Laporan Praktik Kerja Lapangan Irma Yulianty 2012 FIX
Laporan Praktik Kerja Lapangan Irma Yulianty 2012 FIX
Oleh
IRMA YULIANTY
NIM: (1112097000029)
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr.wb.
Puji Syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang terus memberikan
berbagai nikmatnya yang tak terhitung kepada setiap makhlukNya. Penyelesain
pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini pun merupakan berkat salah
satu karuniaNya yang amat patut penulis syukuri. Shalawat dan salam semoga tetap
dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta ahlul bait, sahabat, tabiin,
dan selu ruh umatnya tanpa kecuali.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu agenda
wajib dan rutin dilaksanakan oleh setiap mahasiswa Program Studi Fisika. Hal ini
dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan para mahasiswa tentang
dunia keilmuan yang digelutinya. Bukan hanya sebatas pada dunia akademis tapi
juga berusaha untuk mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya melalui kegiatan PKL
ini.
Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dari pelaksanaan kegiatan Praktik
Kerja Lapangan ini, pada akhir kegiatan PKL tersebut mahasiswa yang bersangkutan
wajib menyusun sebuah laporan. Dan untuk maksud itulah, penulis merasa bersyukur
karena dapat menyelesaikan laporan PKL ini. Tentu saja dalam perjalanan
penyusunannya, banyak sekali pihak -pihak yang ikut membantu menyelasaikan
penulisan laporan ini. Oleh karenanya, penulis merasa berterimakasih sedalamdalamnya kepada:
1. Kedua orang tua, kakak-kakak, adik, keluarga, dan kerabat yang
senantiasa memberi semangat dukungan kepada penulis dalam menjalani
Praktik Kerja Lapangan (PKL).
2. Ibu Dr.Eng. Nur Aida,M.Si selaku Ketua Program Studi Fisika dan
Ibu Tati Zera, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Fisika.
3. Bapak Dr. Sutrisno, M.Si dan Bapak Ambran Hartono, M.Si selaku dosen
pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan pembimbing akademik
yang telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga dapat
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan lancar.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penulisan
10
12
14
19
20
62
66
100
104
104
106
DAFTAR PUSTAKA
107
DAFTAR GAMBAR
14
15
16
17
19
22
22
23
26
27
33
34
34
36
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
45
45
46
46
51
51
52
53
54
55
55
56
56
57
57
58
59
59
60
61
62
62
63
64
Gambar 5.1.3.1 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 23 Januari 2011
67
Gambar 5.1.3.2 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 12 April 2012
68
Gambar 5.1.3.3 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 12 Juni 2012
69
Gambar 5.1.3.4 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 20 Juni 2012
70
Gambar 5.1.3.5 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 7 Juli 2012
71
Gambar 5.1.3.6 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 27 Juni 2012
72
Gambar 5.1.3.7 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 18 Juli 2012
73
Gambar 5.1.3.8 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 29 Juli 2012
74
Gambar 5.1.3.9 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 31 Juli 2012
75
Gambar 5.1.3.10 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 21 Agustus 2012
76
Gambar 5.1.3.11 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 6 September 2012
77
Gambar 5.1.3.12 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 3 Oktober 2012
78
Gambar 5.1.3.13 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 20 Oktober 2012
79
Gambar 5.1.3.14 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 1 November 2012
80
Gambar 5.1.3.15 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 10 November
2012
81
82
83
Gambar 5.1.3.18 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 2 Januari 2013
84
Gambar 5.1.3.19 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 27 Januari 2013
85
Gambar 5.1.3.20 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 31 Januari 2013
86
Gambar 5.1.3.21 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 5 Maret 2013
87
Gambar 5.1.3.22 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 4 April 2013
88
Gambar 5.1.3.23 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 9 April 2013
89
Gambar 5.1.3.24 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 7 Juli 2013
90
Gambar 5.1.3.25 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 8 Juli 2013
91
Gambar 5.1.3.26 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 20 Juli 2013
92
Gambar 5.1.3.27 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 24 Juli 2013
93
10
Gambar 5.1.3.28 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 8 Agustus 2013
94
Gambar 5.1.3.29 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 3 November 2013
95
Gambar 5.1.3.30 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 25 November
2013
96
Gambar 5.1.3.31 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 1 Agustus 2014
97
Gambar 5.1.3.32 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 17 Oktober 2014
98
Gambar 5.1.3.33 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 15 Januari 2015
99
Gambar 5.1.3.34 Shake Map Gempabumi yang Dirasakan Tanggal 3 Februari 2015
100
Gambar 5.1.4.1 Hasil Analisa Accelerograph untuk event gempa dirasakan pada
tanggal 27 September 2014
101
Gambar 5.1.4.2 Hasil Analisa Accelerograph untuk event gempa dirasakan pada
tanggal 17 Oktober 2014
102
Gambar 5.1.4.3 Hasil Analisa Accelerograph untuk event gempa dirasakan pada
tanggal 2 Februari 2015
103
11
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4.1.
