Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesikan
makalah Megalomania pada tanggal 8 Mei 2019.

Mengenai maksud dan tujuan dari makalah ini adalah untuk


menyelesaikan tugas mata kuliah Patologi Sosial yang berjudul “Gangguan
Mental”. Makalah ini disusun berdasarkan wawasan yang kami ketahui dan
mencari melalui sumber-sumber.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam membuat makalah
ini. Satu harapan kami trhadap karya tulis ini agar dapat berguna bagi pembaca.
Kami juga meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca atas segala
kekurangan dalam makalah ini.

Medan, 8 Mei 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4

A. DEFINISI MEGALOMANIA ............................................................................... 4


B. SEJARAH MEGALOMANIA .............................................................................. 5
C. GEJALA MEGALOMANIA ................................................................................. 5
D. CIRI-CIRI MEGALOMANIA................................................................................ 5
E. PENYEBAB MEGALOMANIA ............................................................................ 7
F. GAMBARAN KASUS .......................................................................................... 8
G. DAMPAK MEGALOMANIA................................................................................ 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10

A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 10
B. SARAN .................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk sosial, yang kesehariannya selalu berinteraksi


dengan makhluk lainnya. Baik itu sesama manusia atau lingkungan sekitar nya
dari sifat sosialnya inilah yang membawa pengaruh terhadap berbagai aspek
dari kehidupannya, disadari ataupun tidak disadari.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, minimalnya lapangan


pekerjaan dan menurunnya tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap
munculnya masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Masalah sosial yang
sering muncul dalam masyarakat antara lain yaitu gangguan mental. Pada
dasarnya masalah tersebut muncul karena kurang adanya kesadaran pemerintah
dan diri orang yang terlibat dalam masalah sosial tersebut akan dampak negatif
yang timbul dari masalah itu. Disamping itu peran orangtua dan lingkungan
juga diperlukan.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka perlu untuk dibahas lebih lanjut


mengenai definisi Megalomania, sejarah, gejala, ciri-ciri, penyebab, dampak,
dan gambaran kasus Megalomania.

Dalam mempeajari masalah sosial yang ada dalam masyarakat ini semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan, memberikan kesadaran yang
berdampak buruk di tengah masyarakat, mampu untuk ikut berperan aktif dalam
meminimalkan serta mencegah terjadinya masalah sosial masyarakat, serta
berperan aktif dalam mencegah dan menanggulangi masalah sosial di masyaraat
terkhusus pada masalah gangguan mental ‘Megalomania’.

Dengan mempelajari masalah sosial yang ada dalam masyarakat ini


diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua sebagai
mahasiswa.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Megalomania

Megalomania diambil dari bahasa Yunani “megalo” yang berarti “obsesi


besar” dan mania yaitu gangguan jiwa yang berlebihan. Megalomania adalah
kondisi psikologis terkait munculnya obsesi atau khayalan seseorang dalam salah
satu aspek prbadi,seperti kecerdasan, kekuatan fisik, keberuntungan, asal usul
sosial, dan proyek besar yang tidak realistis.

Megalomania adalah suatu kondisi psiko-patologis ditandai dengan fantasi


delusi kekuasaan, relevansi, atau kemahakuasaan. Megalomania, juga bisa
dikatakan sebagai “narcissistic personality disorder”, penyimpangan kepribadian
karena menghargai diri sendiri atau kelompoknya secara berlebihan. Jika,
perilakunya diikuti tindakan anarki, maka bisa dikatakan juga memasuki wilayah
psikopat, sebab telah mengabaikan norma-norma sosial yang berlaku. Mereka
menggunakan norma-norma sendiri hasil dari tafsirnya sendiri.
Secara medis, megalomania didefinisikan sebagai suatu kondidi mental
dimana pasien memiliki delusi mengenai kebesaran diri berlebihan dan perasaan
kebesaran atas dirinya sendiri.

