Anda di halaman 1dari 22

1

TUGAS UAS SASTRA LISAN TENTANG ANALISIS TALQIN DALAM ADAT PEMAKAMAN DI DESA NGOGRI MEGALUH JOMBANG Dosen Pengampu; Fitri Resti Wahyuniarti, M.Pd.

Oleh Bina 2009C: SAIFUL ABROR (096125)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2009C SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA JOMBANG 2012

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Di kalangan masyarakat kita, ketika ada orang meninggal dunia, dan dimakamkan, maka dibacakan talqin, yaitu sebuah tuntunan kepada si mayit agar mudah menjawab pertanyaanpertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir. Tradisi ini berlaku hampir di seluruh negara Islam yang menganut faham Ahlussunnah Wal-Jamaah. Kematian adalah suatu kepastian. Tidak seorang pun dapat lari darinya. Maka orang yang berbahagia adalah seorang yang mempersiapkan bekal untuk kehidupannya setelah kematian tiba. Kita sering mendapat peristiwa kematian, baik dari kalangan kerabat, teman, atau yang lainnya. Namun adakah semua itu menggugah hati kita dan mengubah keadaan kita?! Kita memohon kepada Allah azza wa jalla ampunan dari kerasnya hati kita! Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwasannya tatkala putranya Ibrahim telah dikubur, Rasulullah berdiri di atas kuburnya, kemudian beliau bersabda: Wahai anakku, hati berduka cita dan air mata mengalir. Dan kami tidak mengatakan sesuatu yang membuat Allah jadi murka. Sesungguhnya kami dari Allah dan akan kembali kepada Allah.Wahai anakku katakanlah! Allah Tuhanku dan Islam agamaku, dan Rasulullah ayahku. Sehubumgam upaya untuk melestarikan Talqin, maka peneliti melakkukan penelitian dengan judul Analisis Talqin dalam Adat Pemakaman di Desa Ngogri Megaluh Jombang, sehingga akan diketahui makna yang terkandung dalam membaca Talqin.

1.2.

Rumusan Masalah

Suatu penelitian sangat penting dan perlu diberikan rumusan masalah , hal ini dimaksudkan untuk memberikan arah terhadap masalah yang akan ditelitiBerdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan Talqin?


2. Bagaimana cara merawat jenazah?

3. Bagaimana tata cara Talqin?

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat umum dalam melakukan Talqin mayit 1.3.2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk; - Mengetahui tata cara merawat jenazah;

- mengetahui tata cara melakukan Talqin.

1.4.

Manfaat Penelitian

1.4.1. Secara Teoritis Penelitian tentang Analisis Talqin dalam Adat Pemakaman di Desa Ngogri Megaluh Jombang, diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat dan ilmu pengetahuan tentang telaah Talqin. 1.4.2. Secara Praktis Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
-

Pembaca dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan sebagai wawasan kehidupan; Bagi calon masyarakat dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk memperluas penguasaan materi tentang Talqin; Hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain sebagai bahan perbandingan dalam melaksanakan penelitian.

BAB II Kajian Pustaka Talqin adalah sunnah, dan ini telah disepakati para imam kaum muslimin. Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: Talqinkanlah orang sedang menghadapi kematian di antara kalian, dengan ucapan: Laa Ilaha Illallah. (HR.Muslim, 4/473/1524. At Tirmidzi, dari jalur Abu Said Al Khudri, 4/ 84/898. An Nasai, 6/357/1803. Ibnu Majah, 4/375/1434) Berkata Imam Abul Hasan As Sindi, Maksudnya adalah barangsiapa orang sedang menghadapi kematian, bukan orang yang sudah mati, dan membacakan Laa Ilaha Illaha di sisinya, bukan memerintahkan untuk membacanya. (Syarh Sunan An Nasai, 3/146)
: ! : - .- ! :

Mereka (para sahabat nabi S.A.W) r.a menyukai supaya apabila mayat dikebumikan dan orang ramai (hendak) beredar, diserukan di sisi kuburnya: "Wahai fulan! Sebutlah: La ilaha illaLlah (tiga kali), wahai fulan! Sebutlah: tuhanku ialah Allah, agamaku ialah Islam dan nabiku ialah Muhammad". Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan, Yakni barang siapa yang menghadapi kematian, maksudnya ingatkanlah dia dengan Laa Ilaha Illallah agar itu menjadi akhir ucapan dalam hidupnya. Sebagaimana hadits: Barang siapa yang akhir ucapannya adalah Laa Ilaha Illallahu maka dia akan masuk surga. Dan perintah talqin di sini adalah sunah, dan ulama telah ijma (sepakat) tentang talqin. (Syarh Shahih Muslim, 3/327) Al Qadhi Iyadh mengatakan bahwa talqin merupakan perbuatan yang matsur (memiliki dasar) dan telah diamalkan kaum muslimin, namun dimakruhkan jika dilakukan secara berlebihan dan berturut-turut, agar tidak membosankan bagi orang tersebut, apalagi dalam kondisi sesaknya napas yang menyakitkan, dan hilangnya sensitiftas terhadap beratnya penderitaan. (Ikmal Al Muallim Syarh Shahih Muslim, 3/195) Jadi, maknanya adalah membaca Laa Ilaha Illallah untuk orang sedang menghadapi sakaratul maut, bukan membacanya setelah mati. Berbeda dengan pemahaman sebagian umat Islam hari ini, yang mentalqinkan mayat yang sudah di kubur. Namun demikian, jika yang dilakukan di kubur adalah mendoakannya maka itu sunah nabi. Tetapi, hal itu tidak dinamakan talqin sebab talqin menurut tuntunan As Sunnah, sebagaimana penjelasan para ulama di atas, adalah dilakukan sebelum wafat atau ketika naza (sakaratul maut).

BAB III Metode Penelitian 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, pendekatan ini digunakan karena alasan-alasan sebagai berikut, dalam penelitian ini melakukan pengamatan, perekaman, mentranskripsi, penganalisisan, dan melakukan penyimpulan data terhadap tuturan narasumber dengan mengunakan pendekatan kualitatif. 3.2. Data dan Sumber Data Data penelitian ini adalah kegiatan Talqin di Desa Ngogri Megaluh Jombang, serta data dalam interview dengan seorang mudzin dan dari pustaka. 3.3. Mengumpulkan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengamatan disertai dengan perekaman data:
1. Kegiatan talqin yang akan dijadikan bahan penelitian direkam terlebih dahulu.dan waktu

yang diperlukan untuk merekam adalah 6 menit sekali perekaman.


2. Peneliti merekam kegiatan talqin tersebut 2 kali, jadi jumlah durasi perekaman 12 menit,

diselesaikan dalam waktu 3 minggu.


3. Hasil rekaman ditranskripsikan dan hasil transkripsi ini disimpulkan sesuai data.

3.4. Analisis Data Setelah data sudah diperoleh dilakukan analisis, teknik analisis data pada hakikatnya merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikan data kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian.hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran objektif dan jelas tentang data yang terdapat dalam permasalahan. Analisis data kualitatif menurut (bog dan dan biclen dalam moleong, 2006:248) dijelaskan, upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja denagn data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan pada orang lain. Analisis data diawali dengan : 1. Transkripsi, penyalinan hasil rekaman dalam bentuk kalimat,

BAB IV Pembahasan Penelitian Terkandung di dalamnya pujian-pujian kepada Allah dan peringatan daripada ayat-ayat al-Quran bahawa hanya Allah SWT yang kekal sedangkan setiap jiwa pasti merasa mati. Selain itu yang paling penting terdapat seruan kepada si mayit agar tetap teguh berpegang dengan tauhid dan sentiasa tenang ketika menjawab soalan-soalan yang dikemukakan oleh malaikat Munkar dan Nakir. Justru itu diajarkan kepadanya soal-soal seperti: Siapa tuhanmu? Siapa nabimu? Apa agamamu? Apa kiblatmu? Siapa saudaramu? dan lain-lain yang akan dikemukakan oleh malaikat tersebut beserta dengan jawabannya sekali. Apabila telah nampak tanda-tanda ajal telah tiba, maka tindakan yang sunah dilakukan oleh orang yang menunggu adalah sebagai berikut: 1. Membaringkan muhtadlir pada lambung sebelah kanan dan menghadapkannya ke arah qiblat. Jika tidak memungkinkan semisal karena tempatnya terlalu sempit atau ada semacam gangguan pada lambung kanannya, maka ia dibaringkan pada lambung sebelah kiri, dan bila masih tidak memungkinkan, maka diterlentangkan menghadap kiblat dengan memberi ganjalan di bawah kepala agar wajahnya bisa menghadap qiblat. 2. Membaca surat Yasin dengan suara agak keras, dan surat Ar Radu dengan suara pelan. Faedahnya adalah untuk mempermudah keluarnya ruh. Nabi saw. bersabda: ( . ) Bacakanlah surat yasin atas orang-orang (yang akan) mati kalian. (HR. Abu Dawud) Bila tidak bisa membaca keduanya, maka cukup membaca surat Yasin saja. 3. Mentalqin kalimat tahlil dengan santun, tanpa ada kesan memaksa. Nabi Muhammad saw. bersabda: ( . ) Tuntunlah orang (yang akan) mati diantara kamu dengan ucapan laailaha illallah. (HR. Muslim) ( . ) Barangsiapa ucapan terakhirnya kalimat laailaha illallah, maka ia akan masuk surga. (HR. Hakim) Dalam mentalqin, pentalqin (mulaqqin ) tidak perlu menambah kata, kecuali muhtadlir (orang yang akan mati) bukan seorang mukmin, dan ada harapan akan masuk Islam.Talqin tidak perlu diulang kembali jika muhtadlir telah mampu mengucapkannya, selama ia tidak berbicara lagi.

Sebab, tujuan talqin adalah agar kalimat tahlil menjadi penutup kata yang terucap dari mulutnya. 4. Memberi minum apabila melihat bahwa ia menginginkannya. Sebab dalam kondisi seperti ini, bisa saja syaitan menawarkan minuman yang akan ditukar dengan keimanannya. 5. Orang yang menunggu tidak diperbolehkan membicarakan kejelekannya, sebab malaikat akan mengamini perkataan mereka. Sesaat Setelah Ajal Tiba Setelah muhtadlir dipastikan meninggal, tindakan selanjutnya yang sunah untuk dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Memejamkan kedua matanya seraya membaca: . 2. Mengikat rahangnya ke atas kepala dengan kain yang agak lebar supaya mulutnya tidak terbuka. 3. Melemaskan sendi-sendi tulangnya dengan melipat tangan ke siku, lutut ke paha dan paha ke perut. Setelah itu dibujurkan kembali dan jari-jari tangannya dilemaskan. Bila agak terlambat sehingga tubuhnya kaku, maka boleh menggunakan minyak atau yang lainnya untuk melemaskan sendi-sendi tulang mayit. Faedah dari pelemasan ini adalah mempermudahkan proses memandikan dan mengkafani. 4. Melepas pakaian secara perlahan, kemudian menggantinya dengan kain tipis yang dapat menutup seluruh tubuhnya, yang ujungnya diselipkan di bawah kepala dan kedua kakinya. Kecuali apabila ia sedang melaksanakan ihram, maka kepalanya harus dibiarkan terbuka. 5. Meletakkan benda seberat dua puluh dirham (20x2,75 gr = 54,300 gr) atau secukupnya di atas perutnya dengan dibujurkan dan diikat agar perutnya tidak membesar. 6. Meletakkan mayit di tempat yang agak tinggi agar tidak tersentuh kelembaban tanah yang bisa mempercepat rusaknya badan. 7. Dihadapkan ke arah qiblat sebagaimana muhtadlir. 8. Segera melakukan perawatan pada mayit, dan melaksanakan wasiatnya. 9. Membebaskan segala tanggungan hutang dan lainnya. Tajhizul Jenazah (Merawat Mayit) Tajhizul jenazah adalah merawat atau mengurus seseorang yang telah meninggal. Perawatan di sini berhukum fardlu kifayah, kecuali bila hanya terdapat satu orang saja, maka hukumnya fardlu ain. Hal-hal yang harus dilakukan saat merawat jenazah sebenarnya meliputi lima hal, yaitu: 1. Memandikan 2. Mengkafani 3. Menshalati 4. Membawa ke tempat pemakaman 5. Memakamkan 1. Memandikan Seperangkat peralatan yang harus disiapkan sebelum memandikan mayit adalah daun kelor (Jawa: widara), sabun, sampo, kaos tangan, handuk, kapur barus, air bersih dan sebagainya.

a. Orang yang memandikan harus sejenis Maksudnya bila mayitnya laki-laki yang memandikan harus laki-laki begitu pula apabila mayitnya perempuan, kecuali apabila masih ada ikatan mahrom, suami-istri, atau mayit adalah anak kecil yang belum menimbulkan syahwat. Bila tidak ditemukan orang yang boleh memandikan, maka mayit cukup ditayamumi dengan ditutup semua anggota tubuhnya selain anggota tayamum, dan yang mentayamumi harus memakai alas tangan. Urutan orang yang lebih utama memandikan mayit laki-laki adalah ahli waris ashabah lakilaki, kerabat lai-laki yang lain, istri, orang laki-laki lain. Waris ashabah yang dimaksud adalah: 1. Ayah 2. Kakek dan seatasnya 3. Anak laki-laki 4. Cucu laki-laki dan sebawahnya 5. Saudara laki-laki kandung 6. Saudara laki-laki seayah 7. Anak dari saudara laki-laki kandung 8. Anak dari saudara laki-laki seayah 9. Saudara ayah kandung 10. Saudara ayah seayah Bagi mayit perempuan, yang paling utama memandikannya adalah perempuan yang masih memiliki hubungan kerabat dan ikatan mahram dengannya; seperti anak perempuan, ibu dan saudara perempuan. b. Orang yang memandikan dan yang membantunya memiliki sifat amanah, dalam artian: 1. Kemampuan dalam memandikan mayit tidak diragukan lagi. 2. Apabila ia memberikan suatu kegembiraan yang tampak dari mayit, maka beritanya dapat dipercaya. Sebaliknya, jika ia melihat hal-hal buruk dari diri mayit, maka ia mampu merahasiakannya. Nabi Muhammad ( . ) Sebutkanlah kebaikan-kebaikan orang yang mati diantaramu dan jagalah kejelekankejelekannya. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
1.1

Tempat Memandikan

Prosesi memandikan dilaksanakan pada tempat yang memenuhi kriteria berikut: 1. Sepi, tertutup dan tidak ada orang yang masuk, kecuali orang yang memandikan dan orang yang membantunya. 2. Ditaburi wewangian untuk mencegah bau yang keluar dari tubuh mayit. 1.2. Etika Memandikan 1. Haram melihat aurat mayit, kecuali untuk kesempurnaan memandikan. Seperti untuk memastikan bahwa air yang disiramkan sudah merata, atau untuk menghilangkan kotoran yang bisa mencegah sampainya air pada kulit. 2. Wajib memakai alas tangan saat menyentuh aurat mayit, dan sunah memakainya ketika menyentuh selainnya.

3. Mayit dibaringkan dan diletakkan di tempat yang agak tinggi, seperti di atas dipan atau di pangku oleh tiga atau empat orang dengan posisi kepala lebih tinggi dari tubuh. Hal ini untuk mencegah mayit dari percikan air. 4. Mayit dimandikan dalam keadaan tertutup semua anggota tubuhnya. Bila tidak memungkinkan atau mengalami kesulitan, maka cukup menutup auratnya saja. 5. Disunahkan menutup wajah mayit mulai awal sampai selesai memandikan. 6. Disunahkan pula memakai air dingin yang tawar, karena lebih bisa menguatkan daya tahan tubuh mayit, kecuali jika cuaca dingin, maka boleh memakai air hangat. 7. Menggunakan tempat air yang besar, dan diletakkan agak jauh dari mayit. 1.3. Tata-cara Memandikan 1. Batas Minimal Memandikan mayit sudah dianggap cukup apabila sudah melaksanakan hal-hal sebagai berikut: a) Menghilangkan najis yang ada pada tubuh mayit. b) Menyiramkan air secara merata pada anggota tubuh mayit, termasuk juga bagian farji tsayyib (kemaluan wanita yang sudah tidak perawan) yang tampak saat duduk, atau bagian dalam alat kelamin laki-laki yang belum dikhitan. Catatan: Bila terdapat najis yang sulit dihilangkan, semisal najis di bawah kuncup, maka menurut Imam Romli, setelah mayit tersebut dimandikan, maka langsung dikafani dan dimakamkan tanpa dishalati. Namun, menurut Ibnu Hajar, bagian yang tidak terbasuh tersebut bisa diganti dengan tayamum sedangkan najisnya berhukum mafu. Adapun cara mentayamumkan mayit adalah sebagai berikut: 1) Menepukkan kedua tangan pada debu disertai dengan niat sebagai berikut: . / Atau bisa juga dengan membaca: / Niat ini harus terus berlangsung (istidamah) sampai kedua telapak tangan orang tersebut mengusap wajah mayit. 2) Menepukkan kedua telapak tangan pada debu yang digunakan untuk mengusap kedua tangan mayit, tangan kiri untuk mengusap tangan kanan mayit, dan tangan kanan untuk mengusap tangan kirinya. 2. Batas Kesempurnaan Memandikan mayit dianggap sempurna apabila melaksanakan hal-hal sebagai berikut: a) Mendudukkan mayit dengan posisi agak condong ke belakang. b) Pundak mayit disanggah tangan kanan, dengan meletakkan ibu jari pada tengkuk mayit, dan punggung mayit disanggah dengan lutut. c) Perut mayit dipijat dengan tangan kiri secara perlahan, supaya kotoran yang ada pada perutnya bisa keluar. d) Mayit diletakkan kembali ke posisi terlentang, kemudian dimiringkan ke kiri.

10

e) Membersihkan gigi dan kedua lubang hidung mayit, dengan jari telunjuk tangan kiri yang beralaskan kain basah yang tidak digunakan untuk membersihkan qubul dan dubur. f) Mewudlukan mayit. Adapun rukun dan kesunahannya sama persis dengan wudlunya orang hidup. Hanya saja, saat berkumur disunahkan tidak membuka mulut mayit agar airnya tidak masuk ke dalam perut. Hal ini apabila tidak terdapat hajat untuk membukanya. Adapun niatnya adalah: / g) Mengguyurkan air ke kepala dan jenggot mayit dengan memakai air yang telah dicampur daun kelor atau sampo. h) Menyisir rambut dan jenggot mayit yang tebal secara pelan-pelan, dengan menggunakan sisir yang longgar gigirnya, agar tidak ada rambut yang rontok. Bila ada rambut atau jenggot yang rontok, maka wajib diambil dan dikubur bersamanya. i) Mengguyur bagian depan tubuh mayit sebelah kanan, mulai leher sampai telepak kaki, dengan memakai air yang telah dicampur daun kelor atau sabun. Begitu pula bagian sebelah kirinya. j) Mengguyur bagian belakang tubuh mayit sebelah kanan, dengan posisi agak dimiringkan, mulai tengkuk, punggung sampai telapak kaki. Begitu pula bagian sebelah kirinya. k) Mengguyur seluruh tubuh mayit dengan menggunakan air yang jernih, untuk membersihkan sisa-sisa daun kelor, sabun, dan sampo pada tubuh mayit. l) Mengguyur seluruh tubuh mayit dengan air yang dicampur sedikit kapur barus. Dengan catatan, saat meninggal mayit tidak dalam keadaan ihram. Saat basuhan terakhir ini, sunah membaca niat: / Atau /
2. Mengkafani

Pada dasarnya tujuan mengkafani adalah menutup seluruh bagian tubuh mayit. Walaupun demikian para fuqaha memberi batasan tertentu sesuai dengan jenis kelamin mayit. Batasanbatasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Batas Minimal Batas minimal mengkafani mayit, baik laki-laki ataupun perempuan, adalah selembar kain yang dapat menutupi seluruh tubuh mayit. 2. Batas Kesempurnaan a) Bagi mayit laki-laki Bagi mayit laki-laki yang lebih utama adalah 3 lapis kain kafan dengan ukuran panjang dan lebar sama, dan boleh mengkafani dengan 5 lapis yang terdiri dari 3 lapis kain kafan ditambah surban dan baju kurung, atau 2 lapis kain kafan ditambah surban, baju kurung dan sarung. b) Bagi mayit perempuan Bagi mayit perempuan atau banci, kafannya adalah 5 lapis yang terdiri dari 2 lapis kain kafan ditambah kerudung, baju kurung dan sewek. Kain kafan yang dipergunakan hendaknya berwarna putih dan diberi wewangian, bila mengkafani lebih dari ketentuan batas maka hukumnya makruh, sebab dianggap berlebihan.