Skala Richter
28
Tabel 3.4.2
Skala Mercalli
30
Tabel 4.5.2
66
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
guci yang pada keempat arah mata angin diberi kepala naga. Namun, alat ini tidak
dapat memberikan rekaman getaran hanya gejala telah terjadi adanya gempa
bumi, tetapi seiring dengan berkembangnya teknologi dibuatlah alat yang lebih
modern dan lebih sensitif terhadap gempa. Sehingga dapat dengan cepat
mendeteksi gempa dan akurat. Bencana gempabumi dapat dideteksi berapa besar
skalanya dan di mana pusat gempa bumi berada sehingga dampak dari
gempabumi dapat diminimalisir, alat itu adalah seismograf. Seismograf yang
sekarang telah mengalami berbagai pembaharuan sehingga lebih canggih lagi.
Pada tahun 2006 dikembangkanlah seismograf dengan 3 komponen yaitu
Seiscomp3.
Dengan
Seiscomp3
parameter-parameter
gempabumi
seperti
magnitude, origin time, kedalaman dan lain-lain dapat dengan cepat dibaca.
Ada pula software lain yang digunakan untuk menganalisa dampaknya
yaitu, Shake map. Shake map adalah suatu sistem software yang dapat memetakan
guncangan gempa, untuk mengetahui tingkat intensitas gempabumi dalam satuan
tingkat MMI (Modified Mercalli Intensity) sehingga diketahui Accelerograph dan
nilai PGA (Peak Ground Acceleration)Shake map dapat dibuat dengan menginput
data-data yang didapat dari Seiscomp3.
Selain Shake Map digunakan juga Accelerograph untuk mengetahui nilai
percepatan tanah pada suatu daerah yang mengalami gempa. Dengan
accelerograph dapat diketahui intensitas gempabumi serta seberapa besar
kerusakan atau efek yang ditimbulkan akibat gempabumi yang terjadi.
Berdasarkan fakta-fakta di atas penulis merasa tertarik untuk mengangkat
topik ini sebagai judul laporan Praktik Kerja Lapangan kami.
Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL)
1.2
bermaanfaat bagi seorang mahasiswa, terutama saat memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya. Berbeda dengan pengetahuan teoritis yang dapat diperoleh
mahasiswa melalui bangku kuliah, pengetahuan yang sifatnya praktis serta sesuai
dengan perkembangan zaman tentunya hanya bisa diperoleh dari luar lingkungan
kampus, yaitu melalui suatu kegiatan praktik kerja lapangan pada suatu instansi
atau perusahaan. Dengan harapan mahasiswa dapat mengetahui kondisi lapangan
sesungguhnya dan mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan serta tekhnologi,
sehingga tidak hanya berbekal pengetahuan yang bersumber dari buku pegangan
dalam kegiatan perkuliahan semata. Praktik kerja lapangan juga bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada mahasiswa/i untuk lebih memahami konsepkonsep non-akademis dan non-teknis dalam dunia kerja secara nyata dengan
memberikan sedikit kontribusi pengetahuan pada instansi secara konsisten.
Geofisika merupakan peminatan dibawah Jurusan Fisika yang berada pada
Fakultas Sains dan Tekonologi Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yang berkonsentrasi pada Ilmu Kebumian. Dalam program studi ini,
mahasiswa memperoleh berbagai macam ilmu baik ilmu dasar maupun ilmu
terapan. Beberapa ilmu yang telah dipelajari antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Metode Seismik
Metode Gravitasi
Metode Geomagnet
Metode Geodinamika
Metode Well Logging
Metode Geolistrik
1.3
dan
ilmu
tentang
bidangnya
dan
1.5
Alamat
Waktu
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PKL
KEPALA
BAGIAN TATA
USAHA
SUBBAGIAN
PERSURATAN
DAN
KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN
KEUANGAN DAN
PERLENGKAPAN
BIDANG OBSERVASI
SUBBIDANG
PENGUMPULAN DAN
PENYEBARAN
SUBBIDANG
INSTRUMENTASI DAN
KALIBRASI
Provinsi Banten
Provinsi Lampung
Provinsi Jambi
Provinsi Bengkulu
10
11
Visi :
Menjadi pusat unggulan pelayanan jasa Meteorologi, Klimatologi,
Kualitas Udara dan Geofisika dalam skala wilayah yang berorientasi kepada
masyarakat pengguna.
Misi :
1. Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
Udara dan Geofisika yang tepat, terpercaya, cepat terpenuhi dan
mudah dipahami.
2. Memudahkan aksesbilitas masyarakat pengguna atas layanan jasa
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika.
3. Meningkatkan kapasitas layanan jasa Meteorologi, Klimatologi,
Kualitas Udara dan Geofisika.
4. Meningkatkan koordinasi teknik dengan Stasiun Meteorologi, Stasiun
Klimatologi, dan Stasiun Geofisika di lingkungan Balai Besar
Klimatologi dan Geofisika Wilayah II.
5. Melakukan kajian tentang kebutuhan dan pemahaman masyarakat
pengguna jasa Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan
Geofisika.
12
13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
14
Kerak samudera, umumnya terdiri dari batuan basaltik yang memiliki ketebalan
sekitar 5 km, karena kerak samudera yang kaya akan unsur Si dan Mg
(magnesium) karenanya disebut juga lapisan Sima.
Selimut Bumi
Lapisan berikutnya yang berada di bawah kerak bumi adalah Selimut Bumi
atau Mantel Bumi. Kerak Bumi dengan selimut Bumi dipisahkan oleh lapisan
Mohorovicic Discontinuity (sering disingkat lapisan Moho). Selimut Bumi terdiri
dari tiga lapisan, yaitu Lithosfer, Asthenosfer, dan Mesosfer.
Lithosfer merupakan lapisan teratas dari selimut Bumi, tebalnya mencapai
50-100 km dihitung dari permukaan bumi, merupakan lapisan yang batuannya
lebih dingin, lebih kuat dan lebih kaku (rigid). Batas bawah Lithosfer ditunjukkan
oleh suatu lapisan yang saat di lewati gelombang P kecepatannya akan menjadi
lebih lambat. Asthenosfer adalah lapisan lemah, Tebalnya 130-160 km. Di bawah
Asthenosfer terdapat lapisan Mesosfer (lapisan menengah, intermediete or midle
spehere). Mesosfer merupakan selimut Bumi yang paling tebal, tebalnya berkisar
2.400-2.750 km. Lapisan ini merupakan batas ke inti Bumi.
Inti Bumi
Inti Bumi (Core) merupakan bagian paling dalam dari Bumi, berupa bahan
padat. Dengan kedalaman 2880 km sampai ke pusat bumi. Densitas berkisar dari
9,5 dekat selubung dan membesar ke arah pusat bumi sampai 14,5 gr/cc.
Berdasarkan nilai densitas tersebut dapat diperhitungkan bahwa inti bumi terdiri
dari campuran unsur-unsur yang memiliki densitas besar, yaitu Ni (nikel) dan Fe
(besi). Oleh karena itu, inti bumi disebut juga sebagai lapisan Nife.
Inti Bumi terbagi menjadi dua, yaitu Inti Luar (Outer Core) dan Inti Dalam
(Inner Core). Inti Luar diduga berwujud cair pekat karena gelombang S tidak
melewati lapisan ini. Tebalnya sekitar 2.160 km dengan densitas antara 10,0
12,3 gram/cm3. Sedangkan Inti Dalam diduga berwujud padat karena kecepatan
gelombang P ketika melewati lapisan ini naik lagi. Densitas Inti Dalam antara
13,3 13,6 gram/ cm3. Inti Dalam dan Inti Luar dipisahkan oleh lapisan peralihan
15
dengan tebal 140 km. Perbedaan kedua bagian inti tersebut tidak pada
komposisinya (diperkirakan komposisinya sama), akan tetapi oleh sifat fisiknya.
Bagian dalam berfasa padat sedangkan bagian luar berfasa cair.
16
17
waktu internasional UTC+7 atau GMT+7 (lebih awal 7 jam dari UTC
atau GMT).
2. Waktu Indosesia Tengah (WITA) terbentang sepanjang garis 1200 BT
yang meliputi pulau Sulawesi, pulau Bali, pulau Kalimantan bagian
Timur, Utara, dan Selatan serta wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT)
dan wilayah Nusa Tenggara Barta (NTB). WITA sama dengan
pembagian waktu internasional UTC+8 atau GMT+8 (lebih awal 8
jam dari UTC atau GMT).
3. Waktu Indosesia Timur (WIT) terbentang sepanjang garis 135 0 BT
yang meliputi pulau Papua dan Kepulauan Maluku. WIT sama dengan
pembagian waktu internasional UTC+9 atau GMT+9 (lebih awal 9
jam dari UTC atau GMT).
Pada dasarnya UTC (Coordinated Universal Time) sama seperti GMT
(Greenwich Mean Time), yang membedakan hanyalah fraksi seper-sekian
detiknya. GMT lebih umum digunakan oleh keperluan sipil sedangkan UTC lebih
bersifat ilmiah. Berdasarkan pembagian waktu di atas, dapat disimpulan bahwa
perbedaan waktu antara WIB dan WITA adalah 1 jam, WITA dan WIT adalah 1
jam, dan WIB dan WIT adalah 2 jam.
18
19
samudera Hindia.
Di sebelah timur letak geografis Indonesia berbatasan dengan
samudera Pasifik dan Papua New Guinea.
20
21
3.4 Gempabumi
Gempabumi adalah peristiwa terjadinya getaran pada bumi akibat dari
pelepasan energi yang menyebabkan patahan pada lapisan bumi. Terjadinya
patahan akan menciptakan gelombang seimik, energi dari gelombang tersebut
dipancarkan ke segala arah sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke
permukaan bumi. Seberapa besar efek yang dirasakan di permukaan bumi
bergantung dari pusat terjadinya gempa dan berapa besar kekuatan gempa
tersebut.
Klasifikasi Gempabumi
Klasifikasi gempabumi berdasarkan sumber kejadian gempa dibagi menjadi
4, yaitu :
1. Gempabumi Runtuhan adalah gempabumi yang disebabkan oleh
runtuhan batuan , misalnya runtuhan pada Gua atau juga disebabkan
oleh tanah longsor.
2. Gempabumi vulkanik adalah gempabumi yang disebabkan oleh
aktivitas gunung berapi.
3. Gempabumi tektonik adalah gempabumi yang terjadi akibat lepasnya
sejumlah energi pada saat bergeraknya lempeng-lempeng lithosfer
Bumi.
