Anda di halaman 1dari 65

PENGERTIAN PUSKESMAS

O Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pengembangan kesehatan di suatu wilayah kerja
(Departemen Kesehatan RI, 2004).
a. Unit Pelaksana Teknis
O Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
b. Pembangunan Kesehatan
O Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
c. Penanggung jawab Penyelenggaraan
O Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di
wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas
bertanggung jawab hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
d. Wilayah Kerja
O Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila
di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah
kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

VISI PUSKESMAS
O Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya
Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah
gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator
Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni: Lingkungan
sehat, Perilaku sehat, Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan Derajat kesehatan
penduduk kecamatan.
O Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan
kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat, yang harus sesuai
dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.

MISI PUSKESMAS
O Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
O Puskesmas akan selalu menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
O Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan.
O Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan
kesehatan serta meningkatkan eIisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh anggota masyarakat.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat berserta
lingkungannya.
O Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang
sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan puskesmas
mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.

TUJUAN
O Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

FUNGSI PUSKESMAS

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
O Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping
itu Puskesmas aktiI memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat.
O Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktiI dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
O Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:
1). Pelayanan kesehatan perorangan
O Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersiIat pribadi (private goods)
dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.
2). Pelayanan kesehatan masyarakat
O Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersiIat publik (public goods)
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
O Monitoring Evaluasi Kinerja Puskesmas dilaksanakan dengan tujuan :
O a. Tujuan Umum Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal
dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
O b. Tujuan Khusus
O 1. Mendapatkan
O gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen
puskesmas selang Semester I
O 2.Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada selang Semester I berdasarkan urutan
peringkat kategori kelompok
O Puskesmas
O . Mendapatkan InIormasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam
penyusunan rencana
O kegiatan puskesmas dan Dinas Kesehatan pada perencanaan ditahun berikutnya
O Sedangkan manIaat Monitoring Evaluasi Kinerja Puskesmas adalah sebagai berikut :
O 1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian ( prestasi )
O kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapainya
O 2. Puskesmas dapat melakukan identiIikasi dan analisis
O masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan
diwilayah kerjanya berdasarkan
O kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas ( out put dan out come )
O . Puskesmas dan dinas kesehatan dapat
O menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera berdasarkan
prioritasnya 4. Dinas Kesehatan
O dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumber daya Puskesmas dan urgensi
pembinaan puskesmas

HAKIKAT 5 NILAI DASAR PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS
1. BERTINDAK CEPAT DAN TEPAT :
O Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan atau tindakan kesehatan,
terhadap kasus/masalah yang bisa bersiIat mendadak (emergency) maupun mendesak
(:rgency)
O Tepat dalam melaksanakan proses pelayanan kesehatan sesuai prosedur tetap (protap)
atau standar operasional prosedural (SOP) yang telah ditentukan.
2. BERPIHAK KEPADA MASYARAKAT :
O Masyarakat sebagai subyek pelayanan, berhak menentukan jenis pelayanan kesehatan
yang terbaik sesuai masalah yang dihadapinya.
O Masyarakat sebagai obyek pelayanan, wajib diberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu agar mencapai derajat kesehatan yang optimal.
. MENEGAKKAN KEDISIPLINAN :
O Disiplin Kerja : menegakkan semangat kerja dalam memberikan pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat atau sasaran pelayanaan
O Disiplin Administrasi : melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan
secara tertib, teratur, terarah, terbuka dan terukur
4. MENUN1UKKAN TRANSPARANSI :
O Menunjukkan keterbukaan pelayanan, dengan aturan kerja yang jelas, ringkas dan
tuntas, sehingga bisa dipahami oleh sasaran pelayanan
O Menunjukkan keterbukaan anggaran, sesuai tata hukum dan peraturan yang berlaku
dalam lingkup pelayanan kesehatan
5. MEWU1UDKAN AKUNTABILITAS :
O asil kegiatan pelayanan diarahkan secara bertanggungjawab terhadap institusi
internal didalam lingkup pelayanan kesehatan dan kepada institusi eksternal diluar
lingkungan pelayanan kesehatan.
O Tanggungjawab terhadap masyarakat, sangat penting sekali karena menyangkut upaya
peningkatan pemberdayaan derajat kesehatan masyarakat secara holistik.
Manajemen puskesmas
Prinsip manajemen meliputi merencanakan, mengatur, menggerakkan dan menilai seluruh hasil
pelaksanaan kegiatan pelayanan khususnya di Puskesmas. Tiga Prinsip (P) tersebut kami
uraikan kembali dalam pola pengalaman pelayanan pengabdian selama bertugas keliling
Puskesmas.

1. PERENCANAAN : P1
*Rencana Usulan Kegiatan (R.U.K)
* RUK sama dengan plan oI action (POA) atau rencana kerja yang biasanya disusun menjelang
pergantian tahun anggaran kegiatan baru
* Rencana Kerja dan Anggaran (RKA):
RKA, merupakann pengembangan dari RUK setelah ada perbaikan tata cara pembuatan
anggaran kegiatan dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

* Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Setelah disusun rencana kegiatan itu kemudian dibuatkan strategi pelaksanaan secara terpadu
* Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
DPA merupakan kelanjutan dari RKA yang telah disetujui sebagai pedoman pelaksanaan
penggunaan anggaran kegiatan


2. PENGATURAN : P2
* Penggerakan : Mini Lokakarya Lintas Program
* Mini Lokakarya (MinLok) ini dilaksanakan puskesmas setiap sebulan sekali, untuk
mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan
* Pelaksanaan : Mini Lokakarya Linta Sektoral
* Minlok ini dilaksanakan puskesmas setiap tiga bulan sekali dengan melibatkan instansi terkait
seperti dinkes, diknas, kecamatan, kelurahan, dan lainnya, sesuai porsi kegiatan puskesmas.

. PENILAIAN : P
* Pengawasan : Monitoring
* Kegiatan pelayanan harus terus diawasi pelaksanaannya agar mencapai target yang telah
ditetapkan
* Pengendalian : Controlling
* Pelayanan yang sudah optimal tetap perlu dikendalikan arahnya agar tidak menyimpang dari
tujuan kegitan
* Penilaian : Evaluation
* Setiap hasil kegiatan harus dievaluasi sebagai bentuk pertanggungjawaban institusi terhadap
publik dan pemerintah daerah.
tujuh konsep (7 K) yang dikembangkan untuk membenahi kinerja manajemen puskesmas.
1. KOMUNIKASI :
O Menyampaikan apa yang akan dibenahi memerlukan seni komunikasi agar tidak
menimbulkan salah persepsi atau miskom:nikasi, baik secara interpersonal atau lewat
pertemuan organisasi seperti minilokakarya (minlok) puskesmas
2. KOORDINASI :
O Menggabungkan berbagai karakter yang berbeda dalam organisasi, memerlukan
keterpaduan lintas program dan lintas sektor untuk mendukung pencapaian target.
. KOMITMEN :
O ersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas pokok dan Iungsi dengan penuh sikap
profesional dan dedikasi tinggi, sesuai standar proIesi, untuk memberikan yang terbaik.
4. KONSISTEN :
O Apa yang telah disepakati juga harus secara .epat dan tepat dijalankan bersama-sama,
sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing staI/pegawai yang proporsional.
5. KONTINYU :
O AktiIitas harus terus berkelanjutan dalam menjalankan kegiatan yang sudah diarahkan.
Terus menerus mempunyai inisiatif, aktif dan kreatif dalam menjalankan tugas
6. KONSEKUEN :
O Sanggup menjalankan amanah dengan sikap penuh tanggung jawab menurut tugas yang
telah diembankan untuk dapat mengembangkan potensi diri setiap pegawai
7. KOOPERATIF :
O Kerjasama menyeluruh antara unit organisasi maupun dengan unit kerja lainnya yang
dapat mendukung kemajuan organisasi.
Manajemen puskesmas
1. PERENCANAAN
Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana teknis dinas, aspek
Iungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh DKK, bertanggungjawab untuk melaksanakan
identiIikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta Iasilitas pelayanan
kesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan, identiIikasi mutu sumber daya manusia dan
provider, serta mentapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.
Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan
misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan
sebagia acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas . Selain itu, kebijakan sistem
puskesmas perlu ditinjau setiap akan melakukan perencanaan program, kebijakan tersebut
meliputi kebijakan mandiri dari Puskesmas serta adanay Iungsi dan upaya puskesmas yang
berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25 tahun 1999, PP
No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000dimana tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk
mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi kemitraan, unit kesehatan amndiri, akontabilitas dan
teknologi tepat guna.


udgeting dalam perencanaan menejemn keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas sesuai
tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan dari
pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial masyarakat dan pemerintah
adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan yang
mempunyai ciri ciri barang atau jasa public seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M
dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan
individu.

2. ORGANIZING
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur organisasi
puskesmas dengan pertimbangan sebagai Iasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I,
adapun pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit Iungsional agar tidak
terajdi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap
kualitas program yang ditangani.
Struktur organisasi dan tata kerja :
Struktur organisasi puskesmas
1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas
2. Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha
. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
Tugas pokok :
1. Kepala Puskesmas
ertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat
dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan Iungsional.
2. Kepala urusan tata usaha
ertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan
dan pelaporan.
. Unit I
ertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan
gizi.
4. Unit II
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya imunisasi,
kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
5. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.
6. Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga,
kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan
penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.
8. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
9. Unit VII
Melaksanakan kegiatan keIarmasian.

. ACTUATING
a. Sistem ketenagaan
Juster (1984) menyatakan bahwa pendidikan merupakan Iaktor yang penting dalam seorang
pekerja. Melalui pendidikan akan menghasilkan perubahan keseluruhan cara hidup seseorang.
Pearlin dan Kohn (1966) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi mempunyai keinginan untuk mengembangkan dirinya sedangkan mereka yang berasal dari
tingkat pendidikan rendah cenderung untuk emmpertahnkan kondisi yang telah ada.
Sistem ketenagaan yang ada di puskesmas dilaksanakan sesuai program yang dikembangkan
serta kemampuan dana dengan diketahui oleh DKK, kuantitas tenaga didasarkan pada kebutuhan
priorotas layanan kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan
layanan kesehatan dan proIesionalisme pekerjaan.
Sesuai PP RI No.2 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang seharusnya ada adalah tenaga
medis, kesehatan masyarakat (penyuluh kesehatan, sanitarian), tenaga gizi, tenaga keperawatan,
Iarmasi, dan teknisi medis (analis dan perawat gigi).
b. Pengembangan StaII
Tujuan : kegiatan pengembangan staII ditujukan untuk meningkatkan produktiIitas organisasi.
Jenis jenis pengembangan staII :
1. Pelatihan induksi
Merupakan indoktrinasi standart dan singkat bagi IilosoIi unit kerja, tujuan, program,
kebijaksanaan dan peraturan yang diberikan kepada masing masing pekerja selam atiga hari
pertama kerja untuk memastikan identiIikasi dengan IilosoIi unit kerja,tujuan dan norma
norma.
2. Orientasi
Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk mengakrabkan pegawai baru dengan
tanggungjawab pekerjaan, tempat kerja, pelangan dan rekan kerja.
. Kelanjutan pendidikan
al ini termasuk kegiatan pembelajaran yang direncanakandibalik program pendidikan dasar
keperawatan dan dirancang untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap bagi
peningkatan praktek keperawatan.
c. Konsep konsep pengembangan staII
1. Daya saing
Ketidaksesuaian yang dapt diukur antara daya saing dan pekerjaaan seseorang sebenarnya
dengan tingkat daya saing ayng diinginkan.
2. Minat
Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menerima atau menolak objek, orang, untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan.
. Kebutuhan pendidikan
Merupakan keadaan memiliki kualitas atau kemampuan yang dianggap perlu bagi peran tertentu.
4. Pembelajaran teknis
Perubahan dalam perilaku yang disadari dan disengaja terutama kognitiI dan psikomotor yang
terjadi sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar.
d. Tahapan pengembangan staII
1. Awal usia 20 25 tahun : membuat arah pekerjaan
2. Usia 20 0 tahun : menjawab pekerjaan dan tekanan pribadi dengan mempertanyakan
komitmen pada pekerjaan dan hubungan keluarga.
. Akhir usia 0 tahun : mengaitkan dirinya dengan pembimbing yang memungkinkan
mengunggulinya.
4. Usia 40 tahun : memisahkan diri dari pembimbing
5. Usia 50 tahun : pengembangann dan perbaikan pengetahuan dan keterampilan.
e. Mengorganisir sumber daya pengembangan staI
Keberhasilan usaha pengembangan staI tergantung pada penataan sumber daya yang sesuai.
Sumber sumber pendidikan lanjutan untuk pegawai keperwatan dapat brupa pengajar, sumber
daya dari konsorsia kesehatan, aIiliasi dengan perguruan tinggi, organisasi keperawatan
proIessional dan tugas belajar.
I. Motivasi staI
Menurut Stoner dan Freeman (1995), Ngalim Purwanto (2000), Shortel & Kaluzni (1994)
motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang membrikan kontribusi pada tingkat
komitmen seseorang. al in termasuk Iaktor Iaktor yang menyebabkan, menyalurkan dan
mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu.
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, motivasi yang tepat
dapat memajukan dan mengembangkan oraganisasi. Unsur manusia dalam organisasi terdiri dari
2 kelompok orang yaitu orang yang memimpin (manajer) dan orang yang dipimpin (pegawai /
pekerja). Manajer bertanggungjawab untuk memotivasi orang yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan organisasi.
Motivasi dalam organisasi kerja ditinjau dari segi perannya terdapat 2 macam yaitu motivasi
positiI dan motivasi negatiI. Motivasi positiI adalah motivasi yang menimbulkan harapan yang
siIatnay menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai misalnya gaji, Iasilitas, karier,
jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan keselamatan dan lain lain. Sedangkan motivasi
negatiI adalah motivasi yang menimbulkan rasa takutmisalnya ancaman, tekanan, intimidasi dan
semacamnya. Dengan motivasi negatiI orang lain dapat digerakkan oleh pihak yang memotivasi
untuk tujuan tertentu, namun hal ini tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama.
StanIord (1970), mengatakan bahwa ada unsur penting dalam motivasi yaitu antara kebutuhan,
dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena ada sesuatu yang kurang dirasakan oleh
seseorang, baik Iisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi
kebutuhan sedangkan tujuan adalah akhir dari suatu siklus motivasi.
g. Komunikasi dalam manajemen
1) Proses komunikasi
Tappen (1995) mendeIinisikan komuniksi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan dan
pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerjasama.
Komunikassi juga merupakan suatuseni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan
dengan cara yang muadah sehinga orang lain dapat mnegrti dan menerima.
2) Komunikasi dalam keperawatan
Unsur yang ada dalam setiap komunikasi adalah pengirim pesan (sender), pesan (massage),
penerima pesan (receiver). Pesan dapat berupa verbal, tertulis maupun non verbal. Lingkungan
internal maupun eksternal juga dilibatkan, yang termasuk lingkungan internal adalah nilai nilai,
kepercayaan, temperamen dan tingkat stress sedangkan Iaktor eksternal meliputi keadaan cuaca,
suhu, waktu.
) Prinsip komunikasi manajer keperawatan
Tahapan komunikasi :
a. Manajer harus mengerti struktur organisasiagar dapat memahami sasaran dai pengambilan
keputusan
b. Komunikasi merupakanbagian proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan organisasi.
Manajer harus mempertimbangkan isi komunikasi termasuk dampaknya terhadap orang yg
dipimpinnya.
c. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.
d. Manajer harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui keeIektiIan dan keakuratan
komunikasi.
e. Komponen penting lainnya bagi seorang manajer adalah menajdi pendengar yang baik.

4. CONTROLLING
Controlling dalam manajemen puskesmas merupakan indikator keberhasilan puskesmas yang
meliputi 2 Iaktor yaitu menjadi indikator pencapaian sehat meliputi lingkungan, perilaku
masyarakat, layanan kesehatan dan status kesehatan mrliputi KEP balita, insiden penyakit yang
berbasis lingkungan dan kesehatna ibu dan anak. Selain itu juga merupakan indicator penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, pelayanan
kesehatan tingkat I meluputi :
a. Evaluasi
Salah satu ukuran pengawasan yang digunakan oleh manajer guna mencapai ahsil organisasi
adalah system penilaian kerja karyawan. Melalui evaluasi regular dari setiap pelaksanaan kerja
pegawai manajer dapat mencapai beberapa tujuan.
Prinsip prinsip evaluasi :
1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja, orientasi tingkah laku
untuk posisi yang ditempati.
2. Sample tingkah laku perawat yang cukup representative
. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksanaan kerjadan bentuk evaluasi
untuk peninjauan ulang.
4. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan strategi perbaikan yang diperlukan.
5. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas
6. Pertemuan evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya dilakukan dalam waktu yang tepat.
7. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga membantu dalam
pelaksanaan kerja.
Alat evalausi :
1. laporan tanggapan bebas
2. Pengurutan ayng sederhana
. Checklist pelaksanaan kerja
4. Penilian graIik (enderson, 1984)
b. Kontrol kualitas
Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang memenuhi standar
proIessional dan dapat diterima oleh klien.
- Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakaian jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata rata penduduk, serta
yang penyelenggaraannya sesuai dengan standar atau kode etik proIesi yang telah ditetapkan
(Azwar, 1996)
- Kriteria mutu pelayanan kesehatan
1. Struktur
Kriteria rumah sakit, unit keperawatan (LOD, visi dan misi, konsep asuhan keperawatan)
2. Proses
Fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian, perspektiI keperawatan proesional,
praktek keperawatan proIessional.
. Tujuan
Tingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan Iungsional, kepuasan pasien,
sumberpenggunaan/ pengeluaran eIektiI dan eIisien, kejadian dan proses yang tidak
menyenangkan.
- Syarat pelayanan berkualitas
EIIicacy
a) EIIicacy (kamanjuran)
b) Appropriatennes (kepantasan)
c) Accebility (mudah dicapai)
d) Accepbility (diterima)
e) EIIectiveness (keberhasilan)
I) EIIiciency (ketepatan)
g) Continuity (terus - menerus)
- Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu
a) Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
b) Menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
c) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
d) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatanan.
e) Menyusun sasaran tudak lanjut untuk lebih memantapkan serta meningkatkan mutu pelayanan.
ANALISIS SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan mengidentiIikasi berbagai Iaktor
secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan
(Weaknesses) suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta ancaman-
ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi.

KEKUATAN (Strengths) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang berjalan dengan baik atau
sumber daya yang dapat dikendalikan.

KELEMAAN (Weaknesses) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan
baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.

KESEMPATAN (Opportunities) adalah Iaktor-Iaktor lingkungan luar yang positiI.

ANCAMAN (Threatss) adalah Iaktor-Iaktor lingkungan luar yang negatiI.

MATRIK SWOT adalah alat untuk menyusun Iaktor-Iaktor strategis organisasi yang dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan atau rumusan Iaktor-
Iaktor strategis internal dalam kerangka KEKUATAN (Strengths) dan KELEMAAN
(Weaknesses).

EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan atau rumusan Iaktor-
Iaktor strategis eksternal dalam kerangka KESEMPATAN (Opportunities) dan ANCAMAN
(Threats).

STRATEGI SO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu
dengan memanIaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanIaatkan peluang sebesar-
besarnya.

STRATEGI WO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanIaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

STRATEGI ST adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki organisasi
untuk mengatasi ancaman.

STRATEGI WT adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang bersiIat deIensiI dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

. PROSEDUR :

Pahami situasi dan inIormasi yang ada dengan melihat data eksternal maupun data internal.
InIormasi dapat bersiIat sebagai data numerik, hasil observasi, atau hasil wawancara. Data
eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar Puskesmas, misalnya : data kependudukan,
geograIis, sosial budaya, kesehatan, biologi lingkungan dan lain-lain. Data internal dapat
diperoleh dari dalam Puskesmas, misalnya : SP2TP, PWS-KIA, PWS-Imunisasi, StratiIikasi
Puskesmas, SKDN, dan lain-lain.

Pahami permasalahan yang terjadi. aik masalah yang bersiIat umum maupun spesiIik
kesehatan.

uatlah Matrik SWOT

Dalam sel KESEMPATAN (O), Tentukan 5-10 Iaktor peluang eksternal yang dihadapi
Puskesmas. Sel ini harus mempertimbangkan perangkat perundangan yang terkait dan sebagai
salah satu Iaktor strategis

Dalam sel ANCAMAN (T), Tentukan 5-10 Iaktor ancaman eksternal yang dihadapi Puskesmas.

Dalam sel KEKUATAN (S), Tentukan 5-10 Iaktor kekuatan internal yang dimiliki Puskesmas
baik yang ada sekarang maupun yang akan datang.

Dalam sel KELEMAAN (W), Tentukan 5-10 Iaktor kelemahan internal yang dimiliki
Puskesmas.

uatlah kemungkinan strategis dari Puskesmas atau menciptakan berbagai alternatiI pemecahan
masalah berdasarkan pertimbangan kombinasi empat sel Iaktor strategis tersebut :
a. Dalam sel STRATEGI S-O, ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
memanIaatkan peluang
b. Dalam sel STRATEGI S-T, ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman
c. Dalam sel STRATEGI W-O, ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk
memanIaatkan peluang
d. Dalam sel STRATEGI W-T, ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman

Evaluasi pilihan alternatiI dan pilih alternatiI yang terbaik dengan mempertimbangkan
kemampuan dan sumber daya yang dimiliki Puskesmas

lima tugas utama seorang manajer atau kepala puskesmas, untuk menjalankan prinsip
manajemen puskesmas, seperti paparan pengalaman berikut ini.
1. MEMBUAT PERENCANAAN PUSKESMAS
Menganalisa kondisi, situasi dan kinerja puskesmas, apakah sudah baik, masih kurang ataukah
banyak yang belum beres, kemudian menentukan perencanaan kegiatannya.
2. MENGATUR PELAYANAN PUSKESMAS
Menata apa saja jenis kegiatan program pelayanan, siapa saja yang akan menjalankannya
bersama seluruh staI puskesmas
. MENGGERAKKAN PEGAWAI PUSKESMAS
Mendorong segenap komponen pelayanan puskesmas untuk melaksanakan tugas pokok sesuai
Iungsinya dalam pelayanan kepada masyarakat
4. MENGEVALUASI KINER1A PUSKESMAS
Menelaah hasil pencapaian program puskesmas secara terpadu dengan instansi terkait, sebagai
pedoman untuk menentukan perencanaan pelayanan puskesmas.
5. MENGGALANG KER1ASAMA PELAYANAN PUSKESMAS
* Menjalin kerjasama internal puskesmas dan eksternal puskesmas, antara staI, pegawai,
petugas, aparat, pejabat, kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan yang lainnya, khususnya
diwilayah kerja puskesmas

PROGRAM PUSKESMAS
Tinggalkan komentar Go to comments
A. Program Pokok Puskesmas :
Program wajib yang telah standar dilakukan sesuai pengamatan dan pengalaman penulis,
antara lain:
1. Promosi Kesehatan (Promkes)
O Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
O Sosialisasi Program Kesehatan
O Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
2. Pen.egahan Penyakit Menular (P2M) :
O Surveilens Epidemiologi
O Pelacakan Kasus : TC, Kusta, DD, Malaria, Flu urung, ISPA, Diare, IMS (InIeksi
Menular Seksual), Rabies
. Program Pengobatan :
O Rawat Jalan Poli Umum
O Rawat Jalan Poli Gigi
O Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan
O Unit Gawat Darurat (UGD)
O Puskesmas Keliling (Puskel)
4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
O ANC (ntenatal Care) , PNC (Post Natal Care), K (Keluarga erencana),
O Persalinan, Rujukan umil Resti, Kemitraan Dukun
5. Upaya Peningkatan Gizi
O Penimbangan, Pelacakan Gizi uruk, Penyuluhan Gizi
6. Kesehatan Lingkungan :
O Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-
jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum), Institusi pemerintah
O Survey Jentik Nyamuk
7. Pen.atatan dan Pelaporan :
O Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
B. Program Tambahan/Penunjang Puskesmas :
Program penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan, sesuai kemampuan
sumber daya manusia dan material puskesmas dalam melakukan pelayanan
1. Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan
2. Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus
. Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan
4. Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling
5. Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil
6. Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani
Tujuan proses pengorganisasian komunitas dalam merevitalisasi peran Puskesmas antara lain:
1. Membangun kekuatan masyarakat: Pengorganisasian masyarakat bertujuan untuk
mendorong secara eIektiI modal sosial masyarakat agar mempunyai kekuatan untuk
menyelesaikan permasalahan dalam hal kesehatan secara mandiri. Melalui proses
pengorganisasian, masyarakat diharapkan mampu belajar untuk menyelesaikan
ketidakberdayaannya dan mengembangkan potensinya dalam mengontrol kesehatan
lingkungannya dan memulai untuk menentukan sendiri upaya-upaya strategis di masa
depan;
2. Memperkokoh kekuatan komunitas basis: Pengorganisasian masyarakat bertujuan
untuk membangun dan menjaga keberlanjutan kelompok-kelompok kesehatan (Posyandu,
Polindes, Dokter Kecil dan lainnya) yang kokoh yang dapat memberikan pelayanan
terhadap permasalahan-permasalahan dan memIasilitasi aspirasi tentang permasalahan
kesehatan di aras komunitas basis. Organisasi di aras komunitas dapat menjamin tingkat
partisipasi, pada saat bersamaan, mengembangkan dan memperjumpakan dengan
organisasi atau kelompok lain untuk semakin memperkokoh kekuatan komunitas;
. Membangun aliansi: Puskesmas dan kelompok kesehatan di aras komunitas harus
membangun dan tergabung dalam aliansi-aliansi strategis untuk menambah proses
pembelajaran dan menambah kekuatan diri.
Penyusunan perencanaan tingkat puskesmas tersebut, melalui empat tahapan, yaitu :
1. Tahap Persiapan :
O Pembentukan tim penyusun perencanaan tingkat puskesmas
O Penentuan pedoman perencanaan kepada tim penyusun
2. Tahap Analisa Situasi :
O Pengumpulan Data Umum
O Penentuan Data Khusus, asil Penilaian Kinerja Puskesmas
. Tahap Penyusunan Ren.ana Usulan Kegiatan :
O MengidentiIikasi masalah pelayanan kesehatan
O Menganalisa penyebab masalah dan solusinya
4. Tahap Penyusunan Ren.ana Pelaksanaan Kegiatan :
O Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan
Keseluruhan tahap perencanaan, memperhatikan dan mempertimbangkan masukan dari
masyarakat melalui Konsil Kesehatan Kecamatan atau adan Penyantun Puskesmas.

Adapun langkah yang menjadi kompas dalam melakukan pengorganisasian kesehatan di
masyarakat antara lain:
1. INTEGRASI- Sebuah proses dimana seorang penggerak kesehatan masyarakat terlibat
bersama di aras komunitas dan menjalin komunikasi serta relasi dengan .ara belajar dari
budaya yang berkembang di masyarakat. Akan lebih baik jika seorang penggerak
kesehatan masyarakat tinggal bersama dengan komunitas untuk membangun keper.ayaan
dan mempelajari segala potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh komunitas;2.
INVESTIGASI MODAL SOSIAL MASYARAKAT- Investigasi modal sosial merupakan
sebuah proses pembelajaran dan analisa yang sistematis mengenai struktur sosial-budaya
dan kekuatan atau potensi yang terdapat di target masyarakat yang diorganisir. Dari
proses ini diharapkan menghasilkan data terolah yang mampu menggambarkan potret
masyarakat yang diorganisir misalnya seperti .ommunity leader (pemimpin lokal di aras
komunitas basis), potensi kelompok swadaya, tingkat kesehatan, dan lainnya;.
MEMBANGUN RENCANA DAN STRATEGI- Peren.anaan merupakan sebuah proses
untuk mengidentifikasi tujuan dan menterjemahkan tujuan tersebut ke dalam kegiatan
yang nyata/konkrit dan spesifik. Peren.anaan akhir dan pengambilan keputusan akhir
dilakukan oleh komunitas yang diorganisir;
4. GROUNDWORK: Proses penajaman dari langkah pengorganisasian, merupakan proses
dialogis dan transformatif. Pendekatan yang dilakukan bukan lagi orang per orang tetapi
sudah dengan melakukan kelompok-kelompok ke.il dengan melakukan dialog mengenai
pandangan, impian, analisis, keper.ayaan, perilaku yang berkaitan dengan isu/persoalan
yang dikeluhkan oleh komunitas. Proses ini bertujuan untuk memastikan keterlibatan
kelompok dalam melakukan analisa, peme.ahan masalah, dan aksi bersama untuk
meme.ahkan permasalahan tersebut.
5. RAPAT-RAPAT- Men.ari tahu budaya, sejarah, kondisi ekonomi, lingkungan,
pemimpin lokal, aktivitas formal dan informal, dalam komunitas. Perjumpaan dengan
kelompok besar di aras komunitas dilakukan juga untuk mendiskusikan se.ara formal
mengenai isu yang akan dipe.ahkan bersama;
6. ROLE PLAY: Merupakan sebuah proses dimana anggota kelompok di aras komunitas
melakukan simulasi peran melalui dialog, diskusi, lobi, negosiasi, atau bahkan advokasi
dalam sebuah studi kasus terkait dengan isu kesehatan yang menjadi permasalahan.
Berbagai skenario sebaiknya didesain sehingga memberikan proses pembelajaran bagi
komunitas dalam proses penyelesaian masalah;
7. MOBILISASI- Merupakan sebuah langkah aksi dari komunitas untuk men.oba
menyelesaikan permasalahan yang mun.ul. Bekaitan dengan isu yang diangkat mungkin
ini bisa berupa negosiasi dan atau dialog disertai dengan tip dan trik yang telah
dipersiapkan. Terkait dengan permasalahan ini bisa berupa tindakan mobilisasi anggota
dalam komunitas untuk berpartisipasi dalam memulai kegiatan-kegiatan yang dapat
menyelesaikan permasalahan mereka. Misalnya kampanye operasi jentik nyamuk, orasi
kesehatan dan lainnya;
8. EVALUASI- Sebuah proses dimana anggota kelompok kesehatan mempunyai
keterampilan untuk menilai tentang proses pembelajaran apa yang mereka dapat dari
serangkaian kegiatan yang dilakukan, apa yang tidak diraih terkait dengan indikator/hasil
yang ditetapkan dalam peren.anaan, apa kelebihan dan kelemahan dari proses
pelaksanaan aksi yang telah dilakukan dan bagaimana .ara meminimalkan segala
kelemahan dan kesalahan yang telah dilakukan;
9. REFLEKSI- Sebuah langkah yang seringkali dianggap sepele tetapi disinilah kekuatan
spirit sebuah gerakan dalam proses pengorganisasian. Proses refleksi adalah sebuah proses
dimana dimensi rasa lebih mengutama untuk kemudian mendorong proses kesadaran diri
dari anggota kelompok dalam komunitas. Dalam refleksi, proses pen.erahan apa yang
terjadi di masing-masing anggota kelompok di aras komunitas dibagikan berdasarkan
pengalaman mereka ketika melakukan aksi;
10. PELEMBAGAAN KELOMPOK KESEHATAN- tujuan dari pengorganisasian
kesehatan komunitas salah satunya adalah membangun organisasi rakyat yang kokoh
sehingga mampu menjadi media yang dapat menjembatani segala persoalan dan aspirasi
yang ada di aras komunitas. Proses untuk menentukan pemimpin organisasi, peran-peran
dalam organisasi disepati se.ara demokratis. Demikian juga budaya organisasi dan
kesiapan manajemen juga diinisiasi untuk menjamin keberlanjutan organisasi.


Pada dasarnya ruang lingkup kegiatan lokmin itu, mencakup dua hal pokok, yang meliputi :
1. Lokmin Lintas Program :
O Meningkatkan kerjasama antar petugas internal puskesmas
O Mendapatkan kesepakatan sesuai rencana pelaksanaan kegiatan
O Meningkatkan motivasi tugas seluruh staI puskesmas
O Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang telah disusun.
2. Lokmin Lintas Sektor :
O Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral, untuk membina dan
mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
O Mengkaji hasil kegiatan kerjasama, memecahkan masalah yang terjadi serta menyusun
rencana kerjasama upaya alternatiI pemecahan masalahnya
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan
Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang
lebih terjamin, berhasil guna (eIektiI) dan berdaya guna (eIesien), perlu adanya jenjang
pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan.
Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya
masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun
horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan internal dan rujukan eksternal.
O Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas
induk
O Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap)
maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut ngkup peayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan rujukan
Kesehatan.
O Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan
(k:ratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan
penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum
daerah.
O Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya
peningkatan promosi kesehatan (5romotif) dan pencegahan (5reventif). Contohnya,
merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas),
atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit
Kesehatan Kerja).
Demikianlah sepintas ulasan beberapa jenis sistem rujukan pelayanan kesehatan, khususnya yang
sering dilakukan dalam pelayanan puskesmas. InIormasi tentang upaya rujukan ini dikutip dari
berbagai sumber reIerensi pelayanan kesehatan masyarakat dan dikolaborasikan dengan sedikit
pengalaman pengabdian saya saat bertugas keliling puskesmas. Mudah-mudahan memberikan
pemahaman yang bermanIaat.
Untuk bisa mengatasi penularan penyakit menular tersebut diperlukan strategi jitu secara
bersama-sama, diantara seluruh komponen pelayanan di bidang kesehatan.
1. Strategi Promosi InIormasi : memberikan inIormasi secara optimal sesuai dengan jenis
sasaran pelayanan kesehatan
2. Strategi Eliminasi Kasus : mengurangi Iaktor risiko terjadinya penularan penyakit yang
terutama berasal dari perilaku dan lingkungan
. Strategi Peran Kader : mengaktiIkan dan memberdayakan peranan kader kesehatan
masyarakat, khususnya di wilayah kerja puskesmas
4. Strategi Pendampingan : melakukan pendekatan personal melalui penjangkauan dan
pendampingan kasus khusus pada kelompok berisiko tinggi
Dalam konsep lainnya, bisa pula diterapkan lima strategi bintang dalam pemberantasan penyakit
menular, sehingga bisa lebih eIektiI untuk menanggulangi penularan penyakit.
Menurut Catatan Rusman R. Manik, dalam friends Notes, September 2009, berikut ini adalah
draft daItar periksa yang menurutnya layak menjadi pedoman untuk dikembangkan lebih lanjut.
DaItar itu menyangkut melakukan langkah-langkah penilaian, UJI dan PERIKS:
1. Apakah usulan tema SKPD pada tahun usulan sudah sesuai dengan prioritas di RPJM
(Rencana Program Jangka Menengah), permasalahan yang mengemuka pada tahun
usulan serta Prioritas Pembangunan? Tema SKPD pada tahun usulan harus sama dengan
ringkasan daItar prioritas SKPD dalam sebuah kalimat yang eIektiI
2. Apakah usulan program dan kegiatan sudah sesuai dengan Tema SKPD? Periksa dan
nilailah NAMA serta 'ENTUK kegiatannya. ila tidak sesuai, nilailah ARTI
PENTING-nya
. Apakah INDIKATOR KINERJA kegiatan telah terisi secara baik dan benar? Periksa dan
nilai juga hubungan sebab akibat pada indikator kinerja.
4. Apakah ada kegiatan lain yang perlu dilaksanakan untuk menjamin terwujudnya
TARGET ASIL dan CAPAIAN PROGRAM? ila ada, kegiatan manakah yang lebih
baik untuk dilaksanakan?
5. Apakah indikator kinerja pada kegiatan-kegiatan dalam sebuah program mengarah pada
satu capaian program tertentu?
6. Apakah lokasi kegiatan dan kelompok penerima manIaat sudah diisikan? Tepatkah lokasi
dan kelompok penerima manIaat dengan deskripsi indikator kegiatannya?
7. Apakah total usulan belanja wajar berdasarkan TARGET OUTPUT (keluaran). Periksa
kewajaran jenis belanja dan rincian belanja pada objek belanjanya.
8. Apakah SUMER DANA sudah diisi? Pastikan agar kegiatan yang didanai oleh
pemerintah atasan tidak terkurangi.
pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan; meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan; meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat; meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit; meningkatkan
keadaan gizi masyarakat; dan meningkatkan penanganan masalah kesehatan di daerah bencana
I. Tindak Lanjut yang Diperlukan
Dengan mempertimbangkan permasalahan yang dihadapi, langkah kebijakan yang
ditempuh, dan hasil-hasil yang telah dicapai seperti tersebut di atas, rencana tindak lanjut yang
diperlukan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut.

A. eningkatkan Pemerataan dan Keterfangka:an Pelayanan Kesehatan
Peningkatkan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masyarakat
dilaksanakan antara lain melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk
miskin di puskesmas dan jaringannya, serta kelas III rumah sakit. Melalui upaya ini diharapkan
tingkat disparitas status kesehatan antara penduduk kaya dan miskin semakin berkurang. Untuk
mengantisipasi berbagai kendala teknis di lapangan yang dihadapi oleh masyarakat miskin dalam
mendapatkan pelayanan yang layak, misalnya hambatan administrasi dan prosedural, sosialisasi
dan advokasi kepada institusi penyelenggara akan lebih ditingkatkan, di samping memperkuat
pemantauan dan safe g:arding. Selain itu, juga dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana
puskesmas dan jaringannya; pembangunan dan perbaikan rumah sakit terutama di daerah
bencana dan tertinggal secara selektiI; pengadaan obat, pengadaan peralatan dan perbekalan
kesehatan; dan penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan.
Selanjutnya, perlu ditingkatkan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-
kurangnya peningkatan promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan dasar;
peningkatan pelayanan kesehatan rujukan; pengembangan pelayanan dokter keluarga; serta
peningkatan peran serta masyarakat dan sektor swasta dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
Upaya lainnya dalam rangka peningkatan pemerataan, pelayanan kesehatan dilaksanakan
melalui penempatan tenaga dokter dan paramedis terutama di puskesmas dan rumah sakit di
daerah tertinggal; peningkatan ketersediaan, pemerataan, mutu, dan keterjangkauan harga obat
dan perbekalan kesehatan, terutama untuk penduduk miskin; dan peningkatan mutu pelayanan
Iarmasi komunitas dan rumah sakit.
Melalui pelaksanaan berbagai kebijakan itu dan dibarengi dengan kemajuan di bidang
sosial dan ekonomi, diharapkan taraI kesehatan penduduk miskin akan menjadi lebih baik.

. eningkatkan K:alitas Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, upaya yang akan dilakukan
adalah pengangkatan dan penempatan tenaga kesehatan, seperti dokter dan tenaga keperawatan
terutama di daerah terpencil, peningkatan proporsi puskesmas yang memiliki tenaga dokter;
peningkatan proporsi rumah sakit kabupaten/kota yang memiliki tenaga dokter spesialis dasar,
dan peningkatan mutu pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.
Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan perlu ditingkatkan untuk memenuhi keperluan
tenaga kesehatan, terutama untuk pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya, serta
rumah sakit kabupaten/kota terutama di daerah terpencil dan bencana. Langkah tersebut perlu
diikuti dengan peningkatan keterampilan dan proIesionalisme tenaga kesehatan melalui
pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, pembinaan tenaga kesehatan termasuk
pengembangan karier tenaga kesehatan; dan penyusunan standar kompetensi dan regulasi proIesi
kesehatan.
Upaya lain yang penting untuk dilakukan adalah penjaminan terpenuhinya persyaratan
mutu, keamanan, dan kemanIaatan produk terapetik/obat, perbekalan kesehatan rumah tangga,
obat tradisional, suplemen makanan, dan produk kosmetika melalui pengawasan keamanan
pangan dan bahan berbahaya; pengawasan pemakaian narkotika, psikotropika, zat adiktiI
(Napza); dan pengawasan mutu, khasiat, dan keamanan produk. Kapasitas laboratorium
pengawasan obat dan makanan juga perlu diperkuat. Pengembangan obat asli Indonesia akan
dilaksanakan melalui pengembangan dan penelitian tanaman obat; peningkatan promosi
pemanIaatan obat bahan alam Indonesia; dan pengembangan standarisasi tanaman obat bahan
alam Indonesia.
erbagai upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan itu, juga didukung oleh
pengembangan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan dan peningkatan penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Pengembangan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan akan dilaksanakan
melalui pengkajian kebijakan, pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran,
pelaksanaan dan pengendalian, pengawasan dan penyempurnaan administrasi keuangan, serta
hukum kesehatan. Selain itu, sistem inIormasi kesehatan baik nasional maupun daerah perlu
dibangun dengan baik. Kebijakan untuk menjamin pembiayaan kesehatan masyarakat secara
kapitasi dan praupaya terutama bagi penduduk miskin perlu juga terus dilanjutkan.
Peningkatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan akan
dilaksanakan melalui penelitian dan pengembangan, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga
peneliti, sarana dan prasarana penelitian, serta penyebarluasan dan pemanIaatan hasil penelitian
dan pengembangan kesehatan.

C. eningkatkan Perilak: Hid:5 ersih dan Sehat
Dalam rangka meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat akan dilaksanakan kegiatan
(1) pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, inIormasi, dan edukasi
(KIE); (2) pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat, (seperti pos pelayanan
terpadu, pondok bersalin desa, dan usaha kesehatan sekolah) dan generasi muda; dan ()
peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
Upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, perlu didukung oleh peningkatan
kualitas lingkungan hidup yang dilaksanakan melalui penyediaan sarana air bersih dan sanitasi
dasar terutama bagi masyarakat miskin; pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan;
pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan; dan pengembangan wilayah sehat.

D. eningkatkan U5aya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular dan
penyakit tidak menular upaya yang perlu dilakukan antara lain pencegahan dan penanggulangan
Iaktor risiko; peningkatan imunisasi; penemuan dan tatalaksana penderita; peningkatan
surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah; dan peningkatan komunikasi, inIormasi,
dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit.
Upaya khusus untuk mengatasi penyakit polio, yaitu (1) Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
Polio secara serentak dilakukan di seluruh provinsi Indonesia untuk memutuskan mata rantai
penularan virus polio tersebut. Pelaksanaan PIN direkomendasikan oleh tim dan para pakar
WO SEARO dalam technical meeting di New Delhi bulan Juni 2005. PIN Polio 2005 akan
dilaksanakan dua kali putaran, yaitu tanggal 0 Agustus 2005 dan 27 September 2005; (2)
Sistem surveilans AFP yang ketat dan intensiIikasi surveilans epidemiologi dilakukan di seluruh
provinsi dan kabupaten/kota; dan () Peningkatan cakupan imunisasi dilakukan di setiap desa.
Dalam upaya penanggulangan Ilu burung, akan dilaksanakan respon cepat ke daerah yang
belum terjangkit sebagai tindakan kewaspadaan dini dengan intensiIikasi surveilans
epidemiologi terhadap kasus inIluenza dan pneunomia. Selain itu, akan dilaksanakan penyuluhan
kesehatan dan membangun jejaring kerja dengan berbagai pihak, serta meningkatkan koordinasi
dan kerja sama lintas sektor.

E. eningkatkan Keadaan Gi:i asyarakat
Dalam rangka meningkatkan status gizi mayarakat terutama pada ibu hamil, bayi, dan anak
balita perlu dilakukan pendidikan gizi dan pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga
sadar gizi. Penanggulangan kurang energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang
yodium, kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya perlu ditingkatkan, sejalan
dengan penanggulangan gizi-lebih, dan surveilans gizi.
Untuk mengatasi masalah busung lapar atau kurang energi dan protein tingkat berat di
berbagai daerah di Indonesia telah dilakukan langkah darurat berupa perawatan penderita di
rumah sakit dan pemberian makanan tambahan. Upaya berikutnya adalah menyusun rencana
secara terpadu untuk menangani masalah ini mulai dari aspek produksi, distribusi sampai dengan
konsumsi dan bersiIat lintas sektor. Di bidang kesehatan telah dirumuskan program perbaikan
gizi masyarakat yang meliputi penanggulangan kurang energi protein; peningkatan surveilans
gizi termasuk melanjutkan penerapan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) dan
mengaktiIkan posyandu; peningkatan pendidikan gizi masyarakat; dan pemberdayaan
masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi.

F. eningkatkan Penanganan asalah Kesehatan di Daerah encana
Dalam rangka penanggulangan akibat bencana yang terjadi di berbagai daerah, upaya-
upaya yang akan terus dilanjutkan antara lain adalah rehabilitasi dan rekonstruksi sarana
pelayanan kesehatan yang rusak, pemenuhan tenaga kesehatan, pencegahan dan pemberantasan
penyakit, penyediaan obat dan peralatan kesehatan, perbaikan gizi, serta upaya untuk
memulihkan Iungsi pelayanan kesehatan di daerah bencana. Selanjutnya, dalam rangka
penanggulangan akibat bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di NAD dan Nias,
Sumatra Utara, untuk meningkatkan eIisiensi dan keeIektiIan pelayanan kesehatan, dalam Iase
rehabilitasi dan rekonstruksi, kerja sama lintas sektor dan lintas program akan lebih ditingkatkan
terutama dengan adan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias, Sumatra Utara, termasuk
ketersediaan sumber pembiayaannya.
16
Upaya pelayanan kesehatan dasar
merupakan langkah awal yang sangat penting
dalam rangka memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat. Dengan
pemberian pelayanan kesehatan dasar
secara cepat dan tepat diharapkan sebagian
besar masalah kesehatan masyarakat dapat
diatasi. erbagai pelayanan kesehatan dasar
yang dilaksanakan oleh Iasilitas pelayanan
kesehatan adalah sebagai berikut :
A. Pelayanan Kesehatan Ibu dan bayi
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan
perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami ibu bisa berpengaruh pada
kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan
anaknya
1. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
proIesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan
perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya. asil pelayanan antenatal dapat
dilihat dari cakupan K1 dan K4
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran
besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke Iasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran
besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta
paling sedikit empat kali kunjungan (sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester
kedua, dan dua kali pada trimester ketiga). Angka ini dapat dimanIaatkan untuk melihat
kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.
ProIil Kesehatan Kabupaten Jombang 2007
17
Gambaran persentase cakupan pelayanan K1 di Kabupaten Jombang pada
tahun 2007 sebesar 18.818 atau 79,58, sedangkan cakupan K4 adalah sebesar
18.09 atau 76,46 ( Tabel 17 Lampiran ProIil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun
2007)
2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan kompetensi kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi
pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (proIesional).
asil pengumpulan data indikator SPM
di Kabupaten Jombang pada tahun 2007
menunjukkan bahwa persentase cakupan
persalinan dengan pertolongan tenaga
kesehatan sebesar 86,04 , dimana target
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
tahun 2007 adalah 87 . Cakupan
persalinan dengan tenaga kesehatan
selama tiga tahun terakhir terlihat pada
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang handal dengan kompetensi
kebidanan, Seksi Kesehatan Keluarga pada tahun 2007 telah melakukan berbagai
pelatihan untuk tenaga bidan diantaranya adalah pelatihan APN (Asuhan Persalinan
Normal), manajemen asIiksia bayi baru lahir, manajemen bayi dengan berat lahir
rendah, dll.
. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang Dirujuk
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan di desa dan puskesmas,
beberapa ibu hamil diantaranya tergolong dalam kasus risiko tinggi (risti) dan
memerlukan pelayanan kesehatan rujukan.
Penempatan dokter spesialis kandungan di puskesmas rawat inap secara bergiliran
merupakan salah satu jalan keluar untuk penanganan ibu hamil risti sesegera mungkin
oleh tenaga spesialis yang berkompeten
Jumlah ibu hamil risti di Kabupaten Jombang tahun 2007 sebesar 4.791 orang,
dengan risti ditangani sebanyak .808 (79,515)
4. Kunjungan Neonatus (KN2)
ayi hingga usia kurang dari satu bulan (0-28 hari) merupakan golongan umur yang
paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Dalam
melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan
pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Secara keseluruhan cakupan KN2 di Kabupaten Jombang pada tahun 2007 adalah
85,86 dari seluruh neonatus sejumlah 22.580 bayi. Artinya, masih terdapat 17,22
bayi neonatus yang tidak melakukan kunjungan kedua ke sarana pelayanan kesehatan
setempat. (Tabel 15 Lampiran ProIil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2007) .
Cakupan KN 2 ini menurun dibanding tahun 2006.
Gambar 6. Persentase Cak:5an K:nf:ngan Neonat:s (KN 2) di Kab:5aten Jombang
tah:n 2005 - 2007
5. Kunjungan Bayi
asil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 4 puskesmas
yang ada di wilayah Kabupaten Jombang menunjukkan cakupan kunjungan bayi baru pada
sarana pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas di tahun 2007 adalah sebesar 12.691
atau 56,20 ( Tabel 15 Lampiran ProIil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2007)
B. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja
dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan
pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta
pelayanan kesehatan pada remaja.
Dari kompilasi data indikator kinerja SPM bidang Kesehatan menunjukkan bahwa
cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah sebesar 1.54 , siswa
SD/MI yang diperiksa sebesar 1.8 , dan pelayanan kesehatan remaja sebesar 50.65
( Tabel 18 Lampiran ProIil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2007)
C. Pelayanan Keluarga Beren.ana
Jumlah pasangan usia subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data pada tahun 2007
sebesar 20.76 sedangkan yang menjadi peserta K aktiI sebesar 174.56 orang atau
76 (Tabel 19 Lampiran ProIil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2007)
Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta K aktiI adalah IUD 1.761
orang , MOP/MOW 11.629 orang , Implant 12.889 orang, suntik 96.529 orang, pil 7.80
orang, dan kondom 2.75 orang, dengan proporsi persentase masing-masing alat
kontrasepsi tersebut sebagai berikut :
Gambar 7. Pro5orsi Jenis Kontrase5si yang Dig:nakan oleh Peserta K aktif di
Kab:5aten Jombang Tah:n 2007
S:mber . Tabel 19 Lam5iran Profil Kesehatan Kab:5aten Jombang Tah:n 2007
ProIil Kesehatan Kabupaten Jombang 2007
20
D. Pelayanan Imunisasi
Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu
gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara
lengkap. ila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah
tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan
PDI
Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi CG, DPT ( kali), Polio (4 kali),
epatitis ( kali) dan Campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu
dan Iasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Adapun cakupan pelayanan imunisasi bayi di Kabupaten Jombang pada tahun 2007
adalah : CG sebesar 95.20, DPT 1- 1 9.67, DPT - 92.79 , Polio 91.15
, Campak 91.18
Sedangkan jumlah desa/kelurahan yang telah mencapai UCI adalah 82 desa/kelurahan
dari 06 desa/kelurahan yang ada (27). ila dibandingkan dengan tahun 2006 (desa UCI
sebanyak 84 desa/kelurahan) , jumlah desa UCI tahun 2007 mengalami penurunan
E. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut
Cakupan pelayanan kesehatan pra usila (45-59 th) dan usia lanjut (~60 th) pada tahun
2007 di Kabupaten Jombang sebesar 1.85 dari seluruh jumlah pra usila dan usila yang
dilaporkan sebanyak 62.21 orang yang terdaItar di posyandu usila. Adapun jumlah pra
usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 9.187 (4.14 ) dan jumlah usila
yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 10.60 (0.11)
F. Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Untuk memperkecil risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari
lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan,
antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara
berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi
terhadap aspek penyediaan Iasilitas sanitasi dasar.
asil kompilasi data dari 4 puskesmas menunjukkan bahwa pada tahun 2007 dari 978
institusi yang ada, sebanyak 850 unit (86.51) institusi yang telah dibina, yang meliputi 1
unit (100) sarana kesehatan, 96 unit (88.40) sarana pendidikan, 61 unit (100)
sarana ibadah, 7 unit (66.6) sarana lain, dan 7(15.21) buah sarana perkantoran yang
dibina.
ProIil Kesehatan Kabupaten Jombang 2007
G. Perbaikan Gizi masyarakat
Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menagani
permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. eberapa permasalahan gizi sering dijumpai
pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A,
gangguan akibat kekurangan yodium, dan anemia zat besi
1. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan
penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. asil dari kompilasi 4 puskesmas
di Kabupaten Jombang, jumlah balita yang ada 105.68, balita datang ke posyandu
untuk ditimbang 68.982 (65.47), dengan hasil penimbangan jumlah balita dengan
berat badan naik sebanyak 4.021 (62.7). Sementara itu balita dengan status
penimbangan di bawah garis merah (GM) sebesar 2.659 (,85).
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Cakupan pemberian kapsul vitamin A 2 kali pada bulan Februari dan Agustus untuk
anak balita pada tahun 2007 adalah 99.601 dari 105.68 sasaran balita atau 94.5 .
Tingginya cakupan pemberian vitamin A ini menandakan bahwa orang tua khususnya
ibu telah menyadari pentingnya pemberian kapsul vitamin A uintuk balita mereka
. Pemberian Tablet Besi
Pada tahun 2007, ibu hamil yang ada sebesar 2.947 dan yang mendapatkan
pemberian 90 tablet besi adalah 17.65 (7.72) bumil. Cakupan pemberian tablet Fe
ini menurun dibanding dengan capaian tahun 2006, dimana pada tahun 2006 tercapai
78,5 . Penurunan ini disebabkan oleh karena tidak semua ibu hamil memeriksakan
kesehatannya ke puskesmas, sebagian dari mereka memeriksakan kesehatannya di
sarana kesehatan swasta sehingga pendistribusian tablet besi tidak dapat terpantau.
Namun demikian petugas kesehatan tetap memberikan motivasi tentang pentingnya
mengkonsumsi tablet besi dan memotivasi agar tablet besi tersebut benar-benar
diminum oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia ibu hamil
strategi penanganan kasus DD
Strategi
A. Pemberdayaan Masyarakat
Meningkatnya peran aktiI masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan
penyakit DD merupakan kunci keberhasilan upaya pemberantasan penyakit DD.
Untuk mendorong meningkatnya peran aktiI masyarakat, maka upaya-upaya KIE, social
marketing, advokasi dan berbagai penyuluhan dilaksanakan secara intensiI dan
berkesinambungan melalui berbagai media massa dan sarana.
B. Peningkatan Kemitraan Berwawasan Bebas Penyakit DBD
Peran sektor terkait sangat menentukan sekali dalam pemberantasan penyakit DD.
Oleh karena itu perlu dilakukan identiIikasi stakeholder baik sebagai mitra maupun
pelaku merupakan langkah awal dalam menggalang, meningkatkan dan mewujudkan
kemitraan. Jejaring kemitraan dilaksanakan melalui pertemuan berkala guna memadukan
berbagai sumber daya masing-masing mitra. Pertemuan berkala dilaksanakan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program.
C. Peningkatan Profesionalisme Pengelola Program
Pengetahuan mengenai bionomic vektor, virologi, Iaktor perubahan iklim,
penatalaksaan kasus harus dikuasai oleh pengelola program sebagai landasan dalam
menyusun program pemberantasan DD, sehingga diperlukan adanya peningkatan SDM
misal : pelatihan, sekolah dan sebagainya.
D. Desentralisasi
Optimalisasi pendelegasian wewenang pengelolaan program kepada kabupaten/kota.
E. Pembangunan Berwawasan Kesehatan Lingkungan
Lingkungan hidup yang sehat akan mengurangi angka kesakitan penyakit DD,
sehingga diperlukan adanya peningkatan mutu dari lingkungan itu sendiri melalui
orientasi, advokasi, sosialisasi tentang pemberantasan penyakit DD yang berwawasan
lingkungan kepada semua pihak terkait.
1.2.2 Kebijakan
a) Meningkatkan perilaku hidup sehat dan kemandirian terhadap P2 DD
b) Meningkatkan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penyakit DD
c) Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi program P2 DD
d) Memantapkan kemitraan baik lintas sektor/program, LSM, organisasi proIesional dan
dunia usaha
1.2.. Pokok-Pokok Kegiatan
1. Melakukan surveilans epidemiologi dimana dilakukan kewaspadaan dini penyakit
DD melalui kegiatan penemuan dan pelaporan penderita baik dari RS, Puskemas,
Pemantauan Jentik erkala.
2. Tatalaksana kasus
. Pemberantasan vektor melalui program pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
4. Penanggulangan kejadian luar biasa (KL)
5. Penggerakan peran serta masyarakat
6. Pelatihan guna meningkatkan SDM yang proIesional terhadap petugas kesehatan,
petugas laboratorium, pelaksana program, petugas lapangan penyemprot, dokter
puskesmas, dokter swasta, dan dokter RS
7. Promosi DD yaitu melalui penyuluhan media massa, pengadaan leaIlet, poster dan
seminar

1. Rumusan Masalah
1. agaimana pencapaian program P2P DD tentang AJ, apakah telah mencapai
angka _ 95 di wilayah kerja Puskesmas areng dari bulan Januari dan Februari
2009?
2. agaimana pencapaian program P2P DD tentang abatisasi, Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dan penyuluhan di wilayah kerja Puskesmas areng dari bulan
Januari dan Februari 2009?
Tujuan
1. Untuk mengetahui pencapaian program P2DD tentang AJ, apakah telah mencapai
angka _ 95 di wilayah kerja Puskesmas areng dari bulan Januari dan Februari
2009.
2. Untuk mengetahui pencapaian program P2DD tentang abatisasi, Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) dan penyuluhan di wilayah kerja Puskesmas areng dari dari
bulan Januari dan Februari 2009

PERENCANAAN PUSKESMAS (PUBLIC HEATLH CENTER PLANNING)
PENGERTIAN MICROPLANNING
O Merupakan penyusunan rencana 5 tahunan dengan tahapan tiap-tiap tahun di tingkat
Puskesmas untuk mengembangkan dan membina Posyandu K Kesehatan di wilayah
kerjanya, berdasarkan masalah yang dihadapi dan kemampuan yang dimiliki dalam
rangka meningkatkan Iungsi Puskesmas
O Perencanaan Tingkat Puskesmas, bertujuan meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam
bidang perencanaan, khususnya berpikir analitik, inisiatiI, kreatiI dan inovatiI
O Lokakarya Mini Puskesmas, bertujuan meningkjatkan kemampuan Puskesmas dalam
menggerakan staInya dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan
O StratiIikasi Puskesmas, bertujuan meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam
melakukan pengendalian dan penilaian Puskesmas

MACAM PERENCANAAN PUSKESMAS
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib:Promkes, PL, KIA-K, Gizi, P2, P.
2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan:UKS, PKM, UKK, Kesgilut, Keswa,
Mata, Lansia, atra.

LANGKA PENYUSUNAN PERENCANAAN UPAYA KESEATAN
1. Menyusun usulan kegiatan:Rincian kegiatan, tujuan, sasaran, volume, waktu, lokasi,
biaya untuk setiap kegiatan
2. Mengajukan Usulan Kegiatan, ke Dinkes
. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (POA)

FORMAT MICROPLANNING
1. Pendahuluan
2. Keadaan dan Masalah
. Tujuan dan Sasaran
4. Pokok kegiatan dan Tahapan pelaksanaan tahunannya
5. Penyusunan kebutuhan sumber daya
6. Pemantauan dan Penilaian
7. Penutup

DEFINISI:
1. Perencanaan: salah satu Iungsi manajemen yg merupakan keseluruhan proses memilih
alternatiI, langkah dan alokasi sumber daya yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan
2. Masalah: sesuatu yang perlu dipecahkan mengingat adanya kesenjangan antara tujuan
yang diharapkan dengan kenyataan
. Tujuan: pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu, yang
dinyatakan dalam uraian pokok dan ringkas serta tidak perlu dinyatakan secara kuantitatiI
4. Sasaran: suatu pernyataan tentang suatu hasil yang terukur (kuantitatiI) dan yg
direncanakan dicapai dalam kurun waktu tertentu
5. Kebijakan: ketentuan yang ditetapkan untuk dipergunakan sebagi pedoman atau petunjuk
untuk menyelenggarakan upaya dalam mencapai tujuan dan sasaran
6. Strategi: arah dan cara bertindak yang dipilih dengan memperhitungkan berbagai segi,
serta Iaktor lingkungan, untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai


LOKAKARYA MINI ULANAN
O Pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh
staII di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan idan di desa serta dipimpin oleh Kepala
Puskesmas
O Proses penggalangan kerjasama tim Puskesmas dengan pendekatan sistem

Masukan
1. Laporan hasil kegiatan bulan lalu
2. InIormasi: hasil rapat dinas kab /kota, rapat kecamatan, kebijakan, program dan konsep
baru
Proses .
1. Analisis hambatan dan masalah, Analisis sebab masalah,
2. Merumuskan alternatiI pemecahan masalah
Keluaran
1. Rencana kerja bulan yang baru

LOKAKARYA MINI TRIULANAN
O Pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan sekali di Puskesmas yang dihadiri oleh
instansi lintas sektor tingkat kecamatan, adan Penyantun Puskesmas (PP), staI
Puskesmas dan jaringannya, serta dipimpin oleh camat
O Proses penggalangan kerjasama tim lintas Sektor Puskesmas dengan pendekatan sistem


Masukan
1. Laporan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait
2. Inventarisasi masalah/hambatan dari masingmasing sektor dalam pelaksanaan program
kesehatan
. Pemberian inIormasi baru
Proses
1. Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan
2. Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sector
. Merumuskan cara penyelesaian masalah
Keluaran
1. Rencana kerja tribulan yang baru
2. Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)

SUPERVISI
O Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal.
1. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung.
2. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta
berbagai institusi pemerintah terkait.
O Pengawasan mencakup aspek administratiI, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada
pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan
perundang-undangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan
pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

POSYANDU K-KES
O Merupakan salah satu bentuk kegiatan PD (dulu LKMD), dimana masyarakat (antara
lain PKK) menyelenggarakan pelayanan 5 program prioritas secara terpadu di satu
tempat dan dalam waktu yang sama, dengan bantuan pelayanan langsung dari staI
Puskesmas, yaitu pada jenis pelayanan yang masyarakat tidak kompeten untuk
memberikannya sendiri.

KETERPADUAN POSYANDU
Keterpaduan antar 5 program (KIA, K, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare)
Keterpaduan antar sektor terkait (PD, PKK, K, Kes
Keterpaduan Pelayanan Kesehatan oleh masyarakat dan kesehatan
a. Pengertian:
Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas
untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencanaan ini
mencakup semua kegiatan yang termasuk dalam upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan
pengembangan dan upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun sebagai
Rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat
serta sumber dana lainnya.
b. Tujuan Peren.anaan Tingkat Puskesmas
Menghasilkan rencana tahunan Puskesmas yang berbasis bukti dan yang didukung oleh
multipihak.
. DIAGRAM ALUR PTP
TAHAP 1: Lokakarya Persiapan
Tahap ini merupakan tahap awal dari proses Perencanaan Puskesmas multipihak di tingkat
Kecamatan.

Tujuan
O Memberikan pemahaman mengenai kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan
nasional, provinsi, kabupaten/kota
O Memahami alur proses perencanaan tingkat Puskesmas
O Memahami usulan Pra- Musrenbang desa
O Pembentukan tim perencana dan tim pengawal
O Penjelasan mengenai pengumpulan data
Proses:
InisiatiI Lokakarya persiapan ini digagas oleh Dinkes kabupaten/kota dan staI
Puskesmas sebagai pelaksana lokakarya.
TAHAP 2: Lokakarya Peren.anaan Tahunan Puskesmas
Lokakarya ini dilaksanakan 5aling lama 2 mingg: setelah 5ertem:an 5ersia5an (taha5 I).
Pada saat it: 5roses 5eng:m5:lan data har:s s:dah selesai.

Tujuan
Pada akhir lokakarya tim perencana Puskesmas dapat:
O Menghasilkan analisis situasi dan masalah di kecamatan/wilayah kerjanya.
O Menghasilkan analisis dan prioritas penyebab masalah KILA di kecamatan/wilayah
kerjanya.
O Memilih alternatiI pemecahan masalah (solusi, kegiatan dan prioritas kegiatan).
O Menghasilkan rencana usulan kegiatan.
O Menghasilkan draIt dokumen rencana usulan kegiatan.
O Merumuskan rencana tindak lanjut untuk proses pengawalan dokumen sampai masuk
dalam musrenbang kecamatan, renja SKPD dan musrenbang kabupaten.

Proses
Lokakarya ini dipersiapkan oleh Iasilitator beserta tim perencana Puskesmas yang sudah
dibentuk pada tahap orientasi.
TAHAP : Pengawalan
Tahap ini dilaksanakan segera setelah lokakarya perencanaan tingkat Puskesmas sampai
disetujuinya masuk pada agenda hasil musrenbang kecamatan, pada Renja SKPD dan pada
Musrenbang Kabupaten/Kota.

Tujuan
O Tersedianya dokumen Rencana Tahunan Puskesmas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
O Tersedianya bahan untuk materi pengawalan
O Disetujuinya Rencana Tahunan Puskesmas masuk pada agenda hasil musrenbang
kecamatan, Renja SKPD dan pada agenda hasil Musrenbang Kabupaten

Proses
O Pertemuan penyempurnaan dokumen rencana tahunan Puskesmas
O Pertemuan untuk mengemas materi guna melaksanakan langkah-langkah pengawalan
O Advokasi/sosialisasi lintas program, lintas sektor terkait
O Pengusulan kegiatan pada Musrenbang Kecamatan
O Pengusulan kegiatan pada proses DTPS-KILA
O Pengusulan kegiatan pada Renja SKPD
O Pengusulan Kegiatan pada Musrenbang Kabupaten
O Sistem Kesehatan Nasional 2004 ditetapkan menurut SK Menkes No.
11/MENKES/SK/II/2004. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) merupakan pedoman bagi
semua pihak dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia. SKN adalah
suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya angsa Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan setinggi-tingginya sebagai
perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.
O
O Sesuai dengan pengertian SKN, maka subsistem pertama SKN adalah upaya kesehatan.
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya perlu
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi angsa
Indonesia. Subsistem upaya kesehatan menghimpun berbagai upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya (SK Menkes No. 11/MENKES/SK/II/2004).
O
O Yang dimaksud dengan UKP strata pertama adalah UKP tingkat dasar, yang
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada
perorangan. Wujud UKP strata pertama adalah berbagai bentuk pelayanan proIessional
seperti praktik bidan, praktik perawat, praktik dokter, praktik dokter gigi, poliklinik, balai
pengobatan, praktik bersama, rumah bersalin, dan puskesmas. Dalam UKP strata pertama
juga termasuk pelayanan pengobatan tradisional dan alternatiI, serta pelayanan kebugaran
Iisik dan kosmetika. Pelayanan pengobatan tradisional dan alternatiI yang
diselenggarakan adalah yang secara ilmiah telah terbukti keamanan dan khasiatnya (SK
Menkes No. 11/MENKES/SK/II/2004). Salah satu contohnya adalah akupuntur.
O Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut telah diciptakan Visi
Indonesia Sehat 2010, yang merupakan cerminan masyarakat, bangsa dan Negara
Indonesia dengan ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku sehat, dan
dalam lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, di seluruh wilayah Negara Kesehatan
Republik Indonesia. Gerakan Pembangunan erwawasan Kesehatan yang telah
dicanangkan sejak tahun 1999, merupakan paradigma baru yang dikenal dengan
Paradigma Sehat, dan merupakan salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional
Indonesia menuju Indonesia Sehat 2010 (Depkes, 2005).
O
O Untuk melaksanakan visi tersebut, salah satu misi Depkes adalah meningkatkan kinerja
dan mutu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan (Depkes, 2005).
O Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yang berlandaskan paradigma sehat
tersebut maka diperlukan lulusan dokter yang dapat berperan serta dan merupakan ujung
tombak dalam upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan
(UKP) strata pertama yang mencakup pelayanan kesehatan proIessional terhadap semua
spektrum usia dan semua jenis penyakit sedini mungkin, dan dilaksanakan secara
paripurna, holistik, berkesinambungan serta berkoordinasi dengan proIesi kesehatan
lainnya.
O
O Oleh karena itu, perlu ada penyesuaian orientasi pendidikan dokter, dari pendidikan yang
berbasis penguasaan disiplin ilmu ke pendidikan yang berbasis kompetensi sesuai dengan
kompetensi yang diperlukan pada upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perorangan (UKP) strata pertama. Sesuai dengan Paradigma Sehat, pada UKM
dan UKP strata pertama dibutuhkan pelayanan kesehatan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut :
O
O 1. Pelayanan yang komprehensiI dengan pendekatan holistik
O a. PreventiI, promotiI, kuratiI dan rehabilitatiI
O b. Memandang manusia sebagai manusia seutuhnya
O 2. Pelayanan yang contin:e
O a. Mempunyai rekam medis yang diisi dengan cermat
O b. Menjalin kerjasama dengan proIesi dan instansi lain untuk kepentingan pasien agar
proses konsultasi dan rujukan berjalan lancar
O . Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
O a. Mendiagnosis dan mengobati penyakit sedini mungkin
O b. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien pada waktunya
O c. Mencegah kecatatan
O 4. Pelayanan yang koordinatiI dan kolaboratiI
O a. Kerjasama proIesional dengan semua pengandil agar dicapai
O pelayanan bermutu dan kesembuhan optimal
O b. MemanIaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal
O mungkin untuk penyembuhan.
O 5. Penanganan personal pasien sebagai bagian integral dari keluarga
O 6. Pelayanan yang mempertimbangkan Iaktor keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
tempat tinggal.
O a. Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas, masyarakat dan
lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyakitnya.
O b MemanIaatkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya untuk membantu
penyembuhan penyakitnya.
O 7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
O 8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
O 9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan yang merupakan
perwujudan dari adanya :
O a. Rekam medis yang lengkap dan akurat yang dapat dibaca orang lain
O b. Standar Pelayanan Medis
O c. Penggunaan evidence-based medicine untuk pengambilan keputusan
O d. Kesadaran akan keterbatasan kemampuan dan kewenangan
O e. Kesadaran untuk mengikuti perkembangan ilmu melalui belajar sepanjang hayat dan
pengembangan proIesi berkelanjutan.
O Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan seperti dijelaskan di atas, maka
diperlukan lulusan dokter dengan kompetensi yang sesuai dengan peran dan tugas dokter
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tersebut.

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dari Keluarga erencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat
dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga
berencana

Tujuan penyelenggara Posyandu.
1. Menurunkan Angka Kematian ayi (AK), Angka Kematian Ibu ( ibu amil,
melahirkan dan niIas)
2. Membudayakan NKKS.
. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan K erta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat
sehat sejahtera.
4. erIungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan
Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Pengelola Posyandu.
1. Penanggungjawab umum : Kades/Lurah
2. Penggungjawab operasional : Tokoh Masyarakat
. Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK
4. Sekretaris : Ketua Pokja IV Kelurahan/desa
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas K-Kes (Puskesmas).

Kegiatan Pokok Posyandu :
1. KIA
2. K
. lmunisasi.
4. Gizi.
5. Penggulangan Diare.

Pembentukan Posyandu.
a. Langkah langkah pembentukan :
1) Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.
2) Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis
unsur kesehatan dan K .
) Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan
prasarana posyandu, biaya posyandu
4) Pemilihan kader Posyandu.
5) Pelatihan kader Posyandu.
6) Pembinaan.

b. Kriteria pembentukan Pos syandu.
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu Posyandu
melayani 100 balita.
c. Kriteria kader Posyandu :
1) Dapat membaca dan menulis.
2) erjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.
4) Mempunyai waktu yang cukup.
5) ertempat tinggal di wilayah Posyandu.
6) erpenampilan ramah dan simpatik.
7) Diterima masyarakat setempat.
d. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu.
1. Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK
Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas, dilakukan pelayanan
masyarakat dengan system 5 meja yaitu :
Meja I : PendaItaran.
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
Meja V : Pelayanan K & Kes :
Imunisasi
Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut
tiap bulan Februari dan Agustus.
Pembagian pil atau kondom
Pengobatan ringan.
Kosultasi K-Kesehatan

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan
meja pelayanan paramedis (Jurim, indes, perawat dan petugas K).
2. Sasaran Posyandu :
ayi/alita.
Ibu hamil/ibu menyusui.
WUS dan PUS.
a. Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1) Kesehatan ibu dan anak :
Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan
Februarii dan Agustus)
PMT
Imunisasi.
Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan
balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program
terlihat melalui graIik pada kartu KMS setiap bulan.

1) Keluarga berencana, pembagian Pil K dan Kondom.
2) Pemberian Oralit dan pengobatan.
) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan
dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS baita
dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : alita yang ditimbang.
N : alita yang naik berat badannya.
Keberhasilan Posyandu berdasarkan :
1 ) D / S : baik/kurangnya peran serta masyarakat

2) N / D : erhasil tidaknyaProgram posyandu

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan meja V
merupakan meja pelayanan para medis (Jurim, indes, Perawat clan Petugas K)
I. Dana.
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan
kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang
tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.

SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)
Sistem inIormasi Posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan inIormasi
yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu. OLeh
sebab itu Sistem InIormasi Posyandu merupakan bagian penting dari pembinaan Posyandu
secara keseluruhan. Konkritnya, pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan pada
inIormasi yang lengkap, akurat dan aktual. Dengan kata lain pembinaan merupakan jalan keluar
dari permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada inIormasi yang tepat, baik dalam
lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih luas.
Mekanisme Operasional SIP :
1) Pemerintah Desa/kelurahan bertanggung jawab atas tersediannya data dan inIormasi
Posyandu.
2) Pengumpul data dan inIormasi adalah Tim Penggerak PKK dengan menggunakan
instrumen :
a. Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan niIas oleh ketua kelompok Dasa Wisma
(kader PKK) .
b. Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
c. Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
d. Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari s/d Desember.
e. Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
I. Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan kematian ibu hamil
melahirkan dan niIas.
g. Data hasil kegiatan Posyandu.

Catatan :
1. Instrumen/Iormat SIP diatas oleh kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas
kesehatan/PLK
2. Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan bertanggungjawab dalam hal :
a. Menghimpun data dan inIormasi dari seluruh Posyandu yang ada dalam wilayah
desa/kelurahan.
b. Menyimpulkan seluruh data dan inIormasi.
c. Menyusun data dan inIormasi sebagai bahan pertemuan ditingkat kecamatan
(Rakorbang).
1. Puskesmas, PPLK, Kaurbang mengambil data dari desa untuk dianalisis dan kemudian
menjadi bahan rakor Posyandu di tingkat kecamatan.
2. asil analisis digunakan sebagai bahan menyusunan rencana pembinaan. Masalah-
masalah yang dapat diatasi oleh Pemerintah Tingkat Kecamatan segera diambil langkah
pemecahannya sedangkan yang tidak dapat dipecahkan dilaporkan ke tingkat
Kabupaten/Kotamadya sebagai bahan Rakorbang Tingkat ll.

STRATA POSYANDU dikelompokkan menjadi 4 :
1. Posyandu Pratama :
belum mantap.
kegiatan belum rutin.
kader terbatas.
2. Posyandu Madya :
kegiatan lebih teratur
Jumlah kader 5 orang
. Posyandu Purnama :
kegiatan sudah teratur.
cakupan program/kegiatannya baik.
jumlah kader 5 orang
mempunyai program tambahan
4. Posyandu Mandiri :
kegiatan secara terahir dan mantap
cakupan program/kegiatan baik.
memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata
Posyandu adalah :
1. Jumlah buka Posyandu pertahun.
2. Jumlah kader yang bertugas.
. Cakupan kegiatan.
4. Program tambahan.
5. Dana sehat/JPKM.

Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada kemampuan,
keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK, LPM sebagai pengelola dan
masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu.

PEMBINAAN KFSE1AHTERAAN KELUARGA
PKK adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai
motor penggerakan untuk membangun keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil dalam
masyarakat dan bertujuan membantu pemerintah untuk ikut serta memperbaiki dan membina tata
kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai oleh Pancasila menuju terwujudnya keluarga
yang dapat menikmati keselamatan, ketenangan dan ketentraman hidup lahir dan bathin
(keluarga sejahtera).
susunan kepengurusan PKK sebagai berikut :
Ketua, Wakil Ketua
Sekretaris, Wakil Sekretaris.
endara Wakil endahara
Ketua Pokja I dan anggota
Ketua Pokja II dan anggota.
Ketua Pokja III dan anggota.
Ketua Pokja IV dan anggota.
Sebagai Ketua disemua tingkatan dijabat secara Iunsional oleh istri Kepala Pemerintahan Daerah
setempat sampai ke tingkat Desa/Kelurahan sedangkan yang menjadi Wakil Ketua, Sekretaris,
endahara clan anggota adalah dari tokoh masyarakat setempat.

Program P.K.K.
Tim Penggerak PKK memiliki 10 program pokok PKK sebagai berikut :
1. Penghayatan dan l Pengamanan Pancasila.
2. Gotong royong
. Pangan
4. Sandang.
5. Perumahan dan tatalaksana rumah tangga.
6. Pendidikan dan keterampilan
7. Kesehatan.
8. Pengembangan kehidupan berkoperasi.
9. Kelestarian lingkungan hidup.
10. Perencanaan sehat.

Program tersebut bukan urut-urutan tetapi program yang satu terkait dengan program yang
lain dan setiap program dapat berkembang sesuai kemajuan perkembangan pembangunan
daerah setempat sehingga 10 program pokok dapat menjadi berbagai kegiatan.
4. Sepuluh (10) program pokok PKK tertuang ke dalam 4 (empat) kelompok kerja (Pokja) yaitu :
1. Kelompok kerja I (Pokja I) membidangi :
Penghayatan Pengamalan Pancasila
Gotong royong.
2. Kelompok Kerja (Pokja II) membidangi
Pendidikan dan keterampilan.
Pengembangan kehidupan berkoperasi.
. Kelompok Kerja (Pokja I) membidangi :
Sandang
Pangan
Perumahan dan tatalaksana rumah tangga.
4. Kelompok KerjaIV (Pokja IV) membidangi :
Kesehatan.
Kelestarian lingkungan hidup.
Perencanaan sehat.
Secara khusus Kelompok Kerja IV (Pokja IV) yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan posyandu bersama dengan kader PKK khusus Posyandu serta LPM. Disamping
adanya Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan terdapat pula kelompok PKK didusun/lingkungan
dan kelompok Dasa Wisma terdiri dari 10 s/d 20 Kepala Keluarga yang ketuanya diangkat dari
salah seorang dari 10 atau 20 KK tersebut yang bertugas dalam melaksanakan dan membina
kegiatan program Pokok PKK dan pengembangannya dicatat dalam (tiga) buku catatan ketua
Kelompok Dasa Wisma yaitu :

1. uku catatan keluarga mencatat data keluarga secara lengkap.
2. uku catatan kegiatan keluarga mencatat kegiatan kehidupan keluarga.
. uku catatan kelahiran dan kamatian bayi, ibu hamil, ibu meneteki (buteki) dan ibu
niIas.

Ketiga buku catalan kelompok Dasa Wisma merupakan salah satu Iormat SIP.
Program kerja puskesmas
A. PROGRAM WAJI
adalah upaya yg ditetapkan berdasarkan komitmen nasional,regional dan global serta yg
mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyrakat.
Upaya ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di Indonesia
1. Program Promosi Kesehatan (Promkes) :
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM), Sosialisasi Program Kesehatan, Survey Perilaku
idup ersih dan Sehat (PS), Penilaian Strata Posyandu
2. Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
Surveilens Terpadu Penyakit (STP), Pelacakan Kasus: TC, Kusta, DD, Malari, Flu urung,
InIeksi Saluran PeranaIasan Akut (ISPA), Diare, InIeksi Menular Seksual (IMS), Penyuluhan
Penyakit Menular
. Program Pengobatan :
- Pengobatan Dalam Gedung : Poli Umum, Poli Gigi (Rawat Jalan), Apotek,, Unit Gawat Darurat
(UGD), Perawatan Penyakit (Rawat Inap), Pertolongan Persalinan (Kebidanan)
- Pengobatan Luar Gedung : Rujukan Kasus, Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
4. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) :
ANC (ntenatal Care), PNC (Post Natal Care), Pertolongan Persalinan, Rujukan Ibu amil
Risiko Tinggi, Pelayanan Neonatus, Kemitraan Dukun ersalin, Manajemen Terpadu alita
Sakit (MTS)
Program KIA
a. Kunjungan ibu hamil
b. Kunjungan neonatus
Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensiI dengan melakukan
pemeriksaan dan perawatan ayi baru Lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan
Manajemen Terpadu ayi Muda (MTM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang
meliputi :
Pemeriksaan dan Perawatan ayi aru Lahir
Perawatan Tali pusat
Melaksanakan ASI EksklusiI
Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1
Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik
Pemberian Imunisasi epatitis -0
Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTM
Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan inIeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan
rendah dan Masalah pemberian ASI.
Pemberian Imunisasi epatitis 0 bila belum diberikan pada waktu perawatan bayi baru
lahir
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusiI, pencegahan
hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan uku
KIA.
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
c. Penjaringan bumil risti
Ibu hamil yang berisiko tinggi (bumil risti) seperti: usia dibawah 20 tahun dan diatas 5
tahun, riwayat persalinan operasi, keguguran, dan penyakti menahun, perlu penanganan cepat
dan tepat. Kalau perlu dilakukan tindakan rujukan segera kepada Iasilitas pelayanan yang lebih
memadai.
d. Persalinan oleh tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yang berkompetensi, seperti: dokter, bidan, paramedis terlatih, wajib
melakukan pertolongan persalinan (safe labo:r) agar risiko penyulit selama persalinan bisa
dikurangi dan segera ditindaklanjuti.
www.5:skel.com
www.5emkottangerang.go.id
C. Pelayanan Kesehatan Ibu NiIas
Pelayanan kesehatan ibu niIas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan.

Pelayanan yang diberikan adalah :
1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
2. Pemeriksaan tinggi Iundus uteri (involusi uterus).
. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya.
4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusiI 6 bulan.
5. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali , pertama segera setelah
melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin A pertama.
5. Pelayanan K pasca salin (P4K) serta K pasca persalinan
Program posyandu:
1. KIA
a. Penyuluhan kepada ibu hamil
b. Persiapan persalinan
c. Persiapan menyusui
d. pr
2. K
a. Pemberian kondom dan pil K ulangan
b. Konseling K
c. Apabila tersedia ruangan dan sarana serta tenaga medis yang mendukung dapat dilaksanakan
IUD
. Imunisasi
a. Dilakukan jika ada petugas dari puskesmas (pendamping)
b. Imunisasi yang dilakukan: polio (DTP) secara oral
c. Gizi pemberian sirup Fe dan vitamin untuk WUS, pemberian kapsul yodium untuk daerah
gondok endemic, penimbangan bayi dan balita, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan
gizi, pemberian makanan tambahan, pencegahan dan penanggulangan diare
4. Penanggulangan diare

6. Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga erencana (K) :
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Imunisasi Calon Pengantin (TT Catin), Pelayanan
K Pasangan Usia Subur (PUS), Penyuluhan K
7. Program Upaya Peningkatan Gizi Masyrakat :
Penimbangan ayi alita, Pelacakan dan Perawatan Gizi uruk, Stimulasi dan Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak, Penyuluhan Gizi
8. Program Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan :
Pengawasan Kesehatan Lingkungan : SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA
(sumber air minum-jamban keluarga), Pemeriksaan Sanitasi : TTU (tempat-tempat umum),
Institusi Perkantoran, Survey Jentik Nyamuk (SJN)
9. Program Pencatatan dan Pelaporan
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) disebut juga Sistem InIormasi
dan Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
. PROGRAM PENUNJANG/PENGEMANGAN PUSKESMAS
Program penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan, sesuai kemampuan
sumber daya manusia dan material puskesmas dalam melakukan pelayanan. Antara Lain Seperti
:
1. Upaya Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan
2. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
. Upaya Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus
4. Upaya Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan
5. Upaya Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling
6. Upaya Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil
7. Upaya Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani
8. Upaya Kesehatan Kerja
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional


Program kerja pengembangan:
1) Pemilihan program dipilih oleh puskesmas bekerja sama dengan dinas kesehatan
kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan PP
2) Dalam keadaan tertentu ditetapkan sebagai penugasan dari dinkes kabupaten/kota
) Dilaksanakan apabila upaya kesehatan wajib telah terpenuhi
(dr. Benny Soegianto, Kebijakan Dasar Puskesmas)

MANA1EMEN PUSKESMAS
Kepaa Puskesmas
Dalam organisasi dan tata kerja, sebuah Puskesmas dipimpin oleh kepala Puskesmas
yang mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan Puskesmas yang
dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan Iungsional. Dalam melaksanakan tugasnya,
Kepala Puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan Puskesmas maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan
tugasnya masing-masing. Selain itu kepala Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-
petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala
Kantor Departemen kesehatan kabupaten/kotamadya, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Kepala Puskesmas bertanggung-jawab memimpin, mengkoordinasi
semua unsur dalam lingkungan Puskesmas, memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas masing-masing. Kegiatan managemen Puskesmas yang dilaksanakan oleh
kepala Puskesmas meliputi tiga Iungsi manajemen Puskesmas yakni Perencanaan, Pelaksanaan
dan Pengendalian, dan Pengawasan dan Pertanggungjawaban.
B Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan Puskesmas dibedakan atas dua macam
yakni rencana tahunan upaya kesehatan wajib dan rencana tahunan upaya kesehatan
pengembangan.
1). Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap Puskesmas, yakni Promosi Kesehatan,
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga erencana, Perbaikan Gizi
Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan. Langkah-
langkah peperencanaan yang harus dilakukan Puskesmas adalah sebagai berikut :
a. Menyusun usulan kegiatan
Langkah pertama adalah menyusun usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan
yang berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil dari kajian data
dan inIormasi yang tersedia di Puskesmas. Usulan ini disusun dalam bentuk matriks (Gantt
Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi
serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. rencana ini disusun melalui pertemuan
perencanaan tahunan Puskesmas yang dilaksanakan sesuai dengan mengikutsertakan PP
(adan Penyantun Puskesmas) serta dikoordinasikan dengan camat
b. Mengajukan usulan kegiatan
Langkah kedua adalah mengajukan usulan kegiatan ke dinas kesehatan kabupaten/ kota untuk
persetujuan pembiayaannya. Perlu diperhatikan dalam mengajukan usulan kegiatan harus
dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana dan prasarana dan operasional Puskesmas
beserta pembiayaannya.
c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Langkah ketiga yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of
ction) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah
(ma55ing).
2). Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan
Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daItar upaya kesehatan Puskesmas yang telah
ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Upaya laboratorium medik, upaya
laboratorium kesehatan masyarakat dan pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena
ketiga upaya ini adalah upaya penunjang yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya-upaya
Puskesmas. Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh
Puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. IdentiIikasi upaya kesehatan pengembangan
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentiIikasi upaya kesehatan pengembangan yang
akan diselenggarakan oleh Puskesmas. IdentiIikasi ini dilakukan berdasarkan ada tidaknya
masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan tersebut. Apabila
Pusksmas memiliki kemampuan, identiIikasi masalah dilakukan bersama masyarakat melalui
pengumpulan data secara langsung di lapangan. Tetapi apabila kemampuan pengumpulan data
bersama masyarakat tersebut tidak dimiliki oleh Puskesmas, identiIikasi dilakukan melalui
kesepakatan kelompok oleh petugas Puskesmas dengan mengikutsertakan adan Penyantun
Puskesmas. Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, jumlah upaya kesehatan pengembangan
yang terpilih dapat lebih dari satu. Disamping itu identiIikasi upaya kesehatan pengembangan
dapat pula memilih upaya yang bersiIat inovatiI yang tidak tercantum dalam daItar upaya
kesehatan Puskesmas yang telah ada, melainkan dikembangkan sendiri seuai dengan masalah
dan kebutuhan masyarakat serta kemampuan Puskesmas.
b. Menyusun usulan kegiatan
Langkah kedua yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun usulan kegiatan yang berisikan
rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan
kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. rencana yang telah disusun tersebut diajukan dalam
bentuk matriks. Penyusunan rencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui
pertemuan yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan PP dan Dinas kesehatan
kabupaten/kota dalam bentuk musyawarah masyarakat. Penyusunan pada tahap pelaksanaan
tahun berikutnya dilakukan secara terintegrasi dengan penyusunan rencana upaya kesehatan
wajib.
c. Mengajukan usulan kegiatan
Langkah ketiga yang dilakukan oleh Puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan ke Dinas
kesehatan kabupaten/kota untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan tersebut dapat pula diajukan
ke PP atau pihak-pihak lain. Apabila diajukan ke pihak-pihak lain, usulan kegiatan harus
dilengkapi dengan uraian tentang latar belakang, tujuan serta urgensi perlu dilaksanakannya
upaya pengembangan tersebut.
d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Langkah keempat yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota atau penyandang dana lain
(Rencana Kerja Kegiatan/Plan oI Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi
dengan pemetaan wilayah (mapping). penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan ini dilakukan
secara terpadu dengan penyusunan rencana pelaksanaan upaya kesehatan wajib.

II. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
A. Pemberantasan Penyakit Menular
Memberantas penyakit menular itu sebenarnya menghilangkan atau merubah cara
berpindahnya penyakit menular dan/atau inIeksi. Pemindahan penyakit atau penularan itu suatu
cara bagaimana orang yang rawan dapat memperoleh penyakit atau inIeksi dari orang lain atau
hewan yang sakit. Cara-cara itu ialah;
1. Penularan langsung dari manusia ke manusia. Ini dapat terjadi karena tetesan-tetesan halus
yang terhambur dari batuk, berludah, atau bersin, misalnya tuberkulose ; bersentuh
(persetubuhan), misalnya pada penyakit kelamin.
2. Penularan tidak langsung;
a) Dengan perantara benda atau barang yang kotor (ada kumannya), biasanya air, makanan dan
susu segar. Sebagai contoh adalah perjalanan najis ke mulut. Manusia makan bahan makanan
dan minum air yang telah dikotori dengan kuman penyebab penyakit. Penyakit-penyakit yang
ditularkan dengan cara ini antara lain ialah kolera dan disentri.
b) Dengan perantara serangga atau gigitan binatang. Orang digigit serangga atau binatang yang
membawa kuman penyakit dalam saluran pencernaannya atau dalam ludahnya. Sebagai contoh:
Malaria, Filariasis, Dengue demam berdarah dan Rabies.
. Jika diketahui cara bagaimana penyakit itu menular, maka dapat dijalankan usaha-usaha yang
jitu untuk menghilangkan sumber inIeksi, dan memutuskan rantai penularan penyakit. Dengan
demikian Puskesmas dapat banyak sekali mengurangi kejadian (incidence) penyakit menular.
Didalam pembatasan penyakit sering dipakai istilah wabah dan kejadian luar biasa (KL) yang
artinya sebagai berikut :
a. Wabah
Wabah adalah suatu peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang telah meluas secara cepat
baik jumlah kasus maupun luas daerah terjangkit.
b. Kejadian Luar iasa
1) KL adalah:
Timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam
kurun waktu tertentu.
2) Kriteria KL (kriteria kerja) antara lain:
a) Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal di suatu daerah.
b) Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang dua kali atau lebih dibandingkan
dengan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari,
minggu) tergantung dari jenis penyakitnya.
c) Adanya peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama kurun waktu (jam, hari,
minggu) berturut-turut menurut jenis penyakitnya.


) Penyakit-penyakit menular yang dilaporkan
Penyakit-penyakit menular yang dilaporkan adalah penyakit-penyakit yang memerlukan
kewaspadaan ketat yaitu penyakit-penyakit wabah atau yang berpotensi wabah/atau yang dapat
menimbulkan kejadian luar biasa (KL).
Penyakit-penyakit menular dikelompokkan sebagai berikut:
1) Penyakit karantina atau penyakit wabah penting: Kholera Poliomylitis, Pes, DiIteri.
2) Penyakit potensial wabah/KL yang menjalar dalam waktu cepat atau mempunyai mortalitas
tinggi, dan memerlukan tindakan segera: DF, Campak, Rabies, Diare, Pertusis.
) Penyakit potensial wabah/KL lainnya dan beberapa penyakit penting: Malaria, epatitis,
Enchephalitis, Frambosia, Typhus Abdominalis,Tetanus, InIluenza, Meningitis, Tetanus
Neonatorum, Antrax, Keracunan.
4) Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi wabah, tetapi diprogramkan, di tingkat
kecamatan dilaporkan secara bulanan melalui RR terpadu Puskesmas ke kabupaten, dan
seterusnya.
Penyakit-penyakit tersebut meliputi:
Cacing, Lepra, Tuberculosa, Syphilis, Gonorhoea dan Iilariasis, dan lain-lain.
Dari penyakit-penyakit diatas, pada keadaan tidak ada wabah secara rutin hanya yang termasuk
kelompok 1 dan kelompok 2 yang perlu dilaporkan secara mingguan. agi penyakit kelompok
dan 4, secara rutin dilaporkan bulanan dan di tingkat Puskesmas dilaporkan secara terpadu pada
Iormulir L.


Kegiatan Promosi Kesehatan PAMSIMAS
Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit berbasis air dan lingkungan, dilakukan dengan
dua
kegiatan pokok yaitu :
a). Perubahan perilaku buruk yang masih terjadi di masyarakat menjadi perilaku hidup bersih dan
sehat (PS) tentang :
Stop buang air besar sembarangan
Cuci tangan pakai sabun.
Mengelola air minum dan makanan yang aman.
Mengelola sampah dengan benar.
Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman
b). Pembangunan sarana :
Pembangunan jamban keluarga.
Pembangunan sarana air bersih.

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan disemua sektorharus mampu mempertimbangkan
dampak negatiI dan positiI terhadap sektor kesehatan, baik bagi individu, keluarga maupun
masyarakat. Disektor kesehatan sendiri upaya kesehatan akan lebih mengutamakan upaya-upaya
preventiI dan promotiI yang proaktiI, tanpa mengabaikan upaya kuratiI dan rehabilitatiI. Dasar
pandangan baru dalam pembangunan kesehatan ini disebut 'Paradigma Sehat. Pembangunan
kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan
salah satu Iaktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya
manusia yang sehat akan lebih produktiI dan meningkatkan daya saing manusia.
Menurut L. lum, derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh beberapa Iaktor yaitu lingkungan,
perilaku, pelayanan medis dan keturunan. Yang sangat besar pengaruhnya adalah keadaan
lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku masyarakat yang
merugikan
kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan yang disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dan kemampuan masyarakat dibidang kesehatan, ekonomi maupun teknologi.
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui proses
pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri,
serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong
diri
sendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan
gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula
berperilaku
mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah
kehidupan
masyarakat.

Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya menIasilitasi
perubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program kesehatan
yang
dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun
dalam
organisasi dan lingkungannya (lingkungan Iisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Atau
dengan
kata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap
dan
perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (Iisik dan non-
Iisik)
dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Umumnya ada empat Iaktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya,
yaitu
a. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang melakukannya
menjadi
lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih dekat;
b. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam konteks
pengetahuan
lokal,
c. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama) setempat
menyetujui
dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan
d. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara Iisik misalnya kemampuan untuk
membangun
jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan potensi yang di miliki.

Pendekatan program promosi menekankan aspek bersama masyarakat, dalam artian:
a. ersama dengan masyarakat Iasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam kehidupan
masyarakat untuk memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan dan inginkan,
b. ersama dengan masyarakat Iasilitator menyediakan alternatiI yang menarik untuk perilaku
yang
beresiko misalnya jamban keluarga sehingga buang air besar dapat di lakukan dengan aman dan
nyaman serta
c. ersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan dan
memantau
dampaknya secara terus-menerus, berkesinambungan.
Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, upaya kesehatan diselenggarakan melalui upaya
kesehatan Puskesmas, peran serta masyarakat, dan rujukan upaya kesehatan. Puskesmas
mempunyai Iungsi sebagai pusat penembangna peran serata masyarakat, pusat pembinaan
kesehatan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam rangka membina
petugas Puskesmas untuk bekerjasama dalam tim sehingga dapat melaksanakan Iungsi
Puskesmas dengan baik, telah dikembangkan Lokakarya Mini Puskesmas.Lokakarya Mini
Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan
sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan
Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan Iungsi
Puskesmas. Ditinjau dari Iungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan (P1), Penggerakan
Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan Pengendalian Penilaian (P) maka Lokakarya Mini
Puskesmas merupakan penerapan Penggerakan Pelaksana (P2).
Tempat Kegiatan
Lokakarya Mini Puskesmas diadakan di Aula Puskesmas
Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan Iungsi Puskesmas melalui penggerakan pelaksanaan Puskesmas, bekerjasama
dalam tim dan membia kerja sama lintas program serta lintas sektoral.
2. Tujuan Khusus
a. Tergalangnya kerjasama dalam tim antar tenaga Puskesmas dan terlaksa
b. Terselenggaranya lokakarya bulanan antar tenaga Puskesmas dalam rangka pemantauan hasil
kerja tenaga Puskesmas dengan cara membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas
dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan
targetnya serta teersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.
c. Tergalangnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka pembinaan dan pengembangan peran
serta masyarakat secara terpadu.
d. Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam ranngka mengkaji kegiatan
kerjasama lintas sektoral dan tersusunnya rencana kerja tribulan berikutnya.
ManIaat
ManIaat : Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakuakan pada bulan lalu dan untuk merencanakan
kegiatan yang akan dilakukan.
asil
. Penggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim.
Lokakarya yang pada dasarnya dilaksanakan setahun sekali dilingkungan Puskesmas sendiri,
dalam rangka meningkatkan kerjasama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan Iungsi
Puskesmas.
4. Lokakarya ulanan Puskesmas.
Sebagai tidak lanjut lokakarya pengggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim, setiap awal
bulan berikutnya diadakan pertemuan antar tenaga Puskesmas untuk membandingkan rencana
kerja bulan yang lalu dengan hasil kegiatan serta cakupan daerah binaan. ilaman dijumpai
masalah, dibahas dan dipecahkan bersama, serta kemudian menyusun rencana kerja bulan
berikutnya bagi setiap tenaga.
5. Penggalangan / peningkatan kerja sama lintas sektoral.
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang
bersangkutan diperlukan penggalangan kerjasama lintas sektor, yang dilaksanakan dalam satu
pertemuan setahun sekali. Untuk itu perlu dijelasklan manIaat bersama dari upaya pembinaan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan. Sebagai
hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan
mengembanngkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. Khususnya dalam rangka
peningkatan kesejahteraan ibu dan kelangsungan hidup anak.
arapan
Peningkatan pelayanan kesehatan, laporan kegiatan tepat waktu
salah satu indikator keberhasilan program imunisasi adalah bagaimana cakupan imunisasi
campaknya. Imunisasi campak diberikan pada umur 9 (sembilan) bulan atau terakhir kali.
Cakupan imunisasi campak
yang dipakai sebagai indikator keberhasilan karena bila seorang bayi sudah mendapatkan
imunisasi campak dapat
diasumsikan imunisasi yang lainnya seperti CG, , DPT, Polio yang merupakan imunisasi
dasar sudah
lengkap. Cakupan Imunisasi campak ini kemudian disebut dengan cakupan UCI (Universal Child
Imunisation). ”Di
Kabupaten adung seluruh desa/kelurahan sudah mencapai UCI sejak tahun 2005,”
tambahnya. Dampak dari
100 desa/kelurahan sudah mencapai UCI adalah tidak diketemukannya lagi penyakit yang
dapat dicegah dengan
imunisasi seperti epatitis pada anak, TC anak, Dipteri, Pertusis, Tetanus, Polio dan Campak.
Dari 7 (tujuh) jenis
penyakit tersebut yang paling ditakuti adalah penyakit polio, karena dampaknya bisa
menyebabkan kelumpuhan seumur
hidup. Untuk itu pemerintah mulai dari Pusat,

Upaya kesehatan
Deskripsi
Setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam
bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan
kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
Sumber
UU 6 tahun 2009 Tentang Kesehatan.
UNDANG-UNDANG KESEHATAN
BAB V
UPAYA KESEHATAN

Bagian Pertama
Umum
Pasal 10
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotiI),
pencegahan penyakit (preventiI), penyembuhan penyakit
(kuratiI), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatiI) yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan.
Pasal 11
Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 dilaksanakan melalui kegiatan :
a. kesehatan keluarga;
b. perbaikan gizi;
c. pengamanan makanan dan minuman;
d. kesehatan lingkungan;
e. kesehatan kerja;
I. kesehatan jiwa;
g. pemberantasan penyakit;
h. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
i. penyuluhan kesehatan masyarakat;
j. pengamanan sediaan Iarmasi dan alat kesehatan;
k. pengamanan zat adiktiI;
l. kesehatan sekolah;
m. kesehatan olahraga;
n. pengobatan tradisional:
o. kesehatan matra.
(2) Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) didukung oleh sumber daya
kesehatan.
TENTANG POSYANDU
A. Pengertian Posyandu
Adalah suatu Iorum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu juga
merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga erencana Kesehatan di tingkat
desa.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola
dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan
dalam rangka pencapaian NKKS.

. entuk kegiatan Posyandu
eberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu (Panca Krida
Posyandu), antara lain:
1) Kesehatan Ibu dan Anak
a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak
prasekolah
b) Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan protein
dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral
c) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya
d) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
2) Keluarga erencana
a) Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada
mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu
beresiko tinggi
b) Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya
) Immunisasi
Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan CG, DPT x, polio x, dan campak 1x pada
bayi.
4) Peningkatan gizi
a) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
b) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada anak-
anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui
c) Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun
5) Penanggulangan Diare

Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan Posyandu (Sapta
Krida Posyandu), yaitu:
1) Kesehatan Ibu dan Anak
2) Keluarga erencana
) Immunisasi
4) Peningkatan gizi
5) Penanggulangan Diare
6) Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang
benar, pengolahan makanan dan minuman
7) Penyediaan Obat essensial.

C. Pembentukan Posyandu
Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:
1) Pos penimbangan balita
2) Pos immunisasi
) Pos keluarga berencana desa
4) Pos kesehatan
5) Pos lainnya yang dibentuk baru.

D. Alasan Pendirian Posyandu
Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:
1) Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya pencegahan
penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan K.
2) Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan
rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana
(EIIendi, 1998).

E. Penyelenggara Posyandu
1) Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan
setempat dibawah bimbingan Puskesmas
2) Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari keder
PKK, tokoh masyarakat Iormal dan inIormal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut
(EIIendi, 1998).

F. Lokasi / Letak Posyandu
Syarat lokasi/letak yang harus dipenuhi meliputi:
1) erada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
2) Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
) Dapat merupakan lokal tersendiri
4) ila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW
atau pos lainnya.

G. Pelayanan Kesehatan Di Posyandu
Adapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu meliputi:
1) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
a) Penimbangan bulanan
b) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang
c) Immunisasi bayi -14 bulan
d) Pemberian orlit untuk menanggiulangi diare
e) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
a) Pemeriksaan kesehatan umum
b) Pemeriksaan kehamilan dan niIas
c) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan tablet besi
d) Immunisasi TT untuk ibu hamil
e) Penyuluhan kesehatan dan K
I) Pemberian alat kontrasespsi K
g) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
h) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
i) Pertolongan pertama pada kecelakaan (EIIendi, 1998).

Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas,
seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui masalah kesehatan, kader harus
berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat berupa:
a) alita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.
b) alita yang berat badanya di bawah garis merah.
c) alita yang sakit; batuk, sukar bernaIas, demam dan sakit telinga.
d) alita yang mencret.
e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.
I) alita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan terlambat.
g) Ibu yang pucat, sesak naIas, bengkak kaki terutama ibu hamil.
h) Ibu hamil yang menderita perdarahan, pusing kepala yang terus menerus (Depkes RI-UniceI,
2000).

entuk kegiatan lain yang masih dilokasi Posyandu berupa;
1) Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam regester balita sampai terbentuknya balok SKDN.
2) Membahas bersama - sama kegiatan lain atas saran petugas.
) Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan seperti penyuluhan.
Sedangkan bentuk kegiatan yang dilakukan diluar posyandu berupa:
1) Melaksanakan kunjungan rumah.
2) Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan UPGK.
) MemanIaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga.
4) Membantu petugas dalam pendaItaran, penyuluhan, dan peragaan ketrampilan (Depkes RI-
UniceI, 2000).

Apabila kader menjumpai kesulitan dalam menjalankan tugasnya dalam posyandu, maka mereka
dapat menghubungi orang-orang berikut sebagai upaya untuk mencari jalan keluar:
a) idan desa.
b) Kepala Desa.
c) Tokoh masyarakat / tokoh agama.
d) Petugas LKMD, RT, RW.
e) Tim Penggerak PKK.
I) Petugas PLK.
g) Petugas pertanian ( PPL ).
h) Tutor dari P dan K.

. Dukungan Dari Puskesmas/ Petugas Kesehatan
Memberikan pelatihan kepada kader yang terdiri dari:
1) Aspek komunikasi.
2) Tehnik berpidato.
) Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.
4) Proses pengembangan.
5) Tehnik pergerakan peranserta masyarakat.
6) Memberikan pembinaan pada kader setelah kegiatan Posyandu berupa:
a) Cara melakukan pendataan / pencatatan.
b) Cara meningkatkan kemampuan kader dalam menyampaikan pesan kesehatan pada
masyarakat.
7) Memotivasi untuk meningkatkan keaktiIan kader dalam kegiatan Posyandu.

I. Dukungan dari Masyarakat / LKMD
LKMD mempunyai peranan besar dalam upaya peningkatan tarap kesehatan masyarakat di desa /
kelurahan. Dalam hal ini termasuk upaya penurunan angka kematian bayi, anak balita, ibu hamil
dan angka kelahiran, khususnya yang diupayakan melalui posyandu dengan kegiatanya.
Perananan LKMD dalam pembentukan Posyandu;
1) Mengusulkan, mendorong dan membantu kepala desa / kelurahan untuk membentuk posyandu
di wilayahnya.
2) Memberi tahu masyarakat tentang pentingnya posyandu serta cara pembentukannya.
) Membantu secara aktiI pelaksanaan pengumpulan data dan musyawarah masyarakat dalam
rangka membentuk Posyandu, penentuan lokasi, jadwal, pemilihan kader dan lain-lainnya.

Peranan LKMD dalam pelaksanaan Posyandu:
1. Mengingatkan mendorong dan memberi semangat agar kader selalu melaksanakan tugasnya di
Posyandu dengan baik.
2. Mengingatkan ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia subur agar
datang ke Posyandu sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Peranan LKMD dalam pembinaan Posyandu.
1. Mengamati apakah penyelenggaraan Posyandu telah dilakukan secara teratur setiap bulan,
sesuai jadwal yang telah disepakati.
2. Mengamati apakah Posyandu telah melaksanakan pelayanan secara lengkap (KIA, K, Gizi,
Immunisasi dan penanggulangan diare).
. Memberikan saran-saran kepada kepala desa / kelurahan dan kader agar Posyandu dapat
berIungsi secara optimal ( agar buka teratur sesuai jadwal, melakukan pelayanan secara lengkap
dan dikunjungi ibu hamil, ibu dan anak balita serta ibu usia subur).
4. ila dipandang perlu, membantu mencarikan jalan agar Posyandu dapat melakukan pemberian
makanan tambahan kepada bayi dan anak balita secara swadaya.
5. Mengingatkan kader untuk melakukan penyuluhan di rumah-rumah ibu (kunjungan rumah)
dengan bahan penyuluhan yang tersedia.
6. Mencarikan jalan dan memberi saran-saran agar kader dapat bertahan melaksanakan tugas dan
perannya (tidak drop out). Misalnya dengan pemberian penghargaan, mengupayakan alat tulis
atau bantuan lainya.
7. Membahas bersama kepala desa / kelurahan dan tim pembina LKMD Kecamatan cara-cara
pemecahan masalah yang dihadapi Posyandu.
8. Agar pembinaan Posyandu dan pembinaan kader dilakukan oleh LKMD ini dapat
dilaksanakan dengan baik, maka cara dan pesan-pesan penyuluhan yang berkaitan dengan
promosi Posyandu juga perlu dipahami oleh LKMD

Anda mungkin juga menyukai