Anda di halaman 1dari 17

ERGOSISTEMA TERSIER

SISTEM DIGESTIVUS MANUSIA

A. PERAN SISTEM DIGESTIVUS DALAM TUBUH MANUSIA

Tubuh kita memerlukan makanan untuk pertumbuhan dan untuk menjaga


tubuh agar tetap sehat. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, tubuh memerlukan
makanan bergizi. Agar makanan yang bergizi dapat diserap oleh tubuh dengan
baik, diperlukan sistem digestivus dengan alat pencernaan yang sehat. Di dalam
alat pencernaan itulah zat-zat makanan diolah terlebih dahulu, kemudian diserap
oleh tubuh. Alat pencernaan pada manusia terdiri atas rongga mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Selain itu sistem
digestivus juga berperan dalam pembentukan vitamin K, sistem pertahanan
tubuh, dan lain sebagainya.

B. HISTOLOGY SISTEM DIGESTIVUS

Sistem digestivus terbentang mulai dari mulut sampai dengan anus. Mulai
dari bibir sampai dengan faring mempunyai struktur yang berbeda dibanding
bagian-bagian lainya. Mulut terdiri atas labia, palaturn, lingua dan gigi. Labia
secara umum terdiri atas epitel berlapis pipih, jaringan pengikat fibroelastis dan
otot. Palatum durum dilapisi oleh epitel berlapis pipih tanpa penandukan, lapisan
proprianya sangat tipis dan melekat langsung pada periosteum tulang tengkorak.
Lingua disusun oleh ikatan-ikatan otot seran lintang yang berjalan dalam tiga
arah dan tegak lurus satu sama lain. Permukaan lidah dibagi menjadi dua oleh
sulkus terminalis yang berbentuk seperti huruf V, di bagian depan sulkus
mengandung papilla untuk mengecap dan dibelakang sulkus terdapat limfonoduli
dan kelenjar. Gigi, secara anatomis dibedakan menjadi korona dan radix, pada
penampang membujur bagian keras gigi terdiri dari email dentin dan cementum
serta bagian lunak gigi yaitu pulpa gigi. Umumnya dinding saluran
gastrointestinal terdiri atas empat bagian utama, yaitu tunika mukosa, tunika
submukosa, tunika muskularis dan tunika adventitia.

1
C. GANGGUAN-GANGGUAN SISTEM DIGESTIVUS

Gangguan dalam sistem pencernaan dapat timbul dari berbagai faktor, bisa
dari makanan yang kurang higienis, makanan yang tyercemar, salah makan, dan
infeksi saluran pencernaan. Gangguan sistem pencernaan dapat terjadi mulai dari
mulut hingga anus. Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya gangguan
sistem pencernaan yang penting.

1. Gangguan pada mulut


a. Parotitis, infeksi pada kelenjar parotis
b. Xerostomia, produksi air liur yang sedikit
2. Gangguan pada lambung
a. Ulkus, peradangan pada dinding lambung
b. Rusaknya sel-sel kelenjar getah lambung
c. Kolik, rasa nyeri akibat makan terlalu banyak atau salah makan
3. Gangguan pada usus
a. Diare, gerakan peristaltik dinding usus cepat, tetapi penyerapan air lambat
b. Konstipasi, gerakan peristaltik dinding usus lambat, penyerapan air
tinggi.
4. Gangguan pencernaan karena infeksi
a. Peritonitis, radang selaput rongga perut
b. Apendikitis, radang umbai cacing

2
TERMOREGULASI

Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan


ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal
adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas
(warm-blood animals).
Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan
endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm
adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas
lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada
suhu lingkungan.
Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia,
dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari
hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum
dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia.
Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan,
yaitu poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh
lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu
tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin. Dan hewan
homoiterm sering disebut hewan berdarah panas, Pada hewan homoiterm suhunya
lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat
mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm dapat melakukan aktifitas pada suhu
lingkungan yang berbeda akibat dari kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan
homoiterm mempunyai variasi temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor
umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam,
faktor makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air.
Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya,
pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan
lingkungan sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat
yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar
tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah bangsa burung dan