(R. Hoernes, 1878)
Gempabumi Runtuhan
Gempabumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur, gua kapur ataupun pada
daerah pertambangan. Gempabumi runtuhan mempunyai intensitas lemah dan
terjadi secara lokal. Gempabumi runtuhan juga disebabkan karena tumbukan
benda-benda angkasa dengan permukaan bumi. Gempabumi runtuhan jarang
terjadi
Gempabumi Vulkanik (gunung api)
Gempabumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma dan gas di dalam
dapur magma (Batholit) pada gunung api, yang biasa terjadi sebelum gunung
api meletus. Apabila keaktifannya tinggi maka akan menyebabkan timbulnya
22
1. Batas Divergen
Terjadi
dimana
lempeng-lempeng
bergerak
saling
menjauh,
Lelehan
batu
tersebut
lama-kelamaan
mendingin
dan
23
24
b. Zona Subduksi
Pada zona ini kedua lempeng bertumbukan (lempeng samudera dan
lempeng benua). Lempeng yang lebih berat (lempeng samudera)
akan menunjam ke bawah lempeng yang lebih ringan (lempeng
benua). Hasil tektonik semacam ini berupa rangkaian gunung api.
3. Batas Transform
Terjadi dimana lempeng saling bersinggungan, tanpa membentuk atau
merusak litosfir apabila dua lempeng tektonik saling bergerak sejajar
namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling
menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk
(transform fault). Jadi dapat disimpulkan bahwa pada batas konvergenlah
yang sangat menunjang terjadinya gempa tektonik. Karena hanya pada
batas konvergenlah kedua lempeng tektonik dapat saling bertumbukan dan
menimbulkan gelombang gempa.
25
1. Gelombang Primer
Gelombang Primer atau biasa disebut Gelombang P. Gelombang ini
menginduksi gerakan partikel media dalam arah paralel terhadap arah
penjalaran gelombang.
Ciri-ciri Gelombang Primer :
26
Dapat direfraksikan.
2. Gelombang Sekunder
Gelombang Sekunder atau biasa disebut Gelombang S. gelombang ini
menyebabkan gerakan partikel media dalam arah tangensial terhadap arah
penjalaran gelombang.
Ciri-ciri Gelombang Sekunder :
27
2. Gelombang Rayleigh
Gelombang Rayleigh merupakan gelombang yang gerakan partikel
medianya merupakan kombinasi gerakan partikel yang disebabkan oleh
Gelombang Primer dan Gelombang Sekunder. Gelombang Rayleigh
ditemukan oleh Lord Rayleigh pada tahun 1885.
Ciri-ciri Gelombang Rayleigh :
28
29
a
I
II
seismograf
Dirasakan oleh orang yang sedang tidur, terutama tidur di
III
lantai
Terasa di dalam rumah namun belum diketahui asalnya dari
suatu gempa bumi. Getarannya seperti Truk ringan yang
IV
lewat
Terasa di dalam rumah seperti Truk berat yang lewat. Bendabenda yang digantung bergoyang, pintu dan jendela
30
VII
berjatuhan
Orang terasa sulit untuk berdiri tegak, dapat dirasakan oleh
VIII
IX
X
XI
XII
31
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Jam PKL
4.2
Data
Data yang didapat pada laporan ini adalah data gempabumi yang tercatat di
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II Ciputat periode
tahun 2011 sampai dengan Februari 2015 dengan titik koordinat 1,00 0 LS - 110
LS dan 950 BT 111,000 BT.
4.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pengolahan data :
1.
OS : Linux 10.3
32
2.
OS : Linux 11.4
3.
Terdapat
baterai
kering
di
dalamnya
yang
membuat
Tahap Pengolahan
a. SeisComP3:
1
Saat ada event gempa, lihat latitude dan longitude yang dikirim
oleh BMKG pusat dengan alamat IP di http://202.90.198.41.
33
34
35
Shake Map
Standart Operating Procedur (SOP) Pembuatan Shake Map
1
36
Jika sudah tekan esc lalu ketik :wq untuk keluar dan menyimpan data
yang sudah diinput.
Accelerograph
37
38
39
40
7. Pilih waktu data yang akan diambil sesuaikan dengan waktu pada
event gempa kemudian klik NEXT (isi tanggal sesuai dengan yang
diinginkan, contoh : 2013/Agustus/00:00:00 UTC (menit : dikurangi 1
menit), durasi file data diambil 10 menit)
8. Pilih format data dalam MySeed kemudian klik Next.
41
9. Klik Download
42
10. Untuk mengambil data pada channel lainnya, klik change channel.
Setelah itu ikuti langkah 5 dan 8 diatas.
11. Klik Save.
Step 2
Program Geopshy :
43
44
45
46
47
Step 3
Program Surfer 9 : Mengatur Table Data agar dapat dianalisa dengan program
Dadis dengan format .dat
1. Buka program Surfer 9
2. Open dan cari data hasil dari Geopshy diatas dengan format All Files
Open
48
49
3. Komponen yang dipakai untuk Komponen E adalah yang paling kiri (x)
selain itu didelete lalu disave.
Gambar 19.
SOP
Program Geopshy
Komponen yang
dipakai
adalah
itu
didelete.
yang
Komponen
adalah
yang
kanan
selain
itu
paling
didelete.
di
(z)
Step
lalu urut
menjadi
50
51
52
53
Kolom W9 :spectrum(W8)
54
55
7. Akan muncul tampilan seperti di bawah ini. Isikan pada kolom version
number dengan angka 1 dan pada sample rate angka 50. Lalu tekan
OK. Lakukan langkah yang sama untuk setiap komponen.
