Anda di halaman 1dari 2

Clinical governance

Buku yang direkemonasikan, karangan Diana Sale, banyak searching di internet, terutama
Australia Clinical governance
Latar belakang: inggris
Clinical governance muncul karena “putus-asanya” terhadap pendekatan total quality
management (TQM) atau continuous quality improvement (CQI) untuk pelayanan kesehatan
Clinical governance memberikan aturan yang jelas untuk meningkatkan mutu pelayanan klinis,
dengna intervensi yangminimal dari manajemen.
Clinical governance menyediakan petunjuk pelaksanaan yang jauh lebih detail dan
terintegrasi dibanding pendekatan peningkatan mutu sebelumnya.
Latar belakng  indonesia
-         ISO 9000 menjadi alternative RS di Indonesia untuk meningkatkan mutu
-         Clinical Governance bleum digunakan secara optimal untuk meningkatkan mutu
klinik. Yang sudah dikembangkan oleh konsultan WHO yakni SPMKK untuk
keperawatan
-         Masih terbatasnya pedoman peningkatan mutu klinik
Tujuan
Menjamin bahwa pasien memperoleh the best quality of clnical care.
Semua ini haru sberdasarkan patient focus dengna 4 pilar clinical governance:
1.    Consumer value
2.    Clinical performance & evaluation
3.    Clinical risk
4.    Profesional development and management
Dengan clinical governance diharapkan dapat menjadi clinical effectiveness (6 elemen
clinical effectiveness):
1.    Cost effectiveness
2.    Critical appraisal
3.    Clinical guidelines
4.    Evidence based practice.
Ternyata, menyuntik dengan alcohol swab tidak signifikan, ternyata episiotomy pada
persalinan primi tidak signfikan akan terjaidnya rupture.
Namun apakah tenaga kesehatan mau merubah itu dengan mudah?
5.    Integrated pathway.
Perlu dibuat terkait cost effectiveness.
6.    Good practice idea and innovation
Pilar 1. Nilai pelanggan
PIlar ini bertujuan melibatkan pelanggan dan masyarkat dalam:
-         Memelihara dan meningkatkankinerja
-         Perencanaan ke depan untuk perbaikan pelaynaan rumahsakit
Contoh: melalui survey pelanggan baik, pelanggan interntal (pasien itu sendiir) maupun
external (dokter, perawat, dll). kartu jamkesmas, apa yang diharapkan peserta?
Ukurannya yang mudah dibawa, supaya tidak setiap kali ditanya, sudah ada chipnya,
sehingga memudahkan pasien dan dokter.
Upaya yang dilakuakn meliputi:
o                  Kepentingan pasien
Manajemen complain, survey kebutuhan dan kepuasan pelanggan, ketersediaan
informasi yang mudah diakses masayrakat/ pasien/ keluarga, dan keterlibatan
pelanggan dalam pengambilan keputusan klinis
o                  Kepentingan rumah sakit:
Keterlibatan pelanggan dalam merencanakan pengembangan pelayanan rumah sakit
ke depan.
PIlar 2. Kinerja klniis dan evaluasi
Bertujuan untuk menjamin pengenalan yang progresif, penggunaan, monitoring dan evaluasi
standar yang berbasis evidens
Budaya untuk melakukan audit klinis dan penliaian kinerja klinis pada tiap-tiap unit pelaynana
klinis
Untuk dapat melakukan audit klinis dan penilaian kinerja klinis perlu disusun:
-         Standar pelayanan klinis
-         Audit klinis
-         Indkator klinis
Pilar 3. Risiko Klinis
Pilar ini bertujuan untuk meminimalkan risiko dan meningkatn keselamatan pasien
Aspek manajemen risiko klinis meliputi:
-         Monitoring dan analisis kecenderungan terjadinya KTD dan insidens
-         Analisis profil risiko: analisis terhadappotensi terjadinya risiko klinis
-         Manajemen terhadap insidens dan KTD (Kejadian tidak diharapkan)
Kejadian tidak diharapkan (KTD) = Adverse Event.
Kejadian nyaris cedera (KNC) = Near miss
Risk cost analysis (RCA)
Pilar 4. Manajemen dan pengembangan professional
Pilar ini bertujuan untuk mendukung dan mendokumentasi pengembangan profesionalisme
pelaynaan klinis danmemeliharan diterapkannya standar profesi
Inovasi klinis dimonitor dan dikendalikan
 
3
 

Anda mungkin juga menyukai