Industri Aulia2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 24

REKAYASA KUALITAS

AULIA ISHAK
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara

1.1. Pengertian Rekayasa Kualitas


Rekayasa kualitas dapat diartikan sebagai proses pengukuran yang
dilakukan selama perancangan produk/proses. Rekayasa kualitas mencakup
seluruh aktivitas pengendalian kualitas dalam setiap fase dari penelitian dan
pengembangan produk, perancangan proses produksi, dan kepuasan
konsumen.
Rekayasa kualitas dibedakan menjadi dua bagian :

1.1.1 Rekayasa Kualitas secara Off-Line.


Pada bagian ini perancangan eksperimen merupakan peralatan yang
sangat fundamental, dimana teknik ini mengidentifikasi sumber dari variasi
dan menentukan perancangan dan proses yang optimal. Rekayasa kualitas
secara off-line dibagai menjadi 3 (tiga) tahap) :

Tahap I Perancangan Konsep


Tahap ini berhubungan dengan pemunculkan ide dalam kegiatan
perancangan dan pengembangan produk, dimana ide tersebut dari keinginan
konsumen.
Model atau metode yang digunakan pada tahap ini antara lain :
- Quality Function Deployment : menterjemahkan keinginan konsumen ke
dalam istilah teknis.
- Dinamic Signal-to-Noise Optimization : teknik untuk mengoptimalkan
engineering function, resulting in robust, dan tunable technology.
- Theory of Inventive Problem Solving : Suatu koleksi tool yang didapat dari
analisa literature yang berguna untuk membangkitkan pemecahan
masalah teknis yang inovatif.
- Desaign of Experiments : Eksperimen faktorial penuh dan faktorial parsial
untuk dapat mengetahui efek dari beberapa parameter serentak.
- Competitive Technology Assesment : melakukan benchmark terhadap sifat
robustnees dari teknologi pengembangan internal dan eksternal.
- Pugh Concept Selection Process : Mengumpulkan dan menyajikan
informasi dari suatu system expert, dengan membandingkan beberapa
keunggulan dan kualitas dari berbagai konsep untuk dikembangkan
sehingga didapat konsep yang superior.

Tahap II Perancangan Parameter


Tahap ini berfungsi untuk mengoptimalisasi level dari faktor pengendali
terhadap efek yang ditimbulkan oleh faktor lain sehingga produk yang
ditimbulkan dapat tangguh terhadap noise. Karena itu perancangan parameter
sering disebut sebagai Robust Desaign.
Model atau metode yang digunakan dalam tahap ini antara lain :
- Engineering Analysis : Menggunakan pelatihan, pengalaman, dan
percobaan untuk menemukan variabilitas dan respon yang efektif.
- The System P-Diagram : Suatu model yang tangguh untuk
menggambarkan dan menggolongkan berbagai parameter yang
mempengaruhi output system.
- Dynamic and Static Signal-to-Noise Opetimization : Mengoptimalkan suatu
perancangan parameter untuk mengurangi variabilitas dengan
menggunakan perhitungan rasio signal-to-noise.

2002 digitized by USU digital library II - 1


- Crossed Array Experiment : Sebuah perancangan ekperimen khusus
dengan cara memanfaatkan interaksi antara faktor kendali dan faktor
derau sehingga membuat system lebih tangguh.

Tahap III Perancangan Toleransi


Merupakan tahap trakhir dimana dibuat matrik orthogonal, loss
function, dan ANOVA untuk menyeimbangkan biaya dan kualitas dari suatu
produk.
Model atau metode yang digunakan pada tahap ini antara lain :
- Quality Loss Function : Persamaan yang menghubungkan variasi dari
performan biaya produk dengan level deviasi dari target.
- Analysis of Variance (ANOVA) : Suatu teknis statistik yang secara
kuantitatif menentukan kontribusi variasi total, yang dibentuk dari setiap
faktor derau dan faktor kendali.
- Desaign of Experiments : Eksperimen faktorial penuh dan faktorial parsial
untuk dapat mengetahui efek dari beberapa parameter seara serentak.

1.2.1. Rekayasa Kualitas secara On-Line.


Rekayasa kualitas secara on-line merupakan suatu aktivitas untuk
mengamati dan mengendalikan kualitas pada setiap proses produksi secara
langsung. Aktivitas ini sangat penting dalam menjaga agar biaya produksi
menjadi rendah dan secara langsung pula dapat meningkatkan kualitas
produk.
Rekayasa kualitas secara on-line ini juga dapat mengontrol mesin-
mesin produksi sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan pada mesin-
mesin produksi tersebut. Beberapa model yang digunakan dalam melakukan
rekayasa kualitas secara on-line :
- Statistical Process Control : Melakukan pengamatan, pengendalian, dan
pengujian pada tiap tahap proses produksi agar dapat tejadi
penyimpangan yang cukup besar.
- Static Signal-to-Noise Ratio : Mereduksi variasi dengan menggunakan
aplikasi dari robust design untuk memecahkan permasalahan dalam
proses produksi.
- Compensation : Berbagai rencana pengendalian untuk menjaga agar
proses yang terjadi sesuai dengan target.
- Loss Function-Based Process Control : Pengurangan terhadap seluruh
biaya produksi termasuk biaya per unit, biaya inspeksi, dan biaya set-up
yang diperlukan dalam pengendalian proses serta quality loss yang
diakibatkan oleh sisa variasi pada output.

2.3. Quality Function Deployment. (QFD)


QFD pertama kali diterapkan di Mitsubishi, suatu perusahaan industri
berat di Kota Kobe, Japan pada tahun 1972.
Di Amerika QFD dikembangkan oleh DR. Clausing dan diaplikasikan di
industri manufaktur maupun jasa dan menjadi standart pada kebanyakan
organisasi. Contoh perusahaan yang menerapkan QFD antara lain DEC,
Hawlett Packard, AT&T, Ford, general Motor, dsb.
QFD merupakan alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi
harapan-harapan konsumen. Pendekatan disiplin QFD terletak pada desain
produk, rekayasa, produktivitas serta memberikan evaluasi yang mendalam
terhadap suatu produk. Suatu organisasi yang mengimplementasikan QFD
secara tepat dapat meningkatkan pengetahuan rekayasa, produktivitas dan
kualitas, mengurangi biaya, mengurangi waktu pengembangan produk serta
perubahan-perubahan rekayasa seiring dengan kemajuan jaman dan
permintaan konsumen.

2002 digitized by USU digital library II - 2


2.3.1. Tujuan dan Manfaat QFD
Tujuan QFD adalah memenuhi sebanyak mungkin harapan konsumen,
dan berusaha melampaui harapan tersebut dengan merancang produk baru
agar dapat berkompetisi dengan produk dari kompetitor untuk kepuasan
konsumen.
QFD berguna untuk memastikan bahwa suatu perusahaan
memusatkan perhatiannya terhadap kebutuhan konsumen sebelum setiap
pekerjaan perancangan dilakukan.
Sedangkan manfaat-manfaat QFD adalah sebagai berikut :
• Memusatkan peancangan produk dan jasa pada kebutuhan dan kepuasan
konsumen
• Menganalisa kinerja produk perusahaan untuk memenuhi kepuasan
konsumen
• Mengurangi banyaknya perubahan desain.

