Pendahuluan
Konspirasi sebuah istilah yang relatif familiar dikalangan dunia perpolitikan, sehingga
umumnya sebagian masyarakat masih meragukan realitas konspirasi itu sendiri.
Apakah hanya sebuah teori atau real dalam kenyataan. Apalagi adanya statement para
tokoh-tokoh yang menguatkan pandangan tersebut. Tengok saja pendapat Eep
Saefulloh Fatah pakar perpolitikan yang menampik adanya konspirasi. Dalam sebuah
bukunya beliau mengatakan;
"Salah satu cara menjawab yang seringkali diajukan oleh kalangan Islam adalah
menemukan sumber-sumber di luar sebagai penyebab, biang kerok, kekalahan atau
kegagalan politik mereka (Ummat Islam, pen.). Salah satu cara sangat populer dalam
kerangka ini adalah mengajukan teori konspirasi: menunjuk kalangan-kalangan di luar
Islam yang dipersepsikan sebagai komplotan yang memang terus-menerus menjaga
agenda mereka untuk memarjinalisasikan kalangan Islam."
Begitu pula pendapat Goenawan Muhamad yang menyebut teori konspirasi sebagai
"teori orang malas". Saya tidak bisa tidak bersetuju. Bahkan menurut hemat saya, bukan
sekedar itu. Teori konspirasi, bukan alat penjelasan orang-orang yang malas, tetapi juga
"teori para pecundang". Seorang pecundang membiasakan telunjuknya mengarah ke luar
dirinya, seolah mengharamkan introspeksi. Seorang pemenang, sebaliknya, senantiasa
ikhlas melihat pertama-tama ke dalam dirinya. Introspeksi.
Dari pandangan mereka, maka dikenalah dengan istilah Teori konspirasi yakni Sebuah
teori yang mencari penjelasan terhadap kasus atau persoalan yang diperdebatkan
sebagai sebuah persekongkolan jahat yang dilakukan oleh kelompok rahasia atau aliansi,
bukan yang dilakukan oleh perorangan atau tindakan terisolasi seseorang.
Padahal kalau kita lihat dari definisi konspirasi sendiri sebagaimana berikut ini,
konspirasi bukanlah sebuah teori melainkan keniscayaan yang tidak dapat dibantah. Ia
ada dalam semua sisi kehidupan manusia.
1
Konspirasi adalah;
Sebuah persetujuan rahasia atau rencana untuk mencapai tujuan yang melanggar
undang-undang: konspirasi, kabal, intrik, akal bulus, bersekongkol, rencana kotor dan
jahat, kongkalikong (kolusi), bekerjasama secara diam-diam, pengkhianatan, hasutan.
Ada dua padanan kata konspirasi yang penting untuk dikemukakan disini;
Perhatikan pada ayat berikut kata "makar" dihubungkan dengan "perbuatan" (af'al) dan
"kepemilikan" Allah Subhanau wa Ta‘ala.
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan
Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (Ali-Imran:54)
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan makar dengan 1) akal busuk, tipu
muslihat, 2) Perbuatan (usaha) dengan maksud hendak menyerang (membunuh)
orang, 3) perbuatan (usaha) menjatuhkan pemerintahan yang sah.
Disamping itu ada istilah lain dalam istilah al-Qur'an yang sepadan dengan makar
yakni kaid dan khada'a
b. Sebuah rencana jahat. Lihat persamaan katanya dengan kata kerja intransitif
Bagi seorang muslim yang konsisten terhadap al-Qur'an dan Al-hadits, makar atau
konspirasi adalah haqul yaqin dalam tataran realitas, bahkan mewujud pada tingkat
2
global atau dalam istilah lain Konspirasi global adalah karya akbar musuh besar
(iblis). Dan mungkin bagi mereka yang non muslim yang menolak adanya konspirasi
dapat kita maklumi sebab dasar teologisnya yang rapuh, Namun bagi seorang muslim
yang menolak adanya konspirasi maka kemuslimannya perlu dipertanyakan, sebab
secara eksplisit dalam al-Qur'an, konspirasi atau makar mewujud menjadi sebuah kitab
makar yang perlu ditela'ah secara komprehesif.
Tulisan ini sedikitnya mengupas tentang aktor intelektual pelaku konspirasi global
dalam sudut pandang kajian ilmiah islam atau lebih tepatnya kajian tematik al-Qur'an.
Secara deskriptif tulisan ini membahas tentang Setan dan hal-hal yang berhubungan
dengannya meliputi ; definisi, musuh dan pelindungnya, langkah-langkah, tujuan-tujuan
makarnya, akibat-akibat pertemanan dengannya.
