Kartini
Kartini
1/2.Al-Quran terlalu suci, tdk boleh diterjemahkan kedlm bahasa apa pun.
#Kartini
1/3.Di sini tdk ada orang yg mengerti bahasa Arab. Di sini orang diajar
membaca Al-Quran tetapi tdk mengerti apa yg dibacanya. #Kartini
1/4.Tdk jadi orang sholeh pun tdk apa-apa, asalkan jadi orang yg baik hati,
bukankah begitu Stella?” #Kartini
2.Surat #Kartini kpd E.E. Abendanon, 15 Agustus 1902: Aku berdosa, kitab yg
mulia itu terlalu suci sehingga kami tdk boleh mengerti apa artinya.
3.Untuk ukuran seorang perempuan n ukuran zaman itu (bahkan zaman skrg
sekalipun) pendapat #Kartini ini benar2 sangat kritis berani.
4.Suatu ketika, takdir membawa #Kartini pada suatu pengajian di rumah Bupati
Demak Pangeran Ario Hadiningrat yg juga adalah pamannya
7/4.“Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna n arti
surat pertama yg isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. #Kartini
7/5.Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kpd Allah, namun aku heran tak
habis-habisnya... #Kartini
7/6.... mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan dan
penafsiran Al-Quran dlm bahasa Jawa. #Kartini
7/7.Bukankah Al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera
bagi manusia?” #Kartini
8.Setelah pertemuan itu nampaknya Kyai Sholeh Darat tergugah hatinya. Beliau
kemudian mulai menuliskan terjemah Quran ke dlm bahasa Jawa #Katini
14/1.Sayang, istilah “Dari Gelap Kpd Cahaya” dlm Bahasa Belanda “Door
Duisternis Tot Licht” menjadi kehilangan makna ... #Kartini
14/2... setelah diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan istilah “Habis Gelap
Terbitlah Terang” #Kartini
16/1.Ini tercermin dlm Surat #Kartini kpd Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902:
16/2“Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu
benar-benar satu-satunya yg paling baik, tiada taranya. #Kartini
16/3.Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu
sempurna? #Kartini
16/4.Dapatkah ibu menygkal bahwa dibalik hal yg indah dlm masy ibu tdpt
banyak hal2l yg sama sekali dk patut disebut sbg peradaban?” #Kartini
17.Surat #Kartini kpd Ny. Abandanon, 10 Juni 1902: “Kami sekali-kali tdk
hendak menjadikan murid2 kami menjadi orang2 1/2 Eropa ato orang2 Jawa
Kebarat2an”
19.Bahkan #Kartini bertekad untuk berupaya untuk perbaiki citra Islam yg sll
dijadikan bulan2an n sasaran fitnah.
20.Surat #Kartini kpd Ny. Van Kol, 21 Juli 1902:“Moga2 kami mendapat rahmat,
dpt bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai.”
22.Surat #Kartini kpd Ny. Abandanon, 1 Agustus 1903 “Ingin benar saya
menggunakan gelar tertinggi, yaitu: Hamba Allah (Abdulloh).”
24/1.Surat #Kartini kpd Ny. Ovink, Oktober 1900: “Menyandarkan diri kpd
manusia, samalah halnya dengan mengikatkan diri kpd manusia.
24/2.Jalan kpd Allah hanyalah satu. Siapa sesungguhnya yg mengabdi kpd Allah,
tdk terikat kpd seorang manusia pun ia sebenar2nya bebas”