2.3.2. Implementasi QFD


Implementasi QFD secara garis besar dibagi dalam 3 (tiga) tahap,
tetapi sebelum memasuki ketiga tahap tersebut selalu ada Tahap
Perencanaan dan Persiapan. Adapun ketiga tahap tersebut adalah :
1. Tahap pengumpulan Voice of Customer
2. Tahap penyusunan Home of Quality
3. Tahap analisa dan interpretasi

1. Tahap Perencanaan dan Persiapan


Tahap ini merupakan persiapan dalam melakukan dan
mengimplementasikan QFD. Adapun topik kuncinya meliputi :
1. Menetapkan dukungan yang bersifat organisasi
Dukungan ini dari pihak manajemen, fungsional, serta anggota team
QFD yang terdiri dari berbagai skill.
2. Menentukan keuntungan yang mungkin didapat
Keuntungan yang diberikan bagi team QFD antara lain :
- mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen
- mengembangkan visi anggota team secara umum dari suatu
produk
- mendokumentasikan seluruh keputusan dan asumsi-asumsi selama
interpretasi secara ringkas dalam bentuk home of quality
- meminimalkan resiko pengulangan di tengah proyek
- mempercepat perencanaan produk
3. Memutuskan siapa konsumennya
Disini didefinisikan secara jelas siapa konsumennya, mengidentifikasi
semua konsumen yang potensial, serta mengidentifikasi konsumen
kunci.
Untuk mekualitasskan konsumen kunci ada beberapa cara : 1). Setiap
orang langsung setuju, 2). Metode matrik prioritas, 3). Metode AHP
4. Menetapkan horizon waktu
Horison waktu perlu didefinisikan secara jelas dalam proses QFD untuk
membantu menjaga perencanaan yang realistis.

5. Memutuskan cakupan produk


Cakupan ini berguna untuk mendefinisikan apa-apa saja yang ada di
dalam dan apa saja yang tidak ada dalam pembahasan QFD. Dengan
adanya cakupan ini akan membantu anggota team untuk mengabaikan
data yang tidak relevan dan memperhatikan semua ide-ide dan data
yang relevan.

2002 digitized by USU digital library II - 3


6. Memutuskan team dan hubungannya dengan organisasi
Team QFD yang ideal seharusnya meliputi semua perwakilan dari
semua fungsional yang ada dalam perusahaan yang meliputi sales &
marketing, product desaign, supplier / purchasing, manufacturing
engineering, manufacturing production, order processing dan service.
Hal ini penting untuk kesuksesan dalam perancangan produk karena
semua fungsi terlibat didalamnya.
7. Membuat jadwal pelatihan QFD
Dalam membuat jadwal (schedule) untuk mengimplementasikan QFD
ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, antara lain :
- QFD membutuhkan waktu
Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan QFD dapat diperkirakan
berdasarkan jumlah data yang akan diproses. Sedangkan jumlah
data yang diproses tergantung pada jumlah segmen dari
konsumennya. Biasanya untuk melihat waktu yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan QFD Estimator Chart, dimana pada diagram ini
dituliskan kegiatan yang akan dilakukan selama proses QFD dan
perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing aktivitas
tersebut.
- QFD dapat dipersingkat
Untuk mempersingkat proses QFD biasanya digunakan 2 (dua)
teknik, yaitu : 1). Matrik Reduksi, 2). Membagi seluruh anggota
team menjadi sub team- sub team.
- QFD sebagai aktivitas yang dapat diatur
Dari QFD estimator chart dapat diketahui apakah team QFD perlu
dibagi menjadi sub team-sub team dan rata-rta waktu yang
diperlukan team / sub team dalam membuat setiap keputusan
sehingga dapat dibuat layout tugas-tugas tersebut dengan Gant
Chart.
8. Melengkapi fasilitas dan materialnya
Selama melakukan proses QFD diperlukan beberapa fasilitas dan
material yang akan mendukungnya yang meliputi : Lokasi, ruangan,
bantuan komputer, dan material pendukung yang lain.

2. Tahap pengumpulan Voice of customer


Pada tahap ini akan dilakukan survey untuk memperoleh suara
pelanggan yang tentu membutuhkan waktu dan ketrampilan untuk
mendengarkan. Proses QFD membutuhkan data konsumen yang ditulis
sebagai atribut-atribut dari suatu produk atau jasa. Tiap atribut
mempunyai data numeric yang berkaitan dengan kepentingan relatif
atribut bagi konsumen dan tingkat performansi kepuasan konsumen dari
produk yang dibuat berdasarkan atribut tadi.
Data dari konsumen dapat menunjukkan variasi pola hubungan
yang mungkin tergantung bagaimana performansi kepuasan atribut
dikumpulkan. Interpretasi data ini harus memperhitungkan apakah
pelanggan yang disurvey menggunakan satu atau beberapa produk dan
apakah sample pelanggan terdiri atas seluruh pelanggan dari berbagai tipe
atau segmen.
Langkah-langkah pada tahap ini secara ringkas dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a). Mengklasifikasi kebutuhan pelanggan
Model klien menggunakan revealed importance dan stated
importance tiap atribut untuk mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan
menjadi 4 katagori :
1. Kebutuhan yang diharapkan (expected needs) : High stated
importance dan Low revealed importance.

2002 digitized by USU digital library II - 4


2. Kebutuhan impact rendah (low-impat needs) : Low stated
importance dan Low revealed importance.
3. Kebutuhan impact tinggi (high-impact needs) : High stated
importance dan High revealed importance.
4. Kebutuhan yang tersembunyi (hidden needs) : Low stated
importance dan High revealed importance.

b). Mengumpulkan data-data kualitatif


Untuk membuat keputusan perancangan yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen maka produsen harus mengerti kebutuhan
sesungguhnya dari konsumen. Produsen harus bisa membedakan
kebutuhan konsumen sesungguhnya dengan solusi teknisnya.
Untuk megumpulkan data kualitatif bisa dilakukan dengan :
• Wawancara satu persatu
• Contexual Inquiry
• Wawancara focus grup

c). Analisa data pelanggan


Proses analisa data pelanggan ini akan menghasilkan diagram
afinitas, dimana langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi frase yang mewakili kebutuhan konsumen dengan
menggunakan pernyataan dari pengalaman konkrit. Pada proses
pembuatan diagram afinitas pernyataan konkrit ini dikembangkan
menjadi atribut konsumen pada tingkat yang lebih tinggi.
2. Mengurutkan frase-frase menjadi kebutuhan konsumen
sesungguhnya (true customer need) menggunakan voice of
customer table. Selama proses ini dikembangkan pertanyaan-
pertanyaan, hal-hal yang harus dipecahkan dan ide-ide konsep
produk.
3. Buat diagram Afinitas
Diagram afinitas merupakan alat yang digunakan untuk
mengidentifikasi informasi yang bersifat kualitatif dan terstruktur
secara hierarkis (bottom up).
4. Pilih tingkatan untuk mewakili keinginan atau kebutuhan konsimen
dalam rumah kualitas.