11 3. Menshalati

Hal-hal yang berkaitan dengan menshalati mayit secara garis besar ada tiga, yakni syarat, rukun, dan hal-hal yang disunahkan di dalamnya, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Syarat Shalat Mayit a) Mayit telah disucikan dari najis baik tubuh, kafan maupun tempatnya. b) Orang yang menshalati telah memenuhi syarat sah shalat. c) Bila mayitnya hadir, posisi mushalli harus berada di belakang mayit. Adapun aturannya adalah sebagai berikut: 1) Mayit laki-laki: Mayit dibaringkan dengan meletakkan kepada atau munfarid berdiri lurus dengan kepala mayit. 2) Mayit perempuan Cara peletakkan mayit sama dengan mayit atau munfarid berdiri lurus dengan pantat mayit. laki-laki, sedangkan imam di sebelah utara. Imam

d) Jarak antara mayit dan mushalli tidak melebihi 300 dziro atau sekitar 150 m. Hal ini jika shalat dilakukan di luar masjid. e) Tidak ada penghalang antara keduanya; misalnya seandainya mayit berada dalam keranda, maka keranda tersebut tidak boleh dipaku. f) Bila mayit hadir, maka orang yang menshalati juga harus hadir di tempat tersebut. 2. Rukun Shalat Mayit a) Niat. Apabila mayit hanya satu, niatanya adalah: / Dan jika banyak, niatnya adalah: b) Berdiri bagi yang mampu. c) Melakukan takbir sebanyak empat kali termasuk takbiratul ihram. d) Membaca surat Al Fatihah setelah takbir pertama. e) Membaca shalawat Nabi setelah takbir kedua. Contoh bacaan sholawat: f) Mendoakan mayit setelah takbir ketiga. Contoh doa:

21

.g) Mengucapkan salam pertama setelah takbir keempat :Contoh bacaan salam 3. Kesunahan Dalam Shalat Jenazah a) Mengangkat kedua telapak tangan sampai sebatas bahu, lalu meletakkannya diantara dada .pusar pada setiap takbir ;b) Menyempurnakan lafadh niat / / . .c) Melirihkan bacaan fatihan, shalawat dan doa .d) Membaca taawwudz sebelum membaca surat Al Fatihah .e) Tidak membaca doa iftitah .f) Membaca hamdalah sebelum membaca shalawat :g) Menyempurnakan bacaan shalawat. Adapun lafadhnya adalah . h) Menyempurnakan bacaan doa untuk si mayit . . . :i) Bila mayatnya anak kecil sunah untuk menambah doa . :j) Setelah takbir ke-empat sunah untuk membaca doa . :k) Membaca doa untuk masing-masing mukmin setelah membaca shalawat . :l) Salam yang kedua sunah untuk menyempur-nakan. Redaksinya adalah .

13

m) Sunah dilakukan di masjid dengan memper-banyak shaf . 4. Cara Mengantar Jenazah Pada dasarnya dalam mengusung mayit diperbolehkan dengan berbagai cara, asalkan tidak ada kesan meremehkan mayit. Namun, sunah untuk meletakkan mayit di keranda, dengan diusung oleh tiga atau empat orang laki-laki. Dalam pengusungan ini, posisi kepala mayit berada di depan. Etika Pengiring Jazanah 1. Para penggiring jenazah hendaknya berada di depan dan di dekat mayit. 2. Makruh mengeraskan suara, kecuali bacaan Al Quran, dzikir atau shalawat Nabi. 3. Berjalan kaki lebih utama daripada berkendaraan, bahkan hukumnya bila tidak ada udzur. 4. Makruh mengiring mayit bagi orang perempuan. 5. Bertafakkur tentang kematian dan memperbanyak dzikir. 6. Bagi orang yang melihat mayit sunah untuk membaca: 7. Bagi orang yang melihat iring-iringan mayit hendaknya berdiri dan ikut mengiring.

5. Pemakaman Mayit 1. Persiapan Sebelum mayit diberangkatkan ke pemakaman, liang kubur, semua peralatan pemakaman harus sudah siap. 2. Liang Kubur a) Bentuk Dalam kitab kuning dikenal dua jenis liang kubur: 1) Liang cempuri Yakni liang kubur yang bagian tengahnya digali sekiranya cukup untuk menaruh mayit. Model ini untuk tanah yang gembur. 2) Liang lahat Yakni liang kubur yang sisi sebelah baratnya digali sekiranya cukup untuk menaruh mayit. Model ini untuk tanah yang keras. Pada dasarnya liang ini lebih utama daripada liang cempuri. b) Ukuran 1) Batas minimal Batas minimal liang kubur adalah membuat lubang yang dapat mencegah keluarnya bau mayit serta dapat mencegah dari binatang buas. 2) Batas kesempurnaan Batas kesempurnaan liang kubur adalah membuat liang dengan ukuran sebagai berikut: a) Panjang

14

Sepanjang mayit ditambah tempat yang cukup untuk orang yang menaruh mayit. b) Lebar Seukuran tubuh mayit ditambah tempat yang sekiranya cukup untuk orang yang menaruh mayit. c) Dalam Setinggi postur tubuh manusia ditambah satu hasta. Prosesi Pemakaman Dalam praktek pemakaman mayit dalam dapat dilakukan prosesi sebagai berikut: 1. Sesampainya mayit di tempat pemakaman, keranda diletakkan pada arah posisi peletakkan kaki mayit. 2. Jenazah dikeluarkan dari keranda, dimulai dari kepalanya, lalu diangkat dengan posisi agak miring dan wajah jenazah menghadap qiblat secara pelan-pelan. 3. Jenazah diserahkan pada orang yang yang sudah bersiap-siap dalam liang untuk menguburnya. Hal ini dilakukan oleh tiga orang, orang pertama menerima bagian kepala, orang kedua bagian lambung, dan orang ketiga bagian kaki. 4. Bagi orang yang menerima mayit disunahkan membaca doa: . 5. Dan bagi orang yang meletakkan disunahkan membaca: . 6. Kemudian mayit diletakkan di liang kubur dan dihadapkan ke arah qiblat dengan posisi miring pada lambung sebelah kanan. 7. Menyandarkan wajah dan kaki pada dinding bagian dalam liang. 8. Memberi bantalan tanah liat pada bagian kepala. 9. Mengganjal bagian punggungnya dengan gumpalan tanah atau batu bata agar mayit tetap dalam posisi miring menghadap kiblat. 10. Membuka simpul, terutama bagian atas, kemudian meletakkan pipinya pada bantalan tanah liat yang telah ada. 11. Salah satu pengiring mengumandangkan adzan dan iqamah di dalam liang kubur. Adapun lafadznya sama dengan lafadz adzan dan iqamah dalam shalat. 12. Bagian atas mayit ditutup dengan papan atau bambu sampai rapat, kemudian liang kubur ditimbun dengan tanah. 13. Membuat gundukan setinggi satu jengkal dan memasang dua batu nisan, satu lurus dengan kepala dan satunya lagi lurus dengan kaki mayit. 14. Menaburkan bunga, memberi minyak wangi dan memercikan air di atas makam. 15. Selanjutnya, salah satu pihak keluarga atau orang ahli ibadah melakukan prosesi talqin mayit. Kesunahan mentalqin ini hanya berlaku bagi mayit dewasa dan tidak gila. 16. Mulaqin duduk dengan posisi menghadap muka kepala mayit, sedangkan para hadirin dalam posisi berdiri. 17. Mulaqin mulai membaca bacaan talqin adalah: bacaan talqin sebanyak tiga kali. Adapun contoh

15

: . 18. Setelah liang kubur ditutup, sebelum ditimbun dengan tanah, para pengiring disunahkan mengambil tiga genggam tanah bekas galian kemudian menaburkannya ke dalam liang kubur. a) Pada taburan pertama membaca: . b) Do'a pada taburan kedua: c) Do'a pada taburan ketiga: . 19. Setelah selesai talqin pihak keluarga dan para hadirin tinggal sebentar untuk mendoakan mayit. Adapun doanya adalah: 20. Setelah selesai berdoa secukupnya, para hadirin pulang.

BAB V Penutup 5.1 Simpulan Talqin berarti mengajar. Jadi, tujuan pembacaan talqin itu adalah mengajar jenazah agar bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh malaikat Mungkar dan Nangkir ketika kubur ditinggal minimal 7 langkah dari kuburan si mati. Ketika jenazah itu ditinggalkan, maka dia bangun dan melihat serta menyadari dirinya bahwa ia telah mati. Lalu jenazah didatangi oleh malaikat tersebut dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Pembacaan talqin ini merupakan wadah pendidikan terakhir bagi manusia, sesuai dengan ajaran Islam bahwa manusia itu dididik sejak ia berada dalam kandungan hingga ke liang lahat. Akhir dari pembacaan talqin ditutup dengan doa, sebagai akhir dari upacara penguburan. 5.2 Saran Dari pembahasan yang dipaparkan diatas, disarankan kepada masyarakat pada umumnya, dan penulis khususnya agar mengerti tentang cara talqin yang benar agar dapat memberi dan memperoleh pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang talqin, sehingga diperoleh kebenaran dalam penerapanya.

16

DAFTAR PUSTAKA Al-Bassam, Abdullah Abd. Al-Rahman. Tawdih al-Ahkam min Bulugh al-Maram. Makkah alMukarramah: Maktabah al-Asadi, ctk 5, (2003M). Depdikbud Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, Upacara Tradisional (Upacara Kematian), Jakarta, 1985.

Kolam Segaran
Kolam Segaran terletak di Dukuh Trowulan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Dari perempatan jalan raya Mojokerto-Jombang terdapat jalan simpang ke arah selatan. Letak kolam di sisi kiri jalan simpang tersebut, sekitar 500 meter dari jalan raya. Kolam Segaran ditemukan pada tahun 1926, dalam keadaan teruruk tanah. Pada tahun 1966 kolam ini mengalami pemugaran sekedarnya. Baru pada tahun 1974 dimulai pelaksanaan pemugaran yang lebih terencana dan menyeluruh, yang memakan waktu sepuluh tahun. Fungsi Kolam Segaran belum diketahui secara pasti, tetapi menurut masyarakat di sekitarnya, kolam tersebut digunakan keluarga Kerajaan Majapahit untuk berekreasi dan menjamu tamu dari luar negeri. Kolam ini merupakan satu-satunya bangunan kolam kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia. Kolam yang luas keseluruhannya kurang lebih 6,5 hektar, membujur ke arah utara-selatan sepanjang 375 m dengan lebar 175 m. Sekeliling tepi kolam dilapisi dinding setebal 1,60 m dengan kedalaman 2,88 m. Di pintu masuk yang terletak di sebelah barat, terdapat emperan yang menjorok ke tengah kolam. Di sisi dalam emperan terdapat undakan untuk turun ke kolam. Seluruh dinding dan emperan terbuat dari susunan batu bata tanpa bahan perekat. Konon untuk merekatkannya, batu bata yang berdampingan digosokkan satu sama lain. Di sisi tenggara terdapat saluran yang merupakan jalan masuk air ke dalam kolam, sedangkan di sisi barat laut terdapat saluran jalan keluar air. Air yang keluar mengalir ke Balongdawa (empang panjang) yang letaknya di barat laut dan Balongbunder (empang bundar) di selatan. Menilik adanya saluran masuk dan keluar air, diduga Kolam Segaran dahulunya juga berfungsi sebagai waduk dan penampung air. Para ahli memperkirakan bahwa kolam ini adalah yang disebut sebagai telaga dalam Kitab Negarakertagama.
art ike l ga ler i lok asi

17

Telah dilihat: 3 Penulis Referensi Lokasi Koordinat GPS Ketinggian Fotografer : :ricky

: Trowulan;Trowulan;Mojokerto : S7.557850 - E112.382000 : 54 m : Ricky SS

Tanggapan: Galeri:

[navigasi.net] Budaya - Kolam Segaran Kolam Segaran yang terletak di desa Trowulan ini diminati sebagai tempat memancing

[navigasi.net] Budaya - Kolam Segaran Menempati area 375m x 175m, boleh dibilang meru tempat yang cukup luas untuk aktivitas memancing kunjungan wisata budaya

Kolam Segaran tak jauh dari Kecamatan Trowulan, tepatnya di Desa Trowulan Kabupaten Mojokerto, situs yang pali untuk dikunjungi dari semua situs Majapahit yang terdapat di daerah ini, tepatnya 500 meter ke arah selatan dar Propinsi Mojokerto Jombang. Merupakan kolam purba peninggalan pada masa Kerajaan Majapahit, 7 abad yang silam.

Minggu Siang yang terik ini saya berkesempatan berkunjung kesana, terlihat puluhan orang duduk di pinggir kolam yang biasa disebut Kolam Segaran, terlihat pancing yang mengarah ke kolam, dan bungkusan yang berisi umpan ika diantara mereka rela datang subuh hanya untuk memancing atau menjala, walau ikan yang terdapat dikolam tidak be

Kabar burung yang beredar, terkadang diantara para pemancing/penjala ikan di Kolam Segaran ini, pernah menemuka sendok emas di dalam jaring. Sayangnya, ketika benda itu akan diambil tanpa lambaran ilmu, tiba-tiba lenyap. M piring dan sendok emas itu benda gaib peninggalan Majapahit masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk. Kata nelaya sering sekali jaring yang mereka tebarkan ke kolam menyangkut benda keras. Ketika diangkat, ternyata piring dan s yang berkilau ditimpa rembulan.

18

Konon, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit pesta besar karena kedatangan duta dari Tiongkok, angk negeri Tartar. Raja menyuguhkan hidangan dengan perkaka mulai nampan, piring sampai sendok. Para tamu puas d Majapahit memang negara besar yang patur dihormati. Setela sebelum para tamu pulang, Hayam Wuruk ingin memperlihatk kerajaan yang terkenal sebagai negeri gemah ripah loh jin perkakas dari emas itu dibuang ke Kolam Segaran, tempat d itu dilangsungkan. Karena benda-benda itu terkubur b keberadaannya dikuasai makhluk gaib. Untuk mengangkat ha bukan persoalan gampang karena harus berhadapan deng yang menguasai benda-benda tersebut Percaya atau tidak itu tergantung dengan anda, daripada pusing mikirin bongkahan atau cuilan emas, memang lebih baik berusaha untuk mendapatkan ikan yang besar, inilah pendapat beberapa pemancing yang dapat anda temui disana.
[navigasi.net] Budaya - Kolam Segaran Tebal tepian kolam yang mencapai 160 cm

Menurut buku yang saya beli di Museum Balai Penyelamatan Arca (S7.559650 - E112.381480 ), Kolam Segaran, pertama kali ditemukan oleh Ir. Mac Lain Pont pada tahun 1926 ini yang berukuran panjang 375 meter, lebar 175 meter, tebal tepian 160 centimeter dengan kedalaman 288 centimeter, selalu dipenuhi air ketinggian 150 hingga 200 centimeter selama musim penghujan. Menggunakan konstruksi batu bata sebagai pembatas kolam, dan uniknya batu bata tersebut ditata sedemikian rupa [navigasi.net] Budaya - Kolam Segaran tanpa perekat hanya digosok gosokan satu sama lainnya. Sumber air Museum Balai Penyelamatan Arca yang tampak ber dan terawat cukup baik kolam didapat dari saluran air yang masuk kekolam dan air hujan. Diduga dulunya kolam ini juga berfungsi sebagai waduk dan penampung air, merupakan wujud kemampuan kerajaan Majapahit akan teknologi bangunan basah, para ahli memperkirakan kol dengan kata Telaga yang disebutkan dalam kitab Negarakertagama. Bagaimana dengan anda, mau cari cuilan emas atau memancing ikan ? semua terserah anda
sumber: Mengenal peninggalan Majapahit di daerah Trowulan karya Drs. I. G. Bagus L Arnawa

Kolam Segaran " Merupakan salah satu dari 32 waduk atau kolam kuno peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih dapat disaksikan sekarang ini. Orang yang pertama kali menemukan kolam adalah Ir. Henry Maclain Port pada tahun 1926. Letak Kolam, di depan Museum Trowulan agak bergeser ke utara yang secara administratif termasuk wilayah Desa Trowulan, Kecamatan trowulan, kabupaten Mojokerto. Bentuk denah Kolam, empat persegi panjang berukuran panjang 375 m dan lebar 125 m. Dinding Kolam setinggi 3,16 m, sementara lebarnya 1,6 m. Bahan bangunan Kolam terbuat dari bata yang direkatkan satu sama lain dengan cara digosokkan tanpa menggunakan perekat. pada bagian tenggara terdapat saluran yang mengalirkan airnya ke Kolam, sementara pada bagian barat laut terdapat saluran pembuangan air. Saluran ini berhubungan dengan ' Balong Bunder ' ( Kolam Bulat ) yang terletak di sebelah selatannya serta ' Balong Dowo ' ( Kolam Panjang ) yang terletak di depan Museum Trowulan. Kedua Kolam atau Balong tersebut sekarang telah mengalami pendangkalan dan tidak berfungsi. Pada waktu ditemukan hampir seluruh bagian Kolam tertutup rerumputan dan tanah seluas 65.448 m kubik. Pada tahun 1966 diadakan pemugaran pada Kolam tersebut. namun kegiatan ini hanya berlangsung satu tahun. Pemugaran yang lebih terencana dilaksanakan pada tahun 1974 dan berlanjut pada Tahun Anggaran 1983 / 1984. Menurut Cerita Rakyat, pada masa kejayaan Majapahit, Kolam Segaran digunakan sebagai tempat rekreasi dan tempat untuk menjamu para tamu dari luar negeri yang bertandang ke Kerajaan. Diceritakan apabila perjamuan telah usai, maka peralatan perjamuan seperti piring, sendok, dan mangkuk yang terbuat dari emas di buang ke dasar Kolam untuk menunjukkan betapa kayanya Kerajaan Majapahit. Namun jika dianalisa secara logis, dengan adanya saluran keluar masuk serta luasnya Kolam, diduga tempat ini dahulunya difungsikan sebagai waduk atau tempat penampungan air. Sementara peneliti lain menyebutkan bahwa Kolam Segaran dikaitkan juga kegunaannya sebagai penambah kelembaban atau kesejukan udara Kota Majapahit. bangunan ini mencerminkan kemampuan Majapahit beradaptasi dengan lingkungannya. para ahli arkeologi memperkirakan Kolam Segaran adalah " Telaga ' yang disebutkan dalam Kitab Negarakertagama Pupuh VII:5.3. Sumber: http://id.shvoong.com/travel/destination/2192287-kolam-segaran-tempat-menjamu-raja/#ixzz1j1mLQWBG

19

SITUS KOLAM SEGARAN

Kolam Segaran terletak di Dukuh Trowulan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Dari perempatan jalan raya Mojokerto-Jombang terdapat jalan simpang ke arah selatan. Letak kolam di sisi kiri jalan simpang tersebut, sekitar 500 meter dari jalan raya. Kolam Segaran ditemukan pada tahun 1926, dalam keadaan teruruk tanah. Pada tahun 1966 kolam ini mengalami pemugaran sekedarnya. Baru pada tahun 1974 dimulai pelaksanaan pemugaran yang lebih terencana dan menyeluruh, yang memakan waktu sepuluh tahun. Fungsi Kolam Segaran belum diketahui secara pasti, tetapi menurut masyarakat di sekitarnya, kolam tersebut digunakan keluarga Kerajaan Majapahit untuk berekreasi dan menjamu tamu dari luar negeri. Kolam ini merupakan satu-satunya bangunan kolam kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia. Kolam yang luas keseluruhannya kurang lebih 6,5 hektar, membujur ke arah utara-selatan sepanjang 375 m dengan lebar 175 m. Sekeliling tepi kolam dilapisi dinding setebal 1,60 m dengan kedalaman 2,88 m. Di pintu masuk yang terletak di sebelah barat, terdapat emperan yang menjorok ke tengah kolam. Di sisi dalam emperan terdapat undakan untuk turun ke kolam. Seluruh dinding dan emperan terbuat dari susunan batu bata tanpa bahan perekat. Konon untuk merekatkannya, batu bata yang berdampingan digosokkan satu sama lain. Di sisi tenggara terdapat saluran yang merupakan jalan masuk air ke dalam kolam, sedangkan di sisi barat laut terdapat saluran jalan keluar air. Air yang keluar mengalir ke Balongdawa (empang panjang) yang letaknya di barat laut dan Balongbunder (empang bundar) di selatan. Menilik adanya saluran masuk dan keluar air, diduga Kolam Segaran dahulunya juga berfungsi sebagai waduk dan penampung air. Para ahli memperkirakan bahwa kolam ini adalah yang disebut sebagai telaga dalam Kitab Negarakertagama.

Read more: http://bunga911.blogspot.com/2011/05/situs-kolam-segaran.html#ixzz1j1mxFMr3

PROPOSAL PENELITIAN SEJARAH

FUNGSI KOLAM SEGARAN PADA MASA KERAJAAN MAJAPAHIT DAN MASA KINI
LATAR BELAKANG

Merupakan salah satu dari 32 waduk atau kolam kuno peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih dapat disaksikan sekarang ini. Orang yang pertama kali menemukan kolam adalah Ir. Henry Maclain Port pada tahun 1926. Letak Kolam, di depan Museum Trowulan agak bergeser ke utara yang secara administratif termasuk wilayah Desa Trowulan, Kecamatan trowulan, kabupaten Mojokerto. Bentuk denah Kolam, empat persegi panjang berukuran panjang 375 m dan lebar 125 m. Dinding Kolam setinggi 3,16 m, sementara lebarnya 1,6 m. Bahan bangunan Kolam terbuat dari bata yang direkatkan satu sama lain dengan cara digosokkan tanpa menggunakan perekat. pada bagian tenggara terdapat saluran yang mengalirkan airnya ke Kolam, sementara pada bagian barat laut terdapat saluran pembuangan air. Saluran ini

20

berhubungan dengan ' Balong Bunder ' ( Kolam Bulat ) yang terletak di sebelah selatannya serta ' Balong Dowo ' ( Kolam Panjang ) yang terletak di depan Museum Trowulan. Kedua Kolam atauBalong tersebut sekarang telah mengalami pendangkalan dan tidak berfungsi. Pada waktu ditemukan hampir seluruh bagian Kolam tertutup rerumputan dan tanah seluas 65.448 m kubik. Pada tahun1966 diadakan pemugaran pada Kolam tersebut. namun kegiatan ini hanya berlangsung satu tahun. Pemugaran yang lebih terencana dilaksanakan pada tahun 1974 dan berlanjut pada Tahun Anggaran 1983 / 1984. Menurut Cerita Rakyat, pada masa kejayaan Majapahit, Kolam Segaran digunakan sebagai tempat rekreasi dan tempat untuk menjamu para tamu dari luar negeri yang bertandang ke Kerajaan. Diceritakan apabila perjamuan telah usai, maka peralatan perjamuan seperti piring, sendok, dan mangkuk yang terbuat dari emas di buang ke dasar Kolam untuk menunjukkan betapa kayanya Kerajaan Majapahit. Namun jika dianalisa secara logis, dengan adanya saluran keluar masuk serta luasnya Kolam, diduga tempat ini dahulunya difungsikan sebagai waduk atau tempat penampungan air. Sementara peneliti lain menyebutkan bahwa Kolam Segaran dikaitkan juga kegunaannya sebagai penambah kelembaban atau kesejukan udara Kota Majapahit. Bangunan ini mencerminkan kemampuan Majapahit beradaptasi dengan lingkungannya. Para ahli arkeologi memperkirakan Kolam Segaran adalah " Telaga ' yang disebutkan dalam Kitab Negarakertagama Pupuh VII:5.3. Namun, pernahkah terlintas dalam benak kita apakah Kolam Segaran juga berfungsi sebagai Waduk pencegah banjir? Berdasarkan ukuran dan kapasitas air yang dapat ditampung, Kolam Segaran juga dapat difungsikan sebagai pengatur jumlah volume air sungai pada musim penghujan agar tidak meluap. Dan bagaimanakah funsi Kolam Segaran pada masa kini? Apakah hanya sebgaia sarana rekreasi ataukah ada fungsi yang lain? RUMUSAN MASALAH 1. Apakah fungsi Kolam Segaran pada masa Kerajaan Majapahit? 2. Bagaimanakah fungsi Kolam Segaran pada masa kini?
TUJUAN 1. Untuk mengetahui fungsi kolam segaran pada masa Kerajaan Majapahit 2. Untuk mengetahui fungsi kolam segaran pada masa kini STUDI PUSTAKA 1. Pitono,R.Pararaton.Jakarta:Bharata.1996 2. Krom,N.J.Zaman Hindu.Jakarta:Pembangunan.1954 3. Slametmulyana.Pemugaran Persadha Sejarah Leluhur Majapahit.Jakarta:Idayu.1983

eputar Segaran Kolam segaran pertama kali ditemukan oleh seoran Belanda, Ir. Marc Lain Pont bekerjasama dengan Bupati Mojokerto pertama yaitu Kromojoyo pada tahun 1926. Sejak ditemukan hingga saat ini, telah beberapa kali dilakukan pemugaran yaitu pada tahun 1966, 1974, dan 1984. Bagi Kabupaten Mojokerto Kolam Segaran merupakan salah satu situs peninggalan Kraton Majapahit, yang dituahkan dan dibanggakan masyarakat Trowulan khususnya dan Mojokerto pada umumnya. Kolam ini memiliki panjang 375 meter, lebar 175 meter, tebal tepian 1,6 meter dengan kedalaman 2,88 meter. Sebagai pembatas, kolam ini menggunakan konstruksi batu bata. Dan uniknya, batu bata tersebut hanya ditata sedemikian rupa tanpa perekat dan hanya digosok gosokkan satu sama lain. Saluran air masuk ke kolam ada di bagian tenggara. Sedangkan di sebelah selatan sudut timur laut dinding sisi luar terdapat 2 kolam kecil berhimpitan, sementara di sebelah barat sudut timur terdapat saluran air menembus sisi utara. Di bagian tenggara terdapat saluran air masuk ke kolam dan saluran air keluar di bagian barat laut. Sumber air kolam berasal dari Balong Bunder dan Balong Dowo yang berada di sebelah selatan dan barat daya kolam. Dan pintu masuknya terletak di sebelah barat, dengan bentuk tangga batu kuno. Selain dari dua sumber air tersebut, air dalam kolam Segaran juga berasal dari air hujan. Oleh karena itu, kolam tersebut selalu dipenuhi air dengan ketinggian 1,5 hingga 2 meter selama

