Anda di halaman 1dari 21

AsKep ibu post partum

0 1. Pengertian Post partum adalah masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Prawiroraharjo, 2000) Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. (Rustam Mochtar, 1998) Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 sampai 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sarwono, 2002). Persalinana spontan adalah proses membuka dan menipisnya servik dan janin kedalam jalan lahir. (Sarwono, 2002). 2. Masa Post Partum a. Masa post partum terbagi menjadi 3 tahap yaitu : 1. Immediate post partum period (24 jam pertama setelah melahirkan) 2. Early post partum period (hari ke 2 sampai ke 7 setelah melahirkan) 3. Late post partum (minggu ke 3 sampai ke 6 setelah melahirkan) 3. Adaptasi Fisiologis Adaptasi fisiologis adalah perubahan secara fisiologis yang terjadi pada ibu post partum : a. Tanda-tanda vital Suhu pada hari pertama (24 jam pertama) setelah melahirkan meningkat menjadi 380C sebagai akibat pemakaian tenaga saat melahirkan dehidrasi maupun karena terjadinya perubahan hormonal, bila diatas 380C dan selama dua hari dalam sepuluh hari pertama post partum perlu dipikirkan adanya infeksi saluran kemih,endometriosis dan sebagainya. Pembengkakan buah dada pada hari ke 2 atau 3 setelah melahirkan dapat menyebabkan kenaikan suhu atau tidak. b. Adaptasi system kardiovaskuler 1. Tekanan darah : tekanan darah stabil, penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg terjadi pada saat ibu berubah posisi, posisi duduk (ortostik hipertensi) kompensasi kardiovaskuler terhadap penurunan tekanan darah rongga panggul dalam pendarahan. 2. Denyut nadi : berkisar antara 60-80 x/menit, mengigil dan berkeringat, pengeluaran cairan yang berlebihan dan sisa-sisa pembakaran melalui kulilt sering terjadi pada malam hari, dan hal ini membuat gangguan rasa nyaman.

3. Komponen darah : hemoglobin, hematokrit, dan eritrosit akan kembali ke keadaan semula sebelum melahirkan. c. Adaptasi sistem perkemihan Selama persalinan kandung kemih mengalami trauma yang dapat mengakibatkan edema dan menghilangkan sensitivitas terhadap tekanan cairan, biasanya ibu mengalami ketidakmampuan buang air kecil dalam dua hari pertama setelah melahirkan, penimbunan cairan dalam jaringan selama kehamilan dalam 12 jam setelah melahirkan. d. Adaptasi system endokrin Perubahan buah dada : umumnya produksi air susu ibu dimulai pada hari kedua-tiga post partum, buah dada tampak membesar, keras dan nyeri. e. Adaptasi organ reproduksi 1. Involusi uteri : involusi uteri terjadi setelah melahirkan dan berlangsung secara cepat setelah plasenta lahir, uterus berkontraksi dengan kuat, tinggi fundus uteri pertengahan antara pusat sympisis, setelah 12 jam persalinan fundus uteri turun sampai 1 cm di bawah pusat. Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi : Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gr 1 minggu Pertengahan pusat sympisis 500 gr 2 minggu Tidak teraba diatas sympisis 350 gr 6 minggu Bertambah kecil 50 gr 8 minggu Sebesar normal 30 gr 2. Lochea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam nifas, pengeluaran lochia ini dibedakan tingkatannya : lochia rubra (hari pertama sampai ketiga post partum) yaitu berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium, baunya normal (amis). Lochia sanguinnolenta (hari ketiga sampai hari ketujuh) berisi darah dan lendir, berwarna merah kuning. Lochia serosa (terjadi hari ke 7 s/d 14) caiaran tidak berdarah lagi,berwaarna kuning Lochia alba (setela 2 minggu pada hari 10-15)bersi selaput lendir leococyten dan kuman penyakit telah mati,berwarna kekuningan. Lochia purulent (terjadi infeksi,dan keluar cairan seperti nanah,dan berbau busuk) Lochia lokhiostatis (lochea yang tidak lancer keluar) f. Perubahan servik Setelah persalinan, bentuk servik agak menganga seperti corong berwarna kemerah kehitaman, konsistensinya kadang-kadang lunak terdapat perlukaan konsistensi lunak kadang-kadang terdapat perlukaan kecil setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim,setelah dua jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah tujuh hari hanya dapat dilalui oleh 1 jari. . g. Perubahan vagina

Akibat trauma persalinan mengakibatkan adanya edema dan luka pada dinding vagina,rugae mendatar dan akan kembali pada minggu ketiga . h. Perubahan pada perineum Pada perineum tampak seperti ada goresan akibat regangan proses melahirkan . i. Proses pada ligamen Ligamen fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu setelah melahirkan berangsurangsur dan ciut dan pulih kembali. j. After pain Mules setelah melahirkan akibat proses kontraksi uterus sering menjadi multi para hal ini disebabkan karena cenderung relaksasi dan kontraksi secara periodic sehingga timbul rasa nyeri k. Perubahan berat badan Setelah melahirkan berat badan menurun 4-5 kg,tergantung berat janin post partum pada periode early berat badan menurun 2,5kg dan akhir masa nifas berat badan kembali normal.

2) Adaptasi Psikologis Ada beberapa bagian yang terjadi dalam proses psikologis pada ibu post partum, adaptasi Psikologis menurut Reva Rubin adalah : a. Adaptasi Ibu 1. fase taking in Perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan terganggu berlangsung 1-2 hari. Ibu tidak menginginkan kontak dengan bayinya tetapi memperhatikan . Dalam fase ini yang diperlukan adalah informasi tentang bayinya, ibu mengenang pengalaman melahirkan yang baru dialaminya.Untuk memulihkan perlu memperoleh tidak dan makan yang adekuat.

2. Fase talking hold : ibu berusaha mandiri dan berinisiatif , perhatian terhadap kemampuan mengatasi fungsi tubuhnya misalnya kelancaran buang air besar, buang air kecil, melakukan berbagai aktivitas, jalan, duduk, ingin belajar tentang perawatan dirinya sendiri dan bayinya . Timbul rasa kurang percaya diri sehingga mudah mengatakan tidak mampu mengatakan perawatan fase ini berlangsung kira-kira 10 hari. 3. Fase letting go : Ibu merasakan bahwa bayinya adalah terpisah dari dirinya mendapat peran dan tanggung jawab baru,terjadi peningkatan kemandirian dalam perawatan diri sendiri dan bayinya , penyesuaian dalam hubungan keluarga termasuk bayi. 3) Perawatan Tindak Lanjut a. Kebersihan diri

Kebersihan seluruh tubuh sangat penting dalam perawatan masa nifas ibu post partum. b. Beristirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan kembali kepada kegiatan rumah tangga bisa perlahan-lahan serta untuk tidur siang / beristirahat selagi bayu tidur. Kurang istirahat juga mempengaruhipengurangan jumlah asi yang diproduksi memperlambat involusi uterus dan emperbanyak pendarahan, depresi, dan ketida kemampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. c. Gizi Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral,dan vitamin yang cukup, minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui) d. Perawatan Payudara Menjaga payudara tetap kering dan bersih, menggunakan BH yang menyongkong payudara, apalagi putting susu lecet oleskan kolostrum / asi yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali menyusui , tetapi dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak lecet. e. Hubungan Seksual Ketika luka perineum telah sembuh dan pengeluaran lochea terhenti, yang akan menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya : setelah 40 hari / 6 minggu setelah persalinan , keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan. f. Keluarga Berencana Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko dan manfaat untuk Mencegah kehamilan padahal ibu baru melahirkan. g. Periksalah kembali pada minggu ke 6 / follow up.

2. Asuhan Keperawatan a. Pengkajian a. Riwayat kehamilan dan persalinan 1.Lama persalinan 2.GPA 3.Proses persalinan Tyoepersalinan : forcep, vacuum, banyak darah yang keluar selama persalinan 400 cc, jumlah pembalut / duk yang digunakan setiap hari, pemeriksaan lab. Yaitu : haemoglobin b. Tanda tanda vital 1. Tekanan darah agak rendah dan normal 2. Nadi 3. Suhu meningkat 4. Pernapasan : dimonitor setiap 4 jam, bila normal (dalam 24 jam) c. Kulit 1. Masker kehamilan

2. Striae d. Payudara 1. Besar, bentuk bengkak / tidak, warna kulit / areo 2. Papila menonjol / tidak, lecet, luka 3. Kebersihan 4. Colostrum, meningkat pada hari ke 2-3 e. Abdomen dan fundus uteri 1. Palpasi : Ukur tinggi fundus uteri, kontraksi, posisi diastasis recti 2. Auskultrasi : Bising usus 3. Kaji :Keluhan mules-mules (hisroyen/his pengiring) f. Perineum / Rectum 1.Observasi : Jahitan, kaji dan keadaan luka episiotomi (REEDA) 2. Nyeri 3. Hemoroid 4. Lochea : Rubra, serosa dan alba 5. Aliran : Deras, sedang, agak banyak / sedikit g. Ekstermitas bawah Keluhan rasa sakit, pembengkakan, suhu panas, kaji homans sign dan cemas. h.Istirahat / rasa nyaman 1. Lamanya 2. Sukar tidur, his pengiring, nyeri episiotomi, nyeri hemoroid, cemas. i. Kemampuan perawatan diri-bayi j. Tingkat energi k. Kebiasaan l. Status psikologis / emosional 1. Respon terhadap kelahiran 2. Respon terhadap keluarga 3. Persepsi terhadap keluarga 4. Perubahan psikologis 5. Adaptasi Keluarga m. Pengetahuan : Lakukan tindakan perawataan bayi, perawatan payudara dan KB b. Pemeriksaan Diagnostik

a. Hemoglobin/Hematokrit b. Jumlah darah lengkap c. Urinalisa d. Pemeriksaan/hematokrit : mungkin dilakukan sesuai dari indikasi temuan fisik. c. Diagnosa Keperawatan Menurut Doengoes, Marlinn E. 2001 a. Nyeri berhubungan dengan episiotomi, nyeri setelah melahirkan b. Gangguan proses laktasi berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu dan pengalaman sebelumnya c. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan d. Resiko terhadap cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi regulator (missal : hipotensi ortostatik, dan eklamsia) e. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek-efek hormonal f. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan g. Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan ketidaktepatan penggantian cairan h. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot i. Resiko tinggi terhadap koping individual tidak efektif berhubungan dengan ketidak efektifan system pendukung j. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal dan psikologis; nyeri / ketidaknyamanan k. Perubahan ikatan proses keluarga berhungan dengan transisi/peningkatan perkembangan anggota keluarga

d. Rencana Asuhan Keperawatan i. Diagnosa Keperawatan I : Nyeri berhubungan dengan ruptur,nyeri setelah melahirkan. Tujuannya : Nyeri hilang / minimal Kriteria hasil : Skala nyeri hilang , vital sigh batas normal,ekspresi wajah tampak rileks. Intervensi : 1. Berikan kantung es pada perineum 2. Kaji rasa nyaman ( nyeri ) 3. Observasi TTV 4. Ajarakan ibu dalam menggunakan tehnik relaksasi yang di pelajari 5. Intervensi ibu untuk mengerutkan bokong bersamaan bila duduk lagi saat ambulasi terasa nyeri. 6. Atur posisi tidur klien sesuai dengan derajat kenyamanan klien

7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian analgesik.

ii. Diagnosa Keperawatan II : Gangguan proses laktasi berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu dan pengalaman sebelumnya. Tujuan : ASI keluar lancar Kriteria Hasil : ASI Keluar lancar , tidak ada bengkak Intervensi : 1. Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelumnya 2. Tentukan system pendukung yang tersedia pada klien dan sikap pasangan 3. Demontrasikan dan tinjau ulang trhnik-tehnik menyusui , perhatikan posisi bayi selama menyusui dan lamanya menyusui. 4. Berikan informasi , verbal dan tertulis mengenai fisiologis dan kandungan menyusui. 5. Anjurkan klien melihat putting setiap habis menyusui. 6. Anjurkan penggunaankompres es sebelum menyusui dan latihan puting dengan memutar diantara ibu jari dan jari tengah. 7. Anjurkan klien untuk mengeringkan putting susu dengan udara selama 20-30 menit setelah menyusui. 8. Intruksikan klien untuk menghindari penggunaan pelindung putting kecuali secara khusus diindikasikan. 9. Berikan pelindung puting payudara untuk klien menyusui dengan putting masuk dan datar. 10. Kolaborasi , rujuk klien pada kelompok pendukung , misalnya Posyandu.

iii. Diagnosa Keperawatan III : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan. Tujuan : Infeksi tidak terjadi Kriteria hasil : tanda- tanda infeksi tidak terjadi Inrevensi : 1. Tinjau ulang kadar hemoglobin darah dan kehilangan darah pada waktu melahirkan. 2. Catat tanda-tanda anemia 3. Inspeksi ekstremitas bawah terhadap tanda-tanda tromboflebitis 4. Berikan kompres panas lokal , tingkatkan tirah baring dengan menggunakan tungkai yang sakit. 5. Berikan antikoagulan : evaluasi faktor-faktor koagulasi dan perhatikan tanda-tanda kegagalan pembekuan.

iv. Diagnosa Keperawatan IV : Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek-efek hormonal Tujuan : Eliminasi urin normal Kriteria Hasil : Berkemih tidak di bantu dalam 6-8 jam setelah melahirkan , pola eliminasi urin sesuai kebiasaan klien , karakteristik urin normal.

Intervensi : 1. Kaji masukkan cairan dan keluaran urin terakhir. 2. Palpasi kandung kemih , pantau tinggi fundus dan lokasi jumlah aliran lochea. 3. Perhatikan adanya laserasi / episiotomi 4. Anjurkan minum 6-8 gelas cairan perhari 5. Kaji tanda-tanda ISK ( rasa terbakar pada saat berkemih, peningkatan frekuensi, urin kemih ). 6. Kolaborasi : katerterisasi dengan menggunakan kateter lurus 7. Kolaborasi : dapatkan specimen urin bila klien mempunyai gejala ISK 8. Kolaborasi : pantau hasil test laboratorium, seperti nitrogen urea darah dan urin 24 jam. v. Diagnosa Keperawatan V : Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot. Tujuan : Pola eliminasi BAB normal Kriteri Hasil : pola eliminasi BAB sesuai kebiasaan klien, karakteristik feses normal, melakukan kembali kebiasaan defekasi yang biasa optimal dalam 4 hari setelah kelahiran. Intervensi : 1. Auskultasi adanya bising usus, perhatikan kebiasaan pengosongan abnormal atau diagnosis Resti. 2. Kaji terhadap adanya hemoroid. 3. Berikan informasi diet yang tepat tentang pentingnya makanan kasar, peningkatan cairan dan upaya untuk membuet pola pengosongan normal. 4. Anjurkan peningkatan tingkat aktivitas dan ambulasi sesuai toleransi. 5. Kaji episiotomi, perhatikan adanya laserasi dan derajat keterlibatan jaringan. 6. Kolaborasi : berikan laksatif, pelunak feses, supossitoria atau enema
http://botol-infus.blogspot.com/2010/02/askep-ibu-post-partum.html

POST PARTUM
KONSEP DASAR MASA NIFAS A. DEFINISI Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6 minggu. Nifas dibagi dalam 3 periode : 1. Immediate puerperium : yaitu kepulihan dimana ibu telah dibolehkan berdiri dan berjalanjalan mulainya post partum sampai dengan 24 jam. 2. Early puerperium : yaitu mulai dari 1 hari sampai dengan 7 hari post partum. 3. Later puerperium : yaitu mulai dari 7 hari sampai dengan 6 minggu post partum.

B. INVOLUSI ALAT-ALAT KANDUNGAN 1. Involusio Uterus . INVOLUSI TINGGI FUNDUS UTERI BERAT JENIS

Bayi baru lahir Setinggi pusat 1000 gram Setelah 1 hari 3 jari bawah pusat 750 gram 5-7 hari Pertengahan pusat symphisis 500 gram 2 minggu Tidak teraba diatas symphisis 375 gram 6 minggu Bertambah kecil 30 gram

Adalah proses kembalinya alat kandungan ( uterus dan jalan lahir ) setelah bayi dilahirkan sehingga mencapai keadaan sebelum hamil, prosesnya karena : Autolysis Aktivitas otot Ischemia a. Kontraksi uterus meningkat , 1-2 hari post partum kontraksi uterus menurun, stabil beraturan, after pain ( mules karena pengaruh kontraksi uterus). b. Ovarium, tidak terjadi pematangan sel telur. c. Cervix dan vagina dalam hari I post partum, ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari (R pinggir tidak rata / retak ). akhir minggu I dapat dilalui 1 jariR 2. Lochia Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas. Macam-macam teori, yaitu : a. Lochea rubra. Berwarna merah, lamanya sekitar 2 hari, biasanya mengandung darah, salaput ketuban desisua, vernic caseosa, lanugo dan meconeum. b. Lochea sanguinolenta Berwarna merah kecoklatan, lamanya 3 - 7 hari, biasanya mengandung lendir dan darah. c. Lochea Serosa Berwarna coklat muda / kekuningan lamanya dimulai dari hari ke 7 sampai hari ke10 mengandung lendir saja. d. Lochea alba Berwarna putih, mulai hari ke 14, mengandung leukosit sel epitel, mucosa servic dan kuman yang telah mati, bila terjadi infeksi disebut lochea purulenta, lochea ini akan berbau busuk dan bernanah jika keluarnya tidak lancar disebut lochea statis. 3. Laktasi Yaitu pembentukan dan pengeluaran ASI, ASI terbentuk dalam sel accini dan terkumpul dalam alveoli. Keluar melalui ductus laktiferus mayor keampula mamae. Disimpan sementara sebelum diisap bayi. keadaan buah dada pada dua hari post partum sama dengan keadaaan pada masa kehamilan hanya mengandung colostrum / cairan kuning, berat jenis 1.030 - 1035. Mengandung protein dan garam euglobin yang mengandung antibodi. Proses pengeluaran ASI yaitu dengan isapan bayi, otot otot polos dan putting susu terangsang sehingga lobus posterior hypofise mengeluarkan hormon pituitrin (oksotoksin) sehingga otot polos buah dada berkontraksi dan

mengeluarkan ASI. C. PERAWATAN POST PARTUM 1. Mobilisasi Karena kelelahan, harus istirahat dan telentang selama 6 jam kemudian boleh miring ke kirikanan untuk mencegah trombosis dan tromboemboli. Hari ke dua duduk-duduk, hari ke tiga jalan-jalan, hari berikutnya boleh pulang. 2. Diet TKTP 3. Miksi 4. Defekasi, harus ada 3-4 hari post partum 5. Perawatan payudara 6. Laktasi 7. Cuti hamil dan bersalin 8. Pemeriksaan pasca persalinan 9. Nasehat untuk ibu postnatal D. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN NIFAS PENGKAJIAN 1. Biodata Nama, umur, status perkawinan, pendidikan terakhir. 2. Riwayat kehamilan 3. Riwayat persalinan Tanggal / hari / jam persalinan, type persalinan, lama persalinan, jumlah perdarahan, penyulit persalinan. Jenis kalhiran bayi, BB lahir, apgar score. 4. Keadaan post partum a. Keadaan umum b. TV : TD, nadi, respirasi, suhu c. Buah dada Konsistensi, putting susu, ASI / colostrum, kelainan, kebersihan. d. Uterus Kontraksi, posisi/tinggi fundus uteri e. Lochia Warna/jenis, banyaknya, baunya. f. Vulva Odema, luka. g. Perineum Episiotomi : Ya /Tidak Jenis, panjang jahitan, tanda-tanda infeksi. h. Haemorrhoid : ya / tidak i. Ekstremitas bawah (kaki) Odema/varices. j. Ambulasi k. Diet / nafsu makan l. Vesika urinaria Penuh/kosong+

Tanda-tanda infeksi.+ m. Eliminasi BAB / BAK Frekuensi dalam 24 jam Kesulitan dalam BAK Upaya mengatasi SC Keadaan luka operasi Tanda-tanda infeksi Bising usus 5. Data psikososial a. Sedih / cemas. b. Hubungan dengan keluarga c. Hubungan dengan bayi d. Self care : Perawatan buah dada. Perawatan perineum. Perawatan bayi. 6. Keluhan keluhan 7. Data penunjang a. Diagnosa medis. b. Laboratorium. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL 1. Nyeri akut b/d kontraksi uterus setelah persalinan sekunder terhadap trauma proses persalinan dan kelahiran, haemorhoid, payudara bengkak dan involusio uterus. 2. Resiko terhadap infeksi b/d invasi bakteri sekunder terhadap akibat trauma proses persalinan, kelahiran dan episiotomi. 3. Resiko terhadap ketidakefektifan menyusui b/d tidak berpengalaman dan atau payudara membengkak. 4. Resiko terhadap konstipasi yang berhubungan dengan penurunan peristaltik usus (pasca kelahiran ) dan penurunan aktivitas.

DAFTAR PUSTAKA SUMBER : Mochtar , Rustam , Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi dan Patologi I, ( hal. 127 129 ), Jakarta 1990. Ramie, Agustin, Bahan Kuliah 214 Semester III . 2002
http://hesa-andessa.blogspot.com/2010/04/post-partum.html

Minggu, 01 Maret 2009

ASKEB POST PARTUM / NIFAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu: 1. Perubahan fisik 2. Involusi uterus dan pengeluaran lokhia 3. Laktasi /pengeluaran ASI 4. Perubahan psikis B. Tujuan Tujuan asuhan masa nifas yaitu : 1. Menjaga Kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologik 2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya dan perawatan bayi sehat. 4. Memberikan pelayanan keluarga berencana. BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Masa nifas atau puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. B. Perubahan Fisilogi pada Masa Nifas Pada masa nifas ini akan terjadi perubahan fisiologi, yaitu: 1. Alat genitalia Alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil atau sering disebut involusi, selain itu juga perubahan-perubahan penting lain, yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi karena lactogenik hormone dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar mammae. 2. Fundus uteri Setelah janin lahir fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir, TFU kurang lebih 2 jari di bawah pusat. Pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebih setinggi 7 cm di atas symfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi di atas symfisis. Dinding uterus sendiri kurang lebih 5 cm, sedangkan pada bekas implantasi plasenta lebih tipis dari bagian lain. Bagian bekas implantasi plasenta merupakan Penanganan suatu luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri, segera setelah persalinan.

Otot-otot uterus berkontraksi setelah post partum. Pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan. Proses involusi uteri: Involusi Tinggi fundus Berat uterus Plasenta lahir Sepusat 1.000 gr 7 hari (1 minggu) Pertengehan pusat dan simfisis 500gr 14 hari (2 minggu) Tak teraba 350gr 42 hari (minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50gr 56 hari (minggu) normal 50gr 3. Serviks Segera setelah post partum bentuk servik agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik uteri tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan servik uteri terbentuk semacam cincin. 4. Ligamen Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang selama kehamilan dan partus, setelah jalan lahir, berangsur-angsur ciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh ke belakang. Tidak jarang pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan karena ligamenta, fasia, jaringan alat penunjang genetalia menjadi menjadi agak kendor. Untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang alat genitalia tersebut, juga otot-otot dinding perut dan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu.Pada 2 hari post partum sudah dapat diberikan fisioterapi. Keuntungan lain ialah dicegahnya pula stasis darah yang dapat mengakibatkan trombosis masa nifas. C. PENANGANAN Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu, yaitu: 1. Kebersihan Diri a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sanun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ubu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar. c. sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika. d. sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka. 2. Istirahat

a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal : 1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi 2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan 3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. 3. Latihan a. Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya b. menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. c. Jelaskan bahwa latuhan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat membantu mempercepat mengembalikan otot-otot perut dsan panggul kembali normal, seperti: 1). Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima. Rileks dan ulangi 10 kali. 2). Ubtuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebsnyak 5 kali. 3). Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan latihan sebanyak 30 kali. 4. Gizi Ibu menyusui harus: a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari b. makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup c. minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui) d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin e. minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya. 5. Perawatan Payudara a. menjaga payudara tetap bersih dan kering b. Mengenakan BH yang menyokong payudara c. Apabila putting susus lecet oleskan colostrums atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali seleswai menyusui. Menyusu tetap dilakukan dari putting susu yang tidak lecet. d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan sendok. e. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan: 1). Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hanagat selama 5 menit. 2). Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah Z menuju putting. 3). Keluarkan ASI sebagian dari nagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak. 4). Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluakan dengan

tangan. 5). Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui. 6). Payudara dikeringkan. 6. Hubungan Perkawinan atau Rumah Tangga Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan. 7. Keluarga Berencana Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat mem,Bantu merencanakan keluarganyadengan mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertamakembali untukmencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2 % kehamilan. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid lagi. Pada ibu nifas juga ter jadi perubahan psikologi, seperti: a. Taking in : focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri, pengalaman waktu melahirkan diceritakannya, kelelahan membuat ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur,. b. Taking hold : ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggungjawab merawat bayi, perasaan sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jadi komunikasi kurang hati-hati, ibu butuh dukungan untuk merawat diri dan bayinya. c. Letting go : ibu sudah mulai menerima tanggung jawab akan peran barunya, ibu sudah menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya, keinginan untuk merawat bayinya sudah meningkat pada fase ini. BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS PADA NY. C UMUR 24 TAHUN P1A0Ah1 NIFAS 1 HARI FASE TAKING IN DI RSUD BANYUMAS

Tanggal masuk : 30 januari 2009 jam : 13.30 wib

Tanggal pengkajian : 30 januari 2009 jam : 14.00 wib I. Pengumpulan Data Dasar A. Biodata Nama Ibu : Ny.C Suami : Tn.B Umur : 24 tahun : 30 th Alamat : Cilongok : Cilongok Pekerjaan : IRT : Swasta Status Perkawinan : Menikah : Menikah Pendidikan : SMP : SMP Kewarganegaraan : Indonesia : Indonesia B. Riwayat Masuk Rumah Sakit Ibu datang bersama keluarga dan menyatakan kenceng - kenceng sejak. Jam 10.00 wib tanggal 30 januari 2009 C. Keluhan Utama Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules.