3
mamalia.hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira
sama dengan suhu lingkungan sekitarnya.
Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang
diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat
berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah
transfer energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan medium untuk
merambat dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan transfer panas secara
langsung antara dua materi padat yang berhubungan lansung tanpa ada transfer
panas molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki
suhu yang lebih rendah. Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran
cairan atau gas. Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan
suhu.
Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju
konveksi kehilangan panas karena evaporasi. Hewan mempunyai kemampuan
adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin,
mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan
hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi
panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin
dengan cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara
kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya.
Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya
adanya bulu dan rambut pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim
sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan
countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan
panas tubuh.
Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya dengan
termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada beberapa hewan
untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk
menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinga ke
tubuh. Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam
termoregulasi.

4
SISTEM EKSKRESI PADA  MANUSIA

Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang


zat sisa hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa
pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia
(NH3), urea dan zat warna empedu.
Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus
dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit. Organ atau
alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari:
1. Paru-paru,
2. Hati,
3. Kulit, dan
4. Ginjal.

1. PARU-PARU
Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri
yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu
paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua
gelambir.
Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang
terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.
a. Fungsi Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia
karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-
paru berfungsi untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan Uap Air (H2O).
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan
karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap
karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru.
Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-
paru melalui hidung.

5
b. Kelainan-Kelainan Pada Paru-Paru
Kelainan-kelainan pada paru-paru, diantaranya adalah:
1. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh
penyumbatan saluran pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh
alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
2. Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh
kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup
debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi. Kelainan
ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
3. Emphysema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena
pembuluh darahnya terisi udara.

2. HATI (HEPAR)
Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia.
Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan. Berwarna merah tua dengan berat
mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan
dan kiri.
Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati
sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan
dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut
bersama dengan getah empedu.
a. Fungsi Hati
Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk:
1. Menghasilkan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah
2. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit
penyakit
3. Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpanya sebagai
cadangan gula
4. Membentuk protein tertentu dan merombaknya
5. Tempat untuk mengubah pro vitamin A menjadi vitamin
6. Tempat pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan
darah.

6
Zat warna empedu hasil perombakan sel darah merah yang telah rusak
tidak langsung dikeluarkan oleh hati, tetapi dikeluarkan melalui alat pengeluaran
lainnya. Misalnya, akan dibawa oleh darah ke ginjal dan dikeluarkan bersama-
sama di dalam urin.
b. Kelainan-Kelainan Pada Hati
Gangguan pada hati yang umumnya dijumpai di masyarakat saat ini adalah
Hepatitis atau Penyakit Kuning. Disebut demikian karena tubuh penderita menjadi
kekuningan, disebabkan zat warna empedu beredar ke seluruh tubuh. Penyakit ini
disebabkan oleh serangan virus yang dapat menular melalui makanan, minuman,
jarum suntik dan transfusi darah.
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit hepatitis
yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah cukup
banyak dan digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT.
Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah:
1. Hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA)
2. Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB)
3. Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC)

3. KULIT
Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering
kita sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama
karena berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan
langsung dengan lingkungan sekitar.
a. Fungsi Kulit
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
o mengeluarkan keringat
o pelindung tubuh
o menyimpan kelebihan lemak
o mengatur suhu tubuh, dan
o tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar
matahari yang mengandung ultraviolet.
b. Proses Pembentukan Keringat

7
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi,
pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak
darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat
berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan
sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar
melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang
keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu
tubuh tetap normal. Kelainan pada kulit yang banyak dialami oleh para remaja
adalah jerawat. Ada tiga tipe jerawat, yaitu:
1. Komedo
2. Jerawat biasa
3. Cystic Acne (Jerawat Batu/Jerawat Jagung)

4. GINJAL
Dunia kedokteran biasa menyebutnya ‘ren’ (renal/kidney). Bentuknya
seperti kacang merah, berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang.
Ukurannya kira-kira 11x 6x 3 cm. Beratnya antara 120-170 gram. Struktur ginjal
terdiri dari: kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula) dan rongga ginjal
(pelvis). Pada bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai
penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari Badan Malpighi dan saluran panjang
(Tubula) yang bergelung. Badan Malpighi tersusun oleh Simpai Bowman
(Kapsula Bowman) yang didalamnya terdapat Glomerolus.
a. Fungsi Ginjal
1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh
bagian tubulus ginjal
4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan
sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang.

