Anda di halaman 1dari 46

Standar dan Rentang Nilai

Akhlak
Kelompok 2:

Leli Nurlaeli 208 204 122


Leti Andriani 208 204 123
Leti Fitriyanti 208 204 124
Mira Herawati 208 204 125
Leti F..

Leli...

Leti.A...

Mira...
Standar dan Rentang Nilai Akhlak
1. Standar Nilai Akhlak:
Hati Nurani
Konsensus Masyarakat
Petunjuk Tuhan

2. Rentang Nilai Akhlak


Akhlak Terpuji
Akhlak Tercela
STANDAR NILAI AKHLAK
Dengan ukuran atau standar apakah kita
menentukan suatu perbuatan itu masuk pada
kategori baik atau masuk kategori buruk?

Untuk itu kita akan bahas 3 hal yang menunjuk


pada hal berikut, yaitu:
a.Hati Nurani
b.Konsensus Masyarakat
c.Petunjuk Tuhan
Hati Nurani

• Istilah hati nurani atau kata hati disebut juga suara hati

• Menurut Ahmad Amin, suara hati adalah kekuatan


dalam hati yang cenderung pada kebaikan. Mendorong
untuk berbuat baik, menunaikan kewajiban, dan bila
selesai dia merasa senang. Sebaliknya dia
memperingatkan diri dari dari berbuat keburukan. Bila
perbuatan buruk itu tetap dilakukan, menyalahi
kecendrungannya, maka ia tidak senang atas
perbuatannya itu
Sebagai contoh :
Seseorang yang menemukan dompet di pinggir jalan
yang berisi identitas dan sejumlah uang. Saat itu tidak
ada orang yang melihatnya tetapi barang itu ia
kembalikan juga pada pemiliknya.

Apa yang mendorongnya untuk berbuat demikian?


Itulah suara hatinya yang mendorong untuk berbuat
baik dan jika dipenuhi maka muncullah kesenangan
tersendiri di dalamnya.
Nabi saw besabda:
Dosa itu adalah sesuatu yang begerak dalam
hatimu dan engkau merasa tidak senang jika
perbuatanmu itu dilihat orang (al Hadis)
Disamping suara hati yang cenderung pada
kebaikan ada juga bisikan suara yang
cenderung pada keburukan, yaitu suara was
was.

Jadi, dalam diri manusia ada dua


kecendrungan yaitu kecendrungan baik dan
kecendrungan buruk.
Manusia yang baik itu adalah yang memelihara
keinginan suara hatinya, menghidupkan keinginannya
untuk berbelas kasih, adil, dermawan, sabar dan
perbuatan baik lainnya.

Dalam keadaan ini, keinginan pada keburukannya


tertekan, yaitu suara was was. Ketika suara was-
wasnya menang keinginan buruknya terpenuhi dan
senantiasa berada dalam keadaan demikian, maka ia
berubah menjadi orang yang buruk.
Dorongan suara hati bisa berbeda karena
perbedaan tempat dan waktu.

Suara hati bisa tumbuh dengan baik bila


disirami dengan didikan yang baik dan
sebaliknya bisa mati jika diracuni dengan
didikan yang buruk.
Tingkatan Suara Hati
menurut Prof Dr. Ahmad Amin
1. Melakukan kewajiban karena merasa takut
kepada manusia. Rasa ini mendorong
kebanyakan orang untuk menunaikan kewajiban.
Contoh : tidak berdusta karena takut dicela.

Tingkat ini memiliki dua efek, yaitu mereka


mudah dan tidak malu melanggarnya saat sendiri
dan di saat berada pada lingkungan yang buruk.
2. Melakukan kewajiban karena merasa
ada undang-undang, mau sendirian
maupun dihadapan orang banyak.
Contoh: menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya dan menepati
janji yang ia ungkapkan.
3.Melakukan kewajiban karena merasa
seharusnya mengikuti apa yang dipandang
benar oleh dirinya, meskipun hal itu berbeda
dengan pendapat orang lain atau juga menyalahi
dengan aturan yang terkenal diantara mereka.
Tingkatan ini merupakan suara hati tingkat tinggi.

Contoh: para ahli sihir Firaun yang beriman


padahal Firaun belum memberi izin untuk itu.
Paham Intuitionis
Paham intuitonis adalah paham yang
memandang bahwa setiap manusia memiliki
kekuatan intuisi yang dapat membedakan mana
perbuatan baik dan mana perbuata buruk.
Kekuatan pilihan ini sudah ada dalam jiwa kita.

Intuisi merupakan kekuatan rasa yang memberi


tahu kepada hal-hal yang bersifat umum, bahwa
yang benar itu baik dan yang dusta itu buruk.
Ciri-ciri:
a. Suatu perbuatan dipandang baik atau buruk bukan
dari sisi tujuan tetapi karena intuisi kita
menunjukkan demikian.
b. Aturan akhlak bukan sekedar mempersoalkan antara
kenikmatan dan kepedihan belaka, tapi lebih dari itu.
c. Kekuatan suara hati membisikan manusia akan
pentingnya kewajiban. Ada kalanya mengorbankan
kenikmatan tertentu untuk kepentingan
kewajibannya. Kewajiban harus diutamakan.
Konsensus Masyarakat
Dalam setiap kondisi, manusia terpengaruh
oleh tradisi golongan tertentu karena ia hidup
di lingkungan mereka.

Berkaitan dengan ini, ada dua paham:


a. Paham Tradisionalis
b. Paham Hedonis
Paham Tradisionalis
 Memandang bahwa yang menjadi ukuran
kebaikan itu adalah tradisi.
 Tradisi:
-adat kebiasaan yang dimiliki suatu
kelompok masyarakat
-sudah ada sejak lama
-dianggap sebagai suatu kebenaran
-dilanjutkan secara turun-temurun.
Setiap kelompok sosial memiliki adat istiadat tertentu.
Adat istiadat senantiasa bertahan karena dua hal:
a. Pendapat umum : suatu tradisi yang sudah lazim
dilakukan dalam suatu kelompok sosial, contoh:
cara makan, cara berkata-kata, mencela pencuri, dll.
b. Turun temurun. Sebuah tradisi yang sudah
bertahan sejak lama akan sulit diubah karena sudah
terbiasa, contoh : upacara perkawinan, ziarah kubur,
dll.
Menurut paham ini, perbuatan yang baik itu
sesuai dengan tradisi, adat istiadat yang
dimiliki masyarakat, dan perbuatan buruk itu
yang menyalahi tradisi yang dimiliki
masyarakat tertentu.
Paham Hedonis
Suatu paham yang berpandangan bahwa
ukuran kebaikan itu ialah bahagia. Tujuan
mencapai bahagia.
• Perbutan yang mengandung kenikmatan itulah
yang baik. Kenikmatan itulah yang dicari secara
maksimal. Paham ini terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Paham egoistik hedonis dan
b. Paham universalistik hedonis.
a. paham egoistik hedonis
• Mereka mencari kenikmatan sebesar-besarnya untuk dirinya.
• Bila dihadapkan pada kebimbangan dua pilihan perbuatan,
maka hitunglah mana diantara keduanya yang paling tinggi
nilai kenikmatan dan paling rendah nilai kepedihannya.
• Perbuatan mereka diarahkan pada nilai kenikmatan itu.
Keutamaannya terletak pada kenikmatan yang
menyertainya.
• kenikmatannya yang dipusatkan pada dirinya itu bisa untuk
sekarang, esok, dan lusa dan bisa untuk kesenangan fisik,
ketentraman akal, dan ketenangan rohani, dan juga bisa
untuk terpenuhinya sejumlah kebutuhan dirinya.
Sisi kelemahan paham egoistik hedonis

