Anda di halaman 1dari 10

Kini, Penduduk Makassar 1,6 Juta Jiwa

Tahun 2009 Bertambah 200 Ribu Jiwa


SENIN, 1 FEBRUARI 2010 | 10:46 WITA

Makassar, Tribun - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Makassar melansir


data angka pertumbuhan penduduk mencapai 200 ribu jiwa selama tahun 2009.

Saat ini, penduduk kota ini mencapai angka 1,4 juta jiwa di malam hari. Di siang hari, penduduk
bisa mencapai angka 1,6 juta hingga 1,7 jiwa. 
Angka ini berbeda dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Makassar yang mencatat jumlah
penduduk hanya 1,2 juta jiwa. 
"Penduduk kota Makassar sekitar angka 1,4 juta-1,5 juta jiwa. Ada pertambahan penduduk 200
ribu jiwa dari tahun 2009 lalu. Data ini sudah dilaporkan ke wali kota," kata Kepala Sub Bagian
Pemberitaan Humas Pemkot, Ridha Rasyid, melalui rilisnya ke Tribun, Minggu (31/1). 
Angka 1,4 juta jiwa diambil berdasarkan jumlah penerbitan kartu tanda penduduk, akta
kelahiran, dan kartu keluarga. 
Lonjakan jumlah penduduk ini dipicu dari implementasi Program IASmo Bebas khususnya
ketika Pemkot tidak memungut biaya administrasi bagi warga yang mengurus dokumen
kependudukannya. 
IASmo Bebas merupakan program andalan Wali Kota-Wawali Ilham Arief Sirajuddin-Supomo
Guntur yang diluncurkan18 Agustus 2009 lalu. Warga yang mengurus kartu tanda penduduk
(KTP), kartu keluarga (KK), dan akta kelahiran tidak perlu mengeluarkan biaya administrasi.
Kadis Kependudukan dan Capil Makassar, Maruhum Sinaga, menyebutkan, sejak program gratis
administrasi kependudukan diterapkan, masyarakat sangat antusias. Sebelum diterapkan, dinas
ini melayani 50 hingga 70 warga tiap hari. 
"Setelah implementasi program ini, rata-rata 200 warga tiap hari mengurus administrasinya,"
kata Maruhum. Bahkan di kantor Kecamatan Panakkukang pernah menembus angka 400 orang
dalam satu hari yg mengurus KTP.(sur)

Minimal 6 Bulan
PEMERINTAH Kota Makassar mengeluarkan edaran kepada ketua-ketua RT dan RW untuk
melakukan seleksi sebelum menandatangani surat pengantar domisili. Edaran serupa juga
disampaikan kepada lurah dan camat untuk tidak sembarangan mengeluarkan surat keterangan
domisili. 
 Dengan program IASmo Bebas, hanya warga yang sudah berdomisili minimal enam bulan yang
bisa mendapatkan surat keterangan. 
"Meskipun IASmo Bebas sudah diterapkan, tapi aparat mulai dari RT/RW tidak boleh seenaknya
menerbitkan surat keterangan domisili. Syaratnya minimal enam bulan menetap
di Makassar baru boleh diberikan surat keterangan," kata Wali Kota Makassar Ilham Arief
Sirajuddin. 
Ilham mengatakan jumlah penduduk di Makassar maksimal 2 juta jiwa. Jika melebihi angka
tersebut akan menimbulkan gejolak sosial dan masalah-masalah pelik lainnya.(sur)
 

Komentar saya terhadap artikel diatas :


Seharusnya pencatatan jumlah penduduk harus dilaksanakan semaksimal mungkin. Agar
pemerintah dapat memberikan jalan keluar jika penduduk Makassar melebihi daya tampung.
Sangat setuju dengan program pemerintah agar ketua RT dan RW melakukan seleksi sebelum
menandatangani surat pengantar domisili.
Makassar Adopsi Sistem Transportasi Massal Jakarta
KAMIS, 19 AGUSTUS 2010 23:45
Makassar, Pemerintah Kota Makasar akan mengadopsi sistem transportasi massal yang diterapkan di
Jakarta karena semakin sulitnya penataan jalur angkutan umum di kota ini. Wali Kota Makassar Ilham
Arif Sirajuddin di Makassar, Kamis, mengatakan bagian tengah lintasan jalan di Makassar akan
dimanfaatkan sebagai koridor satu untuk sarana angkutan massal.

"Bagian tengah jalan akan kami manfaatkan karena lahan tepi jalan sulit diperoleh dari masyarakat,"
kata dia. Dia mengungkapkan, pemanfaatan koridor tengah jalan terpaksa dilakukan karena Pemkot
memiliki keterbatasan anggaran untuk pembebasan lahan milik warga. "Lahan yang akan dibebaskan
itu adalah jalur 'bus way', APBD tidak akan mampu mengakomodasi kalau masyarakat tidak
memberikan dukungan," ucap dia.
Ilham mengeluhkan, pencairan dana infrastruktur jalan dari pemerintah pusat terhambat karena Pemkot
harus menyelesaikan dulu pembebasan lahan sebelum dana proyek itu turun. Dia mengakui,
pemanfaatan pembatas jalur tengah jalan akan merusak tatanan penghijauan karena pembatas jalan
tersebut telah ditumbuhi pohon pelindung.

Namun, pihaknya akan tetap mencari gantinya dengan menanam pohon pelindung di tepi jalan
sehingga kebijakan itu tidak akan merusak tata ruang kota. "Penanaman pohon di tepi jalan sebenarnya
jauh lebih baik karena membantu penertiban tata ruang dan lalu lintas di Makassar," ucap dia.

Dia menambahkan, pihaknya tertarik menggunakan konsep sarana angkutan massal di Jakarta yang
dinilai sesuai dengan kondisi jalan di Makassar. Khusus untuk jembatan penyeberangan dan tempat
persinggahan (halte) dia mengaku akan dibuat lebih lebar sehingga jarak antara koridor dan jalur umum
tidak saling mengganggu. (T.KR-HK/N002)

Komentar saya terhadap artikel diatas :

Dengan adanya ide tersebut, pemerintah harus meminta tanggapan masyarakat Makassar, agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Mengantisipasi Fenomena Kependudukan dan


Ledakan Sosial
17 Jul 2010

SALAH satu masalah yang timbul kembali dalam beberapa tahun terakhir adalah masalah
kependudukan. Kita masih menunggu hasil sensus 2010, berapa jumlah penduduk Indonesia
sekarang. Namun, dari berbagai berita, kita mencatat, bahwa Program Keluarga Berencana kita
agak terganggu dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Kalau terjadi ledakan penduduk, sudah
tentu kita harus mengantisipasi apa yang akan terjadi.

Dengan jumlah penduduk yang semakin besar, sudah tentu akan memerlukan berbagai sarana
pelayanan yang semakin besar pula. Bagaimana proyeksi penyediaan sarana pendidikan,
kesehatan, dan juga lapangan kerja. Dengan semakin besar jumlah lansia, bagaimana kita harus
menyediakan sarana kesehatannya dan juga biaya hidupnya, agar tidak membebani masyarakat.
Perubahan kependudukan seperti itu, untuk masa depan, akan memerlukan biaya yang semakin
mahal. Sebab, biaya sakit semakin mahal, sementara sebagian besar lansia diprediksi tidak
memiliki jaminan kesehatan. Pada tahun 2030, jumlah lansia sudah mencapai 30 juta. Meskipun
masih 20 tahun, kita sudah harus mengantisipasi sejak sekarang. Kalau tidak, bisa saja menjadi
ledakan sosial.

Meskipun demikian, dampak kependudukan seperti itu, sudah terlihat dalam waktu dekat. Kalau
kita gagal menyediakan lapangan kerja, pengangguran akan semakin besar, dan tentu akan ada
dampak sosial yang harus kita antisipasi. Demikian juga sarana pendidikan, disamping
kualitasnya. Keluhan terhadap keduanya sudah ramai terdengar. Masyarakat tampaknya tidak
mampu mengatasi persoalannya sendiri, sehingga riak-riak kecil mulai terdengar. Apalagi,
kenaikan harga bahan pokok juga sudah mulai terdengar. Apakah hal itu disebabkan kebijakan
kenaikan TDL atau oleh gangguan alam, banjir, gempa bumi yang pada akhir-akhir ini juga
banyak terjadi, sudah tentu berdampak pada perekonomian rakyat yang semakin berat.

Berita-berita seperti itu, sudah tentu sangat tidak menggembirakan bagi siapa saja, baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang. Sebab, kalau kita tidak mampu menyelesaikan masalah
itu, berarti wujud kesejahteraan yangdiimpikan sejak berdirinya negara ini semakin sulit digapai.
Indonesia yang selalu digambarkan sebagai negara yang kaya sumber daya alam, tanahnya yang
subur, ternyata belum cukup menjamin terwujudnya kesejahteraan rakyatnya. Kepada siapa kita
harus mengeluh? .

Sudah tentu kepada siapa saja yang sekarang sedang memegang amanah penyelenggaraan
negara. Mereka itu mungkin pemimpin partai politik, yang sedang memegang amanah ikut
memutuskan kebijakan negara, mungkin juga seorang menteri, dan bahkan presiden/wakil
presiden yang memang bertanggungjawab menjawab semua persoalan itu. Masyarakatpun,
sebenarnya tidak lepas dari tanggung jawab. Sebab, kalau ma-syarakat tidak mau tahu, tidak
peduli dengan lingkungannya, upaya memperbaiki kondisi bangsa juga tidak mudah. Apalagi,
kalau hanya memikirkan dirinya sendiri, merasa benar sendiri, sehingga selalu memaksakan
kehendaknya dengan segala cara, termasuk dengan kekerasan. Tanpa kita sadari, sebenarnya kita
ikut merusak bangsa ini.

Komentar saya terhadap artikel diatas :

Kalau terjadi ledakan penduduk, sudah tentu kita harus mengantisipasi apa yang akan
terjadi. Dengan jumlah penduduk yang semakin besar, sudah tentu akan memerlukan berbagai
sarana pelayanan yang semakin besar pula. Kalau kita gagal menyediakan lapangan kerja,
pengangguran akan semakin besar, dan tentu akan ada dampak sosial yang harus kita antisipasi.

Gotong royong warga Menteng Dalam


29 Aug 2010

Got 15 tahun mampet dikeruk

LINGKUNGAN sehat, bersih dan tertata, tentu bukan tanggungjawab pemerintah Semata.
Fasilitas publik yang Sudah dibangun, selayaknya juga mendapatkan perhatian dari masyarakat.
Setidaknya ikut mengawasi dan mengamankan keberadaannya. Ikut menjaga kebersihan dan
kelestariannya.

Itu pula yang dilakukan warga RT 005 RW 01 Kelurahan Menteng Dalam, Tebet, Jakarta
Selatan. Ketika satu saluran air di lingkungan mereka mampet, warga tidak lantas menunggu
Pemda turun tangan. Melalui kerjasama yang melibatkan puluhan warga, saluran air yang sudah
IS tahun tak berfungsi di Jalan Sapta-

Kelingcit itu pun dikeruk.

"Kami berharap kalau saluran air ini difungsikan kembali, lingkungan kami tidak lagi jadi
langganan banjir," ujar Ketua RW 01 Yusuf Wakiani didampingi ketua RT 05 Syamsuddin.

Saluran air tersebut kata Yusuf sebenarnya sudah dibangun permanen. Tetapi, sejak lama saluran
tidak terurus. Sampah dan lumpur menggunung yang akhirnya justeru mematifungsikan saluran
air tersebut.

Imbasnya, warga yang tinggal di lokasi sering kebanjiran. Terutama saat hujan deras mengguyur.
Meski air banjir tersebut sifatnya hanya numpang lewat, tak urung membuat warga sering kere-
potan.

"Jalanan berubah seperti kali. Airnya cukup deras. Repot kalau mau melintas," terang Alia
Rossa, ketua tim pelaksana kegiatan (TPK) RW 01.

PROGRAM PPMK

Maka, melalui kesepakatan warga, tahun ini sebagian dari dana PPMK dialihkan untuk
memfungsikan kembali saluran air sepanjang 1 Km tersebut. Harapannya, kalau saluran air
sudah berfungsi, lingkungan kembali bersih, rapi, dan tidak jadi langganan banjir.

Rossa mengakui meski untuk memfungsikan kembali saluran air merupakan bagian dari program
PPMK,tidak lantas warga masa bodoh. Justru secara bergotong royong warga turun ke lapangan.
Mereka kerja keras, saling bahu membahu untuk membersihkan saluran air. Hasilnya, lebih dari
500. kantong lumpur berhasil diangkat.

"Puasa tidak menghalangi warga untuk turun kerja bakti. Inilah yang menjadi budaya dari warga
di sini," kata Ketua Dewan Kelurahan Menteng Dalam Arfan Sugianto yang ikut mengawasi aksi
kebersihan tersebut.
Refungsi saluran air tersebut memakan waktu cukup lama, lebih dari sepekan. Ini bisa
dimaklumi mengingat timbunan lumpur yang mengubur saluran air nyarissudah rata dengan
tanah. "Kalau tidak digali, orang tidak tahu kalau sebenarnya di lokasi ada saluran air," tambah
Arfan didampingi Sugeng, Ketua TPKK Menteng Dalam.

Kini warga RT 005 RW 01 Kelurahan Menteng Dalam sudah bisa bernafas lega. Saluran air
sudah berfungsi kembali. Setidaknya jika Lebaran kelak turun hujan, warga tidak lagi harus
direpotkan menggulung celana panjang.

Acara saling kunjung dan saling silaturahmi Lebaran diharapkan bisa berlangsung lebih indah
tanpa perlu dihantui rasa takut dis-amperin air banjir, (inung/ si/aw)

Komentar saya terhadap artikel diatas :

Melalui kerjasama yang melibatkan puluhan warga, saluran air yang sudah I5 tahun
berfungsi kembali lingkungan tidak lagi jadi langganan banjir. Melalui kesepakatan warga, tahun
ini sebagian dari dana PPMK dialihkan untuk memfungsikan kembali saluran air sepanjang 1
Km tersebut. Karena jika hal tersebut tidak dilaksanakan akan berdampak pada masyarakat
tersebut. Menimbulkan banjir, bau yang tidak sedap, menimbulkan bibit penyakit, dan dampak
lainnya.
Gudang Gas Meledak, Tiga Rumah Rusak
31 Aug 2010

KOTA BEKASI-Sebuah gudang yang diduga dijadikan tempat pengoplosan tabung gas di
Kampung Rawa Bogo RT01/18, Kelurahan Jati Mekar, Kecamatan Jati Asih. Kota Bekasi.
Minggu (29/8) pukul 23.30 meledak. Akibatnya, tiga rumah yang ada sekitar gudang luluhlantak.
Penghuni gudang Gatot Sanyoto mengalami luka parah setelah hampir seluruh tubuhnya
terbakar.

Beruntung, korban masih bisa diselamatkan, meski harus menjalani perawatan intensif di Rumah
Sakit (RS) Global Awal Bross. Kalimalang, Kota Bekasi. Selain melukai pemilik rumah, ledakan
juga membuat seisi rumah hancur berantakan. Bahkan dua rumah di samping kiri dan kanan juga
ikut hancur. Kedua rumah itu milik Sanin dan milik

Sugino. "Ledakannnya kencang sekali," papar Sanin kepada INDOPOS, kemarin.

Kuat dugaan ledakan terjadi saat Gatot tengah melakukan pengoplosan gas di tempat usahanya
yang menjual gas. Pasalnya, petugas dari Polsek Jati Asih dan identifikasi Polres Metro Bekasi
yang melakukan olah TKP menemukan tabung gas ukuran 3 kg sedang di oplos ke tabung gas 12
kg di dalam kamar mandi. Tim Labfor Mabes Polri yang mendatangi lokasi pada Senin (30/8)
menemukan 87 tabung gas ukuran 12 kilogram, dan 26 tabung 3 kilogram sena beberapa alat
suntik yang diduga untuk mcngoplos gas.

Kapolres Metro Bekasi. Kombes

Imam Sugiyanto mengatakan, pihaknya tengah mencari pemilik usaha illegal tersebut. "Pemilik
usaha itu Darsono yang tak lain kakak ipar Gatot." terangnya. Sayangnya. Darsono bersama
Istrinya Siti. 30 dan anaknya Ayu, 13, melarikan diri. Rumah pelaku yang berjarak 20 meter dari
lokasi kejadian kosong. Masih dari lokasi kejadian, Sugino pemilik bangunan gudang yang
meledak mengatakan, korban dikenal sebagai tukang gas keliling. Diajuga mengatakan tidak
tahu kalau gudang itu dijadikan tempat pengoplos gas. "Sepertinya, gudang ini memang
dijadikan lokasi pengoplosan gas," ungkapnya kepada INDOPOS, (dny)

Komentar saya terhadap artikel diatas :

Dengan menemukan menemukan 87 tabung gas ukuran 12 kilogram, dan 26 tabung 3


kilogram sena beberapa alat suntik yang diduga untuk mengoplos gas pihak kapolres menyelidiki
lebih lanjut. Agar kasus pengoplos gas bekurang, dan masyarakat tidak trauma lagi.
Pemerintah LSM Ditantang Beberkan. Korupsi Dana
BOS
31 Aug 2010

PEMERINTAH serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM ditantang membuka praktik korupsi
dalam penggelontoran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pasalnya, kalau hanya sebatas
gembar-gembor di publik, tidak pernah menyelesaikan masalah pen elew engan dana pendidikan
itu.

Anggota Komisi X DPR Popong Otje Djundjunan berharap. Pemerintah dan LSM berani
mengungkapkan dula dan fakta pen\elewengan dana BOS."Siapapun boleh melaporkan
penyelewengan dengan catatan harus ada data yang disampaikan, terjadinya di SD mana?
Sekolah mana? Siapa kepala sekolahnya?" kata Popong Otje di Jakarta, kemarin.

Selama ini. kata Popong, dugaan penyelewengan dana BOS tidak dilengkapi data dan fakta yang
jelas. Sehingga sulit menindak tegas para pelaku penyelewengan dana pendidikan itu."Kalau
kondisinya seperti itu tidak akan ada langkah konkret, walaupun disampaikan di depan anggota
DPR." katanya.

Menurutnya, kalau ada datayang jelas, pihak yang dituduh ndak akan dapat mengelak terhadap
dugaan korupsi tersebut. Selain itu. akan mempermudah pelaku diseret ke depan aparat hukum
Popong mengakui. BOS memiliki potensi penyelewengan yang cukup besar. Faktor yang
menyebabkan terjadinya penyelewengan dana BOS. kata dia. disebabkan niat dan
kesempatan."Tapi semua kembali pada mental. Kalau mentalnya baik, potensi melakukan
korupsi tidak ada," tukas Popong.

Sebaliknya, jika mentalnya buruk, tapi tidak ada kesempatan, itu pun tidak akan terjadi korupsi.
"Tapi kalau mentalnya buruk dan ada kesempatan, maka korupsi dana BOS akan terjadi."
bebernya.Untuk mcminimalisimya. Popong berharap dilaksanakan penggemblengan mental para
pemeran di dunia pendidikan. Selain itu. yang penting dilakukan adalah peran dan pemerintah
melakukan kontrol penyaluran dana BOS yang ketat. Fungsinya untuk meminimalisir
kesempatan penyelewengan dana itu. UZI

Komentar saya terhadap artikel diatas :

Dengan adanya pemberitaan seperti ini, seharusnyamasalah ini diselediki lebih lanjut. Banyak
anak-anak Indonesia yang berhak mendapatkan dana tersebut, tetapi karena penyalahgunaan
orang-orang yang tidak bertanggungjawab mereka tidak mendapatkan hak tersebut.
Tugas Individu

Anda mungkin juga menyukai