Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman nabi, umat Islam sepakat bahwa sunnah merupakan salah satu
sumber ajaran Islam disamping Al-Quran. Belum atau tidak ada bukti sejarah
yang menjelaskan bahwa sumber ajaran Islam. Bahkan pada masa al Khulafa al
Rasyidin dan Bani Umayyah, belum terlihat secara jelas adanya kalangan umat
Islam. Barulah pada awal masa Abbasiyah, muncul secara jelas sekelompok
kecil umat Islam yang menolak sunah sebagai salah satu sumber ajaran Islam.
Mereka itu kemudian dikenal sebagai orang-orang yang berpaham ingkar
sunnah. Mereka itu oleh al Syafii dibagi tiga golongan yaitu (1) golongan yang
menolak seluruh sunnah; (2) golongan yang menolak sunnah, kecuali bila
sunnah, kecuali bila sunnah itu memiliki kesamaan dengan petunjuk Al-Quran;
(3) golongan yang menolak sunnah yang berstatus ahad dan hanya menerima
sunnah yang berstatus mutawatir.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah argumen-argumen para pengingkar sunnah?
2. Apakah bukti kelemahan argumen-argumen pengingkar sunnah?
3. Apakah upaya pembela sunnah dalam melestarikan sunnah?



2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Argumen-argumen Para Pengingkar Sunnah
Memang cukup banyak argumen yang telah dikemukakan oleh mereka yang
berpaham ingkar al sunnah, baik oleh mereka yang hidup pada zaman al Syafii
maupun yang hidup pada zaman sesudahnya. Dari berbagai argumen yang banyak
jumlahnya itu, ada yang berupa argumen-argumen naqli, dan ada yang berupa
argumen-argumen aqli.
Argumen-argumen naqli
Yang dimaksud dengan argumen-argumen naqli tidak hanya berupa ayat-ayat
Al-Quran saja, tetapi juga berupa sunnah atau hadits nabi. Memang agak ironis juga
bahwa mereka yang berpaham ingkar al sunnah ternyata telah mengajukan sunnah
sebagai argumen membela paham mereka.
_, 8 [ VH 0
b)@A @1 .
0 F B,1,
b)@ P[V N P
B,1, @1 @1JNBb
Bq1,@1V VN 0A q),
1=,;, N,@I,
11
Artinya : (dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan
kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta
rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Q.S. An Nahl : 89)
B, b@ [ ;J.Bb N,
@ @ =@=Bqm
oNf 0 NBd0 P B B,1
[ 1JNBb 0A P P[Lf
6,; ,@@
3

Artinya : dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah
mereka dihimpunkan. (Q.S. Al Anam : 38)

Menurut para pengingkar sunnah, kedua ayat tersebut menunjukkan bawah Al-
Quran telah mencakup segala sesuatu berkaitan dengan ketentuan agama. Dengan
demikian, tidak diperlukan adanya keterangan lain, misalnya sunnah.
Dari argumen-argumen yang dikemukakan di atas dapat difahami bahwa para
pengingkar sunnah yang mengajukan argumen itu adalah orang-orang yang
berpendapat bahwa nabi Muhammad tidak berhak sama sekali untuk menjelaskan
Al-Quran kepada umatnya. Nabi Muhammad hanyalah bertugas untuk menerima
wahyu dan menyampaikan wahyu itu kepada para pengikutnya. Di luar tersebut nabi
tidak punya wewenang. Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa orang-orang yang
beriman diperintahkan untuk patuh kepada Rasulullah. hal itu menurut para
pengingkar sunnah hanyalah berlaku tatkala Rasulullah masih hidup, yakni tatkala
jabatan sebagai ulul-amri berada di tangan beliau. Setelah beliau wafat maka jabatan
ulul-amri berpindah kepada orang dan karenanya kewajiban patuh orang-orang yang
beriman kepada nabi Muhammad menjadi gugur.

B. Bukti-bukti Kelemahan Argumen-Argumen Para Pengingkar Sunnah.
1) Kelemahan argumen-argumen naqli.
Seluruh argumen naqli yang dianjurkan oleh para pengingkar sunnah untuk
menolak sunnah sebagai salah satu sumber ajaran Islam adalah lemah sekali. Bukti-
bukti kelemahan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
4

Al-Quran surat an-nahl: 89 yang sama sekali tidak memberikan petunjuk bahwa
sunnah tidak diperlukan. Ayat itu sebagaimana yang telah dinyatakan oleh al-
syafii mengandung pengertian dan petunjuk yang menjelaskan bahwa:
y Ayat Al-Quran secara tegas menerangkan adanya: Berbagai kewajiban,
Berbagai kewajiban dan teknis pelaksana ibadah tertentu.
y Ayat Al-Quran menerangkan adanya kewajiban tertentu yang sifatnya
global
y Nabi menetapkan suatu ketentuan yang dalam Al-Quran ketentuan itu tidak
dikemukakan secara tegas.
y Allah mewajibkan para hambanya ( yang memenuhi syarat ) untuk
melakukan kegiatan ijtihad.
Al-Quran surat al-anam :38 yang dinyatakan oleh para pengingkar sunnah
sebagai argumen untuk menolak sunnah adalah tidak benar dengan alasan
bahwa:
y Menurut sebagian ulama lagi, yang dimaksud dengan al-kitab dalam ayat
tersebut adalah global dan ada yang bersifat rinci. Ketentuan yang bersifat
global dijelaskan rincinya oleh hadits nabi.
y Menurut sebagian ulama lagi, yang dimaksud dengan kata al-kitab dalam
ayat tersebut adalah al-lauh al-mahfuzh. Ayat tersebut menjelas kan bahwa
semua peristiwa tidak ada yang dialpakan oleh Allah. Semua termuat dalam
al-lauh al-mahfuzh.
Matan dan riwayat hadits telah digunakan oleh para pengingkar sunnah untuk
menolak sunnah sebagai salah satu sumber ajaran Islam, setelah diteliti masing-
5

masing sanadnya, ternyata kualitasnya sangat lemah dan karenanya, hadits
dimaksud tidak dapat dijadikan hujjah.
2) Kelemahan argumen- argumen non-naqli ( aqli )
a. Al-Quran memang benar tertulis dalam bahasa Arab. Dalam bahasa
Arab yang digunakan oleh Al-Quran terdapat kata-kata yang bersifat
umum dan ada yang bersifat khusus; ada yang status global dan ada yang
berstatus rinci sehingga untuk mengetahui diperlukan petunjuk Al-
Quran dan hadits nabi.
b. Memang benar umat Islam dalam sejalan telah mengalami kemunduran.
Tetapi dalam sejarah umat Islam mengalami kemajuan dapat zaman
klasik. Puncak kemajuan terjadi pada sekitar tahun 650-1000 M. ulama
besar yang hidup pada masa itu tidak sedikit jumlahnya, baik dibidang
tafsir, hadits, fikih, ilmu kalam dan lain-lain. Periode klosik bersifat
berakhir ketika bagdad jatuh ketangan Hulagu Khan.
c. Pernyataan pengingkar sunnah yang menyatakan bahwa hadits nabi lahir
setelah lama nabi wafat merupakan pernyataan yang tidak memiliki
argumen yang kuat.
d. Sejumlah riwayat hadits yang antara lain berbunyi :
Artinya : Apa yang datang kepadamu dari saya maka konfimasilah dengan
kitab jika sesuai dengan kitabillah maka hal itu berarti saya telah
mengatakannya, dan jika ternyata menyalahi kitabullah maka hal itu
bakalan saya yang mengatakannya. Dan sesungguhnya saya (