Gangguan kepribadian ini menggambarkan pengidap megalomania sebagai


orang yang mempunyai ambisi pribadi yang melambung tinggi yang dipenuhi
dengan khayalan-khayalan sukses. Selain itu, selalu mencari pujian dan perhatian
Pengidap megalomania sulit menerima kenyataan yang terjadi pada dirinya.
Misalnya kalah dalam pertandingan, tak begitu saja diterimanya. Malah menuduh
pihak lain yang bermain curang terhadap dirinya. Kalaupun tetap dianggap kalah,

4
pengidap megalomania merasa dirinya dizalimi. Dengan demikian, pengidap
megalomania tidak berjiwa besar, karena kebenaran hanya ada pada dirinya
sendiri.

B. Sejarah Megalomania

Megalomania pertama kali diperkenalkan kedalam dunia


psikologi dan psikiatri oleh Sigmund Freud (1856-1939) ia
dikenal sebagai bapak psikologi dan pendiri aliran
psikoanalisis, ia mengatakan bahwa Megalomania termasuk
narcissistic (narsistik), mengagungkan diri sendiri secara
berlebihan. Ia juga berpendapat bahwa penderitanya
memiliki suatu kecenderungan untuk menilai dirinya secara
berlebihan atau menghargai diri melampaui batas.

C. Gejala Megalomania

Berikut ini adalah gejala dari penyakit gangguan mental Megalomania:


1. Memiliki rasa kepentingan yang berlebihan.
2. Memiliki rasa hak dan membutuhkan kekaguman dari orang lain secara
terus-menerus dan berlebihan.
3. Berharap diakui sebagai pemimpin atau atasan yang baik bahkan tanpa
pencapaian yang berarti.
4. Suka membesar-besarkan prestasi dan bakatnya.
5. Percaya bahwa diri mereka lebih unggul dan hanya bisa bergaul dengan
orang yang sama-sama istimewa.
6. Memonopoli pembicaraan dan meremehkan atau memandang rendah
orang-orang yang mereka anggap lebih rendah.
7. Mengharapkan orang lain patuh pada mereka
8. Memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
9. Memiliki ketidakmampuan atau enggan untuk mengenali kebutuhan atau
perasaan orang lain.
10. Berperilaku sombong dan angkuh.
11. Selalu berusaha memiliki hal terbaik daripada semua orang, misalnya:
kantor terbaik

D. Ciri-ciri Megalomania
1. Tidak mau menerima kritik

5
Apapun pendapat orang Megalomania harus didengar. Orang Megalomania tak
mau mendengarkan pendapat orang lain. Dia selalu menganggap dirinya dan
perkataannya yang paling benar. Keputusannya paling tepat, dan tindakannya pasti hebat.
Merasa paling benar sejagat raya kalau sudah berargumentasi. Jika dia dikeritik biasanya
malah menyalahkan orang yang mengkeritik.

Menurutnya, argumen dia ialah yang paling benar. Bagaimanapun keritikan


orang terhadapnya, dia akan tetap berdalih karena merasa dirinyalah yang harus
didengarkan bukan orang lain.

2. Selalu ingin dihargai

Sebagai orang yang mengaku paling hebat dan tak mau dikeritik, pengidap
Megalomania ingin orang sekitar menghargai kerja kerasnya. Sekalipun yang dilakukan
ialah sesuatu yang dapat merugikan banyak orang. Dia tetep ingin dianggap benar oleh
semua orang dan tetap dihargai. Harga dirinya sangat tinggi.

3. Selalu ingin jadi ketua

Karena ingin dihargai dan merasa diri paling benar, maka penderita
Megalomaniakan berpendapat posisi yang paling pantas untuknya adalah posisi teratas
atau sebagai ketua. Dalam pikirannya, dia sudah merasa yang paling sempurna dan
paling benar. Dia menganggap dirinya lah yang pantas untuk memimpin bukan orang
lain.

4. Senang mencari pendukung

Penderita Megalomania memang memiliki kemampuan sebagai pemimpin, maka


itulah dia akan sangat puas jika memiliki pengikut. Dan salah satu kelebihan lainnya
ialah mudah untuk mempengaruhi orang lain untuk menyetujui perkataannya. Dia sangat
senang dan tambah besar kepala jika ada yang mendukung dirinya. Dia sangat senang
bila ada yang meneriakkan dirinya yang paling hebat. Si Megalomania mudah membuat
orang takluk untuk menjadi pendukungnya.

5. Tidak menyadari prinsip hidupnya keliru

Bagi seorang Megalomania, ia merasa dirinya yang paling benar, dan tidak mau
menerima ktirik dan saran dari orang lain. Demi memenuhi egosentrisnya, mereka
cenderung membellokkan kenyataan. Megalomania sangat mempertahankan ide-ide yang

6
dia miliki. Kalaupun diserang oleh orang lain, mereka tidak akan melihat kesalahannya
sendiri dan malahan akan mencari-cari keterikatan dengan ide milik sang lawan.

6. Cenderung berperilaku memberontak atau melawan

Melihat sisi egosentrinya yang berpusat pada diri sendiri, banyak pakar
melihat Megalomania adalah narsisme dalam kondisi ekstrim dikondisi ini, jika
seseorang menentang ide-ide penderita Megalomania ia akan cenderung memberontak
dan menganggap mereka yang menolak ide-idenya itu adalah musuh.

7. Mengabaikan norma-norma sosial maupun norma-norma hukum

Dalam privasi kehidupan mereka, Megalomania suka berkumpul dengan mereka


yang memiliki intelektualits lebu rendah daripadnya. Karena itu, membuat mereka
menjadi merasakan superioritasnya, sebagai gantinya, Megalomania menghindari orang-
orang yang tanpa keraguan melontarkan ide yang berlawanan dan menimbulkan konfik.

Untuk menguatkan hal yang dianggap benar oleh Mefgaomania, mereka cenderung
untuk menantang para pemimpin di lingkungannya dan secara terang-terangan
memusnahkan mereka secara psikologis di depan anggota komunitas maupun kelompok.

8. Norma-norma agama ditafsirkan seenaknya sendiri untuk pembenaran-pembenaran


perilakunya

Para penderita Megalomania adalah mereka mampu menganggap dan mengakui


dirinya sebagai Nabi atau juru selamat dunia ini. Itu dikarenakan superioritas yang
mngarah ke dalam diri mereka sendiri tanpa melihat kenyataan yang ada.

9. Rata-rata Berpendidikan Rendah

Berdasarkan hasil pengamatan ataupun observasi, sebuah kelompok megalomania,


ternyata sekitar 90% berpendidikan rendah (SD atau SMP) dan 9% berpendidikan sedang
(SMA) dan hanya 1% berpendidikan tinggi (D3,S1,S2,S3). Rata-rata mereka
berpengetahuan sedikit atau berwawasan berpikir yang sempit.

E. Penyebab Megalomania

Megalomania antara lain muncul dari seseorang atau beberapa orang yang
mempunyai cara berlogika yang keliru, atau tujuannya benar tetapi caranya salah,
dan merasa dirinya atau kelompoknya sebagai sebuah komunitas yang paling
hebat. Semua orang yang berbeda pendapat akan dihadapinya dan diperlakukannya
dengan kekerasan. Mereka merasa semua yang dilakukannya itu benar. bahkan
mempunyai keyakinan, berani mati demi kebenaran versi mereka.

7
F. Gambaran Kasus

 Adolf Hitler

Pemimpin Jerman sejak tahun 1934-


1945 sekaligus pembentuk partai Nazi
(Nationalsozialistiche Deutsch Arbeiterpartei
(NSDAP)). Kebijakan Hitler yang supermasis
dan termotivasi oleh ras mengkibatkan
kematian sekitar 50 juta orang selama perang
dunia II, termasuk 6 juta kaum Yahudi dan 5
juta etnis “non arya” yang pemusnahan
sistematisnya diperintahkan oleh Hitler dan
rekan-rekan terdekatnya.
 Joseph Stalin
Pemimpin Uni Soviet era 1920-an dan partai Komunis.Pada tahun 1924,
Stalin tampil menjadii pemimpin baru Uni Soviet, menggantikan Vladimir
Lenin. Di bawah rezim Stalin, “Sosialisme dalam Satu Negara” menjadi asas
utama dari dogma partai, dan kebijakan ekonomi baru yang dicanangkan oleh
Lenin, digantikan dengan ekonomi terpimpin yang tersentralisasi.

