Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya


Penelitian yang relevan sebelumnya adalah hasil penelitian Murniyati Gobel mahasiswa
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Gorontalo tahun 2013 dengan judul
Penerapan Ejaan yg Disempurnakan Pada Surat Pribadi Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 6
Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian tersebut mengangkat permasalahan, (1)
bagaimanakah penggunaan huruf kapital pada surat pribadi yang ditulis peserta didik kelas VII
SMP Negeri 6 Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013? (2) bagaimanakah penulisan kata pada
surat pribadi yang ditulis peserta didik Kelas VII SMP Negeri 6 Gorontalo Tahun Pelajaran
2012/2013 (3) bagaimanakah penggunaan tanda baca pada surat pribadi yang ditulis peserta
didik kelas Kelas VII SMP Negeri 6 Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murniyati, data yang diperoleh adalah
(1) ejaan yang digunakan pada surat pribadi peserta didik belum mencerminkan ketentuan yang
sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (2) penggunaan
huruf kapital banyak terdapat kesalahan di awal kata, tengah kata dan akhir kata, (3) penulisan
kata yang meliputi: a) kata ganti ku, mu yang tidak ditulis serangkai, (b) kata depan di,ke, dan
dari terdapat pada kesalahan penulisan yang menunjukkan tempat, yaitu tidak ditulis terpisah, (c)
kata ulang yang tidak menggunakan tanda hubung, (d) partikel lah, kah yang ditulis tidak
serangkai; (4) pemakaian tanda baca yang meliputi : a) tanda titik yang salah penggunaannya, b)
tanda koma di akhir kalimat, c) tanda tanya yang dibubuhi pada kalimat yang bukan kalimat
tanya, d) tanda seru yang digunakan pada kalimat yang bukan seruan, melainkan kalimat tanya,
e) tanda hubung yang banyak digunakan adalah bukan tanda hubung yang sesuai dengan EYD

melainkan tanda petik () dan angka 2, (5) penghilangan tanda baca ang meliputi: a) tanda titik
yang banyak dihilangkan ketika di akhir kalimat, b) tanda koma yang banyak terdapat pada
penulisan tempat dan tanggal penulisan surat, c) tanda tanya banyak terdapat pada kalimat yang
seharusnya diakhiri dengan tanda tanya malah tidak dibubuhi tanda tanya, d) tanda hubung yang
tidak dipakai pada kata yang berbentuk ulang.
Berdasarkan uraian penelitian relevansi di atas, dapat dikatakan bahwa relevansinya
terdapat pada aspek menulis surat pribadi. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Murniyati lebih
mengacu pada keseluruhan aspek ejaan yang disempurnakan. Sedangkan, penelitian surat pribadi
yang dilakukan peneliti sekarang adalah penulisan sistematika surat dan hanya meneliti sebagian
aspek ejaan yaitu penggunaan huruf kapital dan tanda baca (titik dan koma).
Selain pada aspek sistematika surat dan ejaan, perbedaan penelitian yang sebelumnya
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang yaitu pada lokasi penelitian. Penelitian
yang dilakukan oleh Murniyati mengambil lokasi penelitian pada kelas VII SMP Negeri 6
Gorontalo, sedangkan lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang yaitu pada siswa
kelas IV SDN 4 Kabila.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang dengan
penelitian yang dilakukan oleh Murniyati Gobel ada persamaan dan ada perbedaan.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Hakikat Menulis
Sumarjo dalam Komaidi (2008:6) berpendapat bahwa menulis merupakan suatu proses
melahirkan tulisan yang berisi gagasan. Dalam menulis, seseorang bisa menulis hal apa saja, baik
menulis artikel, menulis novel, menulis cerpen, menulis puisi, bahkan bisa saja menulis surat.

Jadi, menulis merupakan sebuah proses aktif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa
tulis untuk tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, dan menghibur. Hasil dari proses kreatif
ini biasa disebut dengan istilah tulisan atau karangan. Selain itu, menulis juga dapat diartikan
sebagai komunikasi jarak jauh yang disampaikan melalui tulisan, sehingga orang lain dapat
mengerti dan memahami apa yang kita rasakan dan kita inginkan.
Langan (dalam Pateda, 2004: 76) mengatakan di dalam tulisan, setiap ide yang
dikemukakan harus didukung oleh alasan yang cukup. Dengan kata lain, menulis adalah
pengalihan bahasa lisan ke dalam bentuk tertulis.
Menulis dan mengarang sebenarnya dua kegiatan yang sama karena menulis berarti
mengarang (menyusun atau merangkai bukan menghayal) kata menjadi kalimat, menyusun
kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi tulisan kompleks yang mengusung pokok
persoalan.
Menurut Tarigan (2008: 22) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan gambaran grafik itu.
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsung.Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir.
Juga dapat menolong kita berpikir kritis (Tarigan 2008 : 22).
Akhadiah dkk (1998: 13) berpendapat bahwa menulis adalah suatu aktifitas bahasa yang
menggunakan tulisan sebagai mediumnya.Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna
dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pungtuasi.Sebagai salah satu
bentuk komunikasi verbal (bahasa), menulis juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan

penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.Pesan adalah isi atau
muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.Adapun tulisan merupakan sebuah sistem
komunikasi antarmanusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan
disepakati pemakainya.Di dalam komunikasi tertulis terdapat empat unsur yang terlibat.Keempat
unsur itu adalah (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) pesan atau tulisan, (3) saluran atau
medium tulisan, dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.
2.2.2 Pengertian Surat
Surat adalah alat komunikasi tertulis atau sarana untuk menyampaikan pernyataan
maupun informasi secara tertulis dari pihak satu kepada pihak yang lain (Marjo, 2011:15).
Surat merupakan bentuk percakapan yang disajikan secara tertulis. Perbedaannya dengan
percakapan biasa ialah karena dalam surat surat jawaban orang yang diajak berbicara tidak dapat
diterima secara langsung. Oleh karena itu, bentuk bahasa dalam surat dapat dikatakan mengarah
pada bahasa percakapan biasa.
Menurut Suprapto (2006: 1) surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa
tulisan dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seorang penulis surat tidak lain adalah untuk
mengkomunikasikan atau menginformasikan suatu gagasan dan pikirannya kepada pihak lain,
baik atas nama pribadi atau yang lainnya.
Kosasih dan Sutari (2003: 11) mengatakan bahwa, surat adalah media komunikasi tertulis
antara seseorang atau lembaga dengan seseorang atau lembaga lainnya. Berbagai maksud dan
kepentingan dapat kita sampaikan lewat surat.
Menurut Nurjamal dan Sumirat (2010: 114) surat adalah sarana komunikasi tertulis
antara satu pihak dengan pihak yang lain yang saling berkepentingan. Rumusan lain tentang surat
dapat dikemukakan bahwa surat adalah sehelai kertas yang memuat suatu bahan komunikasi

berupa pemberitahuan, permohonan, undangan, yang disampaikan seseorang kepada orang/pihak


lain, atas nama pribadi maupun karena kedudukannya dalam suatu organisasi, instansi, atau
perusahaan.
Berdasarkan pendapat para pakar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa surat adalah
alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi melalui tulisan yang berfungsi untuk
memberikan informasi kepada orang dituju.
2.2.3 Fungsi Surat
Pada latar belakang pemikiran telah disinggung bahwa fungsi surat adalah
memberitahukan, menanyakan, meminta, melaporkan, atau menyampaikan buah pikiran lainnya
kepada orang lain. Menurut Kosasih dan Sutari (2003 : 12) fungsi surat terbagi atas 5 bagian
yakni : (1) surat berfungsi sebagai alat bukti tertulis, sebagai bukti hitam di atas putih, (2) surat
berfungsi sebagai alat pengingat, (3) surat bisa dijadikan sebagai bukti historis, yakni digunakan
untuk mengetahui atau menyelidiki kegiatan seseorang atau organisasi pada masa silam, (4)
dalam urusan kedinasan, surat berfungsi pula sebagai pedoman dalam bertugas atau dalam
melaksanakan kegiatan, dan (5) surat dapat juga mencerminkan keterpelajaran, mentalitas, dan
kewibawaan penulisnya.
Pateda ( 2011 : 183 ) mengemukakan pendapat bahwa fungsi surat terdiri dari delapan
fungsi yaitu : (1) alat komunikasi. Sebagai alat komunikasi, surat berfungsi menghubungkan
seseorang atau pihak tertentu dengan orang lain atau pihak lain, (2) buku tertulis. Sebagai bukti
tertulis, surat berfungsi sebagai alat buku jika diperlukan, misalnya untuk kepentingan
persidangan di pengadilan. (3) pengingat tertulis. Sebagai alat untuk mengingat, surat berfungsi
meningkatkan seseorang untuk sesuatu yang telah lama berlangsung. (4) bukti secara historis.
Sebagai bukti secara historis, surat berfungsi mengungkapkan sejarah sesuatu yang telah lama