8
b. Proses Pembentukan Urine
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui
serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang
terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori
(podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus
mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali
sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-
bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam
amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati
saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau
urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan
garam-garam lainnya.
2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan
diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus
kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam
amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa
osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin,
kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin
sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.
Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya urea.

9
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang
mulai terjadi di tubulus kontortus distal.
Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal,
selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong
kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan
sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra.
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam,
urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi
memberi warna dan bau pada urin.
c. Kelainan Pada Ginjal
Kelainan-kelainan pada ginjal diantaranya adalah gagal ginjal dan batu
ginjal.
1. Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan kelainan pada ginjal dimana ginjal sudah tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya yaitu menyaring dan membersihkan darah
dari zat-zat sisa metabolisme. Penyebab terjadinya gagal ginjal antara lain
disebabkan oleh:
1. Makan makanan berlemak
2. Kolesterol dalam darah yang tinggi
3. Kurang berolahraga
4. Merokok, dan
5. Minum minuman beralkohol.

Mengatasi Gagal Ginjal


Kemajuan ilmu pengetahuan, memungkinkan fungsi ginjal digantikan.
Penggantian fungsi tersebut dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT)
atau Terapi Pengganti Ginjal (TPG). Ada dua cara TPG, yakni
transplantasi/cangkok ginjal dan dialisis/cuci darah . Dialisis/cuci darah dibedakan
menjadi:
1. HD (Hemodialisis), dialisis dengan bantuan mesin
2. PD (Peritoneal Dialisis), dialisis melalui rongga perut

10
2. Batu Ginjal
Urine banyak mengandung mineral dan berbagai bahan kimiawi. Urin
belum tentu dapat melarutkan semua itu. Apabila kita kurang minum atau sering
menahan kencing, mineral-mineral tersebut dapat mengendap dan membentuk
batu ginjal.
Batu ginjal merupakan kristal yang terlihat seperti batu yang terbentuk di
ginjal. Kristal-kristal tersebut akan berkumpul dan saling berlekatan untuk
membentuk formasi “batu”. Apabila batu tersebut menyumbat saluran kemih
antara ginjal dan kandung kemih, saluran kemih manusia yang mirip selang akan
teregang kuat karena menahan air seni yang tidak bisa keluar. Hal itu tentu
menimbulkan rasa sakit yang hebat.

11
SISTEM REPRODUKSI

A. Sistem Reproduksi pada Pria


Organ reproduksi Luar:
- Penis
- Kantung zakar (scrotum)
- Testis/buah zakar
Organ reproduksi dalam:
- Epididimis
- Saluran sperma/vas deferens
- Kelenjar prostat dan kelenjar cowper

Spermatogenesis
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut
spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk
spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli yang berfungsi memberi makan
spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang
berfungsi menghasilkan testosteron. Proses pembentukan spermatozoa
dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon.
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle
Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH
merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa
pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH
merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein)
yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis.
Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2
hari.
Proses Spermatogenesis : Spermatogonium berkembang menjadi sel
spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit
sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid,

12
spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis
sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron)
tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk
memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.
Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen
atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 –
400 juta sel spermatozoa.

B. Sistem Reproduksi pada Wanita 


Organ reproduksi Luar:
- bibir kemaluan
- klitoris
- vagina
- lubang saluran kencing
- lubang saluran vagina
- selaput dara (himen)
- kelenjar bartholi
Organ reproduksi dalam:
- Ovarium
- Oviduct/tuba fallopi
- Uterus/rahim.

Oogenesis
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium.
Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit
primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian
mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara
meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu
badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang

13
lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang
menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar
dari badan polar kedua.
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan
hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum.
Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf,
Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang
kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang
terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH
untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian
menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan
LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak
membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses
oogenesis mulai kembali.
Catatan : Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan
pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya
berlangsung sampai umur sekitar 45 – 5O tahun. Seorang wanita hanya mampu
menghasilkan paling banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium
seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit
primer.

Siklus Menstruasi
Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya.
Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan
(menstraasi). Menstruasi terjadi secara perfodik satu bulan sekali. Saat wanita
tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi pun
menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali. Masa ini disebut
menopause.
Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia
lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi
pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh,

14
sedangkan pada siklus estrus, jika tidak terjadi pembuahan, endomentrium akan
direabsorbsi oleh tubuh.
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula
setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14
terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh
hormon FSH. Pada seat tersebut sel oosit primer akan membelah dan
menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf
yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang
keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang
perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu
menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan
memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel
Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu
di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang folikel
yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan
kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan
endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya
embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi
menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan
menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi
kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya
akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini
disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron,
maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.

Pembentukan Embrio
Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba
fallopii, terjadilah zigot, zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat,
delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula, di dalam
morula terdapat rongga yang disebut blastosoel yang berisi cairan yang
dikeluokan oleh tuba fallopii, bentuk ini kemudian disebut blastosit. Lapisan
terluar blastosit disebut trofoblas merupakan dinding blastosit yang berfungsi

15
untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta),
sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan
calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi
(perlekatan dengan dinding uterus).
Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga
uterus, hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal,
lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air
susu (uterin milk) sebagai makanan embrio.
Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus
(melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon
ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen
dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian
menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas
daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari
fertilisasi.
Pembuatan Lapisan Lembaga. Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan
jaringan di sebelah luar disebut ektoderm, di sebelah dalam endoderm. Endoderm
tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan penuh. Dengan demikian
terbentuklah usus primitif dan kemudian terbentuk Pula kantung kuning telur
(Yolk Sac) yang membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak
berguna, maka tidak berkembang, tetapi kantung ini sangat berguna pada hewan
ovipar (bertelur), karena kantung ini berisi persediaan makanan bagi embrio.
Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm.
Ketiga lapisan tersebut merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian
tubuh manusia akan dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut. Ektoderm akan
membentuk epidermis kulit dan sistem saraf, endoderm membentuk saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan, mesoderm membentuk antara lain rangka,
otot, sistem peredaran darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.

16
Membran (Lapisan Embrio). Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :
a. Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)
Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi
persediaan makanan bagi hewan ovipar, pada manusia hanya terdapat
sedikit dan tidak berguna.
b. Amnion
Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio
mengapung, gunanya melindungi janin dari tekanan atau benturan.
c. Alantois
Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan
sisa metabolisme. Pada mammalia dan manusia, alantois merupakan
kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yaitu bagian
yang akan berkembang menjadi tall pusat.
d. Korion
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan
trofoblas. Jonjot korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian
tangkai badan, pada tangkai badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah
dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua membran dan
plasenta terbentuk maka embrio disebut janin/fetus.

Plasenta atau Ari-Ari. Plasenta atau ari-ari berbentuk seperti cakram dengn
garis tengah 20 cm, dan tebal 2,5 cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan
lahir tetapi pada waktu hari 28 setelah fertilisasi, plasenta berukuran kurang dari 1
mm. Plasenta berperan dalam pertukaran gas, makanan dan zat sisa antara ibu dan
fetus. Pada sistem hubungan plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan
darah janin, meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui penghalang (barier)
berupa jaringan ikat dan masuk ke dalam darah janin.

17

Anda mungkin juga menyukai