Anda di halaman 1dari 11

3/23/2004/1

BENIH-BENIH HARAPAN
Nurani di tengah Kekuatan Modal

Setelah delapan tahun perdebatan sengit dan aksi protes masyarakat, Parlemen Eropa akhirnya
membatalkan peraturan kontroversial tentang paten bagi produk bioteknologi pada 1 Maret 1995. Lobi
terus menerus dari kelompok penentang paten atas binatang, tumbuhan, dan gen manusia, membuat
244 anggota parlemen menolak diberlakukannya paten, sementara 188 menerima. Hal ini menunjukkan
kemenangan moral bagi yang menentang bioteknologi sebaliknya kekalahan besar bagi industri.
Peraturan tersebut akan mengakhiri perbedaan di antara praktisi hukum paten nasional,
karena paten yang telah diberikan di satu negara anggota akan diakui di negara anggota lain di Eropa.
Mungkin hal ini merupakan langkah mundur bagi perusahaan, tetapi beberapa anggota merasa lega
atas keputusan itu karena perundingan mengenai peraturan tersebut tidak mulus, mencerminkan
kebingungan di antara anggota parlemen mengenai dampak peraturan tersebut. Nick Scott-Ram, dari
Asosiasi Industri Bioteknologi, mengatakan bahwa draft final keputusan tersebut memperlihatkan
ambiguitas dan menyisakan pertanyaan-pertanyaan etika yang membuka peluang bagi lebih dari satu
interpretasi. Hal ini membuka peluang bagi penentangan atas paten, sehingga bisa menunda
pengembangan komersial.
Kompromi yang paling mungkin dilakukan menurut Scott-Ram, adalah mencoba membuat
perbedaan moral antara gen manusia di dalam tubuh yang tidak boleh dipatenkan dengan versi
‘sintetik’ yang diproduksi di dalam laboratorium, yang menurut peraturan itu dapat dipatenkan. Dalam
pandangan industri tidak diragukan bahwa semua gen tersebut dapat dipatenkan.
Namun membatalkan peraturan tersebut kurang berdampak langsung pada pemberian paten
karena Kantor Paten Eropa tetap memiliki jurisdiksi (hak hukum) untuk melakukannya. Tetapi mungkin
ada dampak tidak langsung, sebab hal ini menandakan perubahan pendapat di antara anggota
parlemen. Berikut adalah reaksi dari salah satu wakil LSM ketika dilakukan pemungutan suara di
Parlemen Eropa.
Sebuah perjuangan berat untuk dapat duduk di kursi yang disusun setengah lingkaran dalam
Parlemen Eropa. Sebelum akhirnya menetapkan pilihannya, APE (Anggota Parlemen Eropa)
menghabiskan waktu dua setengah jam untuk menyatakan kekhawatiran akhir berkaitan dengan
aturan paten atas produk bioteknologi. Lembaga tersebut tampak terpecah, dan pendapat mereka
jelas-jelas berbeda. Beberapa orang berpendapat bahwa aturan tersebut ‘putih, sementara yang
lain melihatnya sebagai ‘hitam’.

Kekuasaan ilmu yang melampaui nilai kemanusiaan terlihat jelas. Arti Hukum menjadi
membingungkan sementara tantangan nyata adalah menterjemahkan implikasi etiknya. Dan rasa
3/23/2004/2

takut anggota parlemen meningkat. Keputusan menolak aturan tersebut menjadi bersejarah dan
menyentuh hati karena merupakan tindakan tanggung jawab sosial yang (sayangnya) tidak biasa
dilakukan oleh institusi demokrasi saat ini. Saat saya menyapukan pandangan ke seluruh ruangan,
denyut perasaan dapat saya rasakan: para anggota parlemen sesaat menyingkirkan diskusi
tentang uang dan bertindak sebagai umat manusia.

Kepentingan modal dalam sekejap dikesampingkan dan hati nurani dibiarkan memandu serta
mengatur keputusan. Untuk itu, kita harus salut pada Parlemen Eropa. Walaupun mereka takut,
tapi mereka juga terlihat lebih berani. Fakta penting ini harus diakui dan dihargai. Pada saat-saat
terakhir, yang paling ditakutkan orang adalah ide bahwa kebijakan tersebut tidak hanya akan:
1. Memperkuat dan mengharmonisasi hukum hak atas kekayaan intelektual di Uni Eropa.
2. Mempunyai fungsi normatif yang kuat bagi riset dan pengembangan bioteknologi masa depan
di Eropa dan tempat lain.
3. Mengandung implikasi etik, yang akan diakui oleh hukum paten meski tidak dicakup di
dalamnya, tetapi akan memperbolehkan paten atas bahan genetik manusia dan melimpahkan
bentuk legitimasi pada perubahan genetik manusia secara permanen oleh umat manusia.

Peraturan tersebut bila disetujui, menyediakan keuntungan finansial bagi inevstor sebagai
tambahan dari sejumlah besar subsidi yang sudah diterima oleh peneliti bioteknologi swasta dan
publik dari pembayar pajak. Lebih jauh dengan mencoba menentukan apa yang bisa dipatenkan
dan apa yang tidak, peraturan tersebut akan menentukan parameter tentang apa yang secara
ekonomi direstui untuk diteliti pada bidang ilmu hayati, sehingga tetap berada di jalur yang sama
dengan kebutuhan monopoli intelektual. Lebih jauh lagi, monopoli ini termasuk terhadap umat
manusia. Tetapi Parlemen berkata ‘tidak, terima kasih….’

Kita harus memberikan penghormatan pada keberanian lembaga tersebut. Uang bersifat
mengintimidasi. Kita masih ingat ketika dua orang dari LSM yang tidak berdaya pada tahun 1991
mendatangi kantor seorang anggota parlemen Eropa dari Belanda untuk membicarakan issu yang
dicakup dalam aturan tentang paten. Anggota parlemen tersebut hanya memberikan selembar
kartu nama dan mengatakan ‘ini pengacara kami’. Atau dengan kata lain, ‘bayarlah jika ingin bicara
dengan kami’. Telinga dan suara mereka ternyata barang dagangan, bukan untuk tugas melayani
rakyat, sedangkan kehormatan adalah kata kunci pada bibir masyarakat dan tidak mudah
diperjualbelikan.

Ketika keputusan telah diambil, media bisnis menyindir bahwa Parlemen Eropa melupakan
undang-undang Dollar dan Cents ( baca-sense-akal sehat), serta mentaati emosi semata.
Mengapa kita harus ditekan? Mengapa orang tidak dapat bertanya dan mengambil keputusan yang
3/23/2004/3

berani? Apakah fungsi politik itu, jika kita dihukum karena menjadi manusia? Mengapa kita
berbicara demokrasi jika hak asasi manusia disapu ke bawah lipatan karpet dengan penuh
cemooh?

Bagi orang-orang LSM yang telah terlibat dalam pertempuran dari awal –dengan meningkatkan
kesadaran, serta mempromosikan issu anti paten melalui debat publik yang luas- hasil pemungutan
suara merupakan pernyataan politik yang kuat kepada dunia. Keputusan itu mengatakan “ada
masalah etika dalam cara bioteknologi digunakan di dalam masyarakat. Ada sesuatu yang keliru
dalam gagasan ide mematenkan bahan hayati terutama gen. Kita perlu membuat aturan main
untuk ilmu dan teknologi yang memiliki tanggung jawab sosial”. Selama lima detik, cengkraman
kuat industri atas politik diganggu oleh pemihakan para politisi pada nilai sosial.

Ini adalah kebangkitan yang unik. Di tahun 1980-an, kita mulai ‘menghijaukan’ ekonomi dunia.
Keputusan Parlemen Eropa pada tahun 1990 menjadi tanda bahwa kita mulai ‘memoralkan’
ekonomi. Tentu saja orang takut; meski sangat dibutuhkan, ini adalah sesuatu yang baru. LSM
hanyalah cerminan bagi apa yang selalu diimpikan dan dilakukan masyarakat, yaitu berjuang untuk
kebebasan dan keadilan.

Pada tanggal 1 Maret pagi itu, hati nurani, nilai, etika, moralitas, dan martabat mengalahkan
godaan keserakahan modal dan kekuasaan. Ada ketakutan di raut mula para anggota parlemen
pada jam-jam terakhir mengenai nasib peraturan tersebut. Kita tidak perlu merendahkan rasa takut
mereka, mari kita rengkuh dan membantunya untuk mengubahnya menjadi pengertian, kekuatan,
dan aksi yang tepat untuk saat ini –seperti menegosiasi ulang tentang apa itu inovasi, bagaimana
kita mempromosikannya dan bagaimana kita melindungi hak kepentingan masyarakat yang terkait.

Sumber: Renee Vellve, GRAIN

Moratorium BGH di Eropa

Sejak 1986, organisasi petani, organisasi konsumen, dan organisasi kesejahteraan binatang serta
lingkungan hidup di Uni Eropa menuntut pelarangan rBGH (Hormon tumbuh Bovine) (lih. hal asli. 38 )
dan produk-produk turunannya. Pada akhir 1993, Komisi Eropa merekomendasikan pelarangan rBGH
sampai akhir Maret 2000. Sebelumnya, Parlemen Eropa memutuskan pelarangan tak terbatas atas
BGH. Namun, Dewan Menteri Pertanian Eropa memutuskan untuk memperpanjang moratorium
terbatas hanya satu tahun lagi, sampai 31 Desember 1994.
3/23/2004/4

Nampaknya, para menteri pertanian menginginkan tetap mempunyai pilihan sampai mereka
melihat bagaimana BGH diterima di Amerika Serikat, karena di negara tersebut BGH baru disetujui.
Namun setahun kemudian Dewan Menteri setuju untuk memperpanjang pelarangan atas BGH sampai
5 tahun mendatang setelah 300 organisasi berkampanye menentang penggunan BGH di Eropa.
Sebelumnya, Monsanto sebagai produsen BGH dan pejabat perdagangan AS telah
memperingatkan bahwa keputusan Uni Eropa melarang susu, hasil susu, dan daging sapi yang
dihasilkan melalui rBGH dari Amerika Serikat dapat digolongkan sebagai ‘rintangan terhadap
perdagangan’ secara illegal, di bawah peraturan GATT yang baru. Surat yang ditulis oleh Friederich-
Wilhelm Graefe zu Baringdorf, wakil presiden Komite Pertanian Uni Eropa, dan ditujukan kepada David
Kessler, komisaris FDA AS dengan terang-terangan mengatakan bahwa ‘konsumen di Uni Eropa dan
perwakilan mereka di Parlemen Eropa nampaknya lebih peduli dengan issu kesehatan manusia
berkaitan dengan rBGH dibandingkan dengan lembaga anda ketika memberikan ijin bagi produk-produk
tersebut’.
Lebih jauh, Graefe zu Baringdorf memperingatkan kepada FDA bahwa satu-satunya jalan
untuk mencegah boikot besar-besaran atas produk susu dari Amerika Serikat adalah memberi label
pada produk daging dan susu hasil rekayasa genetika. Tindakan ini ditentang oleh pemerintahan
presiden Clinton dan industri bioteknologi. Jajak pendapat yang dilakukan memperlihatkan bahwa
apabila makanan hasil rekayasa genetika dilabel, maka konsumen tidak akan membelinya.
Nasib rBGH di AS menjadi penting dalam menentukan apakah keberadaannya ditolak atau
diterima di Eropa. LSM yakin bahwa selama anggota parlemen memperoleh akses informasi yang
dapat lebih dipercaya ketimbang propaganda perusahaan, tidak ada kemungkinan rBGH akan diterima.
Seperti dikatakan oleh anggota parlemen, Linda Bullard dari Partai Hijau “Ada penolakan jelas
dari produsen dan kosumen di AS. Apakah ada tanda yang memperlihatkan rBGH diterima dengan
antusias? Tidak ada laporan tentang pelabelan yang dilakukan sukarela dengan menyatakan ‘dengan
bangga, dipersembahkan kepada Anda, dari sapi yang telah disuntik rBGH’

Membangun Bank Gen Bersama Petani

Sebagai salah satu pusat keanekaragaman genetika tanaman pangan terkaya, Ethiopia merupakan
tempat asal sebagian besar tanaman dunia seperti sorghum, millet, dan juga kopi. Semua kopi yang
dibudidayakan di Amerika Latin dapat ditelusuri berasal dari tanaman kopi liar yang tumbuh di dataran
tinggi Ethiopia.
Tetapi Ethiopia sedang mengalami erosi genetika. Di antara beberapa penyebab erosi
tersebut adalah karena perubahan pola pertanian dan pemanfaatan lahan, kerusakan habitat asli,
kekeringan, serta digantinya beragam varietas asli dengan jenis yang seragam secara genetis.
3/23/2004/5

Varietas tanaman baru seperti jagung, oats, dan jenis-jenis gandum impor telah mengantikan
tanaman lokal sehingga jenis tanaman seperti teff, juwawut, dan sorghum mulai tergusur. Di akhir tahun
1970-an, 37 persen dari lahan gandum telah ditanami dengan kultivar ‘unggul’.
Kelaparan yang terjadi di negara itu pada pertengahan 1980-an disebabkan oleh banyak hal:
meluasnya ladang penggembalaan, masalah pengelolaan air, politik, dan kekeringan. Tetapi penyebab
kelaparan yang tidak diperhatikan adalah desakan ‘ahli-ahli’ dari luar Ethiopia untuk memprioritaskan
varietas revolusi hijau dan meninggalkan jenis tanaman yang tahan kering. Hasil panen tanaman lokal
mungkin lebih sedikit daripada tanaman varietas unggul, tetapi mampu tumbuh saat kekeringan dan
selalu menghasilkan sesuatu pada akhir musim tanam.
Selama masa paceklik, staf dari Pusat Sumber Daya Genetik (Plant Genetic Resource Centre
atau PGRC/E) berkeliling dengan jeep atau keledai untuk mencari benih-benih lokal yang diperkirakan
hampir punah di ladang, lumbung gandum, dan bukit-bukit. Kondisi paceklik yang terjadi membuat
mereka lebih menyadari bahwa ketahanan pangan Ethiopia mungkin tergantung pada kelangsungan
hidup varietas tradisional.
PGRC/E didirikan pada tahun 1976, dengan tujuan melakukan konservasi sumberdaya hayati.
Pada tahun 1992, bank gen PGRC/E telah mengumpulkan lebih dari 50 ribu contoh dari 100 spesies
tanaman pertanian dari ladang tradisional di seluruh pelosok negeri.
Ini adalah sebuah bank gen yang berbeda. Selain menggunakan lemari es, komputer, dan jas
putih standar, bank gen ini juga menggunakan aset penting lainnya yaitu petani yang memelihara
warisan genetika Ethiopia dari kepunahan serta membuatnya menjadi sumberdaya yang kaya dan
berarti meskipun mengalami banyak kerugian. Di seluruh negeri, petani telah membuat jaringan untuk
memfasilitasi pasokan benih termasuk pertukaran benih di pasar lokal. Kegiatan ini membantu
penyediaan bermacam jenis tanaman dengan kemampuan adaptasi pada berbagai kondisi yang tidak
dapat diprediksi.
Konservasi di ladang dan peningkatan lahan tradisional merupakan aspek yang digarap
PGRC/E sejak 1988 dengan melibatkan petani, ilmuwan serta penyuluh. Petani tidak hanya
memperoleh keuntungan dari bantuan teknis dalam memperbaiki mutu tanaman mereka, tetapi mereka
juga merupakan sumber pengetahuan penting bagi PGRC/E dalam mengidentifikasi bahan tanaman
yang berguna. Selain itu ladang merekapun menjadi bank gen lapangan yang dinamis. Sebagai contoh,
guna meningkatkan ketahanan tanaman, petani menanam kopi varietas lokal di sepanjang pinggiran
lahan yang mereka tanami dengan galur kopi seragam yang disebarkan oleh Proyek Perbaikan Kopi
Pemerintah. Bank gen hidup ini memberikan dukungan besar bagi upaya PGRC/E untuk memperbaiki
sumberdaya genetika di lapangan, terutama karena sulit untuk menyimpan bibit kopi dalam jangka
waktu panjang. Petani juga berpartisipasi dalam pengumpulan benih yang dikoordinasi oleh PGRC/E,
dengan perolehan lebih dari 115 jenis dalam 14 tahun pertama berdirinya lembaga tersebut.

