Anda di halaman 1dari 7

NAMA: Andini Patricia (210110070193)

Galih Setiono (210110070047)


KELAS: A
TOPIK: Ketenagakerjaan (penerimaan PNS dan Honorer)

ALASAN PEMILIHAN TOPIK


Pada September-Oktober ini, beberapa instansi membuka pendaftaran
pegawai negeri sipil secara serentak. Tim memilih topik ini berdasarkan pada
nilai-nilai berita yang terkandung dalam fenomena ketenagakerjaan terutama
penerimaan PNS dan Honorer. Beberapa nilai berita itu antara lain menyangkut
aspek penting, kedekatan, konflik, human interest, dan akibat.
• Penting: Perilaku mereka yang cenderung menyimpang dari norma sosial
yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia tersebut berpengaruh
secara tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat
• Kedekatan: jika dilihat dari proporsi penduduknya, Jakarta dan Bandung
merupakan dua kota yang banyak anak mudanya. Dan berdasarkan
informasi yang kami dapat, sebagian besar kaum gay adalah anak muda.
Maka, fenomena ini memiliki kedekatan psikologis dan geografis dengan
anak muda di Jakarta dan Bandung
• Konflik: perilaku mereka yang menyimpang di mana sampai saat ini masih
ada pertentangan dari masyarakat
• Seksualitas: perilaku ini sudah jelas menyimpang dalam hal seksual.
Karena kaum yang kami teliti suka dengan sesama jenis, khususnya laki-
laki dengan laki-laki (gay)
• Human Interest: dalam fenomena ini kita akan menemukan beberapa suka
maupun duka dari mereka. Mulai dari keberadaan mereka yang belum bisa
diterima masyarakat, gaya hidup mereka yang konsumtif, dan masih
banyak lagi
• Akibat: perilaku kaum gay yang menyimpang tidak dipungkiri bisa
menyebabkan kerugian pada masyarakat, salah satunya penularan
penyakit kelamin

TUJUAN PENULISAN
Penulisan dilakukan dengan tujuan memberikan informasi komprehensif
dan akurat mengenai kehidupan gay, khususnya di Jakarta. Dengan demikian,
masyarakat pembaca akan mengerti duduk perkara dari permasalahan gay.
Masyarakat juga bisa menentukan suatu pendapat dan sikap menghadapi para
lelaki yang memiliki penyimpangan orientasi seksual ini.

SIMPULAN SEMENTARA
1. Perilaku menyimpang ini berbahaya bagi kesehatan alat kelamin
• Narasumber: Dr. Boyke Dian Nugraha (Pakar Seksologi)
1. Adakah perbedaan hormonal antara mereka yang normal dengan
mereka yang suka dengan sesama jenis?
2. Adakah pengaruh dari berhubungan kelamin dengan sesama jenis?
3. Seberapa berbahayanya perilaku tersebut?
4. Apakah perilaku tersebut dapat menyebabkan penyakit AIDS?
5. Adakah pengobatan bagi mereka yang sudah terjangkit penyakit
akibat perilaku tersebut?
6. Apakah frekuensi berhubungan seks di antara mereka dapat
memengaruhi bertambahnya kemungkinan penularan penyakit
kelamin?

2. Masyarakat Indonesia belum bisa menerima keberadaan kaum gay


• Narasumber: H.R.A. Suherman atau Hatta Albanik (Dosen Fakultas
Psikologi Unpad bagian Psikologi Klinis) dan Budi Rajab (Dosen Fisip
Unpad, jurusan Antropologi)
1. Mengapa masyarakat Indonesia belum bisa menerima keberadaan
kaum gay?
2. Sanksi apa saja yang sering diberikan masyarakat kepada mereka?
3. Bagaimana seharusnya kaum gay harus bersikap di hadapan
masyarakat?
4. Adakah kesempatan bagi kaum gay untuk bisa diterima di
masyarakat?
5. Kira-kira sampai kapan masyarakat Indonesia tetap memandang
kaum gay dengan sebelah mata?

3. Gaya hidup kaum gay sangat konsumtif


• Narasumber: Pelaku atau Anggota Komunitas Gay di Jakarta
1. Tempat mereka biasa berkumpul?
2. Kegiatan apa yang sering mereka lakukan bila sedang berkumpul?
3. Dalam waktu sebulan, kira-kira berapa besar jumlah pengeluaran
untuk bergaul dengan sesama?
4. Bagaimana kalian memenuhi kebutuhan bergaul kalian?
5. Pernahkah kalian melakukan hal yang nekat demi memenuhi
kebutuhan bergaul, misalnya mencuri atau menjual barang-barang
yang bukan milik kalian?

4. Sebanyak 90% anggota komunitas gay di Jakarta pada akhirnya ingin kembali
hidup normal
• Narasumber 1: Pelaku atau Anggota Komunitas Gay di Jakarta
1. Asal mula menjadi seorang gay?
2. Seberapa besar keinginan untuk menjadi normal?
3. Alasan untuk kembali menjadi normal?
4. Adakah perbedaan perlakuan dari masyarakat saat sebelum dan
sesudah menjadi seorang gay?
5. Adakah anggota komunitas gay yang berasal dari kelas ekonomi
menengah ke bawah?
• Narasumber 2: H.R.A. Suherman atau Hatta Albanik (Dosen Fakultas
Psikologi Unpad bagian Psikologi Klinis) dan Budi Rajab (Dosen Fisip
Unpad, jurusan Antropologi)
1. Keinginan mereka untuk menjadi normal dipengaruhi oleh apa?
2. Adakah faktor keinginan untuk berkeluarga, tekanan dari
masyarakat, takut akan penyakit kelamin turut memengaruhi
mereka untuk kembali menjadi normal?
3. Mungkinkah masyarakat bisa menerima mereka kembali seperti
sedia kala?
4. Apa yang harus mereka lakukan (ketika sudah kembali normal)
supaya masyarakat tidak lagi memandang mereka sebelah mata?
5. Adakah kurun waktu tertentu dari mulai seseorang menyukai
sesama jenis hingga menjadi normal kembali?

5. Gejala penyimpangan seksual ini dipengaruhi oleh pergaulan


• Narasumber 1: Pelaku atau Anggota Komunitas Gay di Jakarta
1. Bagaimana ceritanya hingga kalian bisa bertemu dengan teman-
teman yang sesama gay?
2. Apakah sebelum bertemu dengan teman-teman yang sama-sama
gay, kalian sudah merasa bahwa ada kecenderungan untuk
menyukai sesama jenis?
3. Apakah setelah bertemu dengan komunitas pergaulan kaum gay,
tingkat kecenderungan suka dengan sesama semakin meningkat?
4. Apakah jika Anda tidak bergaul atau masuk ke dalam komunitas
tersebut kadar suka terhadap sesama itu bisa tidak berkembang?
5. Mengingat anggota komunitas gay belum terlalu banyak, pernahkah
ada konflik perebutan pasangan?
• Narasumber 2: H.R.A. Suherman atau Hatta Albanik (Dosen Fakultas
Psikologi Unpad bagian Psikologi Klinis) dan Budi Rajab (Dosen Fisip
Unpad, jurusan Antropologi)
1. Adakah pengaruh pergaulan dengan kecenderungan menyukai
sesama jenis?
2. Seberapa besar pengaruh pergaulan dengan peningkatan
kecenderungan suka dengan sesama jenis?
3. Adakah kemungkinan jika mereka keluar dari komunitas gay,
mereka bisa kembali menjadi normal?
4. Ketika seseorang sudah menyadari adanya kelainan dalam dirinya
(suka sesama jenis), adakah cara atau tindakan preventif supaya
tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah?
5. Kebanyakan dari kaum gay memiliki sifat posesif terhadap
pasangannya masing-masing. Apa yang menyebabkan hal itu?

