Anda di halaman 1dari 2

ETIKA PROFESI SEBAGAI SEORANG KONSULTAN

PERTANIAN
Nama: Dedi Pratama / 155040209111005 / Kelas: H
Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menopang kehidupan
masyarakat, karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar
penduduk Indonesia. Pembangunan pertanian ke depan diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam rangka mengurangi kesenjangan
dan memperluas kesempatan kerja, serta mampu memanfaatkan peluang ekonomi
yang terjadi sebagai dampak dari globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia.
Untuk itu diperlukan sumberdaya manusia pertanian yang berkualitas dan handal,
dengan memiliki ciri adanya kemandirian, professionalitas, berjiwa wirausaha
(entrepreneurship), berdedikasi, etos kerja yang tinggi, disiplin dan moral yang
luhur serta berwawasan global. Sehingga petani dan pelaku usaha pertanian
lainnya akan mampu membangun usaha tani yang berdaya guna dan berdaya
saing.
Peran Penyuluh sebagai tenaga teknis edukatif yaitu bertindak sebagai
penyedia jasa konsultan (pendidikan). Termasuk didalamnya penyuluh dapat
melakukan tindakan membimbing, melatih, mengarahkan, dan memberikan
transfer informasi dan teknologi usaha tani. Perubahan perilaku pada 3 domain
utama (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) menjadi bagian tugas yang tidak
terpisahkan dalam peranan penyuluh sebagai konsultan/tenaga pendidikan
pertanian. Sebagai tenaga teknis edukatif, bagaimana seorang penyuluh pertanian
mampu melakukan penyelenggaraan proses belajar mengajar sesuai prinsip-
prinsip POD dan menjadi seorang organisator, dan dinamisator yang mampu
mengarahkan kelompok tani sebagai wahana kerjasama dan sebagai unit produksi.
Selain itu, peran penyuluh sebagai konsultan memberikan kontribusi yang baik
bagi kegiatan penyuluhan terutama upaya penyuluh memahami dan memberikan
solusi bagi petani, baik menyangkut teknik budidaya maupun pemasaran hasil
pertanian.
Etika penyuluh pertanian sebagai tenaga teknis edukatif dapat diartikan
sebagai pegangan untuk berperilaku, ciri-ciri perilaku yang merupakan ciri-ciri
perilaku yang dipergunakan untuk mengidentifikasikan diri sebagai seorang
penyuluh pertanian. Konsultan pertanian dalam menjalankan profesinya akan
mendedikasikan dirinya untuk: mengamalkan kompetensinya, memberikan
layanan yang terbaik, berlaku adil, dan memberikan monitoring dan evaluasi yang
objektif. Etik konsultan pertanian meliputi:
1. Mengutamakan kualitas pelanggan atau konsumen.
2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan konsultan/pengkaji dan terhadap
hasilnya, terhadap dampak dari konsultan/pengkaji untuk kehidupan orang lain
atau masyarakat pada umumnya.
3. Dalam pekerjaan sebagai konsultan/pengkaji dan terhadap hasilnya dalam
melakukan pekerjaannya haruslah menjunjung tinggi hukum, kebenaran dan
keadilan.
4. Menjaga kepercayaan dan melakukan setiap kegiatan dengan sebaik-baiknya.
5. Memberi masukan atau saran yang baik dan benar.
6. Membantu berpikir secara logis, melihat asumsi.
7. Membantu melihat prespektif lain, menambah alternatif.
8. Adanya umpan balik walaupun tidak disukai.
Seorang penyuluh pertanian sebagai tenaga teknis edukatif (konsultan
pertanian) dalam menjalankan tugasnya tidak diperbolehkan melakukan:
1. Arogan dalam memberikan saran atau masukan.
2. Adanya intervensi dengan pihak lain.
3. Memaksakan kehendak dan Manipulatif.
4. Konsisten dalam pemberian masukan dan informasi.
5. Menjelekkan program lain.
6. Tidak menghormati rekan atau konsumen atau pelanggan.
7. Tidak menghormati pengalaman dan kemampuan orang lain.
8. Memanfaatkan orang lain.
9. Memihak dalam melakukan kegitan profesi.

Anda mungkin juga menyukai