Anda di halaman 1dari 3

ASAL-USUL PAULUS - PENDIRI AGAMA KRISTIAN

Ulama-ulama Islam sepakat mengatakan bahawa tokoh terpenting dalam agama Nasrani sejak
semula perkembangannya yang ajarannya menyelewing dari ajaran Nabi Isa ialah Paulus
yang semula bernama Saul. Malahan sebahagian ulama-ulama besar agama Islam dengan
tegas menyatakan bahawa apa yang dinamakan agama Nasrani itu lebih tepat dinamakan
Paulinisme (agama Paulus). Betapa besar peranan Paulus dalam agama Nasrani dapat kita
lihat pada kitab kanonik agama Nasrani sendiri iaitu Perjanjian Baru. Di sana terdapat 14
Surat-surat Paulus. Sedang Injil Yahya, Injil Markus, Injil Lukas (murid Paulus) dan Kisah
Rasul-rasul sejak lama dianggap Paulinistis, yakni bersumber ajaran Paulus. Ini bererti
empat-perlima dari Perjanjian Baru itu adalah berjiwa ajaran Paulus. Segala pokok-pokok
penting iman Kristian seperti menganggap Isa adalah Tuhan, atau Anak Tuhan atau Peribadi
Ketuhanan, tentang Tebusan Dosa manusia dalam Penyaliban tentang ajaran Injil untuk luar
Israil juga, tentang tidak usah bersunat, tentang Dosa Warisan dari Adam, tentang cukup
iman pada Penyaliban tanpa amal syariat Taurat dan sebagainya semua bersumber pada isi
Perjanjian Baru yang paulinistis (bercorak ajaran Paulus) itu.

Sekarang marilah kita lihat pribadi Paulus. Siapakah Paulus sebenarnya sehingga ajarannya
dimuliakan oleh umat Nasrani sama seperti ajaran Nabi Isa sendiri atau lebih?

Namanya yang asli ialah Saul, lahir di negeri Tarsus (Asia Keeil) kira-kira 2 tahun sesudah
Masehi. Kerana Nabi Isa lahir tahun 6 sebelum Masehi, maka Paulus kira-kira 8 tahun lebih
muda dari Nabi Isa. Paulus adalah nama Latinnya dari Saul.
Ayahnya berasal suku Benyamin dan masuk golongan Yahudi peranakan, tetapi di negeri
asing melakukan hukum Taurat dengan cermatnya. Pada zaman Paulus kota Tarsus
merupakan kota dagang yang penting dan ramai menjadi kota pelintasan dari Timur ke
Eropah (Rom) pulang pergi. Pada masa itu di kota Tarsus terdapat sebuah Perguruan Yunani,
sejumlah candi dewa-dewa, gedung komedi dan tempat-tempat hiburan lainnya yang disukai
orang-orang Yunani.

Sejak muda Paulus sangat tertarik pada kebudayaan Yunani (Hellenisme) terutama pelajaran
filsafatnya. Dengan demikian terkumpul pada dirinya dua pengaruh, pertama pengaruh
didikan hukum Taurat yang kuat dari keluarganya dan kedua pengaruh kebudayaan Yunani
yang mempengaruhi masyarakat di kala itu. Mengenai ajarannya Paulus juga berguru pada
Gamalil seorang ulama Yahudi yang amat terkenal di Jerusalem.

Persinggungan pengaruh agama Yahudi dengan filsafat Yunani di masa itu adalah umum
meliputi segenap masyarakat Yunani di Asia Barat dan Afrika Utara. Aliran filsafat Yunani
yang amat berpengaruh di kala itu ialah aliran Stoa yang mempertuhankan alam itu
menganggap Tuhan dan makhluk merupakan suatu kesatuan yang sama zat (substansi)nya
dan hanya berbeza di dalam penglihatan bentuk.

Perpaduan antara ajaran filsafat Stoa dengan ajaran agama Yahudi seperti kita lihat pada
Sejarah Filsafat terdapat pada filosuf Yahudi Philo yang menganggap logos dari Stoa sebagai
semacam malaikat yang tertinggi atau Jibril (Ruhul Qudus).

Philo ini hidupnya antara tahun 25 sebelum Masehi hingga 50 sesudah Masehi jadi satu masa
dengan Nabi Isa dan dengan Paulus.
Paulus bukan orang Nazaret dan bukan pula orang Jerusalem jadi bukan orang yang sejak
muda segera dapat berhubungan dengan lingkungan Nabi Isa. Dan memang Paulus bukanlah
murid Nabi Isa, juga bukan pengikutnya, baik di Jerusalem atau di Nazaret. Dia belum pernah
berhadapan muka dengan Nabi Isa, walaupun ada kemungkinan dia pernah melihatnya dari
jauh. Malahan Paulus merupakan musuh dari pengikut-pengikut Nabi Isa dan bertindak
kejam sekali. Dia mengambil peranan penting dalam menganiaya orang-orang Nasrani yang
pertama. Banyak orang-orang Nasrani itu yang dipenjarakannya dianiaya di dalam rumah
sembahyang dan dipaksanya mereka menentang Nabi Isa. Dia menyetujui pembunuhan
terhadap orang-orang Nasrani. Tidak diceriterakan apakah Paulus ikut waktu menangkap dan
membawa Nabi Isa ke tiang penyaliban di bukit Golgota. Tetapi bukan mustahil dia ikut di
waktu itu.