Sumber: Growing Diversity, IT Publications, London, 1992; The Threatened Gene, Lutterworth, 1990
3/23/2004/6

PENGALAMAN MASIPAG

Program MASIPAG lahir dari aneka pengalaman petani Filipina dengan revolusi hijau. Selama tahun
1960-an dan 1970-an pemerintah Filipina gencar memperkenalkan penanaman benih varietas unggul
dan sistem pertanian dengan asupan luar yang tinggi. IRRI (Lembaga Penelitian Padi Internasional)
yang merupakan lembaga bentukan CGIAR memegang peran penting dalam penelitian dan pemasaran
varietas padi baru.
Pada tahun 1970, 78 persen dari lahan padi ditanami varietas unggul. Hasil panen awal
tanaman tersebut melambung. Masalah mulai timbul ketika muncul krisis minyak global pada tahun
1974 saat harga barang impor meningkat tajam. Pemerintah terus menerus tergantung pada impor
input pertanian dari luar untuk mempertahankan kampanye ketahanan pangannya. Pada saat yang
sama, pemerintah mengambil pinjaman luar negeri guna membangun sistem irigasi massal yang
dibutuhkan untuk mendukung bibit revolusi hijau dan mendanai promosi besar-besaran bagi ‘bibit padi
ajaib’. Sementara hutang bertambah, cadangan hutan menurun dan petani mulai kehilangan
kepercayaan pada ‘keajaiban’ bibit ajaib tersebut.
Pada akhir tahun 1970-an, banyak petani mulai kecewa dengan revolusi hijau. Masalah yang
mereka hadapi berkaitan dengan meningkatnya biaya pembelian bibit dan pupuk, peningkatan
konsentrasi zat kimia yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat produksi tinggi, kerusakan bibit,
dan meningkatnya masalah hama, serta degradasi lingkungan.
Selama lima tahun berikutnya, strategi petani menghadapi masalah di atas mulai berkembang.
Strategi yang ditawarkan antara lain meluncurkan inisiatif untuk mengembangkan program pertanian
nasional yag bebas dari pengaruh asing, antara lain; reformasi agraria untuk mengatasi masalah
munculnya perkebunan pisang, kelapa, dan gula yang membesar; kaji ulang program IRRI dan program
pemerintah dengan memberikan dua pilihan yaitu manajemennya dinasionalisasi atau dihentikan
kegiatannya; mengembangkan lembaga penelitian padi yang benar-benar dimiliki oleh orang Filipina.
Ketika usulan mereka diabaikan oleh pemerintah, petani kemudian mengambil inisiatif sendiri
dengan membentuk MASIPAG atau Kemitraan Ilmuwan-Petani untuk Pembangunan, di tahun 1986.
Aktivitas MASIPAG difokuskan pada pertanian organik, penelitian dan pengembangan varietas padi
tradsional, pengendalian hama alternatif, serta diversifikasi sistem pertanian yang memadukan produksi
beras, sayuran, peternakan dan perikanan.
MASIPAG memberikan prioritas utama kepada kebutuhan, masalah, dan aspirasi petani
karena mereka yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi mereka. Pelatihan difokuskan terutama
pada apa yang ingin dipelajari petani, dan kedua, pada apa yang perlu diketahui petani menurut
persepsi ilmuwan MASIPAG dan LSM.
3/23/2004/7

