Pembangkit Listrik Deengan Konsep Power Buoy - Oleh Suparjo Dan Ojik
Pembangkit Listrik Deengan Konsep Power Buoy - Oleh Suparjo Dan Ojik
Disusun Oleh:
SUPARJO (G1D006014)
FAHRUL ROZI (G1D006036)
Dua bentuk utama dari arus-arus laut adalah arus-arus marine dan arus-arus
pasang surut. Keduanya dipengaruhi oleh rotasi Bumi. Arus-arus pasang surut
terjadi dengan cara yang sangat berbeda dibanding arus marine. Arus pasang
surut berlangsung sebagai hasil gravitasi,yang tergantung pada lokasi dan
geografis. Arus ini berlangsung dalam suatu siklus.
Ada kira-kira 8,000 -80,000 TWh/yr atau 1 -10 TW dari energi gelombang di
dalam seluruh samudra, dan di rerata masing-masing gelombang
menghasilkan 10 – 50 kW.
2. Energi Gelombang dan Daya
Variabel
SWL Mean seawater level (surface)
Edensity Wave energy density (J/m2)
Ewavefront Energy per meter wave front
(J/m)
Pdensity Wave power density (W/m2)
Pwavefornt Power per meter wave front
(W/m)
h Depth below SWL (m)
ω Wave frequency (rad/sec)
λ (or L) Wavelength (m) = gT2/(2π)
ρwater Seawater density ( 1000 kg/
m3)
g Gravitational constant (9,81
m/s2)
A Wave amplitude (m)
H Wave height (m)
T Wave priod (s)
C Celerity (wave front velocity)
(m/s)
Konsep Power Buoy atau Point Absor terdiri dari Pelampung, Lengan, dan
Generator Linear. Ketika Gelombang mengenai Pelampung maka terjadi
gerakan pada pelampung yang menyebabkan lengan ikut bergerak dan akan
menggerakkan Rotor dari Generator Linear. Dengan bergerakknya Rotor
maka akan terjadi induksi antara Rotor dan Stator.
Rotor terbuat dari bahan magnet permanen yang yang ditempatkan pada
pelat baja. Magnet permanennya dibuat seperti sekat-sekat yang dipisahkan
oleh kutub sepatu. Magnet permanent ini akan menghasilkan medan magnet
sepanjang lengan rotornya. Sedangkan Kutub sepatu ini berfungsi sebagai
penghantar yang akan menyalurkan flux medan magnet. Medan magnet ini
akan bergerak ke celah udara dan Stator.
Setidaknya ada dua konsep desainRotor yang bisa dibuat untuk generator
Linear yaitu seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. Yang
membedakan keduanya hanya terletak pada posisi magnet yang digunakan
pada rotor.
Gambar .5 Tampak samping dari rotor untuk suatu pembangkit LFM linier. Arah
fluks magnet itu ditandai dengan panah
Dari kedua konsep diatas dapat dijelaskan garis-garis fluk medan yang
dihasilkan
Stator terdiri dari Lilitan Konduktor dan Baja. Flux yang berasal dari kutub
sepatu meninggalkan celah udara ke Stator terus ke gigi stator. Dan
terhubung ke beban Stator dimana flux memotong dalam dua bagian dan
kembali ke gigi Stator dan kembali ke celah udara di kutub yang berdekatan.
Dengan cara ini, flux mgnetik memutar lilitan kawat dan disebut sirkuit
magnetik.Untuk membuat sirkuit magnetik seefisien mungkin, lilitan konduktor
terbuat dari material dengan permeabilitas yang rendah dan mampu
membawa flux magnetik.
Ketika rotor bergerak dalam waktu yang bervariasi maka akan tercipta medan
magnetik di lilitan stator. Jarak anatar kutub utara dan kutub selatan disebut
luas kutub. Ketika Rotor bergerak satu kutub phasa medan magnetik pada
Stator disebut Perubahan Л radian dan kembali lagi ke bentuk yang sama
dari awal star Rotor. Medan magnet ini berbentuk siklus dalam satu periode
dari pergerakan Rotor antara jarak dua kutub yang dapat digambarkan
sebagai sebuah segitiga. Segitiga ini dihubungkan dengan baik kepada
induksi elektromagnetik di Lilitan Konduktor Stator dan disebut electrical
angle.
dimana B' adalah amplitudo maksimum, x adalah titik observasi di stator, dan
ω adalah kecepatan sudut dari rotor.
Garis-garis flux dalam suatu lilitan yang terjadi dalam waktu t adalah :
E = e'/2 = 2 fw NlB'……………………………………………………(9)
6. Transimisi
Di suatu Pembangkit sejumlah WEC bersifat saling behubungan dengan suatu
substasiun yang ada di dalam air (UWS) dengan suatu kabel tiga fase di dasar
samudra ataupun bisa melalui kabel transmisi diatas permukaan air laut.