A. Syaitan/Setan
1. Definisi Setan
Kata al-Syaitan ia merupakan sebuah istilah yang bersumber dari teks keagamaan Islam
yakni al-Qur'an dan al-Hadits. Kata "syaitan" selanjutnya dipakai dalam khazanah istilah
Indonesia menjadi "setan" yang seterusnya berkembang menjadi beragam istilah yang
maksudnya berkonotasi kepada setan tersebut. Seperti di suku Sunda penyebutan setan
sudah berkonotasi pada sesosok mahluk yang menyeramkan seperti jurig, dedemit,
siluman, aden-aden, dan lain-lain. Begitu juga setiap bangsa, daerah diseluruh dunia
sudah familiar terhadap istilah "setan" dengan beragam penamaan atau istilah. Yang
umumnya apa yang disebut setan adalah sosok mahluk yang berada diluar diri manusia
yang berpotensi jahat dan membuat kerusakan.
Untuk memahami sebuah konsep istilah yang berasal dari teks keagamaan islam (al-
qur'an-al-sunnah), perlu dan selayaknya pendekatan metodologi qur'an sunnah
menjadi bagian terpenting sebagai tool of analyses dalam mengembalikan maksud
sebuah istilah al-qur'an - sunnah yang mengalami distorsi atau setidaknya terpolarisasi
dalam kehidupan manusia entah karena berbagai kepentingan atau memang karena
merupakan watak kebahasaan yang senantiasa bahasa mengalami sebuah perubahan.
Namun demikian kita yakin al-Qur'an adalah sebuah kitab suci yang senantiasa menjadi
pembimbing manusia menuju pada suatu petunjuk kebenaran yang berasal dari Allah.
Oleh karenannya pemahaman yang benar tentang konsepsi "al-Syaitan" beserta istilah-
istilah yang berhubungan dengannya yakni iblis, jin dan malaikat dari perspektif al-
Qur'an sunnah menjadi suatu keniscayaan adanya untuk menghindari persepsi-
persepsi al-batil melewati ketahayulan-ketahayulan dan dokrin-dokrin atau dogma-
dogma yang tidak memiliki dasar yang kuat yang menutupi akal sehat dan kebenaran
yang hakiki.
Kata " syaitan" dalam surat dan ayat al-Qur'an berdasarkan perhitungan komputerisasi
Al-Qur'an versi 3.i yang diambil dari kata "syaitan" termuat kurang lebih 105 ayat.
Sedangkan berdasarkan perhitungan kitab kamus mu'jam al-mufahras fi alfadzil al-
3
Qur'an, kata " syaitan " kurang lebih 62 kali dalam bentuk singular (mufrad) dan 17 kali
dalam bentuk plural (jama'). Sedangkan kata " iblis" disebut 24 kali. Semua penyebutan
kata " syaitan" dan "Iblis" semuanya dalam bentuk kata benda (jumlah ismiyah). Atas
dasar ini, kajian awal dari konsepsi "syaitan" dikaji dari sudut pandang ilmu bahasa
(nahwiyah - sharfiyah) dan kaidah-kaidah yang berhubungan dengannya. Beberapa
kaidah yang perlu disebutkan diantaranya;
3) Kata benda singular (mufrad) menujukan pada; suatu makna tertentu, menunjukan
hal/arah,
4) Kata benda plural (jama') menunjukan pada : menunjukan pada suatu isyarat khusus,
menyatakan bilangan, menunjukan kualitas dan kuantitas.
1) Kalimat nominal ( jumlah ismiyah) antara lain; senantiasa menunjukan pada subut
(tetap) suatu keadaan, menujukan pada istimrar (terus menerus).
2) Kalimat verbal (jumlah fi'liyah) antara lain; menjukan arti tajaddud (timbulnya
sesuatu) dan menujukan pada makna hudus (temporal)
c. Kaidah bentukan kata benda yang mengikuti wazan fa'lani (dengan huruf nun
bukan asal kata) menunjukan arti kontradiktif dialektis
Berangkat dari kaidah-kaidah diatas, maka kata syaitan dalam al-Qur'an termasuk
istilah yang mutasyabih artinya memungkinkan adanya makna-makna lain yang
bertolakbelakang satu sama lainnya karena tidak adanya kata dasar yang secara ekplisit
asal kata tersebut.
1. Kata syaitan berasal dari kata " sya-tha-na " ( ) َش َش َشhuruf nun yang berada pada kata
adalah asli. Kata sya-tha-na berarti "jauh" sejajar dengan timbangan kata (wazan) fi'al
sebagai bentuk dasar (masdar). Dari kata itu pula muncul makna lain diantaranya asing,
janggal, tidak lumrah. Dari makna syaitan tersebut, maka setan dimaksudkan dengan
sesuatu yang bersifat material yang memiliki wujud diluar kesadaran manusia. Untuk
syaitan jenis ini disebut syaitan fi'ali (yang berwujud) namun keadaanya asing atau jauh
4
dari jangkauan manusia karena tersembunyi atau jaraknya yang jauh. Contoh seperti
pada surat 2 : 14 dan 37:65 berikut ini;
َ إِ َذو اَ ُقووْ واَّ ِذ َي آ َنُووْ قَ اُووْ آ ََّن َ إِ َذو َ لَ ْووْ إِاَى َشَ ِط نِ ِه ْم قَ اُووْ إِنَّ َ َ ْ ْم إِنَّ َ نَ ْ ُي ُ ْ َْي ْه ُِو َن
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan:
"Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka
mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-
olok".(2:14)
Yang dimaksud syaitan-syaitan dalam ayat ini adalah person-person (wujud) yang
merupakan "teman-teman" mereka yang tidak terlihat dan tersembunyi.
والَ ِط ِي
َّ سُ ُطَْل ُ َه َاَنَّوُ ُر
Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan.(37:65)
Yang dimaksud dengan syaitan disini adalah sesuatu yang asing dan jauh dari
jangkauam manusia.
Ayat-ayat lain yang semakna dengan ayat diatas adalah; Al-Anbiya :82, Shad :37 Al-
Shafat:7, Anisa:117, Al-baqarah 102, Al-An'am71, Al -Isra'a 27, Al-hajj :3, Maryam:68, Al-
Mu'minun :97, Al-Syu'ara ;210,211,221, Al-Mulk:5
2. Syaitan berasal dari kata "sya-ya-tha" ( ) َش اَشhuruf nun yang terdapat pada kata syaitan
bukan nun asli namun tambahan untuk kata dasarnya. Ia merupakan sifatul musyabbah
bismilfail (sifat yang serupa dengan kata pelaku) yang sewazan dengan fa'lanu ( ) َش ْع َش ُن
yang menunjukan pada tetapnya sifat tersebut. Makna dari kata ( ) َش اَشadalah
hilang/terbakar dan batalnya sesuatu/membunuh. Dari makna ini, maka yang dimaksud
syaitan disini adalah sesuatu hal yang senantiasa menghilangkan, membatalkan,
menjadikan ilusi, atau wahm yang berada dalam pikiran manusia untuk menghancurkan
sesuatu yang riil dan objektif (al-Haq/Rahman) atau sebagai lawan darinya dan ia
berada dalam kesadaran manusia serta tidak berwujud. Syaitan bentuk yang seperti ini
disebut syaitan fa'lani. Ia merupakan suatu dimensi ilusi dalam fikiran manusia dan
lawan sisi yang riil dan hakiki dalam pikiran manusia, yang keduanya senantiasa saling
berlawanan dalam diri manusia. Diantara ayat yang menunjukan pada makna tersebut
diantaranya surat Maryam:44 dan al-Hajj:52
Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka
kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (19:44)
5
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi,
melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitan pun memasukkan godaan-
godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan
itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana,(22:52)
Ayat-ayat lain yang semakna dengannya antara lain; Thaha 20:120, Al-Furqan 25:29,
An-Naml 27:24, An-nisa 4:119, Al-An'am 6:68, An-Nahl 16:98, Al-Isra 17:27,53,64,
Maryam 19:45, Fathir 35:6, At-Takwir 81:25, Al-Zuhruf 43:36, Al-‘Araf 7:27.
Syaitan fa'lani merupakan cerminan dari sesuatu yang bersifat ilusi dari fikiran
manusia. Sedangkan al-Rahman merupakan sisi material objektif yang hakiki dalam
fikiran manusia. Oleh karenanya setiap manusia memiliki syaitan-syaitan fa'lani. Maka
dalam al-Qur'an syaitan ini tidak muncul kecuali dalam bentuk singular (mufrad) tetapi
apa bila yang dimaksud adalah syaitan fi'ali maka kadang disebut dalam bentuk singular
(syaitan) maupun dalam bentuk plural (syaitan-syaitan) karena mereka kadang
berbentuk hanya seorang atau berserikat.
Dalam konsepsi Al-Qur’an, sekurang-kurangnya ada tiga istilah yang sepadan dengan
istilah Setan yaitu, pertama Iblis , kedua thaghut dan ketiga jibt. Setan sendiri dapat
diistilahkan dengan ;
Setan adalah setiap mahluk berakal yang durhaka dan membangkang terhadap segala
perintah dari Allah baik dari golongan jin maupun manusia.
Jadi yang dimaksud setan selanjutnya adalah setan fi’al yakni sesuatu yang ada diluar
kesadaran manusia yakni dari golongan jin dan manusia. Untuk bisa memahami
keadaan setan dari golongan jin, perlu pemahaman awal tentang konsepsi jin dari
perspektif Islam. (silahkan simak dalam 3 tulisan “ perspektif Jin menurut al-Qur’an dan
al-Hadits”).
http://www.akhirzaman.info/allien-a-ufo/1645-jin-dalam-perspektif-al-quran-dan-
hadits-1
http://www.akhirzaman.info/allien-a-ufo/1647-jin-dalam-perspektif-al-quran-dan-
hadits-2
http://www.akhirzaman.info/allien-a-ufo/1648-jin-dalam-perspektif-al-quran-dan-
hadits-3
6
Sedangkan menurut istilah syar’i, para ulama tidak mendefinisikannya karena ia
merupakan mahluk yang telah dikenal dalam konsep keagamaan diluar Islam. Ia
merupakan simbol dari unsur jahat dari suatu bangsa, suatu agama, ataupun suatu
kelompok. Namun demikian kalaulah mau didefinisikan dalam perspektif al-Qur’an,
maka Iblis adalah jin yang menolak untuk sujud (penghormatan) kepada Adam tatkala
Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakannya, maka dia dikutuk dan terusir dari jannah-
Nya, dan dia diancam dengan siksaan neraka setelah mendapat penangguhan umur
sampai hari Qiamat dan mendapat kesempatan untuk menyesatkan manusia yang tidak
pernah didapat oleh mahluk selainnya.
