Menurut
pemakaian kata di kalangan umat Islam adalah
kata
Sehingga kata @ ditempatkan pada kata atau
! sama dengan
! Hal ini
dikuatkan oleh " , bahwa kebanyakan pengaran-pengarang Arab
menempatkan kalimat hikmah di tempat kalimat filsafat, dan menempatkan kalimat
hakim di tempat kalimat failusuf atau sebaliknya Namun demikian, mereka mengatakan
bahwa sebenarnya kata hikmah itu berada di atas kata filsafat
berkata: Failusuf adalah orang yang menjadikan seluruh kesungguhan dari
kehidupannya dan seluruh maksud dari umurnya mencari hikmah yaitu mema'rifati Allah
yang mengandung pengertian mema'rifati kebaikan
mengatakan, hikmah adalah mencari kesempurnaan diri manusia dengan dapat
menggambarkan segala urusan dan membenarkan segala hakikat baik yang bersifat teori
maupun praktik menurut kadar kemampuan manusia
Kemudian Ahli tafsir
mengatakan bahwa hikmah adalah ilmu yang
berhubungan dengan rahasia-rahasia, yang kokoh/rapi, dan bermanfaat dalam
menggerakkan amal pekerjaan
Sementara itu ada yang berpendapat bahwa asal makna hikmah adalah tali kendali untuk
kuda dalam mengekang kenakalannya Dari sini makna diambillah kata hikmah dalam
arti pengetahuan atau kebijaksanaan karena hikmah ini menghalang-halangi dari orang
yang mempunyai perbuatan rendah Kemudian hikmah diartikan perkara yang tinggi
yang dapat dicapai oleh manusia dengan melalui alat-alatnya yang tertentu yaitu akal dan
metode-metode berpikirnya
Apabila melihat ayat-ayat Al-Qur¶an, maka ada beberapa arti yang dikandung dalam
á kata hikmah itu, antara lain adalah:
Untuk memperhatikan keadaan dengan seksama untuk memahami rahasia syariat dan
maksud-maksudnya
á Kenabian
Dengan demikian hikmah yang diidentikkan dengan filsafat adalah ilmu yang membahas
tentang hakikat sesuatu, baik yang bersifat teoritis (etika, estetika maupun metafisika)
atau yang bersifat praktis yakni pengetahuan yang harus diwujudkan dengan amal baik
Sampailah kita pada pengertian Filsafat Islam yang merupakan gabungan dari filsafat dan
Islam Menurut Mustofa Abdur Razik, Filsafat Islam adalah filsafat yang tumbuh di
negeri Islam dan di bawah naungan negara Islam, tanpa memandang agama dan bahasa-
bahasa pemiliknya Pengertian ini diperkuat oleh Prof Tara Chand, bahwa orang-orang
Nasrani dan Yahudi yang telah menulis kitab-kitab filsafat yang bersifat kritis atau
terpengaruh oleh Islam sebaiknya dimasukkan ke dalam Filsafat Islam
"
mengatakan: Filsafat Arab bukanlah berarti bahwa ia adalah
produk suatu ras atau umat Meskipun demikian saya mengutamakan menamakannya
filsafat Islam, karena Islam bukan akidah saja, tetapi juga sebagai peradaban Setiap
peradaban mempunyai kehidupannya sendiri dalam aspek moral, material, intelektual dan
emosional Dengan demikian, Filsafat Islam mencakup seluruh studi filosofis yang ditulis
di bumi Islam, apakah ia hasil karya orang-orang Islam atau orang-orang Nasrani ataupun
orang-orang Yahudi (Fuad Al-Ahwani, Hal 15)
"
# memberikan gambaran sebagai berikut: Bahwa Tuhan memberikan
akal kepada manusia itu menurunkan nakal (wahyu/sunnah) untuk dia Dengan akal itu ia
membentuk pengetahuan Apabila pengetahuan manusia itu digerakkan oleh nakal,
menjadilah ia filsafat Islam Wahyu dan Sunnah (terutama mengenai yang ghaib) yang
tidak mungkin dibuktikan kebenarannya dengan riset, filsafat Islamlah yang memberikan
keterangan, ulasan dan tafsiran sehingga kebenarannya terbuktikan dengan pemikiran
budi yang bersistem, radikal dan umum (Drs Sidi Gazalba, hal 31)
Dengan uraian di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa filsafat Islam adalah suatu ilmu
yang dicelup ajaran Islam dalam membahas hakikat kebenaran segala sesuatu
Banyak di kalangan para ahli berbeda dalam menanamkan filsafat Islam Apakah ia
merupakan filsafat Islam atau filsafat Arab atau ada nama lain dari kedua istilah itu
c$, menyatakan apabila filsafat itu disebut dengan Filsafat Arab, berarti
mengeluarkan orang Iran, orang Afghanistan, orang Pakistan, dan orang India Oleh
karena itu memilih dengan Filsafat Islam Demikian pula orientalis Perancis Courbin,
seorang Islamolog dan kebudayaan Iran, membela dengan Filsafat Islam Sebagaimana
dikatakannya Jika kita mengambil nama Filsafat Arab, pengertiannya sempit sekali
bahkan keliru
Berbeda dengan
, beliau lebih suka memilih pendapat yang
menamakannya Filsafat di dunia Islam, adapun Mauric de Wild, Emik Brehier dan Lutfi
As Sayid menyebutkan dengan Filsafat Arab Pada umumnya pendapat yang
menyebutkan Filsafat Arab beralasan bahwa filsafat itu ditulis dalam bahasa Arab, atau ia
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan menambah unsur-unsur baru dalam bahasa
Arab
Sebenarnya perbedaan istilah tersebut hanya perbedaan nama saja, sebab bagaimanapun
juga hidup dan suburnya pemikiran filsafat tersebut adalah di bawah naungan Islam dan
kebanyakan ditulis dalam bahasa Arab Kalau yang dimaksud dengan Filsafat Arab ialah
bahwa filsafat tersebut adalah hasil orang Arab semata-mata, maka tidak benar Sebab
kenyataan menunjukkan bahwa Islah telah mempersatukan berbagai-bagai umat, dan
kesemuanya telah ikut serta dalam memberikan sumbangannya dalam filsafat tersebut
Sebaliknya kalau yang dimaksud dengan filsafat Islam adalah hasil pemikiran kaum
muslimin semata-mata, juga berlawanan dengan sejarah, karena mereka pertama-tama
berguru pada aliran Nestorius dan Yacobias dari golongan Masehi, Yahudi dan penganut
agama Shabi¶ah, dan kegiatan mereka dalam berilmu dan filsafat selalu berhubungan
dengan orang-orang Masehi dan Yahudi yang ada pada masanya
Namun pemikiran-pemikiran filsafat pada kaum muslimin lebih tepat disebut filsafat
Islam, mengingat bahwa Islam bukan saja sekedar agama, tetapi juga peradaban
Pemikiran filsafat ini sudah barang tentu berpengaruh oleh peradaban Islam tersebut,
meskipun pemkiran itu banyak sumbernya dan berbeda-beda jenis orangnya Corak
pemikiran tersebut adalah Islam, baik tentang problem-problemnya, motif pembinaannya
maupun tujuannya, karena Islam telah memadu dan menampung aneka peradaban serta
pemikiran dalam satu kesatuan Apabila hal ini ditunjang dengan pemakaian buku-buku
yang berasal dari filosuf Islam seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, ataupun Al-Farabi
-%
Telah disebutkan bahwa objek filsafat adalah menelaah hakikat tentang Tuhan, tentang
manusia dan tentang segala realitas yang nampak di hadapan manusia Ada beberapa
persoalan yang biasa dikedepankan dalam mencari objek filsafat meskipun akhirnya tidak
akan lepas dari ketiga hal itu, yaitu:
á Dari apakah benda-benda dapat berubah menjadi lainnya, seperti perubahan oksigen
dan hidrogen menjadi air?
á Apakah jaman itu yang menjadi ukuran gerakan dan ukuran wujud semua perkara?
á Apakah bedanya makhluk hidup dengan makhluk yang tidak hidup?
á Apakah ciri-ciri khas makhluk hidup itu?
á Apa jiwa itu? Jika jiwa itu ada, apakah jiwa manusia itu abadi atau musnah?
á Dan masih ada lagi pertanyaan-pertanyaan lain
Persoalan-persoalan tersebut membentuk ilmu fisika dan dari sini kita meningkat kepada
ilmu yang lebih umum ialah ilmu metafisika, yang membahas tentang wujud pada
umumnya, tentang sebab wujud, tentang sifat zat yang mengadakan Dari sini kita bisa
menjawab pertanyaan: Apakah alam semesta ini wujud dengan sendirinya ataukah ia
mempunyai sebab yang tidak nampak?
Kemudian kita dapat membuat obyek pembahasa lagi, yaitu pengetahuan/pengenalan itu
sendiri, cara-cara dan syarat-syarat kebenaran atau salahnya, dan dari sini maka keluarlah
ilmu logika (ilmu mantiq) yang tidak ada kemiripannya dengan ilmu-ilmu positif
Kemudian kita melihat kepada akhlak dan apa yang seharusnya diperbuat oleh
perorangan, keluarga dan masyarakat, yang berbeda dengan ilmu Sosiologi lebih
menekankan kepada pengertian tentang gejala-gejala kemasyarakatan dan hubungannya,
tanpa meneliti apa yang seharusnya terjadi
Dari uraian ini, maka filsafat sebagai ilmu yang mengungkap tentang wujud-wujud
melalui sebab-sebab yang jauh, yakni pengetahuan yang yakin yang sampai kepada
munculnya suatu sebab Ilmu terhadap wujud-wujud itu adalah bersifat keseluruhan,
bukan terperinci, karena pengetahuan secara terperinci menjadi lapangan ilmu-ilmu
khusus Oleh karena sifatnya keseluruhan, maka filsafat hanya membicarakan benda pada
umumnya atau kehidupan pada umumnya
Dengan demikian filsafat mencakup seluruh benda dan semua yang hidup yakni
pengetahuan terhadap sebab-sebab yang jauh yang tidak perlu lagi dicari sesudahnya
Filsafat berusaha untuk menafsirkan hidup itu sendiri yang menjadi sebab pokok bagi
partikel-partikel itu beserta fungsi-fungsinya Cakupan filsafat Islam tidak jauh berbeda
dari objek filsafat ini Hanya dalam proses pencarian itu Filsafat Islam telah diwarnai
oleh nilai-nilai yang Islami Kebebasan pola pikirannya pun digantungkan nilai etis yakni
sebuah ketergantungan yang didasarkan pada kebenaran ajaran ialah Islam
J
"
&
Proses sejarah masa lalu, tidak dapat dielakkan begitu saja bahwa pemikiran filsafat
Islam terpengaruh oleh filsafat Yunani Para filosuf Islam banyak mengambil pemikiran
Aristoteles dan mereka banyak tertarik terhadap pemikiran-pemikiran Platinus Sehingga
banyak teori-teori filosuf Yunani diambil oleh filsuf Islam
Demikian keadaan orang yang dapat kemudian Kedatangan para filosuf Islam yang
terpengaruh oleh orang-orang sebelumnya, dan berguru kepada filsuf Yunani Bahkan
kita yang hidup pada abad ke-20 ini, banyak yang berhutang budi kepada orang-orang
Yunani dan Romawi Akan tetap berguru tidak berarti mengekor dan mengutip, sehingga
dapat dikatakan bahwa filsafat Islam itu hanya kutipan semata-mata dari Aristoteles,
sebagaimana yang dikatakan oleh Renan, karena filsafat Islam telah mampu menampung
dan mempertemukan berbagai aliran pikiran Kalau filsafat Yunani merupakan salah satu
sumbernya, maka tidak aneh kalau kebudayaan India dan Iran juga menjadi sumbernya
Pertukaran dan perpindahan suatu pikiran bukan selalu dikatakan utang budi Suatu
persoalan dan hasilnya dapat mempunyai bermacam-macam corak Seorang dapat