6. Fenomena gay sudah merambah ke berbagai kalangan (usia dan pekerjaan)


• Narasumber 1: Pelaku atau Anggota Komunitas Gay di Jakarta
1. Siapa saja anggota komunitas gay?
2. Latar belakang (pendidikan, ekonomi, pekerjaan) anggota
komunitas gay?
3. Anggota komunitas gay yang paling muda dan paling tua saat ini?
4. Kalangan mana yang paling banyak masuk komunitas gay?
5. Pernahkah kalian suka dengan cowok normal (tidak gay) lalu
memengaruhi dia untuk menjadi gay?
• Narasumber 2: H.R.A. Suherman atau Hatta Albanik (Dosen Fakultas
Psikologi Unpad bagian Psikologi Klinis) dan Budi Rajab (Dosen Fisip
Unpad, jurusan Antropologi)
1. Mengapa sampai bisa ada anak di bawah umur yang menjadi
seorang gay?
2. Misalnya, ada seorang artis gay yang mempunyai banyak
penggemar. Adakah kemungkinan penggemarnya mengikuti
perilaku sang idola?
3. Apakah gay merupakan suatu tren? Mengingat semakin ke sini
semakin banyak orang yang menjadi gay.
4. Berdasarkan informasi yang kami dapat, saat ini sudah ada
beberapa kalangan akademisi yang menjadi seorang gay. Apa yang
menyebabkan hal itu?
5. Berdasarkan informasi yang kami dapat, saat ini sudah ada
beberapa kalangan akademisi yang menjadi seorang gay.
Bagaimana masyarakat menyikapi hal tersebut? mengingat mereka
merupakan sosok yang bisa dijadikan contoh bagi masyarakat.
RANCANGAN TULISAN
1. “Tak Selamanya Bermain Pedang itu Salah”
Melalui tulisan ini kami ingin memberitahu masyarakat bahwa tak
selamanya yang dilakukan kaum gay itu salah. Di luar perilaku seks yang
menyimpang mereka adalah manusia biasa yang bisa berkarya. namun,
terkadang masyarakat memandang mereka sebelah mata. Padahal di
samping itu mereka sangat butuh bantuan masyarakat supaya bisa
kembali hidup normal.
2. “Ketika Pedang Menjadi Lubang”
Secara umum tulisan ini akan menceritakan tentang perilaku seks
kaum gay. Satu hal yang paling menarik, di saat hasrat seks mereka
menggebu, peran mereka bisa berganti. Pasangan gay terbagi atas dua,
yakni top (yang berperan sebagai laki-laki) dan bottom (yang berperan
sebagai perempuan). Aksi si top biasa mengandalkan “pedang” atau alat
kelamin laki-laki. Sedangkan, aksi si bottom biasa mengandalkan lubang
anus. Tak selamanya mereka melakukan hubungan seks atas dasar rasa
sayang. Suatu ketika hasrat seks mereka menggebu mereka bisa saja
berhubungan dengan sesama top atau sebaliknya. kemudian salah satu
dari mereka harus mengganti peran, top menjadi bottom atau bottom
menjadi top.
Jika dilihat dari segi kesehatan perilaku mereka juga bisa menimbulkan
berbagai penyakit kelamin. Beberapa pendapat dari ahli kesehatan juga
akan kami sertakan dalam tulisan ini.
3. “Nikmat Membawa Sengsara”
Dalam tulisan ini kami akan memaparkan tentang kehidupan kaum gay
yang kontradiktif. Di saat mereka berada dalam pergaulan atau komunitas
sesama gay, mereka akan merasa sangat nyaman. Sedangkan, saat
berada di luar komunitas atau di tengah-tengah masyarakat mereka akan
merasa dikucilkan karena penyimpangan yang dilakukan. Beberapa
pendapat dari psikolog dan antropolg juga akan kami sertakan dalam
tulisan ini.
4. “Suatu Saat Kami Harus Sembuh”
Pada tulisan ini kami akan menceritakan tentang keinginan mereka
untuk kembali menjadi manusia normal. Pada tulisan ini kami juga akan
menyertakan suka duka mereka sebelum dan sesudah “sembuh” dari
disorientasi seksual.

FOTO
1. Foto tempat-tempat mereka berkumpul
2. Foto beberapa anggota komunitas gay
TIMELINE PENGERJAAN LIPUTAN

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


29 30 (1) 31 (2) 1 (3)
Tugas pemetaan internet paper
diberikan narasumb trail trail
oleh pak er (mencari
Sahala majalah
khusus
kaum
gay)
2 (4) 3 (5) 4 (6) 5 (7) 6 (8) 7 (9) 8 (10)
membuat membua menyerahk wawancara wawanca
rancangan t an dengan ra
peliputan rancang rancangan mantan dengan
an kepada gay pelaku
tulisan dosen gay
9 (11) 10 (12) 11 (13) 12 (14) 13 (15) 14 (16) 15 (17)
menghubu mengubun menghubu observasi
ngi gi ngi ke klub
psikolog antropolog seksolog malam
tempat
khusus
gay
(jakarta)
16 (18) 17 (19) 18 (20) 19 (21) 20 (22) 21 (23) 22 (24)
observasi menghubu proses proses
ke tempat ngi redaksi penulisan penulisan
nongkrong majalah
para gay khusus gay
(bandung)

23 (25) 24 (26) 25 (27) 26 (28) 27 28 29


proses estimasi review pengumpul
penulisan tulisan hasil an hasil
harus liputan liputan
selesai (tulisan)

Anda mungkin juga menyukai