Dari langkah-langkah diatas dikenal adanya voice of customer


table dan affinity diagram. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut :
- Voice of customer table
Data dari hasil interview yang menghasilkan konsumen
phrase masih harus disaring karena konsumen yang diwawancarai
seringkali minta solusi atau memberikan solusi tanpa menyatakan
kebutuhan sesuangguhnya.
Voice of customer table bagian pertama, digunakan untuk
menangkap konteks dari keinginan konsumen, sehingga area
keinginan konsumen yang diidentifikasi bisa luas dan dapat
dimengerti secara sekilas. Dalam table ini ditanyakan tentang :
• Customer demographic : umur, pendapatan, alamat, lokasi
pemberian data
• Customer need : keinginan/kebutuhan yang dimunculkan
dalam afinity diagram
• Use : informasi yang menggambarkan apa yang konsumen
lakukan yang mempunyai implikasi pada desain produk
• What / when / where / why / how : meliputi katagori-katagori
dari pertanyaan-pertanyaan umum yang membantu penanya

2002 digitized by USU digital library II - 5


dan penganalisa data membongkar aspek-aspek suatu situasi
sebanyak mungkin
• Internal / eksternal : mengidentifikasi apakah data yang
dimunculkan berasal dari internal perusahaan atau dari
konsumen (eksternal), hal ini terjadi jika pengembang
memunculkan ide-ide baru dari apa yang sudah didapatkan
dari konsumen.
Voice of customer table bagian kedua, digunakan untuk
mengurutkan data dalam cara yang berbeda dimana customer
phrase ditempatkan dalam satu list atau list lainnya tergantung
apakah phrase tersebut benar-benar diinginkan konsumen, fungsi
produk yang diminta, atau katagori lainnya yang mungkin menarik
bagi team. Tabel bagian kedua ini meliputi : keinginan konsumen,
fungsi, reliabilitas, nilai target dan SQC.
- Afinity diagram
Dalam proses QFD, kebutuhan/keinginan konsumen diatur
dalam diagram afinitas. Diagram afinitas digunakan untuk
mengumpulkan dan mengorganisir fakta-fakta, opini dan ide-ide.
Disamping itu juga memacu kreativitas yang mendorong ekspresi
batas dari fakta dan opini serta kondisi perusahaan,
mengelompokkan elemen-elemen informasi tersebut sesuai dengan
kesamaan dan pertaliannya. Konstruksi diagram afinitas
membutuhkan bentuk brainstorming dengan hasil sebuah grafik.
Langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam
pembuatan diagram afinitas adalah :
1. Memilih tema/tujuan yang mungkin ditekankan sebagai
masalah
2. Mengumpulkan ide-ide (true customer needs) dan
memasukkannya kedalam kartu-kartu dan disosialisasikan
kepada seluruh anggota tim.
3. Mengelompokkan kartu-kartu ke suatu kotak berdasarkan
kesesuaian ide. Pada langkah ini mungkin saja suatu ide tidak
hanya masuk kedalam suatu kotak, tetapi juga masuk ke kotak-
kotak lainnya tergantung tingkat kesesuaian terhadap
pengelompokkan ide.
4. Proses sorting, dimana melakukan sorting pada langkah ketiga
sehingga ide-ide benar-benar masuk pada kelompok yang
sesuai
5. Membuat nama bagi pengelompokkan ide yang telah didapat
yang mewakili elemen-elemen pada suatu kelompok.
6. Melakukan leveling terhadap setiap kelompok sehingga
diperoleh level mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah.

d). Kuantifikasi data


Setelah diagram afinitas terbentuk maka langkah selanjutnya
mengkuantifikasi data. Data yang dibutuhkan untuk proses QFD
adalah:
- Kepentingan relatif dari kebutuhan-kebutuhan tersebut
- Tingkat performansi kepuasan konsumen untuk masing-masing
kebutuhan/keinginan
Secara umum dalam pengambilan data diperoleh dari hasil
survey sehingga perlu diperhatikan hal-hal berikut :
- pemilihan sample secara tepat dan ukurannya
- menjamin respon yang memadai
- menuliskan pertanyaan-pertanyaan survey untuk menghindari
kekeliruan
- cara menganalisa hasil

2002 digitized by USU digital library II - 6


Pengumpulan data kuantitatif ini merupakan tahap perencanaan
matrik perncanaan QFD karena disini akan dicari tahu bagaimana
konsumen melakukan prioritas.
Dalam matrik perencanaan terdiri dari tipe data yang berbeda
yang masing-masing akan digambarkan secara berbeda. Tipe-tipe data
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kepentingan Konsumen
Kolom ini tempat merekam bagaimana tingkat kepentingan
masing-masing keinginan. Kolom ini diletakkan di sebelah data
keinginan konsumen.
Ada 3 (tiga) tipe data kepentingan yang digunakan, yaitu :
1. Absolute Importance
Tingkat kepentingan dipilih dari seleksi skala kepentingan
dimana skala yang digunakan biasanya memakai skala likert.
2. Relative Importance
Tingkat kepentingan ini merefleksikan bahwa suatu
kebutuhan/keinginan seberapa kali lebih penting dibandingkan
dengan kebutuhan/keinginan lainnya. Nilai kepentingan ini
biasanya memakai skala prosentase atau sering disebut skala
ratio. Kelemahan metode ini adalah kecenderungan terjadi
inkonsistensi karena tidak mencegah responden untuk
menyatakan bahwa satu hal lebih penting dari hal yang lain.
3. Ordinal Importance
Tingkat kepentingan ini meminta responden untuk mengurutkan
data, sehingga jika dibandingkan dengan metode perbandingan
berpasangan mempunyai kelebihan dalam hal kekonsistensian
dalam membuat keputusan, tetapi metode ini tidak praktis.
b. Performansi Kepuasan Konsumen
Ini merupakan persepsi konsumen tentang seberapa baik
produk yang ada saat ini dalam memenuhi keinginan konsumen.
Maksud dari produk yang ada saat ini adalah produk/jasa yang
telah dan sedang ditawarkan, analis harus mekualitasskan apakah
mungkin dengan produk/jasa yang kita rencanakan untuk
dikembangkan.
Metode yang umum digunakan dalam menaksir nilai ini
adalah dengan menanyakan kepada konsumen seberapa baik
konsumen merasakan produk/jasa dalam memenuhi
kebutuhan/keinginan. Untuk produk yang belum pernah
dilaunching hal ini tidak dibahas lebih lanjut.
c. Performansi Kepuasan Pesaing
Supaya produk mempunyai daya saing tinggi, maka team
harus mempelajari produk saingan. Team QFD harus mempunyai
data kekuatan dan kelemahan pesaing dalam 2 (dua) level
kepentingan yaitu : Customer need pada bagian competitive
satisfication performance dan respon teknis (SQC) pada saat
benchmarking.
d. Sasaran yang ingin dicapai team
Pada kolom ini team mekualitasskan level dari customer
performance yang ingin dicapai guna memenuhi setiap kebutuhan
konsumen. Goal ini biasanya dinyatakan dari bentuk skala numeric
yang sama dengan tingkat performansi.
e. Rasio Perbaikan
Goal dikombinasikan dengan rating produk yang sudah ada,
dan nantinya digunakan untuk menentukan rasio perbaikan.

2002 digitized by USU digital library II - 7


Rasio perbaikan = Goal

Current satisfaction performance


f. Sales Point
Data ini berisi informasi tentang kemampuan dalam menjual
produk/jasa berdasarkan seberapa baik customer need dapat
dipenuhi.
Nilai yang paling umum digunakan pada sales point adalah :
1 = tanpa titik penjualan
1,2 = titik penjualan menengah
1,5 = titik penjualan kuat
Pada awal sales point diisi team tidak mengatahui bagaiman
memenuhi customer need secara spesifik, tetapi setelah sasaran
ditetapkan dalam kolom goal yang membawa keuntungan
kompetitif dan dihubungkan dengan sales point, maka
memungkinkan team untuk merealisasikan ustomer need.
g. Pembobotan
Kolom ini berisi nilai perhitungan dari data dan keputusan
yang dibuat selama matrik perencanaan, serta memodelkan
kepentingan keseluruhan bagi team dari tiap customer need
berdasarkan kepentingan konsumen, rasio perbaikan dan sales
point. Nilai pembobotan untuk setiap customer need adalah :
(kepentingan konsumen) x (rasio perbaikan) x (sales point)
h. Normalisasi Pembobotan
Kolom ini berisi nilai pembobotan yang diskalakan pada
range antara 0 sampai 1 atau dinyatakan dalam bentuk prosentase.