• Bahwa setiap individu itu merupakan anggota


dari satu masyarakat, yang memunculkan hak-
hak dan kewajiban –kewajiban, di dalamnya ada
kepentingan individu, dan kepentingan sosial.
• Di dalamnya ada tarik-menarik kepentingan,
kesenangan diri-sendiri di saat berbenturan
dengan kesenangan orang lain yang bersifat
umum, diutamakan untuk mengorbankan
kepentingan umum untuk kepentingan pribadi.
b. Universalistik Hedonis
• Paham ini memandang bahwa kebaikan itu terdapat
pada kebahagiaan pada sesama manusia.
• Dikala memberi hukum baik atau buruk kepada
suatu perbuatan, diukur berdasarkan tingkat
kenikmatan dan kepedihan yang ditimbulkannya
bagi sesama manusia.
• Menghukum seseorang harus dipertimbangkan
dengan teliti berdasarkan tingkat kemanfaatan bagi
masyarakat umum.
Petunjuk Tuhan
• Menurut paham ini perbuatan yang baik itu adalah
perbuatan yang sesuai dengan petunjuk dari Tuhan
dan perbuatan yang tidak baik adalah perbuatan
yang menyalahi petunjuk-Nya.
• Tuhan memberikan petunjuk-Nya melalui firman-
firman-Nya yang terhimpun dalam sebuah kitab suci.
• Tuhan mengenalkan diri-Nya melaui rangkaian
pesan-pesan yang terhimpun dalam Al-Quran al
Karim dan lebih diurai dalam al Sunnah.
Lanjutan.....

• Penentuan baik dan buruk dalam konteks petunjuk Tuhan adalah


tingkat kesesuaian dengan petunjuk dalam Al-Quran dan al Sunnah.
• Seperti mengenai konsep :
hasanah dan sayiah (16:125, 28:84)
thayibah dan qabihah (2:57)
khair dan syarr (2:158)
mahmudah dan madzmumah (17:79)
karimah (17:23)
birr (2:177).
• Penjelasan tentang sesuatu yang baik menurut ajaran Islam itu lebih
komprehensif mengenai akhlak terpuji, meliputi kebaikan yang
bermanfaat bagi fisik, psikis, ruhani serta kesejahteran di dunia dan
kebahagiaan di akhirat.
RENTANG NILAI AKHLAK
Rentang nilai akhlak merentang dari perbuatan yang
sangat terpuji hingga perbuatan sangat tercela, etis dan
tidak etis.

Pembagian akhlak:
Akhlak terpuji
Akhlak tercela
Akhlak Terpuji
• akhlak terpuji adalah sifat-sifat terpuji yang
memunculkan serangkaian perbuatan-
perbuatan yang terpuji secara konsisten.
Perbuatan terpuji itu adalah perbuatan moderat
(utama), yang berada di tengah antara kedua
ujung ekstrimnya.
• Kekuatan moderat memuat 3 hal, yaitu:
Kekuatan merancang daya beda
Kekuatan keberanian
Kekuatan mempertahankan diri
Contoh -contoh
Kasih sayang
Sabda nabi :
Sayangilah oleh kalian siapa saja yang ada di
bumi, niscaya kalian disayangi siapa saja yang
ada di langit. (HR. At Thbrani dan Hakim)
Adil
Adil berarti proporsional, memperlakukan sesuatu
dengan memihak kepada keseimbangan,
menetapkan hukum secara hak

Qs An Nisa :58
Sesungguhnya Allah menyuruh kalian
menyampaikan amanah kepada yang berhak
menerimanya,dan apabila kalian menetapkan
hukum diantara manusia supaya kalian
menetapkan dengan adil.
Hemat
Hemat berarti menggunakan sesuatu secara
proporsional dan tidak berlebihan.
Allah Swt. Berfirman dalam Qs al Furqan:67
Orang-orang yang apabila membelanjakan harta,
mereka tidak boros dan tidak pula kikir, tetapi
di tengah-tengah antara keduanya.
Istiqamah
Istiqamah berarti melakukan sesuatu secara
konsisten, setia, tidak mudah mengubah
kegiatan yang sudah dirancang sebelumnya.
Allah berfirman dalam QS al jin: 16
jika mereka istiqamah di atas jalan itu, benar-
benar Kami akan memberi minum kepada
mereka air yang segar.
Memaafkan
Rasulullah Saw. Bersabda, tiga hal yang
termasuk akhlak mulia: menyambung tali
persaudaraan dengan orang yang
memutuskannya, memberi kepada orang yang
tidak mau memberi kepadamu, dan
memaafkan orang yang menzalimimu (al
Hadis)
Membalas Budi
Sangat wajar suatu perbuatan yang baik itu
dibalas dengan kebaikan pula. Bahkan berbuat
baik itu tidak saja karena ia berbuat baik
kepada kita, tapi karena ia membutuhkan
sesuatu.
4:29
Akhlak Tercela
Akhlak tercela (Akhlakul mazmumah), yaitu
segala tingkah laku yang tercela atau akhlak
yang jahat, dan hal tersebut sangat di benci
oleh Allah SWT.
Akhlak tercela adalah semua sifat dan tingkah
laku yang berbeda atau berlawanan, bahkan
bertentangan dengan sifat-sifat yang telah
disebutkan pada bagian terdahulu (akhlak
mulia)
Allah swt dalam Qs. As-Shad: 45 – 46
)45(‫ار‬ ‫ص‬ َ ْ
‫ب‬ َ ‫أْل‬ ‫ا‬‫و‬َ ‫ي‬ ‫د‬
ِ ْ
‫ي‬ َ ‫أْل‬ ‫ا‬ ‫ي‬ِ ‫ل‬‫و‬ُ‫وب أ‬
َ ُ‫ق َويَ ْعق‬َ ‫َو ْاذ ُكرْ ِعبَا َدنَا إ ْب َرا ِهي َم َوإِ ْس َحا‬
ِ
ِ ‫ص ٍة ِذ ْك َرى ال َّد‬
)46(‫ار‬ َ ِ‫إِنَّا أَ ْخلَصْ نَاهُ ْم بِ َخال‬
Artinya: “dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim,
Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-
perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. (45)
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan
(menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang
Tinggi Yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada
negeri akhirat”(46). (Qs. As-Shad: 46)
– ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللَا‬:‫ال‬ َ َ‫ َع ْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ – رضي هللا عنه – ق‬- •
‫ فَإِ َّن اَ ْل َح َس َد يَأْ ُك ُل‬,‫ إِيَّا ُك ْم َو ْال َح َس َد‬- – ‫صلى هللا عليه وسلم‬
‫ب – أَ ْخ َر َجهُ أَبُو َدا ُو َد‬ َ َ‫ َك َما تَأْ ُك ُل اَلنَّا ُر اَ ْل َحط‬,‫ت‬
ِ ‫اَ ْل َح َسنَا‬
• 1479.       Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda: “Jauhilah sifat hasad, karena
hasad itu memakan (pahala) kebaikan
sebagaimana api memakan kayu bakar.”
Riwayat Abu Dawud.
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati,
ujub, dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka
buruk), dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat
mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri,
orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya
sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk masyarakat yang
berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada bumi
ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum
ayat 41 yang berarti: "Telah timbul pelbagai kerusakan dan bencana
alam di darat dan di laut dengan sebab apa yang telah dilakukan oleb
tangan manusia. (Timbulnya yang demikian) karena Allah hendak
merusakan mereka sebagai dari balasan perbuatan-perbuatan buruk
yang mereka lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan bertaubat)".
Sebab-sebab kemerosotan akhlak
Akhlak, memiliki sebab-sebab yang dapat menjadikannya tinggi dan mulia, dan sebaliknya juga
mempunyai sebab-sebab yang dapat menjadikannya merosot dan jatuh ke dalam keterpurukan.
Di antaranya yaitu :
•Lemah Iman
•Lemahnya iman merupakan petanda dari kerendahan dan rusaknya moral, ini disebabkan kerana
iman merupakan kekuatan (untuk membina akhlak) dalam kehidupan seseorang.
•Tabiat/ watak asli
•Ada sebagian orang yang memang memiliki tabi'at/watak asli yang buruk, rendah, suka iri dan
dengki terhadap orang lain. Tabi'at ini lebih mendominasi pada diri orang tersebut, sehingga
terkadang pendidikan yang diperolehnya sama sekali tidak mempengaruhi perilakunya.
•Lingkungan
•Lingkungan memberikan dampak yang sangat kuat bagi perilaku seseorang, karena seperti
dikatakan pepatah bahwa seseorang adalah anak lingkungannya. Kalau dia hidup dan terdidik
dalam lingkungan yang tidak mengenal makna adab dan akhlak serta tidak tahu tujuan hidup
yang mulia, maka akhlaknya akan rusak sebagai mana hasil didikan lingkungannya.
Bahaya Akhlak Tercela
1. Terhalangnya ilmu agama karena ilmu itu cahaya yang diberikan Allah di dalam hati, dan
maksiat mematikan itu.
2. Terhalangnya rezeki, seperti dalam hadits riwayat Imam Ahmad, "Seorang hamba bisa
terhalang rezekinya karena dosa yang menimpanya.“
3. Perasaan alienasi pada diri si pendosa yang tiada tandingannya dan tiada terasa kelezatan.
4. Kegelapan yang dialami oleh tukang maksiat di dalam hatinya seperti perasaan di
kegelapan malam.
5. Terhalangnya ketaatan.
6. Maksiat memperpendek umur dan menghapus keberkahannya.
7. Maksiat akan melahirkan maksiat lain lagi, demikian kata ulama salaf: Hukum kejahatan
adalah kejahatan lagi sebagaimana kebaikan akan melahirkan kebaikan lagi.
8. Orang yang melakukan dosa akan terus berjalan ke dalam dosanya sampai dia merasa
dirinya hina. Itu pertanda-tanda kehancuran.
9. Kemaksiatan menyebabkan kehinaan. Dan kebaikan melahirkan kebanggaan dan kejayaan.
10. Maksiat merusak akal, sedang kebaikan membangun akal.
Contoh
• Riddah

Riddah merupakan salah satu perbuatan yang sangat dilarang agama.


Secara bahasa riddah artinya kembali. Artinya, kembali dari agama islam
menuju agama lain dan berpaling pada kekufuran baik dengan niat, ucapan
maupun tindakan. Perilaku riddah dikenal dengan murtad. Seseorang yang
melakukan riddah berarti ia telah membuat sekutu kepada Allah.
Menyekutukan Allah SWT merupakan dosa yang sangat besar sehingga
tidak diampuni. Perhatikan ayat yang artinya :"Sesungguhnya Allah SWT
tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan
Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia
kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah SWT, maka sungguh dia
telah berbuat dosa yang besar." (Q.S. An Nisa :
148).
• Berlebihan

Dalam ajaran islam, berlebihan diistilahkan dengan israf atau berbuat mubazir.
Perbuatan mubazir sangat dilarang dalam ajaran agama dan termasuk dosa besar.
Larangan bersikap berlebihan tertuang dalam dalil yang berbunyi :".......makan
dan minumlah tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah SWT tidak menyukai
orang yang berlebih-lebihan." (Q.S Al A'raf 31).

Bersikap berlebihan dilarang baik itu dalam ucapan, sikap, berbusana, makan, dan
lainnya. Berlebihan dilarang karena mengandung beberapa akibat negatif yaitu :
1. Membiasakan menjadi rakus.
2. Cenderung tidak peduli terhadap orang lain.
3. Terbiasa boros.
4. Jiwa dan jasmani akan rusak dan terancam.
5. Menjadi malas beribadah.
• Gibah

Gibah artinya menggunjing. Menggunjing berarti perbuatan membicarakan orang lain


dengan cara melontarkan isu-isu negatif dengan mencari kesalahan-kesalahan tertentu,
untuk disampaikan kepada orang lain.

Dalam ayat-ayat Alquran kita diingatkan untuk menjauhi perbuatan gibah, misalnya pada
ayat yang artinya :"Wahai orang-orang yang beriman ! Jauhilah banyak dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan
orang lain dan janganlah ada diantara kamu menggunjing sebagian yang lain...."(Q.S Al
Hujarat 12).