mengemukakan persoalan yang pernah dikemukakan oleh orang lain sambil
mengemukakan teorinya sendiri Spinoza, misalnya, meskipun banyak mengutip
Descartes, ia mempunyai mahzab sendiri Ibnu Sina, meskipun menjadi murid setia
Aristoteles, ia mempunyai pemikiran yang berbeda-beda
Para filsuf Islam pada umumnya hidup dalam lingkungan dan suasana yang berbeda dari
apa yang dialami oleh filsuf-filsuf lain Sehingga pengaruh lingkungan terhadap jalan
pikiran mereka tidak bisa dilupakan Pada akhirnya, tidaklah dapat dipungkiri bahwa
dunia Islam berhasil membentuk filsafat yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan
keadaan masyarakat Islam itu sendiri
J
Para ulama Islam memikirkan sesuatu dengan jalan filsafat ada yang lebih berani dan
lebih bebas daripada pemikiran-pemikiran mereka yang biasa dikenal dengan nama
filosuf-filosuf Islam Di mana perlu diketahui bahwa pembahasan ilmu kalam dan
tasawuf banyak terdapat pemikiran dan teori-teori yang tidak kalah teliti daripada filosuf-
filosuf Islam
Pemikiran Islam mempunyai ciri khas tersendiri dibanding dengan filsafat Aristoteles,
seperti halnya pemikiran Islam pada ilmu kalam dan tasawuf Demikian pula pada pokok-
pokok hukum Islam (tasyri¶) dan Ushul Fiqh juga terdapat beberapa uraian yang logis
dan sistematis dan mengandung segi-segi kefilsafatan Syekh Mustafa Abdur Raziq
adalah orang yang pertama mengusulkan ilmu Fiqh menjadi bagian dari filsafat Berikut
ini ada beberapa hubungan filsafat Islam dengan Ilmu Tasawuf, Ilmu Fiqh, dan Ilmu
Pengetahuan:
'
Problem yang ada terhadap filsafat Islam, apakah identik dengan Ilmu Kalam? Ataukah
sebagai ilmu yang berdiri sendiri? Apakah ilmu kalam itu sebagai cabang dari filsafat?
Ada beberapa pendapat ahli yang mencoba menjawab pertanyaan di atas antara lain:
á "
%
Ilmu kalam adalah suatu ilmu Islam asli yang menurut pendapat paling kuat, bahwa ia
lahir dari diskusi-diskusi sekitar Al-Qur¶an yaitu Kalam Allah, apakah ia Qadim atau
makhluk Perbedaan pendapat terjadi antra Kaum Mu¶tazilah, pengikut Ahmad bin
Hambal dan pengikut-pengikut Asy¶ari Adapun filsafat adalah istilah Yunani yang
masuk ke dalam bahasa Arab sebagai penegasan Al-Farabi bahwa nama filsafat itu
berasal dari Yunani dan masuk ke dalam bahasa Arab
Pada Abad 2 H, telah lahir filsafat Islam, dengan bukti adanya filosuf-filosuf Islam
seperti Al-Kindi
Di samping itu, di kalangan ahli ilmu kalam sudah ada ahli yang terkenal seperti Al-
Annazam, Al-Jubbai, Abul-Huzail Al-µAllaf Para ahli ilmu kalam ini tidak ada yang
menamakan diri sebagai filosuf Dan ada pertentangan tajam di antara kedua belah pihak
Sebagaimana Al-Ghazali sebagai pengikut aliran Asy¶ariyah yang menulis kitab
Tahafutul Falasifah Namun dari kalangan ahli filsafat, Ibnu Rusyd menjawab terhadap
tuduhan itu dengan menulis: Tahafutul Al-Tahafuit (Inkosistensinya kitab Tahafut)
á c)*
Dia mengemukakan bahwa istilah filsafat Islam adalah untuk arti dari ilmu kalam Ia
lebih lanjut menyatakan bahwa filsafat itu telah lahir dari kebutuhan Islam dan
perdebatan keagamaan dan pada dasarnya mementingkan pengukuhan landasan aqidah
atau mencarikan dasar filosofisnya, ataupun untuk membangun pemikiran-pemikiran
theologi keagamaan