Kelas : XI IPA 1
No.Absen : 29
1. AHMADIYAH
Atas nama Pemerintah Indonesia, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan
Jaksa Agung Indonesia pada tanggal 9 Juni 2008 telah mengeluarkan Surat
Keputusan Bersama, yang memerintahkan kepada penganut Ahmadiyah untuk
menghentikan kegiatannya yang bertentangan dengan Islam.
Di Indonesia Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan semenjak
tahun 1980 tentang "sesatnya Jema’at Ahmadiyah Qadiyah yang berada di luar
Islam", lalu ditegaskan kembali pada fatwa MUI yang dikeluarkan tahun 2005 bahwa
"Aliran Ahmadiyah, baik Qodiyani ataupun Lahore, sebagai keluar dari Islam, sesat
dan menyesatkan".
Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah satu organisasi keagamaan Internasional
yang telah tersebar ke lebih dari 185 negara di dunia. Pergerakan Jemaat Ahmadiyah
dalam Islam adalah suatu organisasi keagamaan dengan ruang lingkup internasional
yang memiliki cabang di 174 negara tersebar di Afrika, Amerika Utara, Amerika
Selatan, Asia, Australia dan Eropa. Saat ini jumlah keanggotaannya di seluruh dunia
lebih dari 150 juta orang. Jemaat Ahmadiyah Internasional juga telah menerjemahkan
l Quran ke dalam bahasa-bahasa besar di dunia dan sedang merampungkan
penerjemahan Al Qur’an ke dalam 100 bahasa di dunia.
Sedangkan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia telah menerjemahkan Al Qur’an
dalam bahasa Indonesia, Sunda, dan Jawa.
Terdapat dua kelompok Ahmadiyah. Keduanya sama-sama mempercayai
bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Isa al Masih yang telah dijanjikan Nabi
Muhammad SAW. Akan tetapi dua kelompok tersebut memiliki perbedaan prinsip.
Ahmadiyah Qadian, di Indonesia dikenal dengan Jemaat Ahmadiyah
Indonesia (berpusat di Bogor), yakni kelompok yang mempercayai bahwa Mirza
Ghulam Ahmad adalah seorang mujaddid (pembaharu) dan seorang nabi yang tidak
membawa syariat baru.
Pemimpin-Pemimpin Ahmadiyah
1. Pemimpin Ahmadiyah sepeninggal Mirza Ghulam Ahmad bernama Nuruddin.
Pemerintah Inggris menyerahkan kepemimpinan Ahmadiyah kepadanya dan
diikuti para pendukungnya. Di antara tulisannya berjudul “Fashlb Al-Khithab“.
2. Pemimpin lainnya adalah Muhammad Ali dan Khaujah Kamaluddin. Amir
Ahmadiyah di Lahore. Keduanya adalah corong dan ahli debat kelompok
Ahmadiyah. Muhammad Ali telah menulis terjemah Al-Qur’an dengan perubahan
transkripnya ke dalam bahasa Inggris. Tulisannya yang lain. Haqiqat Al-Ikhtilaf
An-Nubuwah Fi Al-Islam dan Ad-Din Al-Islami. Khaujah Kamaluddin menulis
kitab yang berjudul Matsal Al-A’la Fi Al-Anbiya serta kitab-kitab lain. Jamaah
Ahmadiyah Lahore ini berpandangan bahwa Mirza Ghulam Ahmad hanyalah
seorang mujadid. Tetapi yang berpandangan seperti ini dan yang tidak, mereka
sama saja saling mengadopsi satu sama lain.
3. Muhammad Shadiq, mufti kelompok Ahmadiyah. Di antara tulisannya berjudul
Khatam An-Nabiyyin.
4. Basyir Ahmad bin Ghulam, pemimpin pengganti kedua setelah Mirza Ghulam
Ahmad. Di antara tulisannya berjudul Anwar Al-Khilafah, Tuhfat Al-Muluk,
Haqiqat An-Nubuwwah.
5. Dzhafrilah Khan, menteri luar negeri Pakistan. Dia memiliki andil besar dalam
menolong kelompok sesat ini, dengan memberikan tempat luas di daerah Punjab
sebagai markas besar Ahmadiyah sedunia, dengan nama Robwah Isti’aroh (tanah
tinggi yang datar) yang diadopsi dari ayat Al-Qur’an: “Dan Kami melindungi
mereka di suatu Robwah Isti’aroh (tanah tinggi yang datar) yang banyak
terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.”
(Qs. Al-Mukminun: 50)
Kesimpulan
Ahmadiyah adalah kelompok sesat yang tidak ada hubungannya dengan Islam.
Aqidah (keyakinan) mereka berbeda dengan keyakinan agama Islam dalam segala
hal. Kaum Muslimin perlu diperingatkan atas aktifitas mereka, setelah para ulama
Islam memfatwakan bahwa kelompok ini kuffur.
2. NII (Negara Islam Indonesia)
Negara Islam Indonesia (disingkat NII juga dikenal dengan nama Darul Islam
atau DI) yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah gerakan politik yang
diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 (ditulis sebagai 12 Syawal 1368 dalam
kalender Hijriyah) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah,
Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru saja
diproklamasikan kemerdekaannya dan ada di masa perang dengan tentara Kerajaan
Belanda sebagai negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara. Dalam
proklamasinya bahwa "Hukum yang berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah
Hukum Islam", lebih jelas lagi dalam undang-undangnya dinyatakan bahwa "Negara
berdasarkan Islam" dan "Hukum yang tertinggi adalah Al Quran dan Hadits".
Proklamasi Negara Islam Indonesia dengan tegas menyatakan kewajiban negara
untuk membuat undang-undang yang berlandaskan syari'at Islam, dan penolakan yang
keras terhadap ideologi selain Alqur'an dan Hadits Shahih, yang mereka sebut dengan
"hukum kafir", sesuai dalam Qur'aan Surah 5. Al-Maidah, ayat 50.
Dalam perkembangannya, DI menyebar hingga di beberapa wilayah, terutama
Jawa Barat (berikut dengan daerah yang berbatasan di Jawa Tengah), Sulawesi
Selatan dan Aceh.Setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi pada 1962,
gerakan ini menjadi terpecah, namun tetap eksis secara diam-diam meskipun
dianggap sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah Indonesia.
Pengikut komunitas Negara Islam Indonesia (NII) memiliki cara sendiri untuk
menunaikan ibadah haji. Dalam Islam, mereka yang menunaikan ibadah haji akan
berangkat ke Tanah Suci Mekah di Arab Saudi. Tapi bagi NII, untuk naik haji cukup ke
Indramayu, ke Pondok Pesantren Al Zaytun. "Ibadah Haji dalam NII itu adalah
perkumpulan NII dari seluruh Indonesia. Semua petinggi kumpul di Indramayu," kata
Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center yang juga anggota NII sejak 2000 sampai 2002,
dalam perbincangan dengan VIVAnews.com,Kamis 28 April 2011.
Puncak ibadah haji dalam Islam jatuh pada 9 Zulhijah. Tapi dalam komunitas NII,
puncak haji jatuh setiap tanggal 1 Muharram. Dalam berhaji bagi Islam ada beberapa
tahapan. Tahapan-tahapan itu antara lain, Tawaf atau tahapan berhaji dengan
mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali. "Kalau di NII, tawaf ini cukup berkeliling
pondok pesantran Al Zaytun yang seluas 1.200 hektar. Saat naik haji di NII, kami
ditunjukkan kebanggaan Al Zaytun dengan kata-kata, inilah Islam," kata Ken. Kemudian,
yang lebih aneh lagi saat proses lontar atau lempar jumrah. Saat naik haji dalam Islam,
proses melempar jumroh dilakukan dengan melempar tujuh buah batu-batu kecil atau
kerikil ke arah tiga tiang di kota Mina, Arab Saudi. "Di NII, melempar jumrah itu
dilakukan dengan tujuh buah sak semen. Menurut petinggi NII, kalau pakai kerikil, kapan
Islam bisa maju," kata Ken. Tujuh buah sak semen itu tidak serta-merta dilempar di Al
Zaytun, tetapi diwujudkan dalam bentuk uang. Berapa harga total dari tujuh sak semen
itu. Dari jumrah tujuh sak semen itu mengalir dana ratusan juta. Ada yang menyumbang
lebih dari harga tujuh sak semen. "Saat ini NII masih dipimpin Panji Gumilang alias Abu
Toto alias Abu Maarif. Posisi Panji Gumilang sebagai Presiden," kata Ken.
Secara organisasi, kekuatan riil dan dianggap lengkap dalam gerakan NII faksi
Komando AS Panji Gumilang hanya ada di teritorial IX (KW IX) yang juga dijuluki
sebagai Dapur Negara. Hal ini bisa dirujuk berdasarkan target perolehan setoran dana
bulanan program mobilisasi dana NII sekitar Rp 10.500.000.000,- (sepuluh miliar lima
ratus juta rupiah) dari total target Rp 14,5 miliar adalah kontribusi dari Wilayah IX, yang
terbesar diantara penyetor dana bulanan NII di wilayah IX adalah daerah Jakarta Timur
yakni Rp 1.160.000.000,- (satu miliar seratus enam puluh juta rupiah), dan yang paling
minim kontribusinya adalah daerah Banten.
Tentang kekuatan pendukung teritorial NII yang sudah dianggap menuju proses
lengkap organisasi teritorialnya adalah seluruh wilayah yang ada di Jawa. Hal ini ditandai
dengan program mutasi aparat NII besar-besaran dari wilayah IX menuju ke seluruh
wilayah Indonesia, sesuai dengan Perpu No. II NII versi AS Panji Gumilang. Yang
dimaksud dengan organisasi teritorial yang lengkap adalah telah memiliki struktur
organisasi dan keaparatan dari tingkat wilayah (Gubernur) hingga tingkat Desa
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
Dalam hal basis massa, daerah yang memiliki massa paling banyak dan kuat
anggota atau warga NII AS Panji Gumilang adalah Derah Jakarta Timur dan Jakarta
Selatan, Depok, Tangerang serta Bekasi dan Banten.
Tetapi menurut data riil dari faksi Insan Hadid yang baru saja memisahkan diri
terhadap kepemimpinan AS Panji Gumilang, hingga tanggal 1 Jumad Al-Uwla 1422 atau
Juli 2001, Kekuatan Aparat (Mas’ul) Teritorial NKA/NII (Al Zaytun) diketahui telah
mencapai sebanyak 15.149 personil Mas’ul (Aparat dari strata Desa hingga Gubernur
Wilayah) dengan kekuatan Ummat pendukung sebanyak 140.069 Personil yang tersebar
di seluruh Jawa dan luar Jawa yang disebut sebagai aparat dan ummat (Thoifah).
Kemudian ditambah dengan aparat yang terdapat dalam Struktur Fungsional, maka total
kekuatan anggota gerakan NII Al Zaytun adalah sebanyak 168.660 Orang.
(Data ini didasarkan data laporan resmi dari data base Al Zaytun yang ditemukan di
lapangan dan hasil kerja sama informasi dari mantan elite NII Al Zaytun dengan
beberapa lembaga resmi pemerintah)
Dalam perkembangan selanjutnya menyusul peristiwa eksodus para kader militan
terlatih di bawah komando Insan Hadid dan Muammar Yasir, kekuatan Al Zaytun kini
setidaknya telah menyusut hampir sekitar 30.000 an anggota dan aparat, baik jajaran
teritorial maupun jajaran fungsional. Tidak ketinggalan pula eksodus dikalangan para
santri Ma’had, karena tidak kurang dari 1700 santri pada liburan kenaikan kelas tahun
2002 ini menyatakan tidak akan kembali ke Ma’had, baik karena alasan mengikuti
keputusan para orang tua atau keluarga yang telah eksodus dan bersikap kontra terhadap
AS Panji Gumilang maupun yang karena alasan beaya tinggi, termasuk diantaranya para
santri yang berasal dari Malaysia. Seperti diketahui dari 5323 jumlah santri angkatan 1s/d
3, 1815 diantaranya adalah berasal dari warga NII.