Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pancasila sebagai Ideologi Negara ini dengan baik. Tugas ini disusun sebagai tugas matakuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini menjelaskan tentang kaitan Pancasila dengan ideologi bangsa. Indonesia merupakan negara yang berisi bermacam- macam suku dan kebudayaan. Agar negara ini tetap menjadi utuh dan bersatu maka dibutuhkan ideologi yang berfungsi sebagai basis sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai ideologi negara dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat ,dan negara Indonesia, yang bersumber dari kebudayaan Indonesia. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan, 2. Ibu Wahyu Winiarsih, M.Sos. selaku dosen matakuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan dalam proses pembuatan makalah, dan 3. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah membantu proses pengumpulan bahan dan penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu, kritik dan saran diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut.

Malang, April 2010

Penulis

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terdiri dari bermacam macam suku dan kebudayaan. Agar negara ini tetap menjadi utuh dan bersatu maka dibutuhkan ideologi yang berfungsi sebagai basis sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat Indonesia. Sejak negeri ini memproklamasikan sebagai negara merdeka telah disepakati untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, siapapun yang menjadi warga negara Indonesia hendaknya menghargai dan menghormati kesepakatan yang telah dibangun oleh para pendiri negara (founding fathers) tersebut dengan berupaya untuk terus menggali, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila sebagai ideologi negara dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat ,dan negara Indonesia, yang bersumber dari kebudayaan Indonesia.

Rumusan Masalah 1. Apakah ideologi itu dan bagaimana fungsinya dalam kehidupan bernegara ? 2. Apakah Pancasila itu dan mengapa Pancasila dapat dikatakan sebagai ideologi negara ?

Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini selain sebagai syarat tugas matakuliah Bahasa Indonesia adalah untuk mengetahui asal mula dan nilai nilai Pancasila ideologi negara.

Manfaat Diharapkan pembaca dapat mengetahui pengertian ideologi dan fungsi dari ideologi Diharapkan pembaca mengetahui asal mula pancasila sehingga menjadi ideologi negara. Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami pancasila sebagai ideologi negara.

BAB III PEMBAHASAN


Pancasila sebagai ideologi menyerupai norma agendi, yaitu norma atau pedoman untuk bertindak / berbuat. Sesuai dengan dalil bahwa segala sesuatu harus bertindak menurut kodrat masing-masing (Noblesse oblige!), maka manusia pun harus bertindak menurut kodrat rasionalnya karena manusia adalah makhluk jasmani-rohani yang berakal budi. Kirdi Dipoyudo (1979:11) membedakan manusia yang baik dari yang tidak baik berdasarkan moral kodrati: Manusia adalah baik sebagai manusia apabila dia selalu bertindak secara rasional. Dengan akal budinya manusia dapat mengenal kodratnya dan norma-norma yang mengikatnya sebagai manusia. Manusia yang menaati norma-norma itu disebut baik, baik sebagai manusia atau baik dari segi moral (morally good). Norma-norma itu disebut moral kodrati (natural morals), karena dijabarkan dari kodrat manusia.

3.1

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Kelahiran Pancasila sebagai dasar filsafat negara pada tahun 1945 telah menjadikan

filsafat tersebut sebagai rumusan filosofis yang dicantumkan dalam berbagai UUD yaitu UUD 1945, konstitusi RIS, UUDS 1950, dan UUD 1945 setelah dilakukan perubahan/amandemen. Dari kenyataan ini membuktikan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat negara telah final dan tidak akan dipermasalahkan lagi. Selanjutnya dengan berdasarkan Filsafat Pancasila dirumuskan Ideologi Pancasila dan dijadikan Sistem Ideologi Pancasila yang berusaha untuk mewujudkannya dalam kenyataan pada bangsa Indonesia agar dapat mewujudkan UUD 1945. Dengan demikian, Ideologi Pancasila tidak hanya dijadikan kajian dan wacana pemikiran, tetapi telah diaplikasikan dalam kenyataan di masyarakat guna mewujudkan Masyarakat Pancasila yang dicita-citakan. Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai, adatistiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain perkataan unsur-unsur yang

merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komperhensif. Oleh karena ciri khas Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia. Beberapa pendapat dari para tokoh tentang peranan pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara sebagai berikut : a) Soerjono Poespowardojo, menegaskan bahwa salah satu peranan pancasila yang

menonjol sejak permulaan penyelenggaraan negara Republik Indonesia adalah fungsinya dalam mempersatukan seluruh rakyat Indonesia menjadi bangsa yang berkepribadian dan percaya pada diri sendiri. Selain itu, pancasila mampu memberikan oriantasi dalam pembangunan, wawasan kedepan dengan konsep-konsep yang secara substansil dieksplisitasikan dari nilai-nilai dasar lima sila. b) Abdurrahman Wahid, menegaskan bahwa kesepakatan luhur bangsa kita itu akhirnya

dirumuskan sebagai ideologi bangsa dan falsafah negara. Ideologi bangsa, artinya setiap warga negara Republik Indonesia terikat oleh ketentuan-ketentuannya yang sangat mendasar, yang tertuang dalam lima sila. c) Selo Soemardjan, menyatakan bahwa rumusan Pancasila seperti yang tercantum di

dalam Pembukaan UUD 1945 perlu dilestarikan tanpa perubahan, dan perlu dilakukan pembauran dengan adat istiadat tiap suku, sehingga kelima sila yang dahulu diangkat dari kebudayaan-kebudayaan di Indonesia pulang kembali kepada sumber-sumber asalnya. d) Alfian, menjelaskan bahwa Pancasila memiliki kualitas yang tinggi sebagai suatu

ideologi antara lain : dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibelitas atau pengembangan.

Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. 3.2 Nilai Nilai Pengamalan Pancasila sebagai Ideologi Negara Berikut ini adalah beberapa nilai-nilai pengamalan yang terkandung di dalam Pancasila, diantaranya: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain

3. Persatuan Indonesia Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak orang lain. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.

BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan Arti Ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan. Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa. Ideologi dibagi menjadi dua macam, yaitu ideologi terbuka dan ideologi tertutup. Ideologi terbuka adalah ideologi yang bersifat fleksibel , dapat digunakan kapanpun , dapat menyesuaikan diri di segala situasi karena ideologi ini digali dari kepribadian bangsa sendiri. Ideologi tertutup adalah ideologi yang nilainilai dan cita-citanya dihasilkan dari pemikiran individu atau kelompok yang berkuasa dan masyarakat berkorban demi ideologinya. Pancasila yang memiliki arti lima asas dasar digunakan oleh Presiden Soekarno untuk memberi nama pada lima prinsip dasar negara Indonesia yang diusulkannya. Unsur-unsur Pancasila diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Ideologi Pancasila tidak hanya dijadikan kajian dan wacana pemikiran, tetapi telah diaplikasikan dalam kenyataan di masyarakat guna mewujudkan Masyarakat Pancasila yang dicita-citakan.

4.2

Saran Pancasila yang telah menjadi ideologi bangsa Indonesia hendaknya dapat dimengerti dan

diamalkan dalam kehidupan sehari hari oleh seluruh masyarakat Indonesia karena tidak ada artinya suatu ideologi jika masyarakat yang menjadi objek tidak menaati ideolgi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai