu vibrasi monitoring, perlu juga dilihat kwalitas
steamnya sendiri, prosedure pengoperasian terutama dalam masalah prepare untuk start up/shut
down, parameter operasi, dll serta lebih penting lagi analisa/uji kerusakan material dari patahnya
blade turbin tersebut. Saya yakin bapak2 yang ahli metalurgy dapat menyimpulkan kenapa sampai
bladenya patah.
Semoga membantu.
roeddy setiawan
Dear Pak Fajar,
Barangkalai memang kalau steam turbin besar di low pressure ???kehilangan 1 2 blade tidak
kelihatan di vibration monitor, karena massa ynag kecil banget thd rotating mass.
Tapi kalau bapak setup online monitoring yang bisa crunch the number ,steam, load , steam
distribution, power , efficiency thermal.

Begitu blade hilang, langsung kelihatan pak, distribusi steam berubah, efficiency meloncat
kebawah he he , dibanding load yang masih anteng.
Tapi kalau diituv itu lagi barangkali terlalu agressive load yang dibebankan, sehingga begitu load
narik, instantanously di nozle (transient) karena mass flux steam tiba 2 besar condensate timbul,
kata kabayan sih ngacay/ngiler nozlenya nimpukin blade yang memang didesign stress berat he
he he, .
barangkalai next grade alloy bisa solving recuring problem dan response turbin yang dibikin
lamban bisa menolong, biar saya teman di ops kan adaUPV anti macet, mbleret mbleret dikit kalau
lagi mau arik.
Wahyu Nirbito
Sekedar sharing.
Kalau kita punya Baseline Signature yaitu data spektrum getaran dari mesin saat bagus (setelah
overhaul atau commisioning), maka bisa kita bandingkan datanya dengan baseline signature
tersebut terutama di frekuensi Blade pass (BPF) yaitu jumlah sudu dikalikan putarannya. Ada
kemungkinan BPF bergeser karena hilangnya blades yang hilang tetapi yang jelas adalah
munculnya side bands diantara BPF itu sebagai indikasi kerusakan. BPF stages berikutnya
kemungkinan juga akan muncul dengan side bands masing masing karena saya membayangkan
blade adalah satu foreign object yang mampu merusakkan juga blades di stages berikutnya.
Kecuali kalau kerusakan blades hilang tadi ada pada stage yang terakhir. Walaupun massa blade
yang hilang barangkali insignifant dibanding massa rotor secara keseluruhan, tetap saja pasti
mempengaruhi balance dari rotor sehingga frekuensi 1X putaran akan bertambah tinggi
amplitudonya dibanding dengan baseline signature-nya.

Amirullah (PTI - SOR)@inco


Pak Fajar,
Memang seperti itu kadang terjadi pada operasional turbin, vibrasi sering kelihatan normal padahal
ternyata blade didalam sudah ada yang patah ( pada Low pressure)
Salah satu cara untuk melihat bahwa mungkin ada blade patah adalah temperature pada exaust
akan naik karena distribusi steam akan berubah ( velocity -nya vberubah) atau seperti yang
dikatakan pak roeddy. Sehingga impactnya akan menaikkan temperature pada condenser yang
ujung-ujungnya lagi pasti menaikkan vacuum pada condenser. Sehingga pasti efficiency thermis
akan turun.
Hendra, Ronny@schaeffler

Menarik sekali membaca jawaban dari rekan2 dalam diskusi ini, ada yang melihatnya dari sisi
operation, dan yang melihatnya dari sisi analisa vibrasi, dan bahkan hal ini-pun ada yang
melihatnya dari sisi casing absolute method (dengan BPF dsb) dan ada yang melihat dari shaft
relative measurement method (Bang Rury-RED). Saya ingin share saja pengalaman yang pernah
saya hadapi, ternyata patah blade tidak melulu menyebabkan vibration amplitude berubah (baca:
tinggi). Hal ini pernah saya temukan ketika menganalisa sebuah steam turbine di mana nilai vibrasi
tidak berubah namun yang terjadi adalah berubahnya sudut phase dari posisi biasanya. (kebetulan
di steam turbine terpasang online vibration monitoring system plus keyphasor-nya). Bisa dilihat dari
polar plotnya.
Setuju dengan Pak Mundir, vibrasi Cuma efek saja dan blade patah juga Cuma efek saja. Real
cause-nya kalau begitu apa ya ? Banyak yang harus di kerjakan..

adi harjono
Dear Pak budi
Saya juga setuju dengan pendapat pak mundir, vibrasi yang pak budi dapatkan itu hanyalah akibat
nya (blade patah) jadi bukan sebab (Root Cause analysis), dari hal itu makanya ada program
condition monitoring, cond mon khan merupakan upaya strategi predictive maintenance. jika kita
tidak dapat mendeteksi ada nya blade yang patah (baru diketahui ketika overhaul) berarti program
conmon nya sudah lost. Itu perlu di catat dan di review lagi .. ada yang salah dengan program
monitoring nya.
saya kira seharusnya kejadian tersebut dapat di monitoring kalo pak budi liat history dari turbin
tersebut. pada awal awal pengukuran pasti terjadi peningkatan di Blade pass frequency. kalo
dilihat dari waterfall spectrum akan terlihat adanya peningkatan di frekuensi BPF nya. setelah
cukup tinggi dan harmonik baru lah spektrum nya bergeser ke frekuensi rendah yaitu 1xRPM
dimana biasanya jika sudah di detect di frekuensi ini berarti conmonnya sudah lost. Rekomendasi
cond mon sudah harus dibuat ketika frekuensi BPF muncul dan harmonik.
di tempat saya juga sudah pernah terjadi hal seperti itu (belum lama). kebetulan terjadi di vacuum
pump ketika terjadi noise dan frekuensi BPF sudah mengalami peningkatan, rekomendasi sudah di
keluarkan, berhubung action dari section terkait yang lambat penanganannya maka lost itu terjadi
(blade menyentuh casing dan patah, patahan nya membuat jammed vacuum pump)
yang perlu di cari titik permasalahan kenapa bisa BPF mendadak muncul dan harmonic. itu bisa
meliputi kondisi proses, material dan maupun dari maintenance yang kurang quality control (ketika
overhaul sebelumnya). hal ini merupakan RCA dari permasalahan yang terjadi sehingga tidak
terjadi permasalahan yang berulang (di masa berikutnya)

Anda mungkin juga menyukai