Istilah Thaghut secara bahasa kata ini diambil dari kata اَشغَشىarti melampaui batas. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Adapun menurut istilah syariat definisi yg terbaik adalah yg disebutkan Ibnul Qayyim:
“thaghut adalah adalah tiap sesuatu yg melampui batas kepada Allah kemudian disembah
selain-Nya, baik penyembahan itu dengan paksaan atau diikuti atau ditaati dan yang
disembah itu dari golongan manusia atau jin.”
Dan pada realitasnya yang disembah itu adalah perwujudan dari setan jin dan manusia
yang dirinya menyatakan sebagai hakim selain dari Allah yang membuat syari’at untuk
manusia yang harus dilaksanakan yang tentu saja “syari’at” itu adalah bentuk kekufuran
dan kesesatan. Hal ini sebagai disebutkan dalam sebuah ayat;
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman
kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu?
Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari
7
thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang
sejauh-jauhnya. (al-Nisa 4:60)
Terdapat beberapa tafsiran dari kalangan Salaf tentang makna kata jibt, antara lain:
berhala, sihir, tukang sihir, tukang ramal, Huyai bin Akhthab dan Ka’b bin Al-Asyraf
(kedua orang ini adalah tokoh orang-orang Yahudi di zaman Rasulullah).
Imam Ahmad meriwayatkan: dari Qathan bin Qabishah, dari bapaknya (Qabishah)
bahwa ia telah mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
وألرض وا ق واخط خط زج وا ق ل وف وا وا ق وا ة ي واج إن وا
ي إنو وال ن ق ل وا واج
“Iyafah, tharq dan thiyarah adalah termasuk jibt.” ‘Auf menafsiri hadits ini dengan
mengatakan: “Ifayah: meramal nasib dengan menerbangkan burung; dan tharq: meramal
nasib dengan membuat garis di atas tanah.” Adapun jibt, tafsirannya menurut Al-Hassan:
“Ialah suara syaitan.”
“al-jibt adalah suara jahat setan sedangkan thagut adalah para dukun”
Dari ke-tiga padanan kata setan tersebut, ada benang merah yang sangat jelas untuk
dikaji lebih mendalam bahwa makar atau konspirasi setan itu sangat berhubungan erat
dengan peran ketiganya yakni iblis, thaghut, jibt. Namun siapakah yang memegang
peran sentral sebagai aktor intelektual dari makar itu sendiri apalagi dalam tingkat
global ?
8
Maka Iblislah sebagai aktor intelektual makar itu sebagaimana yang tersurat dalam ayat
39 surat al-Hijr, maka dari sini kita dapat memahami bahwa “dapur” atau “Kantor
Pusat” konspirasi global itu berada di alam “gaib” yakni di dunia jin yang kemudian di
transformasikan ke dunia manusia melewati proses pewahyuan (al-An’am 6:112) dari
jin kepada manusia dengan beragam bentuk baik melembaga atau tidak, bersistem atau
tidak, baik yang disadari maupun tidak, baik yang berlabel tradisional maupun modern.
Yang semuanya kadang luput dari pandangan umumnya orang apalagi orang yang
tidak percaya terhadap keterlibatan jin dalam kehidupan manusia. Padahal sangat jelas
baik dalam al-Qur’an dan hadits hal ini terjadi.