21
musim penghujan. Letak Kolam Segaran sekitar 500 meter arah selatan jalan raya Mojokerto Jombang. Dengan ukuran yang sangat besar itu, kolam yang menjadi salah satu simbol kejayaan Kraton Majapahit ini, diakui beberapa ahli anthropologi nasional sebagai kolam kuno terbesar di Indonesia. B. Fungsi Kolam Segaran Diduga dulunya kolam ini berfungsi sebagai waduk dan penampung air, yang merupakan wujud kemampuan kerajaan Majapahit akan teknologi bangunan basah, para ahli memperkirakan kolam ini sama dengan kata Telaga yang disebut dalam kitab Negarakertagama. Selain itu, ada cerita yang menyebutkan bahwa kolam tersebut sering dimanfaatkan para Maharaja Majapahit untuk bercengkerama dengan permaisuri dan para selir kedatonnya. Kolam tersebut juga digunakan Maharaja Hayam Wuruk untuk menjamu tamu agung dari kerajaan Tiongkok. Fungsi yang lain yaitu untuk pemandian putri putri raja. Kolam Segaran juga difungsikan sebagai tempat penggemblengan para ksatria laut Majapahit. C. Mitos Yang Berkembang Kisah mistis keberadaan kolam ini, diawali saat pemugaran pertama dengan penemuan bandul jaring, kail pancing dari emas, dan sebuah piring berbahan emas dalam kondisi 60%. Semua penemuan itu tersurat di salah satu dinding Museum Trowulan. Posisinya di sebelah kanan batu Surya Majapahit. Konon, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mengadakan pesta besar karena kedatangan duta dari Tiongkok, angkatan perang negeri Tartar. Raja menyuguhkan hidangan dengan perkakas dari emas, mulai nampan, piring sampai sendok. Para tamu puas dan menilai, Majapahit memang negara besar yang patur dihormati. Setelah pesta usai, sebelum para tamu pulang, Hayam Wuruk ingin memperlihatkan kekayaan kerajaan yang terkenal sebagai negeri gemah ripah loh jinawi. Semua perkakas dari emas itu dibuang ke Kolam Segaran, tempat dimana pesta itu dilangsungkan. Karena benda-benda itu terkubur begitu lama, keberadaannya dikuasai makhluk gaib. Untuk mengangkat harta karun itu bukan persoalan gampang karena harus berhadapan dengan lelembut yang menguasai benda-benda tersebut. Dukuh Segaran dulu merupakan pawon sewu (dapur umum) untuk memasak ransum buat para ksatria laut dan ksatria Bhayangkara (angkatan darat, red) saat pelatihan di kolam Segaran, tambah Joko Umbaran (58th). Menurut pria yang juga sesepuh warga dukuh Segaran desa Trowulan ini, area kolan Segaran ini selalu digunakan Mahapatih Gajahmada untuk mempersiapkan pasukan Bhayangkara yang dikendalikan. Tempat latihan pasukan darat ini di lapangan Bubat (sebelah barat dukuh Segaran). D. Kontroversi Masyarakat Kerajaan Majapahit adalah kerajaan yang senantiasa menjaga martabat dihadapan para tamu asing. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya temuan perabot makan dari emas, sehingga prestise Majapahit dihadapan para tamunya sangat tinggi. Pencitraan kemakmuran dan kekayaan Majapahit itu dikuatkan dengan cerita rakyat, bahwa Majapahit sering menjamu para tamu asingnya di tepian kolam Segaran dan perabot makan yang kotor langsung dibuang ke dalam kolam. Memang, sampai saat ini perjamuan makan masih menjadi kontroversi masyarakat. Sebab ada sebagian masyarakat beranggapan perabot makan yang dibuang ke kolam akan diambil kembali untuk dicuci, setelah para tamu asing itu meninggalkan acara perjamuan. Ada pula yang beranggapan, perabotan yang dibuang ke kolam itu tak pernah diambil lagi. Sehingga di zaman modern ini banyak ditemukan oleh beberapa masyarakat Trowulan yang beruntung. Soal kebenaran dari kebiasaan perjamuan di tepi kolam Segaran itu, sebenarnya tidak perlu diperdebatkan. Pasalnya cerita rakyat yang berkembang itu berdasar dari persepsi dan temuan mereka, kata Joko Umbaran sembari memandang kepulan asap kreteknya. Dengan data sejarah yang tersimpan di Museum Trowiulan, juga berdasar variasi cerita rakyat yang berkembang. Pensiunan Dinas Purbakala Kab. Mojokerto ini menyimpulkan bahwa, pembuatan kolam Segaran memiliki prioritas utama penunjang perekonomian rakyat, khususnya dibidang pertanian. Itu terbukti dari fungsinya saat ini sebagai waduk pengairan untuk sawah-sawah masyarakat sekitarnya. Kisah mistis yang terbukti, tanaman padi yang diari oleh Waduk Segaran menghasilkan padi yang punel dan enak untuk dimakan, ujarnya. Diterbitkan di: 04 Oktober, 2009 Sumber: http://id.shvoong.com/books/dictionary/1933349-kolam-segaran-warisan-majapahit/#ixzz1j1qoaPEU

Kolam Segaran merupakan salah satu dari 32 waduk/kolam kuno Majapahit yang masih dapat disaksikan sekarang ini. Letak kolam ini berada di depan Museum Trowulan yang masih masuk ke dalam wilayah Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Kolam ini memliki panjang 375 m dan lebar 125 m. Bahan bangunan kolam terbuat dari bata yang dilekatkan satu sama lain dengan cara digosokkan tanpa menggunakan perekat. Menurut cerita rakyat pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, Kolam Segaran digunakan sebagai tempat rekreasi dan menjamu tamu dari luar negeri. Apabila perjamuan telah usai, maka peralatan perjamuan seperti piring, sendok, ataupun mangkok yang terbuat dari emas dibuang di kolam untuk menunjukkan betapa kayanya Kerajaan Majapahit. Namun di dasar kolam telah lebih dahulu dipasang jaring, sehingga saat tamu sudah pergi, peralatan-peralatan tersebut diambil kembali untuk digunakan. Ternyata di jaman Majapahit sombongnya luar biasa ya? :lol: Namun berdasarkan adanya saluran keluar masuk serta luasnya kolam, diduga kolam ini dahulu difungsikan sebagai waduk atau penampung air. Sementara menurut para peneliti lain menyebutkan bahwa Segaran dikaitkan juga fungsinya sebagai penambah kesejukan udara Kota Majapahit. Bangunan ini mencerminkan kemampuan

22
Majapahit untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Para ahli memperkirakan Kolam Segaran adalah "telaga" yang disebutkan dalam Kitab Negarakertagama.

Kolam Segaran terletak di Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Lokasinya tepat di depan Balai Penyelamatan Arca Trowulan (Pusat Informasi Majapahit sekarang). Kolam Segaran merupakan satu diantara 32 kolam kuno (diduga berada di wilayah Ibukota Majapahit) yang masih dapat disaksikan hingga saat ini. Deskripsi Bangunan Kolam Segaran merupakan bangunan kolam kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia dengan luas kurang 6,5 hektar dengan bentuk denah kolam berukuran panjang 375 meter dan lebar 125 meter, dinding kolam setinggi 3,60 meter dengan kedalaman air 3 meter. Lebar dinding Kolam Segaran adalah 1,6 meter dengan pintu masuk berada di sebelah barat. Dinding kolam Segaran dibuat dari bahan bata dengan sistem perekat digosokan hingga bata tersebut melekat satu sama lainnya.

Pada bagian tenggara terdapat saluran air yang masuk ke dalam kolam, sedangkan di barat laut terdapat saluran air keluar dari kolam. Saluran ini berhubungan pula dengan balong dowo yang letaknya di barat laut dan balong bundar di selatan.

Kolam Segaran dalam Sejarah Berdasarkan adanya saluran masuk dan keluar, di duga Kolam Segaran dahulunya berfungsi sebagai waduk penampung air. Kolam ini diperkirakan sama dengan kata telaga yang disebutkan dalam Nagarakretagama. Fungsi kolam Segaran belum diketahui secara pasti. Namun, menurut cerita masyarakat setempat, Kolam Segaran merupakan sanitasi dan saluran irigasi bagi wilayah pertanian di waktu musim kemarau tiba. Terdapat juga dugaan bahwa kolam tersebut digunakan untuk rekreasi dan menjamu tamu dari luar Kerajaan Majaphit.

Anda mungkin juga menyukai