56
57
58
Akan tampil nilai PGA untuk komponen E-W. Nilai yang diambil adalah
nilai terbesar dengan mengabaikan nilai minus. Karena yang dicari adalah nilai
Amplitudo Maksimum. Setelah dilakukan langkah yang sama untuk komponen
yang lain maka akan muncul tampilan sebagai berikut:
12. Setelah nilai PGA didapat maka kita bisa menyimpan data analisa
menggunakan DADiSP dengan cara klik File>Save as>External
Worksheet Document>Enter.
13. Simpan pada folder dimana kita akan menyimpan data tersebut.
Format data yang disimpan adalah : nama file.dwk
59
60
61
Tanggal
OT (UTC)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
2011 01 12
2011 01 13
2011 01 17
2011 01 23
2011 01 23
2011 02 25
2011 03 11
2011 03 11
2011 03 11
2011 03 12
2011 03 15
2011 03 19
2011 03 20
2011 03 22
2011 03 22
2011 03 29
2011 04 05
2011 04 29
12:44:46
16:26:04
19:20:56
9:05:34
19:25:49
22:08:41
5:55:08
7:22:39
8:18:20
6:27:53
13:36:01
1:16:12
1:20:14
8:38:38
15:11:41
6:22:46
4:34:40
20:24:35
M
(SR)
5.4
6
6.3
5.5
5.3
5.1
5.5
6.1
5.4
5
5.2
5.2
5.5
5
5.4
5.1
5.7
5.4
Lat (LS)
Long (BT)
Depth
Region
6.93 S
3.78 S
5.37 S
4.26 S
3.70 S
2.84 S
2.12 S
0.8 S
1.16 S
5.38 S
1.42 S
8.99 S
7.82 S
3.74 S
0.83 S
5.26 S
7.45 S
3.52 S
105.23 E
109.10 E
102.33 E
102.17 E
110.23 E
101.10 E
105.52 E
110.20 E
107.83 E
103.11 E
108.77 E
111.29 E
106.80 E
101.99 E
108.56 E
102.62 E
105.93 E
100.65 E
7 km
10 km
47 km
10 km
24 km
33 km
164 km
434 km
512 km
10 km
10 km
10 km
10 km
81 km
132 km
10 km
10 km
0 km
Sunda Strait
Java Sea
Southern Sumatera
Southern Sumatera
Java Sea
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Borneo
Java Sea
Southern Sumatra
Java Sea
Java
Java
Southern Sumatra
Java Sea
Southern Sumatra
Java
Southern Sumatra
62
19
20
21
22
23
24
25
27
28
2011 05 04
2011 05 24
2011 06 08
2011 06 13
2011 06 17
2011 06 19
2011 06 29
2011 07 15
2011 07 17
17:38:34
23:29:31
8:48:48
2:29:26
1:15:35
4:15:55
4:19:40
12:07:59
10:59:11
5.9
5.5
5
5.2
5.2
5.9
5.5
5.3
5.4
5.14 S
4.40 S
5.29 S
0.41 S
6.70 S
3.28 S
5.17 S
1.22 N
7.15 S
101.62 E
102.12 E
102.45 E
114.28 E
104.90 E
101.24 E
101.71 E
111.67 E
106.23 E
0 km
10 km
12 km
10 km
8 km
2 km
10 km
10 km
44 km
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
2011 07 19
2011 07 22
2011 07 24
2011 07 31
2011 08 09
2011 08 13
2011 08 13
2011 08 16
2011 08 21
2011 09 01
2011 09 12
2011 09 14
2011 09 15
2011 09 22
2011 10 06
2011 10 08
2011 10 23
2011 10 30
2011 10 30
2011 11 03
2011 11 06
2011 11 10
2011 11 29
2011 12 11
2011 12 30
2012 02 01
2012 02 03
2012 02 15
2012 02 24
2012 02 28
2012 02 29
2012 03 04
19:43:55
7:05
8:23:34
17:53:35
4:43:39
16:12:01
20:22:10
22:15:48
16:54:17
6:23:12
18:24:02
15:54:51
20:06:47
10:20:30
11:30:05
9:03:59
10:51:42
11:52:30
19:11:17
11:57:39
4:41:56
20:51:05
17:43:31
6:34:18
8:51:57
7:14:26
4:01:50
20:38:15
14:13:03
15:13:41
13:28:12
23:17:06
5
5.3
5.6
5.1
5.4
5.1
5.1
5
5.3
5.4
5
5.7
5
5.9
5.4
5.1
5.4
5.8
5.6
5.3
5.5
5
5.6
5
5
6
5.1
5.1
5.1
5.4
5.4
5.7
0.86 S
4.08 S
7.64 S
1.04 N
4.15 S
4.03 S
4.89 S
4.79 S
7.80 S
3.97 S
6.21 S
6.24 S
3.22 S
4.42 S
0.79 N
3.82 S
2.27 S
3.20 S
0.18 N
0.10 N
6.53 S
6.66 S
6.26 S
8.21 S
6.25 S
3.92 S
8.88 S
7.93 S
5.04 S
0.31 S
7.86 S
4.38 S
105.81 E
112.29 E
106.32 E
112.27 E
102.41 E
101.14 E
102.78 E
102.98 E
106.52 E
111.18 E
103.82 E
103.62 E
108.36 E
102.66 E
111.37 E
110.39 E
106.10 E
101.50 E
111.85 E
111.10 E
106.06 E
104.38 E
102.33 E
107.32 E
103.93 E
101.95 E
111.51 E
107.50 E
102.82 E
109.20 E
106.36 E
102.54 E
10 km
414 km
10 km
690 km
10 km
10 km
10 km
10 km
10 km
10 km
20 km
10 km
504 km
97 km
10 km
219 km
10 km
17 km
10 km
750 km
173 km
15 km
10 km
13 km
57 km
30 km
10 km
25 km
10 km
40 km
10 km
24 km
63
Southwest of Sumatra
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Borneo
Sunda Strait
Southern Sumatra
Southwest of Sumatra
Borneo
Java
Java Sea
Java Sea
Java
Borneo
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Java
Borneo
Southwest of Sumatra
Southwest of Sumatra
Java Sea
Southern Sumatra
Borneo
Java Sea
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Borneo
Borneo
Java
Sunda Strait
Southern Sumatra
Java
Southwest of Sumatra
Southern Sumatra
Java
Java
Southern Sumtra
Borneo
Java
Southern Sumatra
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
2012 03 10
2012 04 12
2012 04 12
2012 04 14
2012 05 20
2012 06 12
2012 06 20
2012 06 27
2012 07 07
2012 07 13
2012 07 18
2012 07 29
2012 07 31
2012 08 03
2012 08 21
2012 08 24
2012 09 06
2012 09 14
2012 10 02
2012 10 20
2012 11 01
2012 11 10
2012 11 22
2012 12 18
2012 12 26
2012 12 30
2013 01 02
2013 01 27
2013 01 30
2013 01 31
2013 02 02
2013 02 13
2013 02 15
2013 02 16
2013 02 19
2013 02 26
2013 03 05
2013 04 04
2013 04 08
2013 04 16
2013 04 17
2013 04 21
16:00:53
11:02:01
15:01:22
19:26:40
12:37:40
5:59:38
9:59:01
4:55:30
14:26:18
17:57:04
4:33:59
14:21:16
6:50:14
23:34:17
3:09:35
23:03:12
14:50:35
4:51:50
17:37:22
16:29:53
14:12:03
6:05:24
18:01:14
10:49:47
16:12:42
7:56:48
2:00:29
4:05:44
20:33:02
4:10:49
1:19:34
11:00:25
3:12:26
13:32:30
11:08:28
14:06:05
2:09:01
5:29:09
18:53:42
11:26:08
12:11:05
23:05:04
5
5.2
5
6.2
5.2
5.8
5.7
5.1
5
5.3
5.5
5.4
5.2
5
5.6
5.1
5
6.1
5.8
5
6.1
5.7
5.3
5.3
5
5.1
5.3
5.1
6.2
5.3
5.4
5.8
5
5.7
5.2
5.4
5.1
5.4
5.8
5.5
5.1
5.3
6.19 S
5.98 S
7.70 S
7.05 S
8.40 S
5.97 S
5.06 S
7.70 S
3.67 S
8.38 S
4.5 S
6.23 S
4.88 S
7.84 S
5.04 S
3.40 S
5.52 S
3.39 S
3.09 S
3.63 S
7.07 S
7.79 S
4.56 S
9.00 S
8.05 S
7.20 S
2.87 S
5.05 S
1.14 N
4.51 S
7.13 S
3.08 S
3.02 S
0.12 S
6.62 S
7.31 S
5.48 S
5.26 S
7.41 S
6.14 S
0.10 S
4.57 S
64
103.78 E
103.42 E
107.22 E
105.23 E
107.87 E
105.37 E
103.08 E
107.23 E
101.66 E
109.00 E
102.59 E
104.06 E
102.89 E
108.13 E
102.73 E
101.62 E
103.21 E
100.52 E
101.70 E
100.57 E
107.45 E
106.53 E
102.81 E
111.19 E
107.54 E
105.09 E
101.56 E
103.22 E
111.61 E
102.58 E
105.43 E
101.16 E
112.40 E
112.25 E
104.32 E
107.19 E
104.70 E
102.40 E
105.92 E
104.77 E
109.19 E
104.36 E
10 km
10 km
10 km
10 km
10 km
152 km
19 km
33 km
180 km
11 km
21 km
19 km
28 km
10 km
10 km
10 km
10 km
99 km
86 km
97 km
113 km
10 km
10 km
10 km
10 km
10 km
83 km
10 km
10 km
33 km
10 km
58 km
10 km
10 km
10 km
116 km
10 km
28 km
10 km
12 km
710 km
85 km
Southwest of Sumatra
Southern Sumatra
Java
Java
Java
Sunda Strait
Southern Sumatra
Java
Southern Sumatra
Java
Southern Sumatra
Sunda Strait
Southern Sumtra
Java
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Java
Java
Southern Sumatra
Java
Java
Java
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Borneo
Southern Sumatra
Java
Southern Sumatra
Borneo
Borneo
Sunda Strait
Java
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Java
Sunda Strait
Borneo
Southern Sumatra
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
2013 06 03
2013 06 27
2013 07 05
2013 07 07
2013 07 07
2013 07 08
2013 07 20
2013 07 24
2013 08 08
2013 08 22
2013 08 24
2013 10 11
2013 10 24
2013 10 30
2013 11 03
2013 11 25
2013 12 10
2013 12 13
2013 12 27
2014 01 03
2014 01 05
2014 01 09
2014 01 15
2014 01 16
2014 01 25
2014 02 02
2014 03 24
2014 03 26
2014 04 16
2014 05 04
2014 05 13
2014 05 14
2014 05 16
2014 06 19
2014 06 22
2014 07 09
2014 08 01
2014 09 01
2014 09 27
2014 10 17
2014 10 18
2014 10 22
15:31:02
18:28:43
9:40:17
4:33:27
19:15:07
9:37:37
11:07:27
21:39:23
10:45:58
22:37:49
12:04:17
13:12:56
8:25:15
21:45:35
2:35:26
0:40:40
4:27:16
1:16:52
9:30:57
8:20:43
11:32:09
16:16:53
9:26:13
0:16:04
5:14:22
15:23:15
15:46:32
18:16:01
6:26:38
18:16:34
23:15:17
6:41:33
21:20:22
0:51:18
6:38:50
0:01:31
21:25:22
18:54:49
14:39:28
9:26:01
8:02:36
4:14:42
5.4
5
5.2
5.1
5.2
5.1
5
5.3
5.8
5.3
5.6
5.3
5.3
5.5
5.2
5.4
6.1
5
5.1
5
5.3
5.3
5.6
5.2
6.5
5.2
5.1
5.2
5.1
5.1
5
5.2
5.2
5.7
5.6
5.5
5.2
5.6
5
5.4
5.3
5
5.13 S
6.64 S
8.11 S
6.17 S
0.91 S
8.28 S
8.16 S
3.54 S
8.85 S
4.92 S
3.14 S
5.99 S
7.85 S
8.30 S
8.26 S
8.16 S
5.66 S
7.54 S
2.60 S
4.81 S
6.01 S
7.11 S
6.69 S
5.20 S
8.27 S
0.81 S
3.38 S
7.24 S
4.98 S
4.19 s
7.54 S
6.13 S
5.09 S
2.90 S
8.14 S
6.81 S
3.18 S
3.74 S
6.27 S
6.81 S
5.88 S
7.15 S
65
102.21 E
104.63 E
107.89 E
103. 60 E
108.13 E
107.77 E
107.81 E
101.64 E
110.86 E
102.84 E
102.08 E
102.94 E
106.25 E
107.85 E
107.84 E
107.87 E
102.03 E
108.45 E
102.22 E
103.54 E
105.35 E
105.49 E
106.69 E
102.83 E
109.21 E
113.04 E
104.04 E
105.07 E
102.64 E
102.45 E
106.69 E
102.34 E
102.75 E
102.28 E
107.81 E
104.91 E
101.18 E
102.41 E
104.62 E
107.08 E
104.11 E
105.23 E
26 km
25 km
26 km
10 km
10 km
33 km
26 km
27 km
10 km
61 km
78 km
10 km
10 km
49 km
10 km
18 km
10 km
88 km
233 km
12 km
10 km
16 km
106 km
34 km
22 km
10 km
248 km
10 km
10 km
88 km
20 km
47 km
26 km
169 km
58 km
10 km
21 km
24 km
36 km
145 km
33 km
12 km
Southern Sumatra
Sunda Strait
Java
Southwest of Sumatra
Java Sea
Java
Java
Southern Sumatra
Java
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Java
Java
Java
Java
Southern Sumatra
Java
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Sunda Strait
Java
Java
Southern Sumatra
Java
Borneo
Southern Sumatra
Java
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Java
Southwest of Sumatra
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Java
Sunda Strait
Southern Sumatra
Southern Sumatra
Sunda Strait
Java
Southern Sumatra
Java
145
146
147
148
149
150
151
2014 10 30
2014 11 26
2015 01 15
2015 01 17
2015 01 20
2015 02 02
2015 02 16
12:23:37
5:46:03
14:01:53
18:58:24
14:34:51
21:29:37
23:14:35
5.1
5.4
5.5
5.1
5.1
5
5.1
0.56 N
0.63 S
4.78 S
0.15 N
5.35 S
6.15 S
1.52 S
109.31 E
105.99 E
102.82 E
111.74 E
102.60 E
105.39 E
108.27 E
180 km
100 km
31 km
10 km
2 km
10 km
606 km
Borneo
Java Sea
Southern Sumatra
Borneo
Southern Sumatra
Sunda Strait
Java Sea
66
67
68
69
70
71
Pada Shakemap di atas terlihat bahwa pusat gempa berada di Banjar, Jawa
Barat dengan kekuatan gempa sebesar 5,1 SR pada kedalaman 33 km, peta daerah
sekitar pusat gempa berwarna biru tua sampai biru muda. Hal itu berarti bahwa
intensitas gempa berada pada tingkat II - IV berdasarkan Skala Marcalli.
72
73
74
75
76
77
78
79
Pada Shakemap di atas terlihat bahwa pusat gempa berada di Soreang, Jawa
Barat dengan kekuatan gempa sebesar 5,1 SR pada kedalaman 121 km, peta
daerah sekitar pusat gempa didominasi warna biru muda. Hal itu berarti bahwa
intensitas gempa berada pada tingkat III - IV berdasarkan Skala Marcalli.
80
81
82
83
84
Pada Shakemap di atas terlihat bahwa pusat gempa berada 139 km dari
Tanjung Agung, Sumatera Selatan dengan kekuatan gempa sebesar 5,1 SR pada
kedalaman 10 km, peta daerah sekitar pusat gempa berwarna biru tua sampai biru
muda. Hal itu berarti bahwa intensitas gempa berada pada tingkat II - IV
berdasarkan Skala Marcalli.