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti
aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan
pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (al-Hijr 15:39)
9
manusia, kedudukan yang tertinggi diantara mereka ialah yang paling besar membuat
bencana bangi manusia (H.R Ahmad)
ِ ِ ِ ِ َّ ِ َّ َّ ِ َّ ُ َي ج ِ ٍ قَ َل قَ َل ر
ُث َ َوَ ه ُ َ يْْي
َ ن َ َ ُ َ ْ َشوُ َلَى واْ َ ا ُ َّم َ ول والو َ لى والوُ َلَْو َ َ ل َم إ َّن إ ْل َُ َ ْ
ول َْي َ ْل ُ َا َذو َ َا َذو َْيَ ُ ُل َ َ َنْي ْ َ َشًْئ قَ َل ُ َّم ُ ََ ْدنَ ُى ْم ِ ْنوُ َ ْن ِاَ ً َ ْ َ ُ ُه ْم ِْْيَن ً َ ِج اُ َ َ ُ ُى ْم َْيَْي ُق
ِ ُ ول َْي ْاُوُ َّى َْي َّ ْق ُ ْي ْيَنوُ ْي ي و َِِو قَ َل َْي ْ نِ ِو ِ ْنوُ ْي ُق ِ
ُ َ ْ َول ن ْ َم َنْ َ قَ َل ْوأل
ش ََ ُ َ ْ َ َْ َ َْ َ َ َ ُ َج اُ َ َ ُ ُى ْم َْيَْي ُق
َُُروهُ قَ َل َْيَْي ْلَ ِ ُو
Dari Jabir berkata , sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
”sesungguhnya Iblis membangun kerajaanya diatas air, kemudian dia mengirim
balatentaranya, yang paling tinggi kedudukan diantara mereka adalah yang paling besar
membuat fitnah (bagi manusia), kemudian datang salah seorang dari mereka dan
melaporkan pekerjaanya;” aku telah melakukan begini, dan begini ! maka Iblis berkata :”
kamu tidak berbuat sesuatu”, kemudian datang yang lainnya dan berkata :”aku tidak
meninggalkannya (manusia) sebelum aku membuat provokasi antara seseorang dengan
istrinya. “dia berkata; “sampai dia menjauh dari padanya”. Maka Iblis berkata: “hebat
kamu”! (H.R Muslim 5032)
ِ
َ َّ ِِ ن قَ َل اَِِّمِو ِ ِ ِ ُ ول والَّ ِو لَّى والَّو َ َل ِو لَّم ْي ُق
َ ول إ َّن إ ْل ََ ََ ْ ُ َ َ ْي َِ َ ِ ٍ واْ ُخ ْ ِر ِّم
َ ُ ي قَ َل َ ِ ْ ُ َر
ِ ِ ِ ِِ ِ آدم َدو ْ ْوألَر ِ ِ
َ ح َ ْغ ُ ا َُه ْمُ َ وح ِه ْم َْي َق َل والَّوُ َ َّ َ َج َ ا َ َْْي ُ َْ َ َ َ َ ح ُ ْغ ِوي َن ُ َ َ َج َ ا َ َ َْْي
ِو َْي ْ َ ن
ُ ْ
Dari Abu said Al-Hudriyi berkata , saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam bersabda: “Sesungguhnya Iblis memohon kepada Tuhannya (Allah) demi
keagungan-Mu dan Kekuatan-Mu, aku pasti akan menyesatkan anak cucu Adam
sepanjang mereka memiliki ruh, maka Allah berfirman demi Keagungan-Ku dan
Kekuatan-Ku, Aku akan mengampuni mereka sepanjang mereka meminta ampun pada-
Ku (H.R Ahmad 10814)
10
ِ والْ َ ُن َ ْنْي َه ََ ْ َ َج ُه َ ِ َّ َا نَ ِ ِو َ قُْيلْنَ ْوىِ ُووْ َْي ْ ُ ُ ْم اَِْي ْ ٍ َ ُ ٌّ َ َل ُا ْم ِ وأل َْر
ٌّ ض ُ ْ َْي َق َّ َ َ ََزاَّ ُه
ا إِاَى ِ ٍيٌ ََ َ
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan
semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang
lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu
yang ditentukan". (Al-Baqarah 2:36)
Dari ayat-ayat di atas, jelas program utama iblis dan bala tentaranya baik dari golongan
jin maupun manusia dalam menyesatkan manusia adalah menipu manusia atau dalam
istilah lain “cuci otak” (Brainwashing). Dalam “mega Proyek” iblis ini keberhasilannya
ditunjang dengan peran thaghut dan jibt. Inilah episode yang selalu berputar disetiap
masa dan tempat hingga saat ini.
Inilah proyek yang sedang berjalan khususnya yang ditujukan kepada umat Islam. Yaitu
berupa langkah-langkah sangat strategis, untuk menghancurkan bangunan umat yang
megah dan mulia dalam hal pikirannya, jiwanya, akhlaknya, maupun sejarahnya,
mereka menempuh tiga langkah yang membahayakan, yaitu:
1. Mengosongkan pikiran, hati, dan jiwa generasi muda Islam dari pikiran-pikiran
Islami, dan dari akhlak Islami, serta mencabut semua pengaruhnya.
2. Mengisi pikiran, hati dan jiwa mereka yang telah kosong dengan ide-ide dan
pemikiran yang penuh kebohongan dan kepalsuan, agar dapat melayani
kehendak dan kemauan musuh dan untuk menghancurkan eksistensi umat
Islam.
3. Mengerahkan pasukan yang mereka ciptakan untuk merobohkan sendi-sendi
bangunan umat, memerangi pikiran dan aqidahnya, atau akhlak dan jalan
hidupnya, serta memutarbalikkan sejarah serta keagungan Islam dan umatnya.
Tengok saja pernyataan seorang orentalis di dalam buku "Memerangi Dunia Islam"
karya orientalis Shatly, disebutkan:
"...Bila Anda ingin memerangi Islam, mematahkan kekuatannya, dan merusak aqidah
yang merupakan unsur utama kekuatan dan kemuliaan kaum muslimin di dunia, maka
Anda. harus mengerahkan upaya dan sasaran perjuangan Anda untuk merusak jiwa
generasi muda Islam dan kaum muslimin dengan membunuh perasaan bangga mereka
terhadap sejarah masa lalunya dan kitab sucinya, Al Qur'an. Kemudian palingkan mereka
dari semua itu dengan menyebarluaskan kebudayaan, peradaban, dan sejarah Anda.
Sebarkan paham serba boleh (ibahiyyah/permisivisme) dan perbanyak sarana perusak
11
moral. Kalau kita menjumpai orang-orang yang lengah di antara mereka dan hidup
bersahaja, maka sudah cukuplah kiranya hal itu bagi kita, sebab untuk merusak suatu
pohon kita harus memotong ranting-rantingnya lebih dahulu ...." (Wasiat Pertama, hal.
264).
Tengok pula dalam Dalam buku "Kehidupan Rahasia Laurens" disebutkan bahwa dalam
laporannya kepada tuan-tuan tanah Britania pada bulan Januari 1916, Kolonel Laurens
mengatakan:
"Sasaran kita yang utama ialah memecah-belah persatuan umat Islam dengan
menghancurkan dan memporak-porandakan Daulah Utsmaniyyah. Kita pun harus tahu
bagaimana memperlakukan bangsa-bangsa Arab agar mereka senantiasa hidup dengan
permainan politik yang kotor dalam negara-negara kecil yang terpecah-pecah saling
mendengki dan membelakangi satu sama lain, sehingga tidak mungkin bersatu. "
Untuk mencapai keberhasilannya maka langkah yang paling efesien yakni melakukan
propaganda. Propaganda adalah merupakan upaya sistematik yang secara
sengaja dilakukan dalam rangka membentuk persepsi, memanipulasi atau
menyelewengkan kesadaran atau pengertian yang secara langsung mempola
akhlak dan tingkah laku orang banyak dalam rangka memperoleh reaksi atau
tanggapan, yang selanjutnya dapat memenuhi sasaran sesuai dengan maksud -
maksud yang dikehendaki oleh para pelaku propaganda
Inilah yang mesti kita cermati saat ini dalam rangka menghindari dari jerat-jerat iblis,
maka langkah awal yakni dengan membangun al-wa’yu (kesadaran diri ) yaitu Sebuah
kekuatan daya pikir yang memiliki persepsi eksistensi yang mampu untuk
memilah, menyeleksi, mengkritisi, menganalisa dan mengetahui kebenaran
melalui syarat-syarat sebuah realita dan kejadian-kejadian yang berlangsung di
dalamnya. Karena kesadaran memiliki kemampuan untuk melihat masa depan dan
merasakannya dengan perasaan yang masih samar atau meyakininya dengan keyakinan
yang masih samar.
Dalam konsepsi Al-Qur’an, sekurang-kurangnya ada tiga istilah yang sepadan dengan
istilah Setan yaitu, pertama Iblis , kedua thaghut dan ketiga jibt. Setan sendiri dapat
diistilahkan dengan ;
Setan adalah setiap mahluk berakal yang durhaka dan membangkang terhadap segala
perintah dari Allah baik dari golongan jin maupun manusia.
Jadi yang dimaksud setan selanjutnya adalah setan fi’al yakni sesuatu yang ada diluar
kesadaran manusia yakni dari golongan jin dan manusia. Untuk bisa memahami
keadaan setan dari golongan jin, perlu pemahaman awal tentang konsepsi jin dari
12
perspektif Islam. (silahkan simak dalam 3 tulisan “ perspektif Jin menurut al-Qur’an dan
al-Hadits”).
http://www.akhirzaman.info/allien-a-ufo/1645-jin-dalam-perspektif-al-quran-dan-
hadits-1
http://www.akhirzaman.info/allien-a-ufo/1647-jin-dalam-perspektif-al-quran-dan-
hadits-2
http://www.akhirzaman.info/allien-a-ufo/1648-jin-dalam-perspektif-al-quran-dan-
hadits-3
Istilah Thaghut secara bahasa kata ini diambil dari kata اَشغَشىarti melampaui batas. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Adapun menurut istilah syariat definisi yg terbaik adalah yg disebutkan Ibnul Qayyim:
13
“thaghut adalah adalah tiap sesuatu yg melampui batas kepada Allah kemudian disembah
selain-Nya, baik penyembahan itu dengan paksaan atau diikuti atau ditaati dan yang
disembah itu dari golongan manusia atau jin.”
Dan pada realitasnya yang disembah itu adalah perwujudan dari setan jin dan manusia
yang dirinya menyatakan sebagai hakim selain dari Allah yang membuat syari’at untuk
manusia yang harus dilaksanakan yang tentu saja “syari’at” itu adalah bentuk kekufuran
dan kesesatan. Hal ini sebagai disebutkan dalam sebuah ayat;
Terdapat beberapa tafsiran dari kalangan Salaf tentang makna kata jibt, antara lain:
berhala, sihir, tukang sihir, tukang ramal, Huyai bin Akhthab dan Ka’b bin Al-Asyraf
(kedua orang ini adalah tokoh orang-orang Yahudi di zaman Rasulullah).