berlangsung, misalnya surat wasiat. (5) petunjuk kegiatan. Sebagai petunjuk kegiatan, surat
berfungsi menjadi pedoman, petunjuk, bagaimana seseorang melaksanakan sesuatu, atau apa
yang dikerjakan. Berdasarkan pedoman atau petunjuk tersebut, maka instruksi atau tugas, atau
apa saja yang diminta, akan segera dilaksanakan. Surat seperti ini terlihat pada jenis surat edaran,
surat instruksi, surat petunjuk pelaksanaan, atau surat petunjuk teknis. (6) pembangkit semangat.
Sebagai pembangkit semangat, surat berfungsi membangkitkan semangat penerima surat
sehingga terdorong semangatnya untuk melaksanakan sesuatu. Surat semacam ini terlihat pada
surat yang berisi dorongan, imbauan, atau perintah. (7) duta pengiriman surat. Sebagai duta,
maka surat berfungsi menggambarkan karakter, visi dan misi pengirim surat. (8) penyalur
keinginan, perasaan, dan pikiran. Sebagai penyalur, surat berfungsi menyampaikan keinginan,
perasaan, dan pikiran pribadi atau pihak tertentu. Surat seperti ini terlihat pada halaman surat
kabar, misalnya di harian KOMPAS ada ruangan Redaksi Yth yang berisi kritik dan saran
pembaca. Sebagai penyalur keinginan, surat berfungsi menyalurkan keinginan seseorang atau
pihak tertentu, misalnya surat permohonan untuk mendapatkan pekerjaan.
2.2.4 Jenis-jenis Surat
Surat merupakan media komunikasi yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Selain berfungsi sebagai alat komunikasi yang efektif dan efisien, surat juga dapat berfungsi
sebagai alat untuk menjalin kekerabatan, hubungan bisnis antara seseorang yang berjauhan
tempat tinggalnya. Ada beberapa jenis surat yang biasa digunakan oleh masyarakat di Indonesia
dan salah satu di antaranya adalah surat pribadi.
Menurut Pateda (2011 : 199) ada empat jenis surat yakni : (1) surat pribadi adalah surat
yang berasal dari pribadi tertentu yang ditujukan kepada pihak lain, (2) surat bisnis atau surat
dagang adalah surat yang berasal dari dunia bisnis atau dagang yang ditujukan kepada pihak lain,

(3) surat dinas adalah surat yang berasal dari dinas atau jawatan tertentu yang biasanya dikelola
oleh pemerintah, dan (4) surat organisasi adalah suatu yang keluar dari organisasi tertentu kepada
pihak lain.
Suprapto (2006 : 3) membagi surat pribadi menjadi dua jenis yakni : (1) surat pribadi
kekeluargaan, yakni surat pribadi yang dikirimkan kepada anggota keluarga, sanak famili,
sahabat, kenalan, dan sebagainya, (2) surat pribadi kedinasan, yakni surat pribadi yang
dikirimkan kepada pengurus organisasi, pimpinan instansi, jawatan, perusahaan, dan sebagainya
karena ada hubungannya dengan tugas atau pekerjaannya.
Ali (2009 : 10) mengemukakan surat pribadi terdiri dari dua sifat yaitu :
1. Surat pribadi yang bersifat kekeluargaan, seperti persahabatan dan perkenalan
2. Surat pribadi yang bersifat resmi, seperti surat lamaran pekerjaan dan surat permohonan.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Suprapto dan Ali tadi, jenis surat yang akan
diteliti pada penelitian ini adalah jenis surat pribadi yang bersifat kekeluargaan.

2.2.5 Surat Pribadi


Surat pribadi adalah surat yang dibuat oleh seseorang dan ditujukan kepada orang lain,
baik yang ditujukan untuk keluarga, kenalan, sahabat, dan teman yang isinya menyangkut
masalah pribadi.
Kosasih dan Sutari (2003 : 16) mengatakan bahwa surat pribadi adalah surat yang
digunakan untuk kepentingan keluarga. Umumnya surat jenis ini bersifat tidak resmi, baik dalam
ragam bahasa maupun struktur penyampaiannya.

Menurut Pateda (2011 : 199) surat pribadi adalah surat yang berasal dari pribadi tertentu
yang ditujukan kepada pihak lain. Pihak lain tersebut tidak hanya ditujukan kepada orang
tertentu, tetapi juga kepada dinas organisasi atau perusahaan tertentu.
Pendapat lain mengatakan yakni pendapatnya Suprapto (2006 : 3) bahwa surat pribadi
adalah surat yang ditulis untuk kepentingan pribadi, bukan untuk kepentingan lembaga.
Memperhatikan pendapat para pakar di atas, maka peneliti dapat memberikan pendapat
bahwa surat pribadi merupakan surat yang ditujukan kepada orang lain, baik ditujukan kepada
lembaga organisasi maupun kepada teman sebaya. Jika surat pribadi itu bersifat resmi, maka tata
cara penulisannya tentulah menggunakan bahasa yang resmi atau bahasa baku. Sebaliknya, jika
surat tersebut ditujukan kepada keluarga atau teman sebaya, maka penulisan surat pribadi tidak
perlu menggunakan bahasa yang resmi.
2.2.6 Sistimatika Surat Pribadi
Sistimatika surat pribadi menurut Pateda (2011 : 199) terdiri atas : (a) tanggal surat, (b)
alamat yang dituju, (c) salam pembuka, (d) Isi surat, (e) salam penutup, (f) tanda tangan, (g)
nama pengirim surat. Sistematika surat pribadi akan dijelaskan berikut ini.
a. Tanggal surat yang dimaksud adalah tanggal pembuatan surat.
Misalnya :Gorontalo, 06 Agustus 1987
b. Alamat yang dituju adalah tempat tujuan surat yang akan dikirim.
Misalnya :

Ninik Catur Yuliati


Jln. Gotong royong No. 14 I/I
Tinjomoyo, Banyumanik
Semarang

c. Salam pembuka adalah kalimat awal ketika menyapa seseorang yang dituju pada surat
tersebut. Misalnya : Ninik yang manis,

d. Isi surat adalah inti dari surat tersebut atau kalimat yang akan disampaikan kepada
penerima surat. Misalnya :
Eh, Nik, bulan depan aku mau ke rumah tanteku yang ada di semarang. Jadi aku bisa
sekalian mampir ke rumah kamu. Boleh kan kalau aku main ke rumah kamu? Harus
boleh lho, soalnya aku sudah kangen benget dengan kamu. Awas, kalau tidak boleh!
Jangan marah lho Nik, aku kanCuma bercanda. Nik, kamu masih punya anjing
tidak?Berapa sekarang jumlahnya?Pasti udah tambah banyak.Mereka lucu-lucu dan
pinter-pinter deh.
e. Salam penutup adalah kalimat terakhir untuk menutup percakapan dalam surat. Misalnya
:sekian dulu, ya. Assalamu alaikum.
f. Tanda tangan yang dimaksud adalah tanda tangan si pengirim surat.
g. Nama pengirim surat dimaksud adalah nama orang yang mengirim surat kepada teman
atau keluarga.
2.2.7 Ciri-ciri Surat Pribadi
Selain sistimatika penulisan berbeda, ciri-ciri surat pribadi berbeda dengan ciri-ciri surat
dinas atau resmi. Hal yang paling menonjol dalam perbedaan penulisan surat dinas dan surat
pribadi adalah penggunaan bahasa, jika surat dinas menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar, maka penulisan surat pribadi bahasanya bebas. Hal itu dapat dilihat pada ciri-ciri surat
pribadi berikut.
(1) Tidak menggunakan kop surat/kepala surat
(2) Tidak menggunakan nomor surat
(3) Salam pembuka dan penutup surat bervariasi
(4) Penggunaan bahasa bebas, sesuai dengan keinginan si penulis surat
(5) Format surat bebas

Contoh surat pribadi yang ditujukan kepada teman


Bandung, 1 J uni 2007
Kakakku Wisnu
Di Jakarta
Assalamualaikum wr.wb.
Apa kabar, Kak? Sehat-sehat saja, kan? Maaf ya, Kak baru kali ini Rina
baru bisa kirim kabar. Harap maklum, karena Rina sibuk belajar untuk menghadapi
ujian akhir semester. Oh iya, bagaimana keadaan Kakak sekarang, mudah-mudahan
selalu sehat juga baik-baik saja dan pekerjaan Kakak berjalan dengan lancar.Ibu
dan Bapak alhamdulillah kabarnya baik-baik saja. Mereka kirim salam buat Kakak
dan mereka pesan supaya Kakak jaga kondisi tubuh dengan baik dan jangan lupa
beribadah yang paling utama. Kak, Bapak dan Ibu sekarang aktif lho berolahraga.
Mereka setiap pagi rajin jalan pagi, malah sekarang mereka ikut senam jantung
sehat yang diadakan di lapangan RW kita. Kak, sebentar lagi, kan bulan Ramadhan.
Kakak pulang ke Bandung atau tidak? Supaya kita bisa berkumpul kembali samasama berpuasa dan buka puasa bareng-bareng. Oh iya, Kak, kalau Kakak memang
nggak bisa datang di bulan Ramadhan nanti, Rina harap kakak usahakan datang
sebelum hari raya Idul Fitri, ya.Kalau Kakak mau pulang ke Bandung, tolong
sebelumnya kasih kabar dulu, ya. Supaya kita bisa jemput di stasiun. Kak, udahan
dulu, ya. Kita di sini selalu berdoa kepada Allah supaya Kakak selalu diberikan
kesehatan, kemudahan dalam pekerjaan, dan sukses selalu. Cukup sekian dulu, Kak,
lain waktu disambung lagi.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Adikmu,
Ttd.
Rina Wati
Sumber: Buku Bahasa Indonesia karangan Drs. Mokhamad Irman

2.2.8 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Menulis Surat Pribadi


Walaupun surat pribadi khususnya surat yang ditujukan kepada teman sebaya bentuknya
berbeda dengan surat resmi atau surat dinas, tetapi ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menulis surat pribadi. Baik itu sistimatika surat, dan ejaan yang disempurnakan. Dalam
penelitian ini ejaan yang dimaksud yaitu : penggunaan huruf kapital, tanda titik dan tanda koma.
1. Sistematika surat
Menurut Marjo (2011 : 43) sistematika atau bentuk tubuh surat adalah pola atau tata letak
(layout) susunan-susunan kalimat-kalimat dengan segala materi yang terdapat pada keseluruhan
surat, dengan bagian-bagiannya yang lengkap. Komponen-komponen dalam surat harus disusun
sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di dalam surat-menyurat.
Ejaan merupakan komponen bahasa ragam tulis yang sangat menentukan benar salahnya
sebuah tulisan. Ejaan yang kita gunakan sekarang ialah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
(Jauhari, 2009:47). Ruang lingkup yang dibahas dalam Ejaan Yang Disempurnakan adalah : (a)
pemakaian huruf, (b) pemenggalan kata, (c) pemakaian huruf kapital dan huruf miring, (d)
penulisan kata (kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, si
dan sang, partikel, singkatan dan akronim, angka dan lambang bilangan, penulisan unsur
serapan; (e) pemakaian tanda baca yang terdiri atas : tanda titik, tanda koma, tanda titik koma,
titik dua, tanda hubung, tanda tanya, tanda seru, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda petik,
tanda petik tunggal, garis miring, dan tanda penyingkat (apostrof).

Dari ruang lingkup yang dikemukakan di atas, penulis memfokuskan pada aspek yakni : (a)
penggunaan huruf kapital, (b) penggunaan tanda titik, dan (c) pengunaan tanda koma.
2. Penggunaan Tanda Titik
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
misalnya :
-

b.

Bapak sedang iktikaf di masjid.


Ya Allah, sayangilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka menyayangiku di waktu
kecil.

Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang

misalnya :
c.

M. Dodo Mahmud.

Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada

singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
misalnya :
- a.n. : atas nama
- u.b : untuk beliau
- dkk : dan kawan-kawan
d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Misalnya :
-

Pukul 2.24.30 (pukul 2 lewat 24 menit 30 detik)

3. Penggunaan Tanda Koma


a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
-

Iqbal, Bargas, dan Rahma sedang mengikuti ceramah.

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, dan melainkan.
Misalnya :

Saya ingin naik haji, tetapi belum mampu.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimat
misalnya :
-

Kalau mendapat rezeki yang banyak, kamu harus bersedekah.

d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
demikian, akan tetapi, meskipun begitu, dan namun,
Misalnya :
-

Lagi pula, mengapa engkau meninggalkan sholat.

Akan tetapi, aku bisa melakukannya minggu depan.

Meskipun begitu, perbuatanmu tetap saja kurang baik.

Karena itu, mungkin kamu suka meninggalkannya.

Jadi, aku harus bagaimana?

Oleh karena itu, lebih baik tinggalkan saja kegiatan itu.

e. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan yang terdapat
pada awal kalimat, dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat
Misalnya :
O, itukah hobimu?
Ya, daripada membaca komik lebih baik membaca Al-quran
Ah, bapak seperti tidak tahu kesenangan anak muda saja.

Anda mungkin juga menyukai