85
86
87
88
89
Pada Shakemap di atas terlihat bahwa pusat gempa berada 187 km dari
Pringsewu dengan kekuatan gempa sebesar 5,1 SR pada kedalaman 10 km, peta
daerah sekitar pusat gempa didominasi warna biru tua. Hal itu berarti bahwa
intensitas gempa berada pada tingkat II - III berdasarkan Skala Marcalli.
90
Pada Shakemap di atas terlihat bahwa pusat gempa berada 167 km dari
Pontianak dengan kekuatan gempa sebesar 5,2 SR pada kedalaman 10 km, peta
daerah sekitar pusat gempa berwarna biru tua sampai biru muda. Hal itu berarti
bahwa intensitas gempa berada pada tingkat II - IV berdasarkan Skala Marcalli.
91
92
93
Pada Shakemap di atas terlihat bahwa pusat gempa berada 103 km dari
Wonosari, Jawa Tengah dengan kekuatan gempa sebesar 5,8 SR pada kedalaman
10 km, peta daerah sekitar pusat gempa didominasi warna biru muda. Hal itu
berarti bahwa intensitas gempa berada pada tingkat III - IV berdasarkan Skala
Marcalli.
94
Pada Shakemap di atas terlihat bahwa pusat gempa berada 104 km dari
Singaparna dengan kekuatan gempa sebesar 5,2 SR pada kedalaman 10 km, peta
daerah sekitar pusat gempa berwarna biru tua sampai biru muda. Hal itu berarti
bahwa intensitas gempa berada pada tingkat II - IV berdasarkan Skala Marcalli.
95
Pada Shakemap di atas terlihat bahwa pusat gempa berada 100 km dari
Pangandaran dengan kekuatan gempa sebesar 5,2 SR pada kedalaman 30 km, peta
daerah sekitar pusat gempa berwarna biru tua sampai biru muda. Hal itu berarti
bahwa intensitas gempa berada pada tingkat II - III berdasarkan Skala Marcalli.
96
Pada Shakemap di atas terlihat bahwa pusat gempa berada 127 km dari
Sungai Penuh dengan kekuatan gempa sebesar 5,2 SR pada kedalaman 22 km,
peta daerah sekitar pusat gempa berwarna biru tua sampai biru muda. Hal itu
berarti bahwa intensitas gempa berada pada tingkat II - IV berdasarkan Skala
Marcalli.
97
Pada Shakemap di atas terlihat bahwa pusat gempa berada 18 km dari Timur
Laut Sukabumi, Jawa Barat dengan kekuatan gempa sebesar 5,5 SR pada
kedalaman 146 km, peta daerah sekitar pusat gempa berwarna biru tua sampai
biru muda. Hal itu berarti bahwa intensitas gempa berada pada tingkat IV
berdasarkan Skala Marcalli.
98
Pada Shakemap di atas terlihat bahwa pusat gempa berada 126 km dari
Bengkulu dengan kekuatan gempa sebesar 5,5 SR pada kedalaman 31 km, peta
daerah sekitar pusat gempa berwarna biru tua sampai biru muda. Hal itu berarti
bahwa intensitas gempa berada pada tingkat II - IV berdasarkan Skala Marcalli.
99
Accelerograph
Accelerograph merupakan alat yang digunakan untuk mencatat
besarnya nilai percepatan tanah suatu daerah yang diakibatkan oleh
gempabumi. (Chrismanto, 2012)
Alat ini dapat memberikan informasi daerah mana saja yang
berpotensi mengalami kerusakan saat terjadi gempabumi di daerah tersebut.
100
101
102
103
104
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan PKL selama bulan Februari-Maret 2015 di Balai Besar
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika wilayah 2 didapatkan kesimpulan :
1. Cara menganalisa parameter gempa dapat dianalisa dengan data dari
Seiscomp3 sehingga dapat dilihat dari data waktu kejadian, titik episenter,
kedalaman, dan besar kekuatan gempa.
2. Berdasarkan hasil analisa dari Seiscomp3 dapat dibuat Shakemap untuk
mengetahui intensitas gempa di suatu daerah.
3. Data dari Seiscomp3 lalu dihitung nilai percepatan tanahnya menggunakan
accelerograph, berikut hasil nilai percepatan tanah yang didapatkan :
-
105
5.2 Saran
Sejalan dengan analisis pembahasan dan kesimpulan di atas,
disarankan sebagai berikut:
1. Untuk lebih banyak menginput data ShakeMap, sebab terdapat
beberapa event gempabumi yang memiliki magnitude
SR
106
DAFTAR PUSTAKA
Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Zera, Tati. 2007. Geologi Langkah Awal Mengenal Bumi. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tjasyono, Bayong. Cet. IV,2013. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset-Bandung.
Standart Operating System, Balai BMKG Wilayah II Ciputat
http://e-volcano.com/course/struktur-bumi/
https://imas94.wordpress.com/2011/10/08/teori-lempeng-tektonik-geografi/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tektonika_lempeng
http://www.ibnurusydy.com/mengenal-gelombang-gempa-dan-manfaatnya/
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Cincin_Api_Pasifik
www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Gempabumi_-_Tsunami/Gempabumi.bmkg
https://inatews.bmkg.go.id/new/mmi.php
https://www.negeripesona.com/2013/04/pembagian-daerah-waktu-diindonesia.html?m=1
107