Imam Ahmad meriwayatkan: dari Qathan bin Qabishah, dari bapaknya (Qabishah)
bahwa ia telah mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
وألرض وا ق واخط خط زج وا ق ل وف وا وا ق وا ة ي واج إن وا
ي إنو وال ن ق ل وا واج
“Iyafah, tharq dan thiyarah adalah termasuk jibt.” ‘Auf menafsiri hadits ini dengan
mengatakan: “Ifayah: meramal nasib dengan menerbangkan burung; dan tharq: meramal
14
nasib dengan membuat garis di atas tanah.” Adapun jibt, tafsirannya menurut Al-Hassan:
“Ialah suara syaitan.”
“al-jibt adalah suara jahat setan sedangkan thagut adalah para dukun”
Dari ke-tiga padanan kata setan tersebut, ada benang merah yang sangat jelas untuk
dikaji lebih mendalam bahwa makar atau konspirasi setan itu sangat berhubungan erat
dengan peran ketiganya yakni iblis, thaghut, jibt. Namun siapakah yang memegang
peran sentral sebagai aktor intelektual dari makar itu sendiri apalagi dalam tingkat
global ?
Maka Iblislah sebagai aktor intelektual makar itu sebagaimana yang tersurat dalam ayat
39 surat al-Hijr, maka dari sini kita dapat memahami bahwa “dapur” atau “Kantor
Pusat” konspirasi global itu berada di alam “gaib” yakni di dunia jin yang kemudian di
transformasikan ke dunia manusia melewati proses pewahyuan (al-An’am 6:112) dari
jin kepada manusia dengan beragam bentuk baik melembaga atau tidak, bersistem atau
tidak, baik yang disadari maupun tidak, baik yang berlabel tradisional maupun modern.
Yang semuanya kadang luput dari pandangan umumnya orang apalagi orang yang
tidak percaya terhadap keterlibatan jin dalam kehidupan manusia. Padahal sangat jelas
baik dalam al-Qur’an dan hadits hal ini terjadi.
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti
aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan
pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (al-Hijr 15:39)
ًف واْ َق ْوِل غُ ُ رو ِ ِ ِ َا َذاِ َ ج لْن اِ ُ ِّمل نِِ ُ وً َش ِط ي و ِإل
َ نن َ واْج ِّمي ُو َْي ْ ُ ُه ْم إِاَى
َ ُ ْ اْ ٍ ُز َ َ ّ َ ٍّي َ ََ َ
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari
jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian
yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (al-An’am
:112)
15
ث َ َوَ هُ َْيَْي ْ ِنُو َن
ُ َ ْ َن َلَى واَْ ْ ِ َْي ِ ِ َ ول إِ َّن ُ َ ْي َج ِ ٍ قَ َل َ ِ ْ ُ وانَِّ َّ َ لَّى والَّوُ َلَْ ِو َ َ لَّ َم َْي ُق
َ ش إ ْل َ ْ
ً س ََ ْ َ ُ ُه ْم ِ ْن َ هُ َ ْ َ ُ ُه ْم ِْْيَن َ َّوان
Dari Jabir dia berkata saya mendengar Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda
sesungguhnya kerajaan Iblis itu diatas laut, kemudia dia mengutus pasukannya
(balatentara) dan mereka membuat fitnah pada manusia, dan barang siapa yang dapat
membuat fitnah terbesar maka dia mendapat kedudukan luhur diantara mereka (H.R
Muslim:5031)
ِ
َ َّ ِِ ن قَ َل اَِِّمِو ِ ِ ِ ُ ول والَّ ِو لَّى والَّو َلَ ِو لَّم ْي ُق
َ ول إ َّن إ ْل ََ ََ ْ ُ َ َ ُ ُ َر سِ ٍ واْ ُخ ْ ِر ِّم
ْ ِ َ ي قَ َل َ
َِ َ ي
ْ
ِ ِ ِِ
ِ
َ ح َ ْغ ُ ا َُه ْم
ِ َدو ْ ْوألَر
ُ َ وح ِه ْم َْي َق َل والَّوُ َ َّ َ َج َ ا َ َْْي ُ َْ َ َ ِح ُ ْغ ِوي َن
َ آد َم ُ َ َ َْْي َ َِ َج َ ا
ِو َْي ْ َ ن
ُ ْ
Dari Abu said Al-Hudriyi berkata , saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam bersabda: “Sesungguhnya Iblis memohon kepada Tuhannya (Allah) demi
keagungan-Mu dan Kekuatan-Mu, aku pasti akan menyesatkan anak cucu Adam
sepanjang mereka memiliki ruh, maka Allah berfirman demi Keagungan-Ku dan
16
Kekuatan-Ku, Aku akan mengampuni mereka sepanjang mereka meminta ampun pada-
Ku (H.R Ahmad 10814)
Dari ayat-ayat di atas, jelas program utama iblis dan bala tentaranya baik dari golongan
jin maupun manusia dalam menyesatkan manusia adalah menipu manusia atau dalam
istilah lain “cuci otak” (Brainwashing). Dalam “mega Proyek” iblis ini keberhasilannya
ditunjang dengan peran thaghut dan jibt. Inilah episode yang selalu berputar disetiap
masa dan tempat hingga saat ini.