Gibah menimbulkan akibat-akibat negatif diantaranya :


1. Menyebabkan fitnah.
2. Menimbulkan perpecahan antarsesama.
3. Menjatuhkan nama baik seseorang.
4. Pemborosan waktu.
• Mengadu Domba

Adu domba merupakan perilaku memecah belah persatuan dan


kedamaian antaraorang atau kelompok dengan menyebar isu
tertentu agar mereka berselisih. Adu domba biasanya dilakukan oleh
seseorang yang hendak mengambil keuntungan dari peristiwa
perpecahan yang terjadi.

Rasulullah berkali-kali mengingatkan kita untuk menjauhi sifat adu


domba. Sehingga kita dianjurkan untuk saling bahu-membahu
menolong antar sesamanya. "Yang dinamakan seorang muslim
adalah yang mampu menyelamatkan saudaranya dari kejahatan
lidah dan tangannya. "(H.R Bukhari dan Muslim).
• Fitnah

Ada banyak dalil dalam Al-quran maupun hadis yang menjelaskan bahaya
bersikap fitnah. Fitnah adalah isu atau tuduhan yang belum terbukti
kebenarannya. Fitnah ini dilakukan agar seseorang menjadi tersudut di
hadapan orang lain sehingga akan mengancam harga diri orang tersebut.

Dalam surat Al Baqarah ayat 191 kita diingatkan bahwa perbuatan fitnah
lebih kejam daripada pembunuhan. Demikian halnya di dalam ayat-ayat
yang lain, misalnya ayat yang artinya :"Dan barang siapa berbuat
kesalahan atau dosa, kemudihan di tuduhkan kepada orang yang tidak
bersalah, maka sungguh dia telah memikul suatu kebohongan dan
dosanya." (Q.S An Nisa 112).
Perbutan tercela itu adalah perbuatan yang memihak pada
salah satu titik ekstrim. Contoh akhlak-akhlak tercela :

• Zalim, berarti aniaya, menghijab hak, kebenaran, dan


kedilan.

• Sombong, berarti menunjukan kebanggaan, kehebatan,


keunggulan diri sendiri, agar orang lain menyangjunnya.

• Dengki, merasa susah di saat orang lain senang dan merasa


senang di saat orang lain susah.
SEPULUH AKHLAK TERCELA MENURUT ULAMA SUFI

Firman Allah swt dalam Qs. As-Shad: 45 – 46 )45(‫ار‬ ُ ‫ْح َاق َويَ ْعقُ َ أ‬
َ ‫ ْب‬xx‫ ْي ِدي َو أْل َا‬xx‫وبولِي أْل َا‬ َ ‫س‬x‫ َوِإ‬x‫ ِهي َم‬x‫ب َْرا‬x‫ َو ْاذ ُكرْ ِعبَا َدنَا إ‬a
ِ ‫ص‬
َ ِ‫إِنَّا أَ ْخلَصْ نَاهُ ْم بِ َخال‬
ِ ‫ص ٍة ِذ ْك َرى ال َّد‬
)46(‫ار‬
Artinya: “dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai
perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. (45) Sesungguhnya Kami telah
mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang Tinggi Yaitu selalu
mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat”(46). (Qs. As-Shad: 46)

• Kurang membaca al-Qur’an 100 ayat dalam sehari


• Masuk masjid, tidak shalat tahyatul masjid
• Datang kesuatu kota di hari Jum’at, tidak shalat jum’at
• Tidak membaca salam dan do’a ketika melewati kuburan
• Datang orang alim tidak mengambil ilmunya
• Tidak saling tegur ketika saling bertemu
• Diundang, tidak datang tanpa alasan
• Pemuda penganggur yang tak mau belajar ilmu dan tata krama
• Kekenyangan, sementara dia tau tetangga lapar tidak diberinya makanan sedikit jua

Anda mungkin juga menyukai