Paulus hingga matinya tidak pernah kahwin dan badannya kurang sihat sering mengganggu
tablighnya*). Tetapi dia adalah seorang pembicara yang baik sekali, apa lagi ditambah
pengetahuannya yang dalam tentang agama-agama Hellenisme (Kisah Rasul-rasul 2 : 39, 25 :
1-12).

Teleologi ialah ilmu yang menyelidiki tujuan segala peristiwa dan kejadian, Pantheisme ialah
aliran filsafat yang menganggap satu zat antara Tuhan dan makhluk.

Dalam surat-suratnya jelas Paulus beraliran filsafat Stoa. Dr. Von Platen dalam bukunya
"Sejarah Filsafat Barat" jilid II muka 5 dengan tegas menyatakan bahawa ajaran Paulus
sangat dipengaruhi filsafat klasik Yunani terutama dari mazhab Stoa itu. Dalam khutbahnya
yang masyhur di Areopagos Athena Paulus mengutip kata demi kata dari penyair Stoa yang
terkenal iaitu Aratos (Kisah Rasul-rasul 17-28): "Kerana kita hidup dalam Tuhan, gerakan-
gerakan kita serta seluruh perwujudan kita terjadi dalam Tuhan".

Menurut Von Platen dan ulama-ulama Barat yang berkecuali maka ajaran Paulus tentang
Tuhan dan makhluk-makhluk adalah berasal dari ajaran teleologi" §) dari mazhab Stoa yang
mempertuhankan alam itu (I Korintus 12 : 12-27).

Umumnya semua ulama Barat bukan semua mengakui adanya perbezaan antara ajaran Paulus
dengan ajaran Nabi Isa. Hanya golongan beragama selalu berusaha untuk mempertemukan
perbezaan itu. Di bawah ini kita kutip saja keterangan dari ENSIE jilid I, muka 326 mengenai
perbezaan-perbezaan ini :

1. Nabi Isa selalu mementingkan dalam khutbah-khutbahnya akan kedatangannya


kerajaan Allah yang akan datang. Sedangkan pada Paulus dititikberatkan pada
kedatangan kembali dari Nabi Isa itu sendiri.
2. Nabi Isa tidak pernah membicarakan tentang dosa warisan. Sedangkan Paulus ada
mengajarkan hal dosa warisan ini (Rum 5 : 12).
3. Nabi lsa mengajarkan tentang pengampunan dari Tuhan atas dasar penyesalan dan
taubat sungguh-sungguh pada perkataan dan perbuatan dari manusia serta dasar
adanya kemahapengampunan daripada Tuhan sendiri. Sedangkan Paulus
menyandarkan pengampunan Tuhan pada penyaliban dari N abi Isa.

Menurut ENSIE walaupun ada hal-hal yang dapat didamaikan antara ajaran Nabi Isa
dengan ajaran Paulus namun orang nyata bersikap tidak jujur terhadap perbezaan-
perbezaan dalam pernyataan Injil kalau orang dalam semua hal mahu
menyesuaikannya secara dibuat-buat.
Selanjutnya dari Perjanjian Baru sendiri kita melihat perbezaan-perbezaan penting
lagi.
4. Nabi Isa tetap mengakui hukum Taurat berlaku bagi pengikut-pengikutnya (Matius 5 :
17, 18). Sedang pada Paulus hukum Taurat telah digantikan dengan iman pada
penyaliban Jesus untuk menebus dosa manusia (Rum 3 : 21-28). Syariat Taurat tidak
berlaku lagi dengan penebusan Isa (Rum 7 : 4-6).
5. Nabi lsa hanya mengajarkan Injil dalam lingkungan Yahudi (Matius 10 : 5, 6 dan
Matius 15 : 24-26). Sedangkan pada Paulus Injil diajarkan pula pada orang-orang
kafir luar Yahudi (Kisah 13 : 46 dan Kisah 14 : 27).
6. Nabi lsa mewajibkan kepada pengikutnya meneruskan hukum Ibrahim tentang
bersunat, sedangkan Paulus tidak mewajibkan lagi bersunat.(Rum 3 : 30 dan lain-
lain).
7. Nabi Isa menyangkal dan menolak dirinya dipertuhankan di samping Tuhan yang
Maha Esa (Matius 7 : 21,22). Sedangkan Paulus mengangkat Nabi Isa sebagai Tuhan
(I Korintus I : 1-9 ; 12 : 3 dan lain-lain), dan menganggap dirinya sendiri sebagai
jelmaan Kristus (Galatia 2 : 19, 20).

Sumber : http://www.topix.com/forum/world/malaysia/T7LTCFR8GS0CTUL7L

Anda mungkin juga menyukai