Anda di halaman 1dari 3

Titrasi Asidi Alkalimetri

Asidi Alkalimetri adalah suatu analisis titrimetri yang melibatkan titrasi asam-basa yang
terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam
standar (asidimetri) dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa
lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya ion hydrogen dan
ion hidroksida akan membentuk air sebagai hasil akhir dari reaksi ini. (Basset,J,1994)
Asidi-Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang
berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang
bersifat netral. Netralisasi juga berarti reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton
(basa)
H+ + OH- H2O
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa senyawa
yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Titrasi ini dilakukan sampai dicapai titik
ekivalen atau titik akhir titrasi yaitu titik dimana asam dan basa tepat habis bereaksi. Titik
ekivalen dapat ditentukan dengan menggunakan suatu indikator. (Dedy Anwar)
Indikator adalah suatu senyawa organik kompleks dalam bentuk asam atau basa ynag
mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah
warna dari bentuk satu ke bentuk yang lain padam pH tertentu. . (Dedy Anwar)
Larutan asam apabila direaksikan dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air.
Sifat asam dan sifat basa akan menghilang dengan terbentuknya zat baru yang disebut garam
yang memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya karena hasil reaksinya adalah air yang
memiliki sifat netral, dimana jumlah ion H+ sama dengan jumlah ion OH- maka reaksi tersebut
disebut juga dengan reaksi netralisasi/penetralan.
Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah basa. Untuk itu perlu
ditetapkan titik ekivalensi reaksi. Titik ekivalensi adalah keadaan dimana jumlah mol asam tepat
habis bereaksi dengan mol basa. . (Dedy Anwar)
Salah satu kegunaan dari reaksi netralisasi adalah untuk menentukan konsentrasi asam
basa yang tidak diketahui. Penentuan konsentrasi ini dilakukan dengan titrasi asam-basa. Titrasi
adalah cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan suatu larutan yang sudah
diketahui konsentrasinya. Bila titrasi menyangkut titrasi asam basa maka disebut titrasi asidi-
alkalimetri.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin
dengan titik ekivalen. Keadaan dimana titrasi dihentikan ketika terjadi perubahan warna
indikator. Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana reaksi telah berjalan dengan sempurna yang
biasanya ditandai dengan pengamatan secara visual melalui perubahan warna indikator (Keenan,
1991)
Penetapan kadar Thiamine Hidroklorida merupakan titrasi yang tergolong asam kuat dan
basa kuat karena melibatkan hidrogen klorida dan natrium hidroksida dalam reaksinya, yaitu :
HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Asam dan basa kuat secara lengkap terdisosiasi dalam larutan berair, sehingga konsentrasi ion
hidrogen atau ion hidroksida dapat secara langsung dihitung dari jumlah stokiometri asam dan
basa yang telah dicampurkan. Titrasi asam kuat-basa kuat yaitu menggunakan larutan NaOH
akan menghasilkan garam yang tidak terhidrolisis dalam campuran. Pada titik ekivalen pH
larutan adalah netral. pH lartan akan cepat berubah sehingga indikator yang dapat dipilih adalah
indikator yang akan menunjukkan perubahan warna pada pH 4-10 ( Gandjar, 2007)
Berbagai indikator mempunyai tekanan ionisasi yang berbeda dan akibatnya akan
menunjukan warn apada range pH yang berbeda. (Keenan, 2002). Phenolptalein tergolong asam
yang sangat lemah dalam keadaan yang tidak terionisasi lebih banyak dan memberikan warna
lebih terang karen aanionnya. (Day,1981)
Penentuan titik ekivalen pada titrasi asam-basa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
pertama dengan menggunakan pH meter, yang digunakan untuk memonitor perubahan pH
selama titrasi, kemudian dibuat kurva antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva
titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekivalen. Cara kedua adalah dengan
memakai indikator asam-basa (phenolftalein). Indikator ditambahkan pada titrat sebelum proses
titrasi dilakukan. Proses titrasi dihentikan ketika indikator mengalami perubahan warna karena
telah tercapainya titik akhir titrasi.

THIAMINE HYDROCLORIDIUM
Thiamina Hidroklorida (C12H17N4O5HCl)
Vitamin B1
(BM = 337,27)
Thiamina hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 102 %
C12H17N4O5HCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan dan berbentuk hablur kecil atau
serbuk hablur;putih;bau khas lemah;rasa pahit. Thiamina hidroklorida mudah larut dalam air,
sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam eter P dan dalam benzen P; larut
dalam gliserol P. Thiamina hidroklorida memiliki khasiat sebagaai antineuretikum dan juga
sebagai komponen vitamin B1 kompleks. (Depkes RI, 1979)

Anda mungkin juga menyukai