3. Tahap penyusunan home of quality


Menurut Cohen (1992) tahap-tahap dalam menyusun rumah
kualitas adalah sebagai berikut :
a. Tahap I Matrik Kebutuhan Pelanggan, tahap ini meliputi :
- Memutuskan siapa pelanggan
- Mengumpulkan data kualitatif berupa keinginan dan kebutuhan
konsumen
- Menyusun keinginan dan kebutuhan tersebut
- Pembuatan diagram afinitas
b. Tahap II Matrik Perencanaan
Tahap ini bertujuan untuk :
- Mengukur kebutuhan-kebutuhan pelanggan
Disini kebutuhan-kebutuhan konsumen dipertimbangkan tingkat
kepentingannya. Dapat dilakukan dengan dengan debat dari team
pelaksana atau dengan riset preferensi pasar dengan melakukan
survey. Dari survey ini konsumen diminta mengurutkan dati
keinginan konsumen yang diperoleh dari survey sebelumnya.
- Menetapkan tujuan-tujuan performansi kepuasan
Setelah performansi konsumen diketahui untuk masing-masing
kebutuhannya, maka perusahaan harus menentukan apa tingkat
performansi konsumen yang ingin dicapai untuk memenuhi masing-
masing kebutuhan konsumen.
c. Tahap III Respon Teknis
Memunculkan karakteristik kualitas pengganti (substitute quality
characteristic). Tahap ini mempunyai transformasi dari kebutuhan –
kebutuhan konsumen yang bersifat non teknis menjadi data yang
besifat teknis guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Hal ini
biasanya dilakukan oleh bagian yang mengerti teknologi produk,
misalnya bagian Produksi atau R&D.

2002 digitized by USU digital library II - 8


d. Tahap IV Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan
Konsumen
Tahap ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis
(tahap 3) dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan (tahap 1).
Hubungan antar keduanya dapat berupa hubungan yang sangat kuat,
sedang, tidak kuat atau tidak ada korelasi antara keduanya. Hubungan
sangat kuat berarti jika respon teknis perusahaan dapat semakin baik
berarti tingkat kepuasan konsumen akan meningkat pula.

e. Tahap V Korelasi Teknis


Tahap ini memetakan hubungan dan kepentingan antara karakterisitik
kualitas pengganti atau respon teknis. Sehingga dapat dilihat apabila
suatu respon teknis yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi respon
teknis lainnya dalam proses produksi, dan dapat diusahakan agar
tidak terjadi botlleneck.
f. Tahap IV Benchmarking dan Penetapan Target
Tidak ada organisasi manapun yang menginterpretasikan tanpa tahu
tentang persaingan yang ada untuk memastikan rancangan kompetitif
sehingga pada tahap ini perusahaan perlu menentukan respon teknis
mana yang ingin dikonsentrasikan dan bagaimana jika dibandingkan
oleh produk sejenis

4. Tahap analisa dan interpretasi


Tahap analisa dan interpretasi merupakan tahap teknis dan
implementasi quality funtion deployment. Disini dilakukan analisis dan
interpretasi terhadap rumah kualitas yang sudah disusun pada tahap
sebelumnya. Dan bila dilanjutkan pada pembuatan suatu produk/jasa,
maka akan dapat dihasilkan produk/jasa yang mempunyai karakteristik
yang kuat dalam memenuhi keinginan konsumen.

Hubungan diantara
syarat-syarat yang
disediakan

Syarat-syarat yang disediakan oleh


Penyedia / Produsen
( respon teknis )

Gambar 2.1. : House of quality


Hubungan antara yang disyaratkan
Pilihan konsumen konsumen dengan yang disediakan oleh Prioritas keinginan
produsen konsumen
( What’s and How’s )

2002 digitized by USU digital library II - 9


Prioritas teknis yang disediakan dan
kinerja
2.4. Pengertian Kualitas Menurut Taguchi
Metode Taguchi diperkenalkan oleh Dr. Genichi Taghuci (1940) yang
merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas produk dan proses serta dalam dapat menekan biaya
dan resources seminimal mungkin. Sasaran metode Taguchi adalah
menjadikan produk robust terhadap noise, karena itu sering disebut sebagai
Robust Design.
Dalam metode Taguchi digunakan matrik yang disebut orthogonal
array untuk menentukan jumlah eksperimen minimal yang dapat memberi
informasi sebanyak mungkin semua faktor yang mempengaruhi parameter.
Bagian terpenting dari orthogonal array terletak pada pemilihan kombinasi
level dari variable-variabel input untuk masing-masing eksperimen.
Menurut Taguchi, ada 2 (dua) segi umum kualitas yaitu kualitas
rancangan dan kualitas kecocokan. Kualitas rancangan adalah variasi tingkat
kualitas yang ada pada suatu produk yang memang disengaja, sedangkan
kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk itu sesuai dengan
spesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan.
Metode Taguchi menggunakan seperangkat matriks khusus yang
disebut Orthogonal Array. Matriks standar ini merupakan langkah untuk
menentukan jumlah percobaan minimal yang dapat memberikan informasi
sebanyak mungkin semua faktor yang mempengaruhi parameter. Bagian
terpenting dari metode Orthogonal Array terletak pada pemilihan kombinasi
level variabel-variabel input untuk masing-masing percobaan.
Filosofi Taguchi terhadap kualitas terdiri dari tiga buah konsep, yaitu
:
1. Kualitas harus didesain ke dalam produk dan bukan sekedar
memeriksanya.
2. Kualitas terbaik dicapai dengan meminimumkan deviasi dari target.
Produk harus didesain sehingga robust terhadap faktor lingkungan yang
tidak dapat dikontrol.
3. Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu
dan kerugian harus diukur pada seluruh sistem.

2.4.1. Proses perancangan parameter


Dalam rancangan percobaan klasik menganggap bahwa semua faktor
sebagai penyebab variasi. Jika faktor-faktor tersebut dikendalikan atau
dihilangkan maka variasi dapat dikurangi sehingga kualitas meningkat.
Tetapi tidak semua faktor yang berpengaruh dapat dikendalikan
tanpa mengeluarkan biaya, sehingga diperlukan pendekatan lain untuk
meningkatkan kualitas. Pendekatan yang digunakan oleh Taguchi
dinamakan perancangan parameter. Taguchi membagi upaya untuk
meningkatkan kualitas atas 3 (tiga) hal, yaitu :
1. Desain Sistem
Yaitu upaya dimana konsep-konsep, ide-ide, metode baru dan
lainnya dimunculkan untuk memberi peningkatan produk .
2. Desain Parameter
Digunakan untuk mencegah terjadi variabilitas, dimana
parameter-parameter ditentukan untuk menghasilkan performansi yang
baik.
3. Desain toleransi
Pada desin ini, kualitas ditingkatkan dengan mengetatkan
toleransi pada parameter produk atau proses untuk mengeurangi
terjadinya variabilitas pada performansi produk.

2002 digitized by USU digital library II - 10


2.4.2. Rasio Signal terhadap Noise ( S/N Ratio)
Taguchi memperkenalkan pendekatan S/N ratio untuk meneliti
pengaruh faktor noise terhadap variasi yang timbul. Jenis dari S/N rasio
tergantung pada karakteristik yang diinginkan, yaitu :
1. Smaller –the-Better (STB)
Karaktristik kualitas dimana semakin rendah nilainya, maka kualitas
semakin baik. Nilai S/N untuk jenis karakteristik STB adalah :
n
S/N STB = - 10 log [ 1/n Σ yi2 ]
i=n

dimana : n = jumlah tes di dalam percobaan (trial)

2. Larger-the-Better (LTB)
Karakteristik kualitas dimana semakin besar nilainya,maka kualitas
semakin baik. Nilai S/N untuk jenis karakteristik LTB adalah :
n
S/N LTB = - log [ 1/n Σ 1/yi2 ]
i =1

3. Nominal-the-Better (NTB)
Karakteristik kualitas dimana ditetapkan suatu nilai nominal tertentu,
jika nilainya semakin mendekati nilai nominal tertentu tersebut maka
kualitasnya semakin baik. Nilai S/N untuk jenis karakteristik NTB :
S/N NTB = - 10 log Ve ( untuk variansi saja)
S/N NTB = 10 log [ Vm - Ve ] ( untuk rata-rata dan variansi)
r.Ve

2.4.3. Faktor Terkendali dan Faktor Noise


Taguhi mengembangkan faktor perancangan dan pengembangan
produk/proses ke dalam dua kelompok yaitu faktor terkendali dan faktor
noise. Faktor terkendali adalha faktor yang ditetapkan (atau dapat
dikendalikan) oleh produsen selama tahap perancangan produk/proses dan
tidak dapat diubah oleh konsumen. Sedangkan faktor noise adalah faktor
yang tidak dapat dikendalikan langsung oleh produsen.
Faktor noise dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Faktor noise eksternal
Diartikan sebagai sumber-sumber variabilitas yang berasal dari luar
produk.
2. Faktor noise dari unit ke unit
Merupakan hasil dari produksi dimana selalu ada perbedaan dari
setiap item yang sejenis yang telah diproduksi. Disebut juga sebagai
variasi toleransi

3. Faktor noise deteriorasi


Disebut juga noise internal karena faktor ini berasal dari sesuatu
(internal) yang berubah dari proses atau degradasi dari komponen mesin
yang memasuki over time.
Dalam perancangan eksperimen Taguchi, penanganan faktor noise
melalui 3 (tiga) cara, yaitu :
1. Dengan melakukan pengulangan terhadap masing-masing perobaan
2. Dengan memasukkan faktor noise tersebut kedalam percobaan dengan
menempatkannya diluar faktor terkendali
3. Dengan menganggap faktor terkendali bervariasi

2002 digitized by USU digital library II - 11


2.4.4. Perancangan Eksperimen Taguchi
Perancangan eksperimen merupakan evaluasi secara serentak
terhadap dua atau lebih faktor (parameter) terhadap kemampuan
mempengaruhi rata-rata atau variabilitas hasil gabungan dari karaketeristik
produk atu proses tertentu.
Ada beberapa langkah yang diusulkan Taguchi untuk melakukan
eksperimen secara sistematis, yaitu :
1. Menyatakan permasalahan yang akan dipecahkan
Mendefinisikan dengan jelas permasalahan yang akan dihadapi
untuk kemudian dilakukan usaha untuk perbaikan kualitas.
2. Menentukan tujuan penelitian
Mengidentifikasi karakterisitik kualitas dan tingkat performansi dari
ekperimen.
3. Menentukan metode pengukuran
Menentukan bagaimana parameter-parameter yang diamati akan
diukur dan bagaimana cara pengukurannya, serta peralatan apa saja
yang diperlukan untuk mengukur.
4. Identifikasi faktor
Melakukan pendekatan yang sistematis guna menemukan
penyebab permasalahan, hindari aktivitas yang meloncat-loncat karena
akan menyebabkan perolehan kesimpulan yang salah.

5. Memisahkan faktor kontrol dan faktor noise


Menentukan jenis-jenis faktor yang mempengaruhi karakteristik
produk/proses, kemudian dibedakan antara faktor terkendali dan faktor
noise.
6. Menentukan level setiap faktor dan nilai faktor
Berguna untuk menentukan jumlah derajat kebebasan yang akan
digunakan dalam pemilihan Orthogonal Array.
7. Mengidentifikasi faktor yang mungkin berinteraksi
Interaksi terjadi jika suatu faktor dipengaruhi oleh level dari faktor
lain atau interaksi akan terjadi apabila kumpulan pengaruh dari dua atau
lebih faktor berbeda dari jumlah masing-masing faktor secara individu.
Adanya interaksi ini juga ikut mempengaruhi jumlah derajat kebebasan
8. Menggambarkan linier graph yang diperlukan untuk faktor kontrol dan
interaksi
Taguchi telah menetapkan beberapa linier graph untuk
mempermudah mengatur faktor-faktor dan interaksi yang tejadi
kedalam suatu kolom. Penggambaran linier graph berguna untuk
menentukan penempatan faktor-faktor serta interaksi pada kolom-kolom
dalam orthogonal array.
9. Memilih Orthogonal Array
Pemilihan orthogonal array yang sesuai tergantung dari nilai faktor
dan interaksi yang diharapkan serta nilai level dari tiap faktor.
Penentuan ini akan mempengaruhi total jumlah derajat kebebasan yang
berguna untuk menentukan orthogonal array yang akan dipilih.
10. Pemasukkan faktor atau interaksi ke dalam kolom
Untuk membantu memasukkan faktor dan interaksi ke dalam
kolom orthogonal array dipakai linier graph dan triangular tables. Linier
graph menunjukkan variasi kolom dimana faktor dapat dimasukkan dan
megevaluasi interaksi faktor. Triangular tables berisi semua
kemungkinan interaksi antara faktor / kolom.

2002 digitized by USU digital library II - 12


11. Melakukan eksperimen
Dalam melakukan eksperimen, sejumlah percobaan (trial) disusun
untuk meminimalkan kesempatan terjadinya kesalahan dalam menyusun
level yang tepat untuk percobaan tersebut.
12. Analisa hasil eksperimen
Dalam menganalisa hasil eksperimen, Taguhi juga menggunakan
metode ANOVA (Analysis of Variance), dimana ada hasil perhitungan
mengenai jumlah kuadrat total, jumlah kuadrat rata-rata, jumlah
kuadrat faktor, dan jumlah kuadrat error.
Hal-hal yang dilakukan dalam analisa hasil eksperimen adalah :
• Persen Kontribusi
Bagian dari total variasi yang menunjukkan kekuatan relatif dari
suatu faktor dan atau interaksi yang signifikan untuk mengurangi
variasi .
• Rasio Signal terhadap Noise (S/N)
Taguchi memperkenalkan pendekatan S/N guna meneliti pengaruh
faktor noise terhadap variasi yang timbul. Taguchi memperkenalkan
transformasi dari pengulangan data kepada nilai yang lain yang
mengukur variabilitas yang ada. S/N menggabungkan beberapa
pengulangan pada satu point data yang mencerminkan julah variasi
yang ada.

13. Interpretasi hasil


Mengevaluasi faktor-faktor mana yang berpengaruh dan tidak
berpengaruh terhadap karakterisitik kualitas yang dikehendaki.
14. Pemilihan level faktor untuk kondisi optimal
Apabila dalam percobaan ada beberapa faktor dan setiap faktor
terdiri dari beberapa level, maka untuk menentukan kombinasi level
yang optimal adalah dengan membandingkan nilai perbedaan rata-rata
eksperimen dari level-level yang ada. Faktor dengan perbedaan rata-rata
percobaan dari levelnya besar, maka faktor tersebut mempunyai
pengaruh yang signifikan.