Pada tahun 1993, MASIPAG didukung oleh lebih dari 10 ribu orang yang berasal dari
berbagai LSM dan organisasi petani dari tingkat lokal maupun nasional. Antara tahun 1987 dan 1993,
lahan uji coba MASIPAG didirikan di 28 lokasi pada 16 propinsi di seluruh Filipina.
Meskipun pengumpulan benih kurang dilakukan dengan serius, pada tahun 1993, organisasi
tersebut telah mengumpulkan sekitar 350 kultivar padi atau sepersepuluh dari jumlah yang diperoleh
‘saudara tuanya’, IRRI. Koleksi MASIPAG terdiri dari varietas tradisional dan yang telah diperbarui,
kebanyakan ditanam pada lahan beririgasi di dataran rendah dan lahan tadah hujan di dataran tinggi.
Bibit-bibit ini memperlihatkan beragam karakter, produktivitas, dan kualitas berbeda-beda sehingga
menawarkan banyak pilihan pada petani untuk penanaman komersial, konsumsi rumah tangga, dan
pemuliaan tanaman.
Program pemuliaan MASIPAG telah mendemistifikasi ilmu pengetahuan bagi banyak petani
yang berpartisipasi dalam program praktis di ladang dan di berbagai pusat penelitian benih yang aktif.
Kegiatan pemantauan antara tahun 1989 dan 1992 memperlihatkan panenan benih dari jenis tradisional
yang telah diperbaiki dan diseleksi petani dari ladang petani MASIPAG melampaui hasil yang diperoleh
dari bibit IRRI dengan pemakaian pupuk kimia dan pestisida pada 22 daerah. Petani juga melaporkan
penurunan kualitas hidup selama ‘era IRRI’, dan ada peningkatan pada era MASIPAG. Kualitas hidup
pada masa MASIPAG jauh melampaui tidak hanya pada masa IRRI tetapi juga pra IRRI.

Sumber: The MASIPAG programme: an Integral Approach to Genetic Conservation and Use, Perfecto
R. Vicente, MASIPAG, Philipines. Dalam: Growing Diversity in Farmers Fields, Proceedings of a
Regional Seminar for Nordic Development Co-operation Agencies, Lidingo, Sweden, 1993

BANGKITNYA KUPU-KUPU
PAT MOONEY

Kupu-kupu adalah simbol dari teori kekacauan, dan kekacauan adalah yang persis kita ciptakan di
dunia yang sedang bergerak ke arah keseragaman. Selama dua hari pada simposium kupu-kupu,
orang berbicara mengenai betapa buruknya perkembangan saat ini dan betapa akan bertambah buruk
nantinya. Siapapun sulit untuk bersikap optimis. Tetapi saya optimis. Optimisme datang dari
pengalaman sekian lama menentang issu ini dan melihat setiap tahun begitu banyak orang yang terlibat
dalam beragam kegiatan di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Semakin banyak orang yang
menentang paten, menyimpan benih, berjuang untuk hak-hak masyarakat lokal, dan saling bekerja
bersama. Telah ada perubahan besar dalam tahun-tahun terakhir yang memberikan saya harapan.
Pertama, kita mesti sadar akan kekeliruan bahasa yang menyesatkan yang digunakan dalam
arena ini dan harus belajar melihat sesuatu sebagaimana adanya. Kita telah membicarakan industri
“suplai genetika”. Saya pikir kita harusnya mengubah namanya menjadi ‘industri kehidupan’ karena
3/23/2004/8

