Ak Koperasi
Ak Koperasi
Dari jurnal yang sudah dibuat kemudian dipindahkan (diposting) pada buku besar. Cara pengisian buku besar ini adalah dengan cara memindahkan setiap perkiraan dari jurnal pada setiap buku besar. Jadi, satu perkiraan adalah satu buku besar. Pemindahbukuan ini diikuti dengan penjumlahan atau pengurangan nilai setiap perkiraan. Jika saldo perkiraan tersebut sama dengan saldo sebelumnya, maka nilai perkiraan tersebut langsung dijumlahkan dan ditulis pada kolom saldo debet atau saldo kredit sesuai dengan posisi kolom sebelumnya. Tapi bila saldo perkiraan tersebut berbeda (debet dan kredit), maka pengisiannya dalam buku besar mengurangi, dan ditempatkan pada kolom saldo yang nilainya lebih besar. Saldo-saldo dari setiap buku besar baik saldo debet maupun saldo kredit, dipindahkan pada sebuah neraca, yang biasa disebut neraca saldo. Kemudian dibuat sebuah neraca penyesuaian jika terdapat perkiraan-perkiraan yang memang perlu disesuaikan. Perkiraan-perkiraan yang perlu disesuaikan adalah: 1. 2. 3. 4. Penyusutan gedung. Penyusutan peralatan. Biaya yang masih harus dibayar. Biaya dibayar di muka.
5. 6. 7. 8.
Premi asuransi. Pendapatan yang masih harus diterima. Pendapatan diterima di muka. Persediaan barang dagangan.
Neraca penyesuaian ini dimaksudkan agar pada saat tertentu dapat menggambarkan nilai keuangan yang riil dari sebuah koperasi. Tahap selanjutnya adalah pembuatan neraca lajur. Hal ini perlu dilakukan agar mempermudah dalam pembuatan laporan keuangan yang baik dan benar. Tahap akhir dari proses akuntansi adalah pembuatan laporan keuangan (PHU, neraca, dan laporan perubahan posisi keuangan bersih). Dalam pembuatan laporan keuangan ini data-datanya diambil dari neraca lajur yaitu dari kolom neraca saldo setelah penyesuaian. Caranya adalah mengklasifikasikan perkiraan-perkiraan mana yang masuk pada unsur PHU dan mana yang masuk pada unsur neraca.
Perbedaan Akuntansi Koperasi dengan Akuntansi Bukan Koperasi Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang mendasar antara akuntansi koperasi dengan akuntansi perusahaan pada umumnya. Namun karena ada perbedaan tujuan antara koperasi dengan badan usaha lain, maka perbedaannya hanya pada pemakaian istilah saja. Misalnya, istilah laporan laba/rugi dipakai di perusahaan bukan koperasi sedangkan di koperasi sering disebut laporan perhitungan hasil usaha (PHU); istilah laporan perubahan modal yang dipakai di bukan koperasi, di koperasi biasa disebut laporan perubahan kekayaan bersih, dan sebagainya. Laporan Keuangan, terdiri dari:
Neraca
Adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi harta, hutang, dan modal koperasi pada suatu periode pembukuan tertentu, pada umumnya satu tahun. Neraca bisa disajikan dalam bentuk skontro maupun dalam bentuk stafel, tergantung kebiasaan pembuat laporan. Namun pada umumnya neraca disusun dalam bentuk skontro, karena dapat ditampilkan dua periode berturut-turut untuk mengetahui perkembangan perusahaan (koperasi) yang bersangkutan. Dalam neraca dicantumkan jumlah dan sumber dana serta pos-pos alokasi sumber dana untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan persusahan (koperasi) tersebut. Ada tiga komponen penting dalam neraca koperasi yaitu: 1. Harta, adalah pos-pos yang memuat pengalokasian dana yang dikuasai oleh koperasi yang meliputi pos harta lancar, harta tetap, investasi jangka pendek, dan investasi jangka panjang. 2. Hutang, adalah sejumlah dana yang dikuasai koperasi yang bersumber dari pihak luar dan harus dikembalikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Dalam kelompok ini
juga termasuk dana yang berasal dari anggota seperti tabungan anggota. 3. Ekuitas/Kekayaan Bersih, yaitu sejumlah uang atau yang dapat disamakan dengan itu yang benar-benar milik koperasi. Modal dipupuk dan diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, donasi, dan modal penyertaan dari pihak luar.
Dalam hal anggota menerima manfaat ekonomi tambahan (di luar manfaat ekonomi langsung dari pelayanan koperasi), berupa pengembalian sisa partisipasinya. Tetapi dalam hal sisa partisipasi anggota bernilai negatif, mengandung arti bahwa jumlah partisipasi anggota terlalu kecil dan tidak mencukupi untuk menutup beban usaha dan beban perkoperasian. Sisa partisipasi minus ditutup oleh dana cadangan dan atau tanggung renteng dari anggota. Dalam hal ini berarti tidak ada manfaat ekonomis dari pembagian SHU. Karena itu pengertian pembagian SHU dianggap sebagai manfaat ekonomis harus ditafsirkan secara hati-hati. Laporan promosi ekonomi anggota mencakup empat unsur, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengelolaan bersama. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam melalui koperasi. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha. Manfaat ekonomi langsung bagi anggota berupa manfaat harga, yaitu harga barang jasa (dalam pembelian dan penjualan) dan harga uang (bunga uang dalam simpan pinjam). Di dalam pembelian (koperasi konsumen), manfaat harga berupa selisih harga antara koperasi dengan di luar koperasi. Harga di koperasi lebih murah dari harga di luar koperasi maka akan terjadi manfaat efisiensi pembelian. Di dalam pemasaran (koperasi produsen/pemasaran) manfaat harga berupa selisih harga antara harga yang dibayar oleh koperasi kepada anggota dengan harga yang dibayar oleh non koperasi kepada anggota. Seharusnya harga koperasi lebih tinggi dari harga non koperasi maka akan terjadi manfaat efektivitas penjualan.
Di dalam simpan pinjam, maka: 1. Bunga tabungan yang diterima anggota dari koperasi lebih tinggi dari bunga yang diterima anggota dari non koperasi maka akan timbul manfaat efektivitas tabungan. 2. Bunga kredit yang dibayarkan anggota kepada koperasi lebih rendah dari bunga kredit di luar koperasi, maka akan timbul manfaat efisiensi penarikan kredit. 3. Dan manfaat lain, misalnya bentuk biaya transaksi murah, dan persyaratan yang ringan. 4. Manfaat pengelolaan bersama dapat berupa penghematan biaya produksi atau peningkatan produktivitas. Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota melalui penggunaan jasa pelayanan koperasi, sangat tergantung kepada jenis koperasi dan usaha yang dijalankan oleh koperasi. Jadi, setiap koperasi harus dapat menerjemahkan arti dari manfaat koperasi ke dalam satuan-satuan yang terukur menurut keperluannya masingmasing.
Akuntansi Unit Simpan Pinjam/Koperasi Simpan Pinjam Akuntansi koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam secara normatif berlandaskan pada : 1. UU. No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian 2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian (IAI). 3. Pedoman Umum Implementasi PSAK No.27 Adapun karakteristik dari KSP/USP berbeda dengan lembaga keuangan yang lain terutama bank. KSP merupakan koperasi yang mempunyai kegiatan usaha mendapatkan dana dari anggota koperasi dan menyalurkannya kembali untuk kepentingan anggota koperasi. Maksud mendapatkan dana dari anggota koperasi adalah menghimpun uang/dana dari anggota koperasi yang dana(uang) tersebut merupakan kelebihan yang diperoleh dari anggota koperasi setelah kegiatan konsumsi sehari-hari dari penghasilannya. Adapun tujuan dari menghimpun dana (uang) adalah sebagai modal kerja koperasi dalam melaksanakan kegiatan usahanya, yang salah satunya menyalurkan ke anggota dalam bentuk pinjaman anggota.
Posisi anggota koperasi adalah sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi. Jadi maju mundunya koperasi menjadi tanggung jawab bersama seluruh anggota. Partisipasi anggota merupakan kunci keberhasilan dan perkembangan USP/KSP. Partisipasi anggota pada KSP/USP dikelompokkan pada kegiatan menyimpan dan kegiatan meminjam. Uang pada KSP/USP yang beredar diperlakukan sebagai barang yang memiliki harga, dimana harga tersebut ditunjukkan dalam bentuk tingkat bunga. Bunga simpanan yang diberikan kepada anggota penyimpan merupakan imbalan harga atas uang yang diserahkan oleh anggota KSP dan USP. Dengan demikian, seluruh bunga simpanan yang dibayarkan oleh KSP/USP kepada penyimpan dapat disebut dengan HARGA POKOK DANA. Simpanan dana (uang) yang terkumpul dari anggota KSP/USP kemudian disalurkan kepada anggota yang memerlukan pinjaman uang. Oleh karena itu, KSP/USP akan menetapkan bunga pinjaman yang wajib dibayar oleh anggota peminjam di atas harga pokok dana. Bunga pinjaman yang menjadi kewajiban anggota KSP /USP yang meminjam dalam satu tahun buku, paling sedikit harus mampu menutupi :
1. Harga pokok dana, yaitu bunga simpanan yang harus dibayar oleh KSP/USP kepada anggota. 2. Biaya organisasi KSP/USP, yang terdiri dari beban usaha dan beban perkoperasian. Oleh karena itu, penerimaan atau pendapatan atas bunga pinjaman berikut provisi dan biaya administrasi yang telah dibayar oleh anggota peminjam kepada KSP/USP selama tahun buku berjalan, dapat disebut partisipasi bruto anggota. Selisih antara partisipasi bruto dengan harga pokok dana disebut partisipasi neto anggota, sebagai sumber utama untuk membiayai organisasi koperasi. Selisih antara partisipasi neto anggota dengan biaya organisasi disebut dengan sisa partisipasi anggota.
Sisa partisipasi anggota = partisipasi neto biaya organisasi koperasi Biaya organisasi = biaya usaha + biaya perkoperasian
Apabila KSP/USP hanya melayani anggota saja dan tidak berbisnis dengan non anggota maka Sisa Partisipasi Anggota = Sisa Hasil Usaha Dan apabila melaksanakan bisnis dengan non anggota, maka :
Sehingga distribusi SHU yang berasal dari keduanya diatur secara berbeda karena sisa partisipasi anggota berbeda pengertiannya dengan laba.
Proses Pencatatan Akuntansi Konsumen Dan Unit Simpan Pinjam Di Koperasi Dalam perkembangan suatu perusahaan, termasuk dalam hal ini koperasi dapat mengembangkan usahanya atau memperluas jenis usahanya menjadi beberapa jenis usaha. Oleh karena itu dapat dibentuk unitunit usaha koperasi untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada anggota koperasi yang bersangkutan. Unit-unit koperasi itu dapat dibentuk berupa unit usaha dagang (konsumen), unit usaha simpan pinjam (USP), atau unit usaha jasa dan produsen, tergantung dari koperasi mau mengembangkan sebagian atau seluruh unit usaha tersebut. Dalam hal bagaimana koperasi itu untuk mencatat semua transaksi yang terjadi di unit- unit usahanya. Secara akuntansi, semua transaksi di unit-unit usaha tersebut dapat dipakai dengan cara akuntansi agen atau cabang secara desentralisasi, artinya pihak unit usaha diberi wewenang untuk mencatat semua transaksinya sendiri atau punya manajemen sendiri. Di Indonesia, koperasi yang bergerak di unit simpan pinjam haruslah dipisahkan dari unit usaha yang lainnya.
Adapun teknik pencatatan secara akuntansi secara umum adalah sama, tapi ada sedikit perbedaan apabila salah satu unit punya otoritas untuk melaksanakan pencatatannya sendiri, yaitu : apabila laba (rugi) yang didapat dari aktivitas usaha melalui unitnya ditentukan secara terpisah. Pada cara yang disebutkan di atas tersebut, rekening-rekening pembukuan khusus unit yang terpisah, terutama pendapatan dan biaya-biaya yang bersangkutan harus diselenggarakan. Rekening-rekening pembukuan khusus untuk unit tersebut, dipergunakan untuk mencatat semua transaksi usaha melalui unit dan biaya-biaya yang terjadi pada unit yang bersangkutan. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang laba atau rugi yang timbul dari kegiatan usaha melalui setiap unit yang dibentuk. Apabila koperasi mempunyai beberapa unit, maka rekening-rekening pendapatan dan biayabiaya pada agen dapat diselenggarakan sebagai rekening kontrol (buku besar). Sedangkan rekening pendapatan dan biaya untuk tiap-tiap unit diselenggarakan sebagai rekening-rekening pembantunya. Meskipun unit usaha koperasi bekerja dan berdiri sendiri, tetapi kontrol tetap oleh kantor pusatnya. Tingkat kebebasan berdiri sendiri yang diberikan kepada suatu unit ditetapkan oleh kantor pusat. Kebijaksanaan umum dan standar pelaksanaan yang biasa berlaku bagi dunia usaha, juga dilaksanakan terhadap unit-unit yang di bentuk oleh kantor pusat koperasi. Garis besar bekerjanya suatu unit adalah sebagai berikut : Unit usaha diberi modal kerja, baik berupa uang kas, barang dagangan maupun aktiva lainnya oleh kantor pusat. Unit dapat membeli barang dagangan dari pihak ke tiga untuk memenuhi kebutuhan permintaan barang-barang lokal yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat atau apabila pembelian itu dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis. Unit melakukan aktivitas usahanya; mulai dari usaha usaha untuk mendapatkan, mengirimkan barang atau menyerahkan jasa-jasa kepada langganannya, membuat faktur penjualan, mengumpulkan piutang dan menyimpan uangnya di dalam rekening bank sendiri.
Alat Total
Untuk mengukur kemampuan KSP/USP membayar kembali simpanan, tabungan koperasi , tabungan berjangka pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuidnya. Semakin tinggi rasio semakin tinggi kemampuan likuiditasnya KSP/USP, namun semakin rendah profitabilitasnya.
Pinjaman Dana
Untuk mengukur kemampuan KSP/USP membayar kembali penarikan yang dilakukan oleh nasabah. Semakin tinggi, semakin rendah kemampuan likuiditas KSP/USP.
Pinjaman Jangka Pendek Yang Diberikan Yang Diberikan Pinjaman Jangka Yang Pendek x Diberikan 100%
Pinjaman Total
Semakin besar rasio ini, semakin lancar pemberian pinjaman (turn over pinjaman semakin bagus)
Analisis Total Pinjaman Yang Diberikan Terhadap Total Aktiva Pinjaman Yang Diberikan x 100%
Untuk mengukur rasio aktiva produktif. Semakin tinggi rasio ini semakin produktif aktivanya. Namun resiko yang ditanggung semakin tinggi
Modal Total
Rasio ini merupakan indikator untuk KSP/USP terhadap kemampuan menutup kerugian yang diderita.
Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Beresiko Sendiri Yang x Beresiko 100%
Modal Pinjaman
Rasio untuk mengukur kemampuan Modal sendiri menutup pinjaman yang beresiko. Semakin besar rasio semakin aman
Pinjaman Total
Untuk menilai tingkat kesehatan pinjaman yang diberikan. Semakin kecil rasionya semakin aman.
Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional Biaya Pendapatan Operasional x Operasional 100%
Total Tatal
Rasio Biaya Tenaga Kerja dan Total Biaya Operasional Biaya Biaya Tenaga Kerja Operasional x 100%
Total Total
Untuk mengukur tingkat distribusi biaya-biaya KSP/USP. Apabila rationya semakin besar semakin jelek.
Rasio Biaya Bunga dan Total Biaya Operasional Biaya Biaya Bunga Operasional x 100%
Total Total
Untuk mengukur sejauh mana tingkat dan distribusi biaya KSP/USP dalam melakukan kegiatan operasional
KSP/USP, SHU yang memadai untuk mempertahankan sumber modal KSP/USP dan teknik analisisnya melibatkan hubungan antara pos-pos PHU KSP/USP
Hasil Bunga x 100% Aktiva Produktif Rasio ini untuk mengukur tingkat kemampuan aktiva produktif menghasilkan keuntungan.
Biaya Aktiva
Rasio ini untuk mengukur tingkat kemampuan aktiva produktif menekan biaya
Hasil Total
Rasio ini untuk mengukur tingkat kemampuan pinjaman menghasilkan keuntungan. Hasil Aktiva Bunga Biaya Produktif Bunga x 100%
Rasio ini untuk mengukur tingkat kemampuan aktiva produktif menghasilkan pendapatan operasional
Total Total
Kemampuan KSP/USP mengelola aktivanya untuk menghasilkan pendapatan (operasional dan non operasional)
Total Total
Untuk mengetahui jumlah biaya dana yang dikeluarkan untuk menghimpun dana
Total Aktiva
Semakin kecil rasio ini berarti biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasionalkan aktiva produktif.
Penyusunan Laporan Keuangan Setelah tahun buku berakhir, pengurus koperasi wajib menyusun laporan keuangan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya: 1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha serta penjelasan atas dokumen tersebut. 2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai.
Neraca, perhitungan hasil usaha serta penjelasannya merupakan laporan pokok keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi tidak jauh berbeda dengan laporan keuangan untuk perusahaan lain. Perbedaan utama terletak pada penyajian modal dan perhitungan laba rugi. Contoj neraca sebuah koperasi disajikan dalam gambar 1.a sedang perhitungan hasil usahanya dalam table 1.b Pos-pos khusus dalam laporan tersebut diuraikan berikut ini.
Simpanan. Permodalan koperasi terutama berasal dari simpanan anggota yang dapat berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Dilihat dari kekekalannya, simpanan anggota yang dikategorikan sebagai modal adalah simpanan pokok dan simpanan wajib. Simpanan sukarela, karena dapat diambil setiap saat, lebih bersifat sebagai rekening Koran dri anggota. Pos ini merupakan bagian kewajiban lancar. Simpanan wajib lebih bersifat permanent dibandingkan simpanan pokok. Simpanan wajib dapat diambil kembali dengan cara tertentu yang ditetapkan dalam rapat anggota atau anggaran dasar. Dalam contoh laporan keuangan, simpanan sukarela disajikan sebagai kewajiban lancar, sedangkan simpanan wajib dan simpanan pokok disajikan sebagai kekayaan bersih. Penyajian simpanan sebagai kewajiban atau kekayaan bersih terutama erat kaitannya dengan perhitungan dan perlakuan bunga jasa modal. Bunga modal atas simpanan yang disajikan sebagai kewajiban dianggap sebagi beban, sedang jasa modal atas simpanan yang disajikan sebagai kekayaan bersih layak dianggap sebagai pembagian sisa hasil usaha. Program yang Masih Harus Diadakan. Seperti diketahui, SHU dapat disisihkan untuk bagian pengurus, pegawai/karyawan, program pendidikan koperasi, social dan pembangunan daerah kerja. Dalam contoh neraca koperasi, bagian untuk pengurus dan karyawan disajikan dalam kewajiban lancar. Demikian juga halnya dengan program-program yang masih harus diadakan. Dalam kenyataannya, penyajian program-program tersebut diatas perlu memperhatikan rencana pencairannya. Program-program yang akan dicairkan dalam jangka pendek disajikan sebagai kewajiban lancar. Utang Piutang kepada Anggota. Salah satu cirri koperasi adalah banyaknya transaksi yang dilakukan dengan anggota. Utang piutang dengan anggota yang diakibatkan oleh transaksi usaha
tidak berbeda jauh dengan utang piutang usaha biasa. Artinya, utang piutang ini berasal dari kegiatan usaha koperasi dengan para anggotanya. Utang piutang yag berasal dari kegiatan usaha dipisahkan dengan utang piutang dari kegiatan lain (misalnya simpanan sukarela). Di samping itu, utang piutang yang berasal dari kegiatan usaha dengan anggota dipisahkan dengan utang piutang yang berasal dari bukan anggota. Cadangan Koperasi. Saldo akun cadangan koperasi merupakan akumulasi bagian sisa hasil usaha yang dibagikan untuk cadangan. Bagian ini merupakan milik koperasi dan dimaksudkan untuk memupuk modal dan menutup kerugian. Pada saat likuidasi cadangan tersebut merupakan hak anggota. Sisa Hasil Usaha yang belum dibagi. Pos ini merupakan saldo sisa hasil usaha yang belum dibagi. Dalam contoh laporan keuangan koperasi diatas, saldo sisa hasil usaha yang tercantum sama dengan sisa hasil usaha yang terdapat dalam perhitungan hasil usaha. Ini berarti bahwa sisa hasil usaha sampai dengan tahun sebelumnya telah dibagikan menurut ketentuan koperasi. Apabila sisa hasil usaha tahun-tahun lalu masih ada yang belum dibagi maka jumlahnya diakumulasikan dengan sisa hasil uasaha tahun berjalan. Perhitungan Hasil Usaha. Perhitungan sisa hasil usaha dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni pos-pos yang berhubungan dengan pelayan terhadap anggota dan bukan anggota. Dengan pengelompokan demikian ini, akan dapat diketahui sisa hasil usaha yang berasal dari pelayan terhadap anggota dan sisa hasil uasaha yang bukan dari anggota. Pengelompokan demikian, merupakan hal penting dalam koperasi, karena perlakuan perpajakan untuk kedua kelompok sisa hasil usaha tadi berbeda.
AKUNTANSI KOPERASI
Sebagaimana halnya perusahaan yang berbentuk PT, CV, dan Firma, Koperasi juga membutuhkan jasa akuntansi, baik untuk mengolah data-data keuangan guna menghasilkan informasi keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi maupun untuk meningkatkan mutu pengawasan terhadap praktik pengelolaan koperasi.
PROSES AKUNTANSI
Pencatatan Mencatat transaksi-transaksi keuangan yang terjadi di koperasi yang bersangkutan dengan aktiva, utang, modal, pendapatan maupun biaya. Untuk mempermudah koperasi dalam melakukan pencatatan, biasanya digunakan buku jurnal. Dalam pencatatan ini juga dibutuhkan rekening sebagai media atau alat Bantu untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan yang berkaitan dengan aktiva, utang, penghasilan dan biaya sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Penggolongan Penggolongan dilakukan dengan cara mengeposkan, yaitu proses pemindahan catatan yang telah dilakukan di dalam jurnal kedalam buku besar. Peringkasan Setiap akhir periode, koperasi menyusun neraca saldo sebagai alat Bantu dalam penyusunan laporan keuangan. Neraca saldo tersebut merupakan daftar saldo rekening yang terdapat dalam buku besar. Penyusunan laporan keuangan Tahap akhir dari proses akuntansi adalah penyusunan laporan keuangan, dimulai dengan pembuatan jurnal penyesuaian, menyusun neraca lajur, dan memisahkan rekening-rekening ke dalam neraca dan laporan rugi laba. Setelah itu memindahkan laba atau rugi ke dalam laporan perubahan modal.
Buku Kas Buku kas adalah buku yang digunakan untuk mencatat semua transaksi antara kopersai dengan pihak-pihak lain yang dilakukan secara tunai. Contoh: Pembelian bahan baku secara tunai, membayar gaji karyawan, maembayar rekening TAL. Buku Memorial Buku memorial digunakan untuk mencatat semua transaksi antara koperasi dengan pihak luar yang tidak melibatkan kas. Contoh : pembelian secara kredit, penjualan secara kredit, retur pembelian, dan retur penjualan. Buku Besar Buku besar adalah buku yang digunakan untuk menggolongkan dan meringkas catatan transaksi-transaksi yang telah di catat di dsal buku harian. Penggolongan transaksi dari buku-buku harian di dasarkan pada sifat transaksinya. Oleh karena itu buku besar terdiri dari rekening-rekening seperti kas, piutang, persediaan, utang, biaya, dll. Buku Pembantu Sesuai dengan namanya, buku pembantu adalah buku yang digunakan untuk merinci rekening-rekening buku besar. Misalnya di dalam buku besar kita dapat melihat catatan mengenai besarnya utang. Catatan utang ini akan dirinci lebih jauh di dalam buku pembantu, misalnya mengenai nama dan alamat kreditur, tanggal terjadinya utang dan tanggal jatuh tempo, pelunasan yang telah dilakukan oleh koperasi, dsb.
Laporan keuangan koperasi yang umum disajikan adalah Laporan Sisa Hasil Usaha dan Neraca. Laporan Sisa Hasil Usaha menggambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai kopersi dalam satu periode operasi. Sedangkan neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan yaitu aktiva, utang dan modal koperasi pada suatu saat tertentu.