D. Riwayat Kehamilan dan Persalinan saat ini Para : 1 Abortus : 0 1. HPHT : 2-6-2008 2. HPL : 9-3-2009 3. Umur Kehamilan : 38+2 minggu 4. Tempat : Ruang Anggrek, RSUD Banyumas 5. Tanggal Persalinan : 30 januari 2009 6. Jenis Persalinan : Spontan 7. Plasenta Lahir : Plasenta lahir jam 13.35 wib 8. Penolong : Bidan 9. Lama Persalinan Kala I : 6 jam Perdarahan : Kala II : 1 Jam 30 menit Perdarahan : 50 cc Kala III : 8 menit Perdarahan : 50 cc Kala IV : 2 Jam Perdarahan : 50 cc Jumlah : 9 Jam 38 menit Perdarahan : 150 cc E. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu Nifas ini F. Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 tahun Banyak : 50 cc Siklus : 30 hari Keluhan : Lama : 6-7 hari Keputian: G. Riwayat Perkawinan Umur waktu menikah : 22 tahaun Perkawitnan ke : 1 Lama perkawinan : 2 tahhun H. Riwayat Kesehatan Ibu 1. Riwayat keehatan sekarang Ibu mengatakan saat ini dalam keadaan sehat dan tidak sedang menderita penyakit menular dan menurun seperti : Asma, DM, Hipertensi, kanker, TORCH, dll. 2. Riwayat kesehatan yang lalu Ibu mengataakan tidak mempunyai penyakit menular dan menurun seperti : Asma, DM, Hipertensi, Paru Paru, kanker, TORCH, Hepatitis, dll, tidak ada keturunan kembar. I. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular dan menurun seperti : Asma, DM, hipertensi , TORCH, paru-paru, kanker, hepatitis, dll dan tidak ada keturunan kembar. J. Riwayat kontrasepsi Belum pernah pakai Rencana setelah persalinan akan menggunakan KB suntik (3 bulan). K. Data kebiasaan Sehari-hari 1. Pola Nutrisi Selama hamil Frekuensi : 3 X sehari,porsi sedang, tidak ada pantangan. Komposisi : Nasi, sayur, lauk, buah, Minum 7 8 gelas / hari, susu 1 gelas. Selama Nifas Frekuensi : 4 X Sehari ,prsi sedang,tidak ada pantangan. Komposisi : Nasi, sayur, lauk , buah, minum 7 8 gelas /hari. 2. Pola Eliminasi Selama hamil BAK : 6 X / hari,bau khas,warna kuning jernih,kelhan tidak ada. BAB : 1 X/hari, bau khas, warna kuning, tidak ada keluhan. Selama Nifas BAK : 4 X /hari, warna kuning, bau khas tidak dada keluhan BAK pertama kali 6 jam post partum BAB : ibu belum BAB 3. Pola Istirahat

Selama hamil : tidur malam 7-8 jam, siang 2 jam Selama Nifas : malam 5 jam, siang 1-2 jam 4. Pola kebersihan Diri Selama hamil : mandi 2 x/hari, ganti baju + celana dalam 2x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 3x seminggu Selama Nifas : mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, ganti celana dalam dan ganti baju 2 x/hari, keramas 3 x /minggu. 5. Pola Kehidupan Seksual Selama hamil : 1x seminggu, tidak ada kontak bleeding,tidak ada keluhan. Selama nifas : belum pernah. L. Data psikologis Emosional ibu stabil dan keluarga serta ibu sangat senang dengan kelahiran bayinya. M. Riwayat Sosial Budaya - Ibu tidak mempunyai pantangan dalam makanan/alergi dalam makanan dan obat. - Ibu tidak minum jamu. N. Data Spiritual Ibu mengatakan taat menjalankan ibadah sesuai agamanya.

O. Pengetahuan Ibu tentang masa nifas Tentang masa nifas : Ibu sedikit tahu Tentang perawatan payudara : Ibu sedikit tahu Tentang kebersihan perineum : Ibu sedikit tahu P. Pemeriksaan fisik 1. Pemeriksaan umum Keadaan umum : Baik, kesadaran:composmetis TTV TD : 110/70 mmHg N : 84 x/ menit S : 36o C R : 20 x/ menit BB Selama hamil :60 kg , BB sekarang :55 kg TB : 155 cm Status present Rambut : Bersih, tidak rontok. Muka : Cloasma tidak ada , tidak pucat. Mata : Pandangan tidak kabur,konjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterik. Hidung : Bersih tidak ada polip Telinga : Bersih ,tidak ada serumen. Mulut : Tidak sariawan , tidak ada caries dentis.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Simetris , tidak ada retraksi interkostal. Jantung : Normal Paru : Normal Payudara : Putting susu : menonjol Massa : tidak ada Cairan susu : Keluar Nyeri : tidak ada Warna : Putih kekuningan Abdomen : Hepar : Tidak Teraba KK : kosong Linea alba : Ada Striae : Normal Tfu : 2 jari di bawah pusat Ekstremitas : Atas : normal Bawah : tidak ada oudema Varises : tidak ada Reflek patella : ada Genetalia : Vulva = Labiya mayora dan labiya minora : tidak ada kelainan Perineum : derajat 1di mukosa vagina jahitan jelujur dengan benang catgut. Pengeluaran per vaginam Lochea : rubra Banyak : 50 cc Warna : merah Bau : khas Q. Pemeriksaan Laboratorium Tidak dilakukan. II. Interprestasi Data Dasar Diagnosa : Ny C umur 24 tahun P1A0Ah1, 1 Hari post partum dalam fase taking in. Dasar : S : - Ibu mengatakan bernama Ny K umur 24 tahun. - Ibu mengatakan melahirkan anak pertama jenis kelamin perempuan lahir secara spontan BB : 3150 gram, ibu mengatakan belum pernah keguguran. O : Tanggal persalinan 30 Januari 2009 Lochea rubra warna merah, bau khas. TFU 2 jari di bawah pusat Masalah : Tidak ada Kebutuhan : tidak ada III. Antisipasi Masalah Dan Diagnosa Potensial Tidak ada IV. Menetapkan Kebutuhan Langsung Yang Dilakukan Oleh Bidan Dan Kolaborasi Dengan Tenaga Kesehatan Lain Berdasarkan Kondisi Klien.

Tidak dilakukan V. Menyusun Rencana Asuhan 1. Periksa keadan umum ibu 2. Beri tahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas 3. Beri tahu cara menyusui yang benar 4. Beri tahu tentang ASI eksklusif 5. Beri konseling Neonatal 6. Beri tahu tentang perawatan payudara VI. Penerapan Rencana Asuhan Tanggal 30 Januari 2009 Jam 14.30 WIB. 1. Memeriksa keadaan umum ibu meliputi TTV, uterus, TFU, Perdarahan / pengeluaran pervaginam. 2. Memberitahu pada ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas, yaitu seperti demam, perdarahan pervagina, dan sakit kepala yang hebat. 3. Memberitahukan ibu cara menyusui yang benar yaitu ibu duduk tegak tapi santai, tangan ibu menyangga bokong bayi dan tangan satunya memegang payudara, perut bayi menempel pada perut ibu, dagu bayi menempel pada payudara, areola masuk ke mulut bayi dan lidah bayi menopang putting susu. 4. Memberitahu ibu tentang ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI selama 6 bulan tanpa pemberian makanan tambahan / susu formula. 5. Memberikan konseling tentang neonatal yang meliputi perawatan tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat, dan cara merawat bayi sehari-hari. 6. Memberitahukan tentang perawatan payudara yaitu, bila payudara bengkak, kompreslah dengan air hangat dan lakukan pemijatan, bila putting susu lecet maka cukup diolesi dengan air susu ibu. Tidak perlu menggunakan obat lain dan cara membersihkannya dengan miyak kelapa. VII. Evaluasi Tanggal S : 1.Ibu dalam keadaan baik 2. Ibu tahu tentang tanda bahaya masa nifas 3. Ibu tahu tentang cara menyusui yang benar 4. Ibu tahu tentang ASI eksklusif 5. Ibu tahu tentang peratan bayinya 6. Ibu tahu tentang cara perawatan payudara O : KU : Baik , Kesadaran : Composmetis , Ibu sudah memberikan ASI TD : 110/70 MMHg, N : 84 X/menit, R : 20 X/menit, S : 36 BAB IV PEMBAHASAN

Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara teori dan praktek di lapangan mengenai pelayanan pada ibu nifas hanya di Rumah Sakit tidak diajarkan tentang senam ibu nifas dan konseling dini KB. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Masa nifas atau puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. Pada masa nifas juga terjadi perubahan pada alat reproduksi yaitu pada serviks dan endometrium. Pada psikologi ibu nifas juga terjadi perubahan yaitu masa taking in, taking hold, dan letting go. Pada masa nifas TFU 2 jari di bawah pusat, pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebuh setinggi 7 cm atas symfisis/ setengah sympisis pusat. Setelah 12 hari uterus sudah tidak teraba lagi. B. Saran 1. Sebaiknya pihak Rumah Sakit menganjurkan setiap pasien dengan post partum spontan untuk melakukan senam nifas. 2. Untuk memudahkan pasien dalam memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah melahirkan, sebaiknya pihak Rumah Sakit khususnya di ruang nifas selalu memberikan konseling dini KB pada setiap pasien post partum. http://therizkikeperawatan.blogspot.com/2009/03/askeb.html

Anda mungkin juga menyukai