Anda di halaman 1dari 4

Nama : SIFA NUR HALIZAH

JURUSAN : ILMU KOMUNIKASI

NIM : 049905897

JAWABAN :

a. Demonstrasi merupakan salah satu bentuk penyampaian pendapat di muka umum


secara massal. Pada Pasal 1 angkat 3 UU Nomor 9 Tahun 1998, Unjuk rasa atau
Demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk
mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di
muka umum.

Bentuk penyampaian pendapat di muka umum dapat dilaksanakan dengan :


1. Demonstrasi
2. Rapat umum
3. Pawai
4. Mimbar bebas

Demonstrasi dapat dilakukan di tempat-tempat umum. Ada pun tempat yang tidak
boleh dilakukan untuk demonstrasi adalah:
1. Istana kepresidenan
2. Tempat ibadah
3. Rumah sakit
4. Instansi militer

Demonstrasi adalah hak kewajiban setiap Masyarakat untuk bebas mengeluarkan pendapat
dan berwujudan dalam kehidupan Masyarakat. yang sebagai mana telah diatur dalam undang-
udang sbagai berikut:

1. Pasal 28 UUD 1945 berbunyi, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,


mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.”
2. Pasal 28E Ayat 3 yang berbunyi, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.”
3. kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum tentu juga tercantum dalam
UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
4. Pasal 25 UU Nomor 39 Tahun 1999 berbunyi, “Setiap orang berhak untuk
menyampaikan pendapat di muka umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.”

Anarkis adalah suatu tindakan yang dilakukan secara terang-terangan oleh kelompok ataupun
sesorang yang bertentangan dengan norma hukum mengakibatkan kericuhan, membahayakan
oranng sekitar dan mengancam keselamatan barang atau jiwa serta merusak fasilitas umum.

Proses penindakan untuk orang yang terlibat dalam tindakan tersebut sebagai berikut:

1. menghentikan tindakan anarkis melalui himbauan, persuasif, dan edukatif;


2. menerapkan upaya paksa sebagai jalan terakhir setelah upaya persuasif gagal
dilakukan;
3. menerapkan penindakan hukum secara profesional, proporsional, dan nesesitas yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi;
4. dalam hal penindakan hukum tidak dapat dilakukan seketika, maka dilakukan upaya
mengumpulkan bukti-bukti dan kegiatan dalam rangka mendukung upaya penindakan
di kemudian hari; dan
5. melakukan tindakan rehabilitasi dan konsolidasi situasi.

Namun penindakan tersebut tidak langsung dilakukan seketika, dengan pertimbangan


kemungkinan akan terjadi kerusuhan yang lebih luas atau dapat memicu kerusuhan
massa, maka tindakan penegakan hukum tetap dilaksanakan setelah situasi kondisi
memungkinkan dilakukan penindakan.

b. Tata perundang-undangan diatur dalam :

1.Tap MPRS NO. XX/MPRS/1996 tentang Memorandum DPR-GR mengenai sumber


tertib hukum Republik Indonesia dan tata urutan perundang-undangan Republik
Indonesia.
2. Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Undang-Undang.
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan.

Tata aturan pelaksanaanny:

-UUD 1945 yang sekarang dipakai dalam penyelenggaraan negara Indonesia telah mengalami
empat kali amendemen (perubahan).

-Ketetapan MPR merupakan putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang-sidang MPR. Itu
terdapat dua macam putusan, yakni ketetapan dan keputusan.

-UU adalah bentuk peraturan perundangan yang diadakan untuk melaksanakan UUD dan
ketetapan MPR. Lembaga yang berwenang membentuk UU adalah Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Pemerintah (Presiden).

-Perppu merupakan peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam keadaan bahasa. Itu tanpa
melalui persetujuan DPR, tapi DPR tetap mengawasi pelaksanaan peraturan tersebut.

-Peraturan Pemerintah merupakan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah yang bertujuan
untuk melaksanakan perintah UU. Pemerintah yang dimaksud itu pemerintah pusat dan
pemerintah provinsi. Maka peraturan tersebut terdiri dari peraturan pemerintah pusat dan
peraturan pemerintah daerah.

c. Kesimpulan

Menurut pendapat saya dengan adanya peraturan perundang-undang mengenai


perusakan fasilitas umum supaya Masyarakat lebih peduli terhadap fasilitas yang telah
disedikan pemerintah. Dan menjadikan masyarakata patuh terhadap peraturan yang dibuat
dan takut akan sanksi yang diterima. Dengan menyampaikan pendapat dimuka umum atau
melakukan demostrasi tidak perlu sampai merusak fasilitas umum yang dimana bisa
merugikan negara dan menyebabkan kericuhan yang akan berdampak buruk pada
Masyarakat. Menyampaikan pendapat tidak perlu dengan anrkis cukup melakukan sesuai
dengan cara yang baik agar bisa mendapat hasil yang baik.

Sumber:

https://nasional.kompas.com/read/2022/04/22/00150011/demonstrasi--pengertian-aturan-dan-
contohnya

https://pid.kepri.polri.go.id/penindakan-pelaku-anarkis-saat-demonstrasi-ada-prosedurnya/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/07/080000469/tata-urutan-peraturan-
perundangan-di-indonesia?page=all

Anda mungkin juga menyukai