Pada tahun 1932-1933 Uni Soviet mengalami bencana kelaparan akibat


bidang produksi pangan yang terpuruk. Guna mengenyahkan pihak-pihak
yang dianggap “musuh-musuh kelas pekerja”, Stalin melancarkan gerakan
“Pembersihan Besar-Besaran” yang mengakibatkan lebih dari sejuta orang
dipenjarakan dan sekurang-kurangnya 700.000 orang dihukum mati antara
1934-1939.

 Idi Amin Dada Oumee

8
Presiden Uganda ke-3 menjabat di era 1970-an. Beliau bertindak sebagai
seorang diktator dalam memimpin Uganda. Idi Amin dikenal sebagai ‘jagal
uganda’ karena ia suka membunuh lawan politiknya dan semua orang yang
menentangnya.

Diperkirakan sekitar 300.000 orang terbunuh selama 1971-1979 dan bahkan


memakan sebagian musuhnya. Beliau pun dijuluki The Wild Man of Africa.

G. Dampak Megalomania

1. Susah bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya


2. Tidak bisa berpikir kritis
3. Cenderung berperilaku kriminal
4. Simpatisannya diabaikan
5. Mendapat sanksi sosial

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Megalomania adalah adalah kondisi psikologis terkait munculnya
obsesi atau khayalan seseorang dalam salah satu aspek prbadi,seperti
kecerdasan, kekuatan fisik, keberuntungan, asal usul sosial, dan proyek
besar yang tidak realistis.
b. Sejarah Megalomania, pertama kali diperkenalkan kedalam dunia
psikologi dan psikiatri oleh Sigmund Freud (1856-1939) ditandai
penderitanya memiliki suatu kecenderungan untuk menilai dirinya
secara berlebiha atau menghargai diri melampaui batas.
c. Megalomania muncul dari seseorang atau beberapa orang yang
mempunyai cara berlogika yang keliru
d. Megalomania selalu merasa dirinya atau kelompoknya sebagai sebuah
komunitas yang paling hebat. Semua orang yang berbeda pendapat akan
dihadapinya dan diperlakukannya dengan kekerasan. Mereka merasa
semua yang dilakukannya itu benar. bahkan mempunyai keyakinan,
berani mati demi kebenaran versi mereka.

B. Saran
Dengan selesainya penulisan makalah ini, maka penulis mengharap
kepada pembaca sekiranya menemukan kesalahan pada makalah ini untuk
memperbaikinya. Sebab penulis bukanlah orang sempurna yang tidak lepas
dari sifat kekeliruan, sehingga penulis juga biasa melakukan kesalahan. Dan
jika ada sesuatu yang bisa dijadikan bahan kajian oleh pembaca maka penulis
akan merasa termutifasi. Saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun semangan menulis penulis akan selalu ditunggu oleh penulis.

10
DAFTAR PUSTAKA

Herdyanto, Abraham. 2019. Megalomania: Penyakit Kejiwaan yang Haus Kekuasaan.


https://www.idntimes.com/megalomania/2019 diakses 9 Mei 2019

SisiKreatif.2017. Pengertian dan Penjelasan Megalomania & ciri-ciri Megalomania.


https://www.sisikreatif.com/megalomania-10.html?m=1 diakses 7 Mei 2019

Tribunnews.com.2019. 12 Gejala Megalomaia, Gangguan Kejiwaan yang Ditandai dengan


Obsesi Terhadap Kekuasaan. https://m.tribunnews.com/amp/section/2019/gejala-
gangguan-jiwa?page=2 diakses 8 Mei 2019

Wikipedia. 2018. Adolf Hitler. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Idi_Amin diakses 11 Mei 2019

Wikipedia. 2018. Idi Amin. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Idi Amin diakses 11 Mei 2019

Wikipedia. 2018. Stalin. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Idi_Amin diakses 11 Mei 2019

Yanuar, Taufan. 2015. Megalomania. https://www.taufanyanuar.com/2015/08/apa-itu-


megalomania. diakses 5 Mei 2019

11

Anda mungkin juga menyukai