Anda di halaman 1dari 25

MEMBANGUN CITRA DIRI

PENYULUH PENDAMPING
Dalam sudut pandang siapapun, kehadiran
sebuah profesi sudah selayaknyalah bila
dimaknai sebagai ‘’way of life’’ atau jalan
hidup. Potret ideal tersebut akan membawa
kita pada sebuah tahapan termulia dalam
sebuah pengabdian kehidupan, sangat
mungkin konteks yang dimaksud adalah
profesionalisme
 Demikian juga sejatinya yang wajib
dijadikan sebagai sebuah ‘’rule’’ oleh
para penyuluh pertanian . Status dan
kedudukan seorang penyuluh tidak saja
mengikat dan terikat secara formal
(sebagai pns misalnya) atau hirarki antara
atasan dan bawahan dikantor, seorang
penyuluh harus ‘’membentuk dan
dibentuk’’ oleh kondisi sosiologis.
 Kondisi sosiologis yang dimaksud adalah aneka
ragam warna masyarakat yang berada dalam
ruang lingkup tanggungjawab dan
pengarahannya. Sebuah Pra-kondisi yang
sangat buruk yang membuat para penyuluh
tidak mampu berbuat maksimal adalah stigma
‘’demam pakar’’, dalam artian setiap penyuluh
telah membangun dasar pemikirannya sendiri
bahwa mereka adalah ‘guru’ atau ‘dosen’ atau
bahkan ‘’profesor’’ ketika berinteraksi dengan
masyarakat (petani).
 Terdapat satu hal yang gagal dipahami secara
‘’berjamaah’’ oleh penyuluh pertanian yakni
mereka sebenarnya kurang mengenali karakter
petani di wilayahnya. Proses transformasi
pengetahuan teknis selalu menjadi ‘’jurus
andalan’’ ketika mereka berada di tengah-
tengah masyarakat tani. Dalam pandangan dan
pengalaman fakta-fakta tak terbantahkan yakni
“ SEBAGAI APLIKATOR PETANI JAUH
LEBIH TAHU DAN AHLI TENTANG HAL
TEKNIS “ dibandingkan penyuluh.
 Kelebihan seorang penyuluh hanya berada
pada dua tataran saja yakni back ground
pendidikan formal dan istilah ‘teknis’
yang justru sering gagal dipahami oleh
petani. Pengalaman membuktikan bahwa
mereka petani hanya perlu ‘’diperlakukan
sebagai sahabat,
teman,adik,kakak,bapak,ibu, kakek atau
nenek. Bila boleh meminjam istilah
Filsafat Antropologis orang Bugis maka
konsep utama yang wajib dipahami para
penyuluh adalah konsep ‘’sipakatau’’.
 Dalam benak anda mungkin
berkata….’’jadi apa manfaat ilmu
pengetahuan yang saya dapat di bangku
kuliah’’?.hal tersebut tidak akan sia-sia,
namun seluruh ilmu pengetahuan
dibidang pertanian, perikanan,
perkebunan dan peternakan yang pernah
anda dapatkan tidak akan mampu
ditransformasi ke petani bila anda gagal
‘’menguasai aspek sosio-psikologis’’
mereka sebelumnya.
             Akan banyak hal yang didapatkan
bila kita sebagai penyuluh ‘’berguru’’
kepada petani.. Seorang penyuluh yang
mengerti filosofi ideal dari profesinya
akan sangat menikmati intensitas
interaksinya dengan petani.
            
 Kondisi ini tentu haruslah dapat di
imbangi oleh para penyuluh. Kreatifitas
menjalin komunikasi menjadi salah satu
pra-syarat mutlak bila ingin menawarkan
program kepada petani. Bentuk-bentuk
komunikasi yang dimaksud haruslah
bersumber pada sebuah penelusuran
karakter tiap komunitas yang ada. Varian
atau deviasi prilaku disadari tetap ada
namun itu sangat kasuistik dan tidak
subtantif sifatnya.
 Dalam konteks membangun citra diri penyuluh
pemdamping anda harus dapat
mengiplementasikan hal-hal sebagai berikut :
 1.Hindari memakai baju dinas atau baju yang
terkesan mewah bila melakukan pertemuan
dengan kelompok tani, karena hal tersebut akan
menjadi hambatan psikologis bagi petani dalam
melakukan komunikasi. Gunakan pakaian yang
sama atau mendekati dengan yang mereka
(petani) gunakan.
 2. Hilangkan budaya interaksi pesanan,
dalam artian seorang penyuluh dapat saja
mengunjungi para petani walaupun tidak
memiliki kepentingan pragmatis seperti
kegiatan proyek dan sejenisnya. Para
petani mempunyai sebuah penilaian
tersendiri yang berakhir pada kesimpulan
bahwa para penyuluh hanya datang
mengunjungi petani bila musim proyek
tiba.
 3. Kenali dengan cepat ‘’maping politik’’ di
lingkungan petani. Hal ini penting karena pada
setiap pemerintahan Desa/Kelurahan terdapat
kelompok pro kepala desa / lurah, dan
kelompok penentang (oposisi). Seorang
penyuluh harus menguasai perspektif sosiologi
politik agar mampu berada diantara kedua
kelompok tersebut, agar setiap konflik yang
tercipta dapat diselesaikan dengan cepat.
Bersegeralah membentuk jaringan komunikasi
yang intens dan intim dengan kedua kelompok
yang ada.
 4.’’Berbunyi macanlah dikandang
macan’’. di sini adalah seorang penyuluh
wajib membawa diri sesuai dengan
prilaku masyarakat setempat. Hal ini
berbeda dengan konsep ‘’meniru
prilaku’’, tapi lebih pada pola adaptasi
dengan lingkungan social masyarakat.
Sebagai contoh, bila anda menghadapi
komunitas petani yang memiliki
kebiasaan minum arak , janganlah
‘’berfatwa haram’’ di hadapan mereka,
bila anda sebagai penyuluh tidak
menyukai jenis minuman ini,carilah
alasan bahwa anda punya penyakit yang
sangat disarankan oleh dokter untuk tidak
mengkonsumsi minuman keras.
 5. Hindari konsep pemikiran egosentris, dalam
artian hindari jawaban-jawaban memvonis
dihadapan petani. Misalnya pada saat mereka
bercerita tentang teknik bertani mereka selama
ini, walaupun anda tahu bahwa cara tersebut
dalam pandangan dan pengertahuan anda salah,
namun berpantanglah mengatakan ‘’itu salah
pak, ini salah pak’’, biarkan mereka bercerita
dengan leluasa dan bebas. Alihkan pembicaraan
terlebih dahulu ke hal-hal yang sifatnya sangat
mereka sukai. Misalnya sanjunglah
keberhasilan anak mereka dalam bidang
pendidikan, kagumi luas lahan dan status social
mereka dan hal-hal lain yang dapat mengangkat
citra diri mereka.
 Barulah setelah hal itu, anda masuk ke arah
pembicaraan tentang teknik bertani mereka yang
salah dalam pandangan anda. Pengalaman saya
mengadvokasi petani membuktikan bahwa teknik ini
sangat efektif. Logika filosofis yang kita gunakan
adalah ‘’tak seorangpun anak cucu adam yang tidak
suka di puji….dan ketika anda telah berhasil
menyentuh dan mengangkat citra diri dan prestise
seseorang, maka mintalah apapun kepadanya dan jika
anda meminta nyawa mereka sekalipun maka
mungkin mereka tidak akan berkata ‘’saya tidak
mau’’…tapi mungkin mereka kan berkata ‘’mintalah
yang lain selain nyawa saya,maka pasti akan saya
berikan’’. ini hanyalah deskripsi simbolik-hiferbolik
betapa hal ini teramat sangat penting untuk dipahami
dan dilaksanakan.
 6. Buatlah secara berkala prosentase
intensitas interaksi  anda dengan petani,
hal ini penting sebab dalam banyak kasus
terdapat komunitas masyarakat yang
‘’sangat penurut’’ dan sangat minim
kelompok oposisi. Lebih berfokuslah
pada daerah yang memiliki problematika
yang sangat heterogen. Hal ini dapat
menghemat waktu anda sebagai
penyuluh.
 7. Berhentilah melakukan ‘’provokasi’’. hal
yang dimaksudkan disini adalah menghindari
menceritakan keburukan-keburukan yang
terjadi di dalam masyarakat. Hal ini sangat
tidak produktif bila dilakukan oleh penyuluh
sebab akan menciptakan ‘’kelompok oposisi
alamiah’’ bagi penyuluh pertanian. Bila petani
bercerita akan hal-hal seperti yang dimaksud,
penyuluh alangkah baiknya bila hanya menjadi
pendengar yang baik, hal ini tidak berarti diam,
tapi hindarilah posisi ‘’mengiyakan apalagi
memprovokasi mereka dengan pernyataan
keberpihakan’’.
 8. Hindari mengungkapkan hal-hal
negative yang mengarah pada kesalahan
kebijakan terhadap item kegiatan yang
sedang anda sosialisasikan, hal ini akan
berdampak sangat besar terhadap
penilaian mereka akan kompetensi anda
sebagai penyuluh. Setiap pernyataan
minor petani cukup anda inventarisir
secara menyeluruh dan anda jawab
dengan jawaban ‘’semi diplomatis’’.
 Misalnya ketika mereka menyebut bahwa
program SL-PTT tidak tepat sasaran, maka
anda tidak perlu menguatkan pernyataan
mereka dengan mengiyakan namun cukup
anda berdiplomasi dengan pernyataan umum,
misalnya dengan mangatakan ‘’anda sangat
cermat dalam memandang kegiatan ini, petani
seperti andalah yang sangat bermanfaat dalam
menjalin kemitraan dengan kami’’.
Pengalaman membuktikan bahwa jawaban
diplomatis seperti itu sangat ‘’menentramkan’’
para petani yang vocal.
 9.’’Jangan takut berspekulasi’’, dalam
artian, bila anda menghadapi komunitas
petani yang menginginkan jawaban atas
teknik pertanian yang sangat diyakininya
benar dan sudah dilaksanakan dalam
waktu yang lama, maka janganlah takut
berkata…’’itu teknik yang benar dan saya
yakin anda jauh lebih tahu daripada saya’’,
bentuk jawaban seperti ini juga berfungsi
sebagai spirit tambahan.Logika yang
berjalan sangat sederhana bahwa
pernyataan ini berasal dari anda sebagai
penyuluh dan hal tersebut akan diyakini
petani sebagai ‘’alasan penguat’’ bagi
mereka untuk membuktikan bahwa teknik
yang mereka gunakan benar.
 10.’’Temui mereka dalam kondisi
terbaik’’.Hal ini berarti bahwa anda harus
cermat memilih waktu komunikasi yang
baik. Jauh lebih baik bila anda menemui
mereka pada saat mereka tidak berada
dalam kondisi fisik yang lelah. Hal ini
tentu sangat mudah dipahami, sebab
dalam kondisi seperti yang dimaksud,
kestabilan emosional mereka tentu
menjadi kendala utama dalam
berkomunikasi.
 11.’’Hindari analisa komparasi’’, hal
yang dimaksud adalah seorang penyuluh
sedapat mungkin menghindari analisa
memperbandingkan antara seseorang
dengan seseorang,antara kelompok tani
dengan kelompok tani. Hal ini cendrung
dapat melahirkan sebuah terminology
’’gagal’’ dalam pikiran mereka. Vonis
bahwa mereka tidak lebih baik daripada
yang lain akan melahirkan anti pati (sakit
hati) terhadap para penyuluh.
 12.’’Buang kalimat     ‘’Imposible’’ atau
tidak mungkin’’, dalam artian seorang
penyuluh sudah sewajarnyalah bila
senantiasa memberikan sugesti dan aura
positif bagi para petani. Misalnya pada
saat mereka memaparkan sebuah
perencanaan kegiatan pertanian yang
terdengar berat untuk dilaksanakan,
janganlah mengatakan ‘’itu tidak
mungkin’’, tapi berilah mereka semangat
bahwa mereka pasti dapat melakukannya,
jangan ‘’kikir’’ memuji semangat
mereka.Kesankan bahwa dalam
pandangan anda mereka adalah petani
yang sangat mungkin mencapai segala
cita-citanya.
 13.’’Pahami siapa pengambil keputusan
tertinggi secara domestik’’, dalam artian
secara antropologis, keluarga-keluarga
dipehuluan bersifat ‘’Matriarchat’’,
sehingga posisi seorang perempuan (ibu)
dalam proses pengambilan keputusan
menjadi sangat dominan, jadi memahami
karakter dan proses pengambil kebijakan,
akan mampu menolong anda sebagai
penyuluh dalam menganalisa teknik
pendekatan jika anda harus mengambil
persetujuan mereka terhadap program
yang akan anda laksananakan.
 14.’’Pahami isu-isu yang sakral dalam
lingkungan mereka (para petani)’’.Dalam
artian bahwa seorang penyuluh harus
memahami dan mengetahui segala
sesuatu yang ‘’tidak boleh’’ mereka
bicarakan. Hal-hal yang bersifat aib bagi
mereka sudah seharusnya tidak menjadi
‘’bahan obrolan’’.Hal ini tidak dapat
dipandang remeh, sebab akan sangat
mungkin akan menimbulkan resistensi /
penentangan ‘’permanen’’ terhadap
penyuluh, sehingga sebaik apapun
program yang ditawarkan akan mereka
tolak (like this like problem).

Anda mungkin juga menyukai