Anda di halaman 1dari 2

Hal yang Wajib Diingat Para Aktivis

Idul Fitri telah berlalu, minggu-minggu awal syawal pun telah terlewati. Setelah puas
bercengkrama, berkumpul dan bersuka cita bersama keluarga, rutinitas kembali
menanti untuk dijalani. Libur telah usai, kegiatan perkuliahan dan organisasi pun
kembali dimulai. Setelah sekitar 2 minggu libur dijalani, tentu kita akan butuh sedikit
waktu penyesuaian kembali dengan aktivitas setelah masuk kuliah ini.

Kita ambil contoh, misalnya di Universitas Gadjah Mada, setelah aktivitas kuliah
kembali berjalan. Satu demi satu, tugas mulai diberikan oleh dosen. Tugas – tugas
yang diberikan pun tidaklah mudah, diantaranya ada yang harus dikerjakan sampai
dilembur oleh para mahasiswa. Selain tugas-tugas serta jadwal kuliah yang padat,
bagi para aktivis, kewajiban yang harus dijalani tentu ditambah dengan berbagai
rapat-rapat serta program kerja yang harus dijalankan. Pun tugas utama sebagai
manusia, yaitu ibadah, harus kita lakukan setiap hari.

Itu semua pasti membutuhkan stamina yang lebih. Suplemen dan gizi baik pun
harus terpenuhi, terutama bagi para aktivis. Dengan kecukupan gizi, stamina kita
akan cukup untuk menjadi aktivis yang tahan banting. Masalah gizi makanan ini
kadang terlupakan oleh para aktivis. Mereka malah kadang makan seadanya, dalam
artian tanpa memperhatikan masalah gizi. Padahal ini adalah masalah yang sangat
penting dan tidak boleh terlupakan.

Selain itu, masalah kebugaran tidak kalah penting. Kebugaran adalah syarat mutlak
bagi aktivis untuk bisa berkontribusi maksimal. Apa jadinya bila saat aksi, para
aktivis malah loyo dan tidak bertenaga. Kebugaran ini tentunya didapat tidak dengan
instan. Tetapi harus dicapai dengan latihan rutin, berupa olahraga. Olahraga yang
dilakukan tidak perlu berat, yang penting rutin. Dengan olahraga rutin, kesegaran
dan kebugaran tubuh akan senantiasa terlatih dan terjaga. Maka sempatkanlah
olahraga! Kadang dengan aktivitas yang begitu padat, olahraga pun terlupakan.
Padahal olahraga tidak sulit, meluangkan waktu setlah shubuh untuk sekedar
jogging selama 30 menit pun sudah cukup untuk menjaga kebugaran, asal dilakukan
rutin setiap hari. Tetapi, minimal sebulan 2 kali, sempatkan lah juga olahraga yagn
memakan waktu agak lama, misalnya futsal, karena itu abisa melatih kelincahan
tubuh.

Prestasi akademik juga harus menjadi perhatian yang serius. Seyogyanya para
aktivis, selain aktif dalam organisasi dan aktif melakukan aksi di jalan, juga tetap
harus peduli akan kuliahnya. Karena belajar adalah kewajiban, dan kuliah itu adalah
amanah dari orang tua. Menyeimbangkan kedua hal ini, antara akademik dan
keaktivan memang bukan barang mudah, karena itu aktivis harus pandai-pandai
membagi waktunya. Dan memang berkaitan erat dengan hal yang telah disebutkan
di tulisan ini sebelumnya, bahwa utnuk meraih keseimbangan tersebut dibutuhkan
stamina yang prima.
Hal terpenting dalam menjaga stamina, selain hal-hal yang berbau fisik di atas,
tentunya dalam hal psikis. Intinya, dengan jiwa yang kuat dan semangat, maka
otomatis kekuatan dan stamina tubuh akan terdongkrak. Bahkan, dengan semangat
menggebu untuk berkontribusi sekaligus tetap berprestasi secara akademik, rasa
lelah yang datang bisa jadi tidak akan dirasakan. Karena itu, aktivis harus
senantiasa menjaga semangatnya, agar selalu “on fire”. Semangat itu dapat dipupuk
dengan senantiasa meluruskan dan merumuskan niat kontribusi yang jelas bagi
bangsa dan negara.

Masalah Ibadah, hal yang terpenting bagi manusia, juga harus sngat diperhatikan.
Sesibuk apapun aktivitas, Ibadah harus dinomorsatukan. Apalah artinya
berkontribusi bagi bangsa, tapi malah mengorbankan kewajibannya kepada Tuhan.
Jadi, aktivis harus senantiasa menjaga kualitas ibadahnya.

Terakhir, kepekaan sosial, masalah yang juga harus menjadi perhatiaan para aktivis.
Selain rajin rapat dan aksi, aktivis pun harus memperhatikan keadaan sosial di
sekitarnya. Hal paling sederhana misalnya peduli dengan tetangga di sekitar rumah
atau di sekitar kost. Aktivis jangan hanya sibuk dengan dunianya sendiri, tapi juga
harus peduli dengan lingkungan sekitar.

Wahai para aktivis, ingatlah selalu hal-hal di atas! Jadilah aktivis yang ideal!

Fadhilla Tresna Nugraha

Staf Departemen Media Informasi Cendekia Teknika UGM

Anda mungkin juga menyukai