industri yang terlibat dalam farmasi sama dengan yang terlibat dalam pestisida dan perusahaan yang
memimpin era bioteknologi. Ini adalah ‘industri kehidupan’ dan perusahaan sedang berubah menjadi
dinosaurus.
Kita juga perlu memperdebatkan kekayaan intelektual (KI) dengan gencar. Karena dunia tidak
membutuhkan kepemilikan intelektual, yang dibutuhkan adalah integritas intelektual. Kita perlu kembali
merayakan inovasi yang dilakukan oleh masyarakat, inovasi sebagai kegiatan sosial kelompok, inovasi
dimana manusia bekerja sama menuju sasaran yang sama, untuk keuntungan masyarakat, bukan
untuk keuntungan pribadi. Kita perlu mengevaluasi kembali hubungan antara inovasi dengan
masyarakat dan menetapkan apakah kontrak sosial yang ditetapkan di Wina ketika sistem kekayaaan
intelektual dimulai hampir 125 tahun yang lampau, perlu ditulis ulang.
Sistem kekayaan intelektual yang ada saat ini tidak masuk akal dan tidak terkendali. Itu bukan
lagi kekayaan intelektual tapi kleptomonopoli (memonopoli barang hasil curian). Aturan main yang jelas
dan ketat, serta dirancang untuk berurusan dengan layaknya mobil dan mesin jahit, sekarang mulai
merambah ke produk, proses, dan bahkan formula kehidupan dan ini tidak dapat dibiarkan.
Kita perlu membenahi beberapa perjanjian internasional yang luas; barangkali terlihat tidak
mungkin tapi juga memungkinkan. GATT adalah perjanjian multilateral yang menginginkan
homogenisasi dunia dengan menerapkan satu moralitas, satu pandangan. Sebuah perjanjian yang
memaksakan etika sepihak pada kita semua. Ketika nantinya dikaji ulang dalam dua tahun ini, kitalah
yang harus yang mengkajinya kembali.
Kita harus mengenyahkan gagasan ‘bioprospeksi’, tidak boleh ada hal semacam itu. Di tengah
ketiadaan etika global yang jelas, di antara ketiadaan aturan yang meyakinkan, serta tiadanya sistem
kesepahaman antara kelompok dunia kaya dan kalangan miskin di seluruh dunia, maka tidak ada
bioprospeksi yang ada adalah biopirasi (pencurian bahan hayati). Harus ada moratorium untuk koleksi
apapun kecuali jika masyarakat setuju melakukannya. Kita seharusnya mendebatkan hal ini sampai ada
aturan yang benar.
Kita perlu melihat Konvensi Keanekaragaman Hayati yang hanya menjadi payung multilateral
untuk memaksa kontrak bilateral antara perusahaan besar dengan negara kecil serta masyarakat. Ini
tidak akan adil. Ketika ditandatangani pada 1992, Konvensi tersebut merupakan protokol bagi
pencurian hayati dan bukan konservasi keanekaragaman hayati. Tetapi itu bisa diubah karena
merupakan dokumen yang lemah. Kita dapat melakukannya dengan berdiskusi dengan pemerintah dan
masyarakat lokal. Konvensi tersebut masih mungkin dibentuk ulang menuju etika global yang lebih adil.
Kita dapat melakukannya melalui banyak cara:
Kita bisa bekerjasama. Kita mengadakan kerjasama seperti yang dilakukan kupu-kupu, untuk bergerak
dari tingkat lokal ke tingkat global di antara kenyataan stratosfer (angkasa) dan biosfer (bumi). Itu tidak
hanya berarti bahwa kita yang sering melanglang buana kadang-kadang turun, tetapi masyarakat asli
dan petani juga harus ikut serta bekerja di tingkat global. Kita perlu bekerja secara lateral -- kita
mempunyai perbedaan tetapi tetap memiliki persamaan; musuh yang sama dan peluang yang sama.
3/23/2004/9

Kita harus mencapai keselarasan antara masyarakat dengan ilmuwan. Kita perlu mempersatukan
kedua sistem inovasi -- formal dan informal.
William Blake mengatakan bahwa siapapun yang membicarakan tentang kebaikan bersama
adalah orang bodoh. Seni dan ilmu hanya dapat dilaksanakan dalam kesatuan kecil yang
diorganisasikan dan itu adalah pada tingkat masyarakat. Pada akhirnya, strategi politik dan keilmuan
harus memperkuat masyarakat -masyarakat asli, masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan- untuk
memberi kita kebebasan dan membawa kekuatan inovasi kembali pada masyarakat.
Kita hanya perlu mengatakan ‘tidak’ pada paten atas mahluk hidup; hanya ‘TIDAK’. Paten atas
mahluk hidup tidak dapat diterima; tidak bisa dibiarkan dan tidak bermoral. Kehidupan bukan untuk
diperjualbelikan. Ini adalah tugas paling penting.

Tetapi, sementara itu, kita dapat melakukan banyak hal:


Kita dapat menyesuaikan sistem kekayaan intelektual. Dalam pandangan saya, ini mungkin dalam
bentuk virus komputer Michaelangelo yang mewabah beberapa tahun lampau yang dapat masuk ke
dalam sistem yang korup ini. Bahwa tidak boleh ada sistem kekayaan intelektual kecuali kalau bisa
mengakomodasi semua orang. Kita bisa mendorong sistem untuk membuka diri guna memadukan hak
masyarakat asli, hak petani, hak rakyat kecil dan sebagainya. Mungkin ini akan sulit dilakukan, tetapi
sistem kekayaan intelektual mungkin akan hancur dengan sendirinya dalam upaya menjadi jujur dan
adil.
Kita juga dapat menyarankan bahwa dakwaan terhadap sistem kepemilikan intelektual
seharusnya diganti dari hukum sipil ke hukum kriminal, sehingga apabila seseorang mencuri kapas
berwarna dari masyarakat asli Amerika Selatan dan membawanya ke Amerika Serikat, mereka dapat
dengan mudah menjebloskan pencurinya ke penjara.
Kita juga harus menciptakan di kantor paten semacam delegasi; delegasi tanaman yang dapat
merepresentasikan hak-hak masyarakat yang tidak dapat hadir di kantor paten. Kita juga harus mencari
sistem hak alternatif, seperti hak atas sumberdaya tradisional yang meluas melampaui batas yang
ditentukan oleh kekayaan intelektual.
Beberapa tahun yang lampau, jumlah kita yang berkampanye tentang issu ini dapat bertemu di
bilik telepon umum. Jika kita semua terus menekuni issu ini dan menjalankannya di semua tingkat
kehidupan, kita dapat optimis bahwa dalam beberapa tahun mendatang, kita bertemu dalam ruang
konferensi yang lebih besar dan tentu akan ada harapan nyata untuk mengubah dunia.
Bukankah kupu-kupu dapat bertahan hidup ketika bagian dunia yang lain runtuh. Ketika
gunung meletus, kupu-kupu tetap terbang,. Kita dapat terus bergerak, sulit untuk ditangkap. Dan kita
dapat bertahan. Saya menyukai ‘konsep kupu-kupu besi’ yang kuat dan berotot. Kita dapat
mengepakkan sayap kita bersama-sama dan terbang di atas lumpur paten dan hak kekayaan
intelektual. Kita kepakkan sayap besi kita, dan lenyaplah Cibasaurus Rex ! lenyaplah GATT !
3/23/2004/10
3/23/2004/11

Anda mungkin juga menyukai