Anda di halaman 1dari 11

Tahlilan

Disusun oleh :
Erivina (21103160201046)
Winda Rossalina (21103160201016)
Aflan Ridwan H (21103160201144)
A. Pengertian
Tahlil
Secara lughah tahlilan berakar dari kata
Bahasa Arab yakni “hallala, yuhallilu,
tahlilan” artinya adalah membaca atau
mengucapkan kalimat “laa ila ha
illallah”. Dikatakan sebagai tahlil, karena
memang dalam pelaksanaannya lebih
banyak membaca kalimat-kalimat yang
mengesakan Allah SWT, sesuai dengan
tradisi masyarakat setempat atau
pemahaman dari guru atau syekh suatu
daerah tertentu.
B. Sejarah Tahlil
Jika kita buka sejarah catatan islam, maka
acara tahlilan tidak di jumpai di masa
rasulullah SAW, di masa para sahabat dan para
tabi’in maupun tabi’ut tabi’in. Bahkan acara
ini juga tidak dikenal oleh Imam-imam
Ahlussunnah seperti Imam Malik bin Anas,
Imam Abu Hanafi, Imam Syafi’i, Imam Ahmad
bin Hambal, dan Imam lainnya yang semasa
dengan mereka dan sesudah mereka. Lalu dari
mana sejarah munculnya tahlilan?
Awal mula acara tahlilan berasal dari upacara peribadatan nenek moyang bangsa Indonesia yang
mayoritasnya beragama Hindu-Budha. Upacara tersebut sebagai bentuk penghormatan dan mendoakan orang yang telah
meninggal pada waktu tertentu seperti halnya tahlilan.

Dari aspek historis ini kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya acara tahlilan merupakan adopsi
pengambilan dan pembaruan dari agama lain. Sebelum Islam masuk ke Indonesia, telah ada berbagai kepercayaan yang
dianut oleh sebagian besar penduduk tanah air, di antara keyakinan-keyakinan yang mendomisili saat itu adalah Animisme
dan Dinamisme.

Diantara mereka meyakini bahwa arwah yang telah dicabut dari jasadnya akan gentayangan disekitar rumah
selama tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari dan lain sebagainya. Sehingga masyarakat pada saat itu ketakutan akan
gangguan arwah tersebut dan membacakan mantra-mantra sesuai keyakinan mereka.

Setelah Islam masuk di bawa oleh para Ulama’ yang berdagang ke tanah air, mereka memandang ini
merupakan suatu kebiasaan yang menyelisihi syari’at Islam. Lalu mereka berusaha menghaspus kebiasaan ini dengan cara
memasukkan bacaan-bacaan berupa kalimat-kalimat toyyibah sebagai pengganti mantra-mantra yang tidak dibenarkan
menurut ajaran Islam, dengan harapan sedikit demi sedikit mereka bisa meninggalkan kebiasaan tersebut dan menuju
ajaran Islam yang benar dan murni.

Perkembangan selanjutnya datanglah generasi setelah mereka, pembacaan kalimat-kalimat toyyiban ini
mengalami banyak perubahan baik penambahan atau pengurangan dari generasi ke generasi. Sehingga kita jumpai acara
tahlilan di suatu daerah berbeda porsesi dengan daerah lain hingga hari ini.
C. Kenduri
Kematian Menurut KBBI dijelaskan bahwa
“kenduri-an” bermakna “perjamuan makan untuk
memperingati peristiwa, minta berkat, dan
sebagainya”
Adapun maksud dari kenduri kematian
yakni pada hari ke 7, 40, 100, 1000 dan tahunan
(haul) dari kematian. Kenduri kematian adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pihak keluarga
almarhum, baik keluarga saja atau mengundang
tetangga, dalam rangka melakukan ibadah-ibadah
mutlak seperti shadaqah dan tahlilan, yang pahalanya
diniatkan untuk dihadiahkan kepada almarhum.
D. Hadiah Bacaan
Orang yang sudah meninggal tidak bisa menambah amal dan pahala
untuk dirinya sendiri. Namun, kerabat yang masih hidup bisa mengirimkan doa
kepada almarhum. Dalam hadis Riwayat Muslim, dan Abu Dawud Rasulullah SAW
bersabda :

“Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya, kecuali tiga


perkara, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang
mendoakannya”

Doa menjadi salah satu hadiah yang bisa dikirimkan kepada orang yang
sudah meninggal. Bacaan di dalam Al-Quran termasuk beberapa surah pendek
merupakan doa yang bisa di hadiahkan untuk mereka. Dalam kitab Fathul Qadir
yang menukil hadis Riwayat sahabat Ali Karamahullahu Wajhah, Rasulullah SAW
bersabda :

“barang siapa melewati pemakam kemudian ia membaca Surah Al-Ikhlas


sebanyak 11 kali yang pahalanya di hibahkan kepada semua orang yang sudah
meninggal dunia di pemakaman itu, maka ia akan mendapat pahala sebanyak
orang yang dimakamkan di pemakaman tersebut”.
E. Tahlil Menurut Para
Ulama
A. Hakikat Tahlil Menurut Pandangan Ulama
Muhammadiyah
Para ulama Muhammadiyah menganggap
bahwa tahlilan yang dilakukan oleh umat islam untuk
mendoakan orang yang sudah meninggal adalah sesuatu
yang bid’ah, karena menurut mereka masalah tahlilan tidak
ada dalil yang kuat yang dijelaskan dalam Al-Qur’an,
namum para Ulama Muhammadiyah tidak mengharamkan
pelaksanaan tahlil tersebut.
B. Hakikat Tahlil Berdasarkan Pendapat Ulama
Nahdatul Ulama
Kaum muslimin Nahdatul Ulama mengakui
bahwa tidak ada dalil yang menguatkan tahlilan dalam Al-
Qur’an maupun Hadist, namun kenapa mereka masih
melaksanakan acara tahlilan karena mereka mempunyai
pendapat lain bahwa tahlilan yang dilaksanakan dikeluarga
seseorang yang meninggal mempunyai tujuan-tujuan tertentu
sebagai berikut :
1. Untuk menyebar syiar Islam, karena sebelum melakukan
tahlilan seorang Imam melakukan ceramah keagamaan.
2. Isi tahlilan adalah dzikir dan doa
3. Menghibur keluarga yang di tinggalkan
F. Manfaat Tahlil
Para ulama sepakat sampainya kiriman pahala atas nama orang yang telah
meninggal. Seperi yang disebutkan dalam hadist shahih diantaranya :

Dari ‘Aisyah Radiallahu‘anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata, kepada Nabi :
“Ibuku meninggal dunia dengan mendadak, dan aku menduga seandainya dia
sempat berbicara dia akan bershadaqoh. Apakah dia akan memperoleh pahala
jika aku bershadaqah untuknya (atas namanya)”. Beliau menjawab “Ya, benar”.
(HR.Buhkori)
G. Bacaan Tahlil dan
Urutannya
* Dari unsur bacaan tahlilan dibagi menjadi * Adapun yang dimaksud dengan
dua unsur yaitu syarat dan rukun, yang rukun tahlil, ialah bacaan :
dimaksud dengan syarat ialah bacaan :
1. Surah Al-Baqarah ayat 286
1. Surah Al-Ikhlas 2. Surah Al-Hud ayat 73
2. Surah Al-Falaq 3. Shalawat Nabi
3. Surah An-Nas 4. Istighfar
4. Surah Al-Baqarah ayat 1-5 5. Kalimat Tayyibah
5. Surah Al-Baqarah ayat 163 6. Tasbih
6. Surah Al-Baqarah ayat 255
7. Surah Al-Baqarah ayat 284-286
8. Surah Al-Ahzab ayat 33
9. Surah Al-Ahzab ayat 56
10. Bacaan shalawat, istighfar, tahlil,
dan tasbih
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai