Anda di halaman 1dari 3

Bagaimanakah menyampaikan pendapat di muka umum yang legal?

Sejak awal digulirkannya era reformasi, kegiatan untuk menyampaikan pendapat di muka umum bukanlah merupakan hal yang aneh dan tabu bahkan masyarakat sudah terbiasa melihatnya. Kemerdekaan untuk menyampaikan pendapat di muka umum pun semakin terjamin oleh hukum dengan disahkannya UU No.9 Tahun 1999 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum. Namun, di balik kemerdekaan tersebut, adanya prosedur dan kewajiban yang harus diikuti dalam meyampaikan pendapat di muka umum. Selain demi menjaga ketertiban, prosedur dan kewajiban tersebut juga diperlukan untuk mengatur agar jangan sampai kemerdekaan menyampaikan pendapat tersebut justru mengganggu orang lain. A.Bentuk-bentuk menyampaikan pendapat di muka umum. Bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum menurut UU No.9 Tahun 1999 ada 4 (empat), yaitu : (1). Unjuk rasa atau demonstrasi; (2). Pawai; (3). Rapat umum; dan atau (4). mimbar bebas Unjuk rasa atau demontrasi adalah kegiatan yang dilakukan seorang atau lebih untukmengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum. Pawai adalah cara penyampaian pendapatdengan arak-arakan di jalan umum. Rapat umum adalah pertemuan terbuka yang dilakukan untuk menyampaikan pendapat dengantema tertentu. Mimbar bebas adalah kegiatan menyampaikan pendapat di muka umum yang dilakukan secarabebas dan terbuka tanpa tema tertentu. B.Hak dan kewajiban serta tanggung jawab warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum. (1). Hak warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum mengeluarkan pikiran secara bebas; memperoleh perlindungan hukum. (2). Kewajiban warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum menghormati hak-hak orang lain; menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum;

C.

menaati hukum dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku; menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum; dan menjaga keutuhan persatuan dankesatuan bangsa Kewajiban dan tanggung jawab aparatur pemerintah melindungi hak asasi manusia; menghargai asas legalitas; menghargai prinsip praduga tidak bersalah; dan menyelenggarakan pengamanan.

D. Tempat umum dan waktu untuk menyampaikan pendapat. Pada dasarnya untuk menyampaikan pendapat dapat dilakukan dimana saja di muka umum. Namun, UU No.9 Tahun 1999 memberikan pembatasan tempat-tempat yang tidak boleh untuk dijadikan ajan peyampaian pendapat di muka umum. Tempat-tempat dan waktu tersebut yaitu: di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah,instalasi militer, rumah sakit, pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api,terminal angkutan darat, dan; objek-objek vital nasional; pada hari besar nasional. Perlu untuk diingat bahwa yang dimaksud dengan pengecualian di lingkungan istana kepresidenan adalah istana presiden dan istana wakil presiden dengan radius 100 meter dari pagar luar. Pengecualian untuk instalasi militer meliputi radius 150 meter dari pagar luar.Pengecualian untuk objek-objek vital nasional meliputi radius 500 meter daripagar luar. Sedangkan yangdimaksud dengan hari-hari besar nasional adalah : Tahun Baru; Hari raya Nyepi; Hari wafat Isa Al-Masih; Isra Mi"raj; Kenaikan Isa Al-Masih; Hari Raya Waisak; Hari Raya Idul Fitri; Hari Idul Adha; Hari Maulid Nabi; 1 Muharam; Hari Natal; 17 Agustus.

E.Tata cara (Prosedur) penyampaian pendapat di muka umum. (1) Sebelum menyampaikan pendapat di muka umum, baik dalam bentuk demonstrasi, pawai, rapat umum maupun mimbar bebas, warga negara yang akan melaksanakannya wajib memberitahukan kepada Kepolisian setempat dalam bentuk tertulis. (2) Pemberitahuan di atas wajib dilakukan paling lambat 3 X 24 jam sebelum penyampaian pendapat dimulai. (3) Dalam surat pemberitahuan tersebut disampaikan hal-hal sebagai berikut : maksud dan tujuan; tempat,lokasi dan rute; waktu dan lama; bentuk; penanggung jawab(apabila unjuk rasa atau pawai melibatkan lebih dari 100 (seratus) orang massa, maka harus ada 5 (lima) penanggung jawab); nama dan alamat organisasi, kelompokatau perseorangan; alat peraga yang digunakan; dan atau jumlah peserta. (4) setelahmenerima surat pemberitahuan dari warga negara yang akan menyampaikan pendapat di muka umum, Polisi akan segera : segera memberikan surat tanda terima pemberitahuan; berkoordinasi dengan penanggung jawab penyampaian pendapat di muka umum; berkoordinasi dengan pimpinan instansi/lembaga yang akan menjadi tujuan penyampaian pendapat; mempersiapkan pengamanan tempat, lokasi dan rute. (5) Apabila warga negara yang akan menyampaikan pendapat merubah pikirannya, dan ingin membatalkan aksi penyampaian pendapatnya di muka umum, maka penanggung jawab wajib untuk menyampaikan secara tertulis dan langsung kepada pihak kepolisian dalam waktu paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum waktu pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai