Anda di halaman 1dari 5

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

PEMRAKARSA PT. WASTE MANAGEMENT INDONESIA


NAMA DOKUMEN Pusat Pengelolaan Limbah Industri – B3

NO. PERSETUJUAN & TGL Kep-36/BAPEDAL/07/1993 tanggal : 8 JULI 1993

PENYUSUN DOKUMEN PT. Environment Nusa Geotechnica

DESKRIPSI KEGIATAN Lokasi kegiatan terletak di desa Nambo, kecamatan Cileungsi, kabupaten Bogor, Jawa Barat
dan fasilitas PPLI-B3 ini diapit oleh dua desa, yaitu Nambo dan Bantarjati di sebelah barat
dan lokasi cadangan bahan baku semen milik PT. Semen Cibinong di sebelah Timur. Batas
lahan yang digunakan dalam rencana PPLI-B3 yaitu di sebelah Utara adalah jalan ke bekas
lokasi kuari-A (sesuai dengan batas konsesi wilayah PT. INDOCEMENT), di sebelah Selatan
adalah wilayah PT. Semen Cibinong, di sebelah Barat adalah wilayah kuari-D milik PT.
INDOCEMENT, sedangkan di sebelah Timur adalah tanah milik PEMDA TK. I jawa Barat.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah membangun secara bertahap sebuah fasilitas yang
dapat mengolah dan membuang berbagai jenis limbah bahan berbahaya dab beracun
(fasilitas PPLI-B3) di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Fasilitas pengolahan dan pembuangan
terpadu ini akan didukung pula oleh jaringan pengangkutan limbah untuk melayani industri-
industri penghasil limbah B3. Luas lahan total yang diajukan untuk fasilitas ini adalah 53 ha
yaitu luas lahan untuk fasilitas penyimpanan, pengolahan, kantor, jalan dan fasilitas lainnya
direncanakan sekitar 6 ha. Luas lahan untuk penimbunan limbah (landfill) adalah kurang lebih
30 ha, dan sisanya 14 ha, seluas 5 ha dialokasikan sebagai tambahan daerah hijau.
Kegiatan yang dilakukan adalah pembangunan secara bertahap fasilitas pengolahan dan
pembuangan terpadu berbagai jenis limbah bahan berbahaya dan beracun (fasilitas PPLI-B3)
dan pembangunan jaringan pengangkutan limbah untuk melayani industri-industri penghasil
limbah B3

C:\Documents and Settings\amdal\My Documents\1\abstrak word\Abstrak PT. Waste Management.doc


ISU POKOK 1. Perubahan bentang alam,
2. Iklim mikro,
3. Penurunan kualitas udara dan kebisingan,
4. Pencemaran sumber air dan perubahan kualitas air sungai,
5. Erosi dan sedimentasi,
6. Potensi genangan dan banjir,
7. Tingkat pendapatan penduduk,
8. Sikap dan persepsi masyarakat,
9. Transportasi,
10. Kesehatan masyarakat.

KEWAJIBAN PEMRAKARSA 1. Kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang tercantum dalam dokumen
Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan yang telah
disetujui wajib dilaksanakan
2. Teknologi dan metode pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang terncantum dalam
dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan
yang telah disetujui wajib dikembangkan pelaksanaannya sejalan dengan perkembangan
ilmu dan teknologi dibidang pengelolaan lingkungan
3. PT. Waste Management Indonesia harus melaksanakan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan dengan mengacu pada “performance standard” yang telah disetujui antara
PT. Waste management Indonesia dengan BAPEDAL
4. Setiap 6 (enam) bulan sekali menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan pengelolaan
lingkungan dan pemantauan lingkungan sesuai Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana pemantauan Lingkungan yang telah disetujui
5. Laporan sebagaimana dimaksud pada butir 3 (ketiga) diatas dilaksanakan terhitungh
sejak tanggal berlakunya persetujuan ini
6. Apabila dikemudian hari timbul dampak lingkungan di luar perencanaan yang tercantum
dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL) yang telah disetujui, agar segera dilaporkan kepada BAPEDAL untuk diambil
langkah-langkah yang diperlukan
7. Persetujuan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan bilamana dikemudian hari
terdapat kekeliruan, maka persetujuan ini akan ditinjau kembali.

C:\Documents and Settings\amdal\My Documents\1\abstrak word\Abstrak PT. Waste Management.doc


PENGELOLAAN • Membuat luas daerah aktif landfill sekecil-kecilnya (per modul)
• Minimisasi volume lindi/limbah dengan cara memanfaatkan kembali lindi untuk stabilisasi
limbah
• Pengolahan lindi yang berasal dari sel aktif, air cucian truk pengangkut limbah, serta air
cucianlantai yang terkena ceceran limbah diolah dengan cara pengendapan kimia dan
netralisasi
• Penggunaan electrostatic precipitator yang akan menangkap debu dari cerobong tanur
• Kerjasama dengan pihak sekolah/organisasi keagamaan/kemasyarakatan setempat
untuk memberi penjelasan/penerangan mengenai PPLI-B3
• Mengajak masyarakat meninjau fasilitas PPLI-B3
• Memberikan prioritas pekerjaan dan pelatihan kepada masyarakat setempat sesuai
dengan kebutuhan dan kualifikasi yang dipersyaratkan.
• Menyumbang kegiatan pembangunan desa, seperti fasilitas umum dan sebaginya
• Berperan serta dalam kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan pengembangan
pengetahuan, terutama mengenai lingkungan
• Membina hubungan baik dengan instansi pemerintah daerah, aparat desa dan pemuka
agama setempat dalam pembinaan masyarakat
• Kerjasama dengan dinas kesehatan/puskesmas setempat dalam upaya pengembangan
program kesehatan berupa bimbingan dan penyuluhan melalui posyandu atau rapat desa
• Kerjasama dengan masyarakat sekitar dalam upaya kebersihan/kesehatan lingkungan
• Pengolahan lindi dari sel penimbunan diolah secara kimia dan netralisasi.

C:\Documents and Settings\amdal\My Documents\1\abstrak word\Abstrak PT. Waste Management.doc


PEMANTAUAN 1. Pemantauan terhadap kualitas air sungai Cileungsi, sungai Cilegok dan sungai Ciasahan
dengan tolok ukur dampak sesuai dengan Kep. Gub. Kepala Dati I Jawa Barat No. 38
Tahun 1991 tentang Peruntukkan Air dan Baku Mutu Air pada Sumber Air di Jawa Barat,
Lampiran II, golongan B
2. Kualitas lindi yang dihasilkan ditentukan sesuai dengan kriteria indikator lindi yang
tercantum dalam Standar Kinerja BAPEDAL yaitu parameter Total Organic Carbon/TOC
(filtered), pH, Spesific Conductance, Mangan, Besi, Ammonium (NH4 as N), Khlor (Cl),
Natrium (Na)
3. Kualitas air tanah bebas dipantau dengan tolok ukur sesuai Standar Kinerja BAPEDAL
yaitu temperatur, pH, Arsen, Barium, Kadmium, Cr+6, Cr total, Besi, Timbal, Mangan, Air
Raksa, Nikel, selenium, Seng, Sianida, Flour, Khlorin, Sulfida, Ammonia, Nitrat, Nitrit,
BOD, COD,Methylene Blue Active Subtances (MBAS), fenol, Oil & Grease, TDS, TSS
Tin, Cobalt, Absorbable Organic Halides (AOX)
4. Kualitas udara ambien dipantau dengan tolok ukur sesuai dengan surat Kep.Gub. Kepala
Dati I Jawa Barat No. 660.31/SK/69-BKPMD/82 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Kriteria Pencemaran Lingkungan Akibat Industri, Lampiran II
5. Emisi pembakaraan bahan bakar campuran (waste fuel) dipantau dengan tolok ukur
Standar Kinerja BAPEDAL yaitu parameter Karbon monoksida, Hydrogen chloride,
Hidrogen flouride, Nitrogen oksida, Particulat Matter, Sulfur dioksida, Arsen, Kadmium,
Khromium, Timbal, Air Raksa, Thallium (Tl)
6. Tolok ukur tingkat erosi dan sedimentasi adalah peningkatan kekeruhan yang dapat
dipantau secara visual
7. Tolok ukur kesempatan kerja, yaitu jumlah/persentase tenaga kerja setempat yang
terserap pada kegiatan
8. Pemantauan terhadap persepsi masyarakat yaitu dengan tolok ukur dampak adalah
persepsi masyarakat setempat yang timbul dari waktu ke waktu
9. Pemantauan terhadap kesehatan masyarakat dengan melihat insidensi (IR) penyakit
yang berkaitan dengan pencemaran udara dan air yang diakibatkan oleh kegiatan PPLI-
B3

C:\Documents and Settings\amdal\My Documents\1\abstrak word\Abstrak PT. Waste Management.doc


PETA BATAS WILAYAH STUDI

C:\Documents and Settings\amdal\My Documents\1\abstrak word\Abstrak PT. Waste Management.doc

Anda mungkin juga menyukai