15. Perkiraan rata-rata proses pada kondisi optimal


Setelah kondisi optimal dari ekperimen orthogonal array didapat,
maka dapat diperkirakan rata-rata proses µ prediksi pada kondisi yang
optimal. Hal ini didapat dengan menjumlahkan pengaruh dari ranking
faktor yang lebih tinggi.
16. Menjalankan eksperimen konfirmasi
Eksperimen konfirmasi dimaksudkan bahwa faktor dan level yang
dimaksud memberikan hasil seperti yang diharapkan. Untuk menguji
apakah hasil yang didapat sesuai dengan yang diharapkan, maka harus
diuji dengan interval keyakinan . Hasil yang didapat harus berada pada
interval keyakinan yang ditentukan.

2002 digitized by USU digital library II - 13


2.5. Penentuan dan Pemilihan Orthogonal Array

2.5.1. Derajat Bebas (Degree of Freedom)


Derajat bebas merupakan banyaknya perbandingan yang harus
dilakukan antar level-level faktor (efek utama) atau interaksi yang digunakan
untuk menentukan jumlah percobaan minimum yang dilakukan. Perhitungan
derajat bebas dilakukan agar diperoleh suatu pemahaman mengenai
hubungan antara suatu faktor dengan level yang berbeda-beda terhadap
karakteristik kualitas yang dihasilkan. Perbandingan ini sendiri akan
memberikan informasi tentang faktor dan level yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap karakteristik kualitas.
Dalam melakukan percobaan, efisiensi dan biaya yang harus dikeluarkan
merupakan salah satu pertimbangan utama. Berdasarkan pertimbangan
tersebut maka sebisa mungkin digunakan Orthogonal Array terkecil yang
masih dapat memberikan informasi yang cukup untuk dilakukannya
percobaan secara komprehensif dan penarikan kesimpulan yang valid. Untuk
menentukan Orthogonal Array yang diperlukan maka dibutuhkan perhitungan
derajat kebebasan. Perhitungan untuk memperoleh derajat bebas adalah
sebagai berikut :
! Untuk faktor utama, misal faktor utama A dan B :
VA = (jumlah level faktor A) - 1
= kA – 1
VB = (jumlah level faktor B) – 1
= kB – 1
! Untuk interaksi, misal interaksi A dan B
VAxB = (kA – 1) (kB – 1)
! Nilai derajat bebas total
(kA – 1) + (kB – 1) + (kA – 1) (kB – 1)
Tabel orthogonal array yang dipilih harus mempunyai jumlah baris
minimum yang tidak boleh kurang dari jumlah derajat bebas totalnya.

2.5.2. Orthogonal Array (OA)


Orthogonal Array adalah matriks dari sejumlah baris dan kolom.
Setiap kolom merepresentasikan faktor atau kondisi tertentu yang dapat
berubah dari suatu percobaan ke percobaan lainnya. Masing-masing kolom
mewakili faktor-faktor yang dari percobaan yang dilakukan. Array disebut
orthogonal karena setiap level dari masing-masing faktor adalah seimbang
(balance) dan dapat dipisahkan dari pengaruh faktor yang lain dalam
percobaan. Orthogonal array merupakan suatu matriks faktor dan level yang
tidak membawa pengaruh dari faktor atau level yang lain.
L8 (37)

Nomor kolom
Nomor level
Nomor baris
1. Notasi L
Notasi L menyatakan informasi mengenai Orthogonal Array
2. Nomor baris
Menyatakan jumlah percobaan yang dibutuhkan ketika menggunakan
Orthogonal Array
3. Nomor kolom
Menyatakan jumlah faktor yang diamati dalam Orthogonal Array
4. Nomor level
Menyatakan jumlah level faktor

Untuk dua level, tabel OA terdiri dari L4, L8, L12, L16, dan L32,
sedangkan untuk tiga level tabel OA terdiri dari L9, L18, L27. Pemilihan jenis

2002 digitized by USU digital library II - 14


orthogonal array yang akan digunakan pada percobaan didasarkan pada
jumlah derajat bebas total.
Penentuan derajat bebas berdasarkan pada :
1. jumlah faktor utama yang diamati dan interaksi yang diamati
2. jumlah level dari faktor yang diamati
3. resolusi percobaan yang diinginkan atau batasan biaya
Angka di dalam pemilihan array menandakan banyaknya percobaan
(berbagai kemungkinan kombinasi pengujian) di dalam array, suatu matriks
L8 memiliki delapan percobaan dan matriks L27 memiliki 27 percobaan dan
seterusnya.
Banyaknya level yang digunakan di dalam faktor digunakan untuk
memilih orthogonal array. Jika faktornya ditetapkan berlevel dua maka
harus digunakan orthogonal array dua level. Jika levelnya tiga maka
digunakan orthogonal array tiga level, sedangkan jika sebagian faktor
memiliki dua level dan faktor lainnya memiliki tiga level maka jumlah yang
lebih besar akan menentukan jenis orthogonal array yang harus dipilih.

Tabel 2.1. Contoh matrik orthogonal array L8 (37)


Kolom / Faktor
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7
1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 2 2 2 2
3 1 2 2 1 1 2 2
4 1 2 2 2 2 1 1
5 2 1 2 1 2 1 2
6 2 1 2 2 1 2 1
7 2 2 1 1 2 2 1
8 2 2 1 2 1 1 2

2.5.3. Interaksi Antar Faktor


Interaksi antara dua faktor berarti efek satu faktor pada respon
tergantung level faktor lain. Antara interaksi menyebabkan sistem tidak
robust karena sistem menjadi sangat sensitif terhadap perubahan pada satu
faktor.

2.6. Analisis Varians (ANOVA)


Analisis Varians pada metode Taguchi digunakan sebagai metode
statistik untuk menginterpretasikan data-data hasil percobaan. Analisis
Varians adalah teknik perhitungan yang memungkinkan secara kuantitatif
mengestimasikan kontribusi dari setiap faktor pada semua pengukuran
respon. Analisis varians yang digunakan pada desain parameter berguna
untuk membantu mengidentifikasikan kontribusi faktor sehingga akurasi
perkiraan model dapat ditentukan.

2002 digitized by USU digital library II - 15


ANOVA dua arah adalah data percobaan yang terdiri dari dua faktor
atau lebih dan dua level atau lebih. Tabel ANOVA dua arah terdiri dari
perhitungan derajat bebas (db), jumlah kuadrat, rata-rata jumlah kuadrat, F-
rasio yang ditabelkan sebagai berikut :
Tabel 2.2. Tabel ANOVA Dua Arah
Sumber Derajat
SS MS F hitung Kontribusi
Variasi Bebas (db)
Faktor A VA SSA MSA MSA/MSe SS’A/SST
Faktor B VB SSB MSB MSB/MSe SS’B/SST
Interaksi AxB VAxVB SSAxB MSAxB MSAxB/MSe SS’AxB/SST
Residual Ve Sse MSe SS’e/SST
Total VT SST 100%
Dimana :
VT = derajat bebas total = N–1
VA = derajat bebas faktor A = kA – 1
VB = derajat bebas faktor B = kB – 1
VAxB = derajat bebas interaksi = VA x VB = (kA – 1) x (kB – 1)
Ve = derajat bebas error = VT – VA – VB – (VAxVB)
T2
CF = faktor koreksi (Correction Factor) =
N
N
T = jumlah keseluruhan = ∑ Yi
i =1
SST = jumlah kuadrat total
N
SST = ∑ Yi
i =1
2
− CF

SSA = jumlah kuadrat faktor A


 kA  Ai2 
SSA = ∑   − CF
 i =1  nAi 
SSB = jumlah kuadrat faktor B
 kB  B 2j 
SSB = ∑   − CF
 
 j =1  Bj 
n
SSAxB = jumlah kuadrat interaksi
 kAkB  (Ai B j )2  
SSAxB =  ∑   − CF − SS A − SS B 
i =1 j =1  ni j  
SSe = jumlah kuadrat error
= SST - SSA - SSB x SSAxB
MSA = rata-rata jumlah kuadrat faktor A
= SSA/VA
MSB = rata-rata jumlah kuadrat faktor B
= SSB/VB
MSAxB = rata-rata jumlah kuadrat interaksi
= SSAxB/VAxB
MSe = rata-rata jumlah kuadrat error
= SSe/Ve
kA = jumlah level untuk faktor A
kB = jumlah level untuk faktor B
N = jumlah total percobaan

2002 digitized by USU digital library II - 16


nAi, nBj = jumlah pengamatan faktor A dan B
Model pengamatan yang mewakili pengatamatan di atas adalah :
Yikr = µ +τi + βj + τβij + εijr
Dimana
i = 1, 2,…, g
j = 1, 2,…, n ;ε
µ = mean keseluruhan
τi = efek faktor A taraf ke - i
βj = efek faktor B taraf ke - j
τβij = efek interaksi faktor A x B
Dengan tabel ANOVA di atas dapat dilakukan pengujian terhadap
perbedaan pengaruh level dengan hipotesa sebagai berikut :
! Untuk taraf faktor A
H0 : τ1 = τ2 =…= τg
H1 : paling sedikit ada satu pasang τi yang tidak sama
! Untuk taraf faktor B
H0 :β1 = β2 =…= βn
H1 : paling sedikit ada satu pasang βj yang tidak sama
! Untuk interaksi taraf faktor A dan B
H0 : τβ11 =…=τβgn
H1 : paling sedikit ada satu pasang τβik yang tidak sama
Statistik Uji
! Untuk taraf faktor A : Fhitung = MSA/MSe
! Untuk taraf faktor B : Fhitung =MSB/MSe
! Untuk interaksi A dan B : Fhitung = MSAxB/MSe
Daerah penolakan
• Taraf faktor A : Tolak H0 jika Fhitung > Fα (VA, Ve)
• Taraf faktor B : Tolak H0 jika Fhitung > Fα (VB, Ve)
• Interaksi A dan B : Tolak H0 jika Fhitung > Fα (VAxB, Ve)

2002 digitized by USU digital library II - 17


Survey Pendahuluan

Tujuan Penelitian

Studi Pustaka Pengumpulan Data Kualitatif Studi Lapangan

Analisa Proses Produksi

Diagram Afinitas

Pengumpulan Data Kuantitatif

Uji Validitas & Realibilitas

Matrik Perencanaan
(House of quality)

Keinginan Konsumen

Matrik Hubungan

Respon Teknis
( metode Taguchi )

Matrik Teknis

Analisa

Interpretasi

Gambar 2.2. : Langkah –langkah penelitian

Adapun penjelasan langkah-langkah yang ada dalam flowchart adalah


sebagai berikut :

2002 digitized by USU digital library II - 18


1. Survey Pendahuluan
Tujuan dari survey ini untuk mengidentikasi dan merumuskan
permasalahan yang akan dijadikan bahan penelitian.
2. Tujuan Penelitian
Dengan menetapkan tujuan penelitian maka arah dan sasaran
penelitian yang ingin dicapai dapat berjalan terarah.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka digunakan untuk menggali informasi yang terkait
dengan penelitian. Adapun pustaka yang dijadikan referensi adalah yang
berhubungan dengan Metode QFD dan Taguchi.
Dari studi pustaka diharapkan didapat landasan teori / metode untuk
pengolahan data sebagai acuan penelitian.
4. Studi Lapangan
Studi lapangan digunakas sebagai sarana untuk mengetahui proses
produksi dari objek penelitian, serta digunakan untuk mendapatkandata
kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap produsen amupun
konsumen yang berguna untuk mengetahui keinginan-keinginan yang
berhubungan dengan kualitas suatu produk. Keinginan-keinginan
merupakan data kualitatif dan dijadikan atribut-atribut awal.
5. Diagram Afinitas
Diagram afinitas digunakan untuk mengumpulkan dan mengorganisir
fakta-fakta, opini dan ide-ide dari konsumen. Disamping itu juga memacu
kreativitas yang mendorong ekspresi batas dari fakta dan opini serta
kondisi perusahaan, mengelompokkan elemen-elemen informasi tersebut
sesuai dengan kesamaan dan pertaliannya. Konstruksi diagram afinitas
membutuhkan bentuk brainstorming dengan hasil sebuah grafik.

6. Pengumpulan Data Kuantitatif


Pengumpulan data kuantitatif dengan cara menyebar kuisioner
kepada konsumen, dalam hal ini agen, distributor, maupun pengecer yang
ada di wilayah Surabaya. Hal ini mengingat bahwa 70% daerah
pemasaran dari produk keramik berada di Surabaya atau via Surabaya.
Secara umum penyusunan kuisioner terdiri dari 4 bagian pokok, yaitu
:
a). Identitas responden (variabel descriptor)
Pada bagian ini ingin yang ingin ddapatkan adalah sesuatu yang
berkaitan dengan konsumen.
b). Tingkat kepentingan
Pada bagian ini tertiri dari dua item :
1. Pertama, responden hanya memilih seberapa penting suatu atribut
bagi mereka
2. Kedua, memberikan peringkat pada masing-masing atribut yang
mereka inginkan.
c). Tingkat kepuasan
Bagian ini berguna untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen
terhadap atribut-atribut produk yang telah ada.
d). Tingkat persaingan
Berguna untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen terhadap
atribut yang ada pada produk pesaing. Dari kuisioner ini dapat
diketahui sejauh mana pesaing mampu memuaskan konsumen dengan
produknya.
Pada langkah juga dilakukan pengujian terhadap kuisioner yang telah
disebarkan, dimana pengujian ini bertujuan untuk mengukur tingkat
validasi dan tingkat reliabilitas dari data yang telah terkumpul.
Formula uji validasi :

2002 digitized by USU digital library II - 19


N ( Σxy ) – ( ΣxΣy )
r =
{ [ NΣx2 – (Σx)2 ] . [ NΣy2 – (Σy)2 ] }1/2
dimana :
x = skor tiap-tiap variable
y = skor total tiap responden
N = jumlah responden

Formulasi uji reliabilitas :


M ( Vt – V x )
Rtt =
M – 1 (Vt)
Dimana :
Vt = variansi total
Vx = variansi butir-butir
M = jumlah butir

7. Matrik Perencanaan
Setelah didapat data-data atribut dari hasil wawancara maupun hasil
penyebaran kuisioner maka dibuatlah matrik perencanaan. Dalam matrik
ini data diolah untuk dicari mean-nya untuk setiap atribut ,
Data pertama yang diolah adalah data tingkat kepentingan
konsumen, sedangkan data kedua yang diolah adalah data tingkat
kepuasan terhadap produk, serta data ketiga yang diolah adalah data
kepuasan konsumen terhadap produk pesaing.
Matrik perencanaan memberi informasi tentang :
- Data kuantitatif pasar yang menunjukkan hubungan antara tingkat
kepuasan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan produk yang
dihasilkan produsen serta data persaingan
- Perhitungan tingkat ranking dari keinginan konsumen
Hasil dari matrik perencanaan berupa house of quality.
8. Keinginan Konsumen
Dari matrik perencanaan maka akan didapatkan prioritas keinginan-
keinginan konsumen yang harus ada pada produk yang dibuat oleh
produsen.
9. Respon Teknis
Jika prioritas tersebut tidak bisa dipenuhi atau belum ada pada
produk maka akan memunculkan karakteristik kualitas pengganti
(substitute quality characteristic ).
Pada langkah ini keinginan konsumen yang bersifat non teknis bisa
menjadi suatu data teknik bagi produsen untuk merealisasi keinginan
konsumen tersebut. Hal ini ini biasanya dilakukan oleh bagian produksi
atau R & D.
Metode yang digunakan untuk menyusun data teknis dari data non
teknis dapat menggunakan metode Taguchi. Metode ini menganggap
atribut yang berhubungan dengan kualitas yang diinginkan konsumen
menjadi faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap kualitas.
Hasil dari respon teknis adalah diketahuinya faktor-faktor/atribut-
atribut yang paling berpengaruh terhadap kualitas produk.
Langkah-langkah dari metode Taguchi untuk menentukan respon
teknis digambarkan pada gambar 2.3 :

2002 digitized by USU digital library II - 20


Studi Pustaka Keinginan Konsumen

Definisi Karakteristik Kualitas

Penentuan Faktor-faktor yang Berpengaruh

Pemilihan Faktor Terkendali & Tidak

Penentuan Level Faktor Terkendali

Pemilihan Orthogonal Array

Pelaksanaan Eksperimen

Analisa Hasil Eksperimen dan


Penentuan Kombinasi Optimal

Respon Teknis

Gambar 2.3 : Langkah-langkah penelitian metode Taguchi

Adapun penjelasan dari langkah penelitian Taguchi adalah sebagai berikut


:
a). Keinginan konsumen
Mengidentifikasi keinginan konsumen dari rumah kualitas yang
telah dibuat.
b). Definisi karakteristik kualitas
Merumuskan karakteristik kualitas yang akan dipakai dalam
penelitian, apakah STB, LTB, atau NTB.
c). Penentuan faktor-faktor yang berpengaruh
Dari karakteristik kualitas dan rumah kualitas serta ditunjang
dengan studi pustaka maka dapat ditentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas produk.
d). Penentuan faktor terkendali dan tidak
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas selanjutnya
dipisahkan antara faktor yang dapat dikendalikan oleh produsen dan
faktor yang tidak dapat dikendalikan. Faktor yang dapat dikendalikan
disebut faktor terkendali sedang faktor yang tidak dapat dikendalikan
disebut faktor noise.

2002 digitized by USU digital library II - 21


e). Penentuan level faktor terkendali
Dalam menentukan level dari faktor terkendali
pertimbangannya dalah :
- Titik-titik level yang menunjukkan munculnya nilai ekstrem
- Level tersebut masih dapat ditangani oleh teknologi proses yang
ada
Dalam menentukan level faktor perlu diperhatikan apakah faktor
tersebut berbentuk diskrit atau kontinyu. Untuk faktor diskrit
pertimbangannya banyak didasari kedua hal diatas
f). Pemilihan orthogonal array
Pemilihan orthogonal array tergantung dari jumlah faktor
terkendali dan interaksi yang terjadi, serta tergantung dari jumlah
level dari tiap faktor yang dimaksud.
g). Pelaksanaan eksperimen
Setelah pemilihan orthogonal dan penempatan faktor kedalam
array dilakukan, berikutnya adalah melakukan percobaan berdasarkan
array tersebut
h). Analisa hasil eksperimen
Analisa dilakukan setelah hasil eksperimen telah didapat. Dalam
analisa hasil ini terdapat beberapa hal yang ditentukan,yaitu :
- Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai mean
Dilakukan dengan ANOVA terhadap data mentah, dan hasilnya
diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi nilai rata-rata
kualitas.
- Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai variansi
Dilakukan dengan ANOVA dengan data yang telah
ditransformasi kedalam S/N rasio.
- Kombinasi optimal faktor dan level
Dari ANOVA terhadap data mentah dan data yang telah
ditransformasikan kedalam S/N rasio dapat diperoleh kombinasi
optimal dari faktor dan levelnya.
i). Respon teknis
Merupakan hasil analisa mengenai faktor-faktor yang ternyata
mempengaruhi kualitas keramik. Faktor-faktor ini nantinya akan
menjadi respon teknis dalam merancang produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen.

10. Matrik Hubungan


Tahap ini memetakan intrrelationship dan interdependencies antar
tiap faktor yang berpengaruh pada kualitas produk. Simbol yang
dipergunakan untuk menggambarkan derajat pengaruh teknis dapat
digambarkan pada tabel 3.1. berikut :
Tabel 3.1. Hubungan korelasi teknis
Lambang Keterangan
Hubungan positif sangat kuat
Hubungan positif cukup kuat
Kosong Tidak ada pengaruh
x Hubungan negatif cukup kuat
* Hubungan negatif sangat kuat

2002 digitized by USU digital library II - 22


11. Matrik Teknis
Pada langkah ini harus ditentukan prioritas terhadap faktor-faktor
yang berpengaruh yang telah ditentukan dengan metode Taguchi,
benchmarking, serta target yang harus dicapai pada produksi selanjutnya
yang berhubungan dengan keinginan konsumen dan performansi produk
pesaing.
Prioritas absolut = ∑ ( importance rating x relationship matrix numeric )
Prioritas relative = ∑ ( raw weight x relationship matrix numeric )

12. Analisa dan Interpretasi


Merupakan langkah terakhir, dimana menghasilkan suatu
perencanaan untuk meningkatkan kualitas produk untuk customer
satisfication.

2002 digitized by USU digital library II - 23


1. DAFTAR PUSTAKA

Amstead B.H., Philip F. Ostwald, Sriati Djaprie, Teknologi Mekanik, Erlangga,


edisi 7, Jakarta, 1997.
Apte, P.R, 5 Day Course on Taguchi Method for Quality cost Optimization, http
: /www.tifr.res.in/- apte / CU_PRA_TAGUCHI. htm/file : TAGUCHI
Method – Abstract and course contents ( 10 Oktober 2000 )
Belavendram,N., Quality by Desaign : Taguchi Techniques for Industrial
Exsperimentation, Prentice Hall, New York, 1991.
Cohen L., Quality funtion Deployment : How to Make QFD Work for You,
Addison-Wesley Publishing Company, Massachuset, 1995.
Cross, Nigel., Engineering Design Methods : Strategies for Product Design, 2nd
edition, John Wiley & Sons, England, 1994.
Daetz, D.B. Barnard, R. Norman, Customer Integration : The Quality function
Deployment (QFD) Laders Guide for Decision Making, John Wiley & Sons,
Inc., New York, 1995.
Fowlkes, William Y, and Creveling, Clyde M., Engineering Methods for Robust
Design : Using Taguchi Methodsin Technology and Product Development,
Addison – Wesley Publishing Company, New York, 1995.
Mill, Helen, Enhanced Quality Functional Deployment,Worl Class Design to
Manufacture, Vol.1 No. 3, 1994, pp 23-26.
Peace, glen S., Taguchi Methods A Hands on Approach, Addison Wesley
Publishing Company, Canada, 1993.
Soejanto, Irwan., Penentuan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
kekerasan Bok Rem Kereta Api Dengan Metode Taguchi (Studi Kasus
Pada Sentra Industri Cor Logam di Batur, Ceper, Klaten), Tesis, Program
Pasca Sarjana Jurusan Teknik Industri, 2001.
Riyatin, Wiwin., Peningkatan Kualitas Pelayanan Jasa Pengiriman Paket Pos
Dengan Menggunakan Metode QFD, Tugas Akhir, Jurusan Teknik
Industri, ITS, Surabaya, 2000.
Ross,Philip J., Taguchi Techniques for Quality Engineering, McGraw-Hill.2nd
ed., New York, 1996.

2002 digitized by USU digital library II - 24

Anda mungkin juga menyukai