Inilah proyek yang sedang berjalan khususnya yang ditujukan kepada umat Islam. Yaitu
berupa langkah-langkah sangat strategis, untuk menghancurkan bangunan umat yang
megah dan mulia dalam hal pikirannya, jiwanya, akhlaknya, maupun sejarahnya,
mereka menempuh tiga langkah yang membahayakan, yaitu:
1. Mengosongkan pikiran, hati, dan jiwa generasi muda Islam dari pikiran-pikiran
Islami, dan dari akhlak Islami, serta mencabut semua pengaruhnya.
17
2. Mengisi pikiran, hati dan jiwa mereka yang telah kosong dengan ide-ide dan
pemikiran yang penuh kebohongan dan kepalsuan, agar dapat melayani
kehendak dan kemauan musuh dan untuk menghancurkan eksistensi umat
Islam.
3. Mengerahkan pasukan yang mereka ciptakan untuk merobohkan sendi-sendi
bangunan umat, memerangi pikiran dan aqidahnya, atau akhlak dan jalan
hidupnya, serta memutarbalikkan sejarah serta keagungan Islam dan umatnya.
Tengok saja pernyataan seorang orentalis di dalam buku "Memerangi Dunia Islam"
karya orientalis Shatly, disebutkan:
"...Bila Anda ingin memerangi Islam, mematahkan kekuatannya, dan merusak aqidah
yang merupakan unsur utama kekuatan dan kemuliaan kaum muslimin di dunia, maka
Anda. harus mengerahkan upaya dan sasaran perjuangan Anda untuk merusak jiwa
generasi muda Islam dan kaum muslimin dengan membunuh perasaan bangga mereka
terhadap sejarah masa lalunya dan kitab sucinya, Al Qur'an. Kemudian palingkan mereka
dari semua itu dengan menyebarluaskan kebudayaan, peradaban, dan sejarah Anda.
Sebarkan paham serba boleh (ibahiyyah/permisivisme) dan perbanyak sarana perusak
moral. Kalau kita menjumpai orang-orang yang lengah di antara mereka dan hidup
bersahaja, maka sudah cukuplah kiranya hal itu bagi kita, sebab untuk merusak suatu
pohon kita harus memotong ranting-rantingnya lebih dahulu ...." (Wasiat Pertama, hal.
264).
Tengok pula dalam Dalam buku "Kehidupan Rahasia Laurens" disebutkan bahwa dalam
laporannya kepada tuan-tuan tanah Britania pada bulan Januari 1916, Kolonel Laurens
mengatakan:
"Sasaran kita yang utama ialah memecah-belah persatuan umat Islam dengan
menghancurkan dan memporak-porandakan Daulah Utsmaniyyah. Kita pun harus tahu
bagaimana memperlakukan bangsa-bangsa Arab agar mereka senantiasa hidup dengan
permainan politik yang kotor dalam negara-negara kecil yang terpecah-pecah saling
mendengki dan membelakangi satu sama lain, sehingga tidak mungkin bersatu. "
Untuk mencapai keberhasilannya maka langkah yang paling efesien yakni melakukan
propaganda. Propaganda adalah merupakan upaya sistematik yang secara
sengaja dilakukan dalam rangka membentuk persepsi, memanipulasi atau
menyelewengkan kesadaran atau pengertian yang secara langsung mempola
akhlak dan tingkah laku orang banyak dalam rangka memperoleh reaksi atau
tanggapan, yang selanjutnya dapat memenuhi sasaran sesuai dengan maksud -
maksud yang dikehendaki oleh para pelaku propaganda
Inilah yang mesti kita cermati saat ini dalam rangka menghindari dari jerat-jerat iblis,
maka langkah awal yakni dengan membangun al-wa’yu (kesadaran diri ) yaitu Sebuah
kekuatan daya pikir yang memiliki persepsi eksistensi yang mampu untuk
memilah, menyeleksi, mengkritisi, menganalisa dan mengetahui kebenaran
melalui syarat-syarat sebuah realita dan kejadian-kejadian yang berlangsung di
dalamnya. Karena kesadaran memiliki kemampuan untuk melihat masa depan dan
merasakannya dengan perasaan yang masih samar atau meyakininya dengan keyakinan
yang masih samar.
18
Kalau begitu, ? mari kita mulai membangun kesadaran !!!!
Sumber: http://www,akhirzaman.info/
19