Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU

TUGAS 4

Disusun Oleh :

Nama : Jasmine Raj Kaur

NPM : 208150013

Matakuliah : Pengendalian dan Penjaminan Mutu

Dosen : Ir. Riana Puspita, M.T. IPM

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS MEDAN AREA

2023
TUGAS 4 : RANGKUMAN RANCANGAN PENGENDALIAN MUTU PROSES DAN RANCANGAN OFF-LINE
AND ON-LINE
ISI

PRINSIP PENGENDALIAN KUALITAS ON-LINE DAN OFF-LINE

1. Off-line Quality Control artinya, pengendalian kualitas yang preventif, sebagai desain produk
atau proses sebelum sampai pada produksi di tingkat shop floor.

2. Off-line Quality Control, dilakukan pada saat awal dalam lifecycle product yaitu perbaikan
pada awal untuk menghasilkan produk (to get right for the first time)

3. On-line Quality Control dilakukan pada produksi tingkat shop floor hingga produk ke
konsumen.

BEBERAPA METODE PENGENDALIAN KUALITAS SECARA ON-LINE

1. Statistical Process Control :


Merupakan seperangkat tool yang dapat digunakan untuk melakukan pengamatan,
pengendalian dan pengujian pada tiap tahap proses produksi agar tidak terjadi
variasi/penyimpangan yang cukup besar.

2. Static Signal-to-Noise Radio :


Dapat mereduksi terjadinya variasi dengan menerapkan terjadinya perancangan robust untuk
memecahkan masalah yang terjadi dalam proses produksi.

3. Compensation:
Merupakan seperangkat rencana pengendalian untuk menjaga agar proses yang terjadi sesuai
dengan target.

4. Loss Function Based Process Control :


Pengendalian proses yang didasarkan pada dihilangkannya loss function Taguchi, sehingga
dapat mengurangi seluruh biaya produksi, termasuk biaya produksi per unit, biaya inspeksi,
dan biaya set-up yang diperlukan dalam pengendalian kualitas, serta dapat mengurangi
quality loss yang diakibatkan sisa variasi pada output.

BEBERAPA METODE YANG DIGUNAKAN PADA TAHAP PERANCANGAN KONSEP :


1. Quality Function Deployement (QFD)
Pada tahap ini, proses yang terjadi adalah menerjemahkan keinginan dan kebutuhan
konsumen dalam respon teknis, sehingga keinginan konsumen tersebut dapat
diintegrasikan dalam proses perancangan produk selanjutnya.

2. Pugh Concept Selection Process


Merupakan suatu metode iterative (berulang), yang menguji kelengkapan dan
pemahaman akan kebutuhan-kebutuhan dalam perancangan produk, dengan informasi
yang di dapat dari suatu system pakar (expert system ), sehingga dapat dengan cepat
diidentifikasi konsep perancangan yang paling kuat (superior).

3. Dynamic Signal-to-Noise
Merupakan teknik untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi rekayasa, sehingga menghasilkan
teknologi yang robust dan tunable.

4. Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ)


Suatu koleksi tool yang di dapat dari Analisa literatur yang berguna untuk membangkitkan
pemecahan masalah teknis yang inovatif.

5. Design of Experiment (DOE)


Menggunakan eksperimen parsial penuh dan eksperimen factorial parsial untuk
mengetahui efek dari beberapa parameter yang berjalan bersama-sama.

6. Competitive Technology Assesment


Dengan melakukan benchmarking terhadap sifat robustness dari teknologi
pengembangan internal dan eksternal.

MODEL ATAU METODE YANG DIGUNAKAN PADA TAHAP PERANCANGAN PARAMETER :


1. Engineering Analysis
Menggunakan pelatihan, pengalaman, dan percobaan untuk menemukan variabilitas
dan respon yang efektif.

2. Crossed Array Experiment


Sebuah perancangan eksperimen khusus dengan cara memanfaatkan ineraksi antara
factor kendali dan noise sehingga membuat system lebih Tangguh.

3. Dynamic and Static Signal-to-Noise Optimzation


Mengoptimalkan suatu perancangan parameter untuk mengurangi variabilitas
dengan menggunakan perhitungan rasio signal-to-noise.

4. The System P diagram


Suatu model robust untuk menggambarkan dan menggolongkan berbagai parameter
yang mempengaruhi output system.
KESIMPULAN

Dengan adanya pengendalian kualitas secara online dan offline, diharapkan produk yang dihasilkan
sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen serta memenuhi spesifikasi kualitas yang
ditetapkan oleh perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai