LP Gastritis
LP Gastritis
Agresif Defensif
- Empedu - Prostaglandin
- Infeksi virus
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi ialah :
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan kematian.
b. Terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat.
c. Perforasi.
d. Anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12.
2.2 Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode sistematik dimana secara ilmiah perawat bersama klien secara bersama menentukan masalah keperawatan
sehingga membutuhkan asuhan keperawatan, membuat rencana dan implementasi serta mengevaluasi hasil (Laode jumadi gaffar,S.Kp, Pengantar
Keperawatan profesional). Asuhan keperawatan menggunakan proses keperawatan meliputi :
1. Pengkajian.
2. Diagnosa keperawatan.
3. Rencana tindakan keperawatan.
4. Tindakan keperawatan/implementasi.
5. Evaluasi.
Untuk dapat menerapkan proses keperawatan, orang memerlukan kecakapan dan keterampilan proses keperawatan melalui :
1. Kecakapan intelektual seperti pengetahuan tentang kehidupan yang merupakan pengetahuan dasar dan memungkinkan
perawat untuk mampu menggali masalah keperawatan.
2. Pengelompokan data
Data yang dikumpulkan, selanjutnya dikelompokkan dengan melakukan metode pengelompokan data menurut urgensinya.
3. Menganalisa data
Data yang telah dikelompokkan segera dianalisis sehingga didapat suatu kesimpulan yang dirumuskan kedalam bentuk diagnosa
keperawatan.
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Tujuan pengkajian adalah memberikan suatu gambaran yang terus menerus
mengenai kesehatan klien.
Pengkajian keperawatan terdiri dari tiga tahap yaitu pengumpulan data, pengelompokan data atau pengorganisasian data, sereta menganalisa dan
merumuskan diagnosa keperawatan.
Pengumpulan data bisa digunakan dengan menggunakan metode observasi, wawancara. Pemeriksaan fisik, dokumentasi dari catatan medis,
status klien, dan hasil pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, radiologi.
Pemeriksaan fisik adalah cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi(Laode Jumadi Gaffar,S.Kp,Pengantar
Keperawatan Profesional)
Berikut pengertian cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi menurut Laode Jumadi Gaffar,S.Kp.
1. Inspeksi adalah pengamatan secara seksama terhadap status kesehatan klien seperti inspeksi kesimetrisan pergerakan dinding dada, penggunaan
otot bantu nafas, inspeksi adanya lesi pada kulit dan sebagainya.
2. Palpasi adalah jenis pemeriksaan dengan cara meraba klien.
3. Auskultasi adalah cara pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop.
4. Perkusi adalah pemeriksaan fisik dengan jalan mengetukkan jari tangan ke jari tangan lainnya untuk mengetahui normal/tidaknya suatu organ
tubuh.
Berdasarkan teori menurut Susan Martin Tucker pengkajian pada klien dengan gastritis dimulai dari riwayat atau adanya faktor resiko seperti :
1. Riwayat garis pertama keluarga tentang gastritis.
2. Penggunaan kronis obat yang mengiritasi mukosa lambung seperti aspirin, steroid atau indometasin.
3. Perokok berat
4. Riwayat makan yang tidak teratur.
5. Pemajanan pada stress emosi kronis.
Pada pengkajian dengan klien gastritis ditemukan adanya nyeri epigastrium kiri ke midepigastrik dapat menjakar ke punggung, ini merupakan
gejala yang paling menonjol selama periode eksaserbasi. Nyeri dapat digambarkan sebagi nagging, tumpul, sakit atau rasa terbakar. Ini sering hilang dengan
makanan dan meningkat dengan merokok dan stress emosi. Selama remisi, klien asimtomatik, penurunan berat badan, perdarahan sebagai hematemesis atau
melena.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan langkah kedua dari proses keperawatan setelah pengkajian data. Diagnosa keperawatan merupakan formulasi
kunci dari proses keperawatan karena merupakan “client responses by health problem” atau respon klien terhjadapo masalah kesehatan. Oleh karena itu
diagnosa keperawatan berorientasi pada kebutuhan dasar manusia berdasar teori kebutuhan dasar abraham Maslow, memperlihatkan respon individu/klien
terhadap penyakit dan kondisi yang dialaminya.
Diagnosa keperawatan menurut Carpenito Lynda Juall adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap proses
kehidupan/masalah kesehatan yang aktual atau potensial.
Manfaat diagnosa keperawatan adalah sebagai pedoman dalam pemberian asuhan keperawatan karena menggambarkan status masalah
kesehatan serta penyebab adanya masalah tersebut, membedakan diagnosa keperawatan dan diagnosa medis serta menyamakan kesatuan bahasa antar perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan secara konfrehensif.
Diagnosa keperawatan dibagi sesuai dengan masalah klien yang sering terjadi yaitu :
1. Aktual yaitu diagnosa keperawatan yang menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai data klinis yang ditemukan.
2. Resiko terjadi yaitu diagnosa keperawatan yang menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi
keperawatan, saat ini masalah keperawatan belum ada tapi etiologi sudah ada.
3. Possible yaitu diagnosa keperawatan yang menjelaskan bahwa perlu data tambahan untuk memastikan data tambahan.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Susan Martin Tucker pada klien dengan gastritis akan ditemukan tiga masalah keperawatan yaitu :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rasa tidak nyaman anoreksia, mual, muntah.
2. Nyeri berhubungan dengan iritasi dan disrupsi mukosa lambung.
3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan rumah dan status nutrisi.
2.2.3 Perencanan
Rencana keperawatan merupakan langkah ketiga dalam proses keperawatan. Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat
perencanaan intervensi keperawatan dan aktivitas keperawatan. Rencana pelayanan keperawatan dipandang sebagai inti atau pokok proses keperawatan yang
memberikan arah pada kegiatan keperawatan. Tujuan perencanaan adalah mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien. Tahapan
perencanaan keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan prioritas.
2. Merumuskan tujuan/sasaran dari perumusan kriteria hasil yang diinginkan.
3. Menentukan rencana intervensi.
4. Menuliskan rencana intervensi.
Adapun perencanaan berdasarkan diagnosa yang mungkin timbul pada klien gastritis yaitu :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan rasa yang tidak nyaman, anoreksia, mual, muntah.
Rencana tindakan :
1.1 Buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi tubuh.
1.2 Kaji porsi makan dan nafsu makan klien.
1.3 Beri makanan sedikit tapi sering dan berikan makanan tambahan yang tepat.
1.4 Tawarkan makanan yang disukai.
1.5 Atur jadwal penimbangan berat badan .
1.6 Ciptakan lingkungan perawatan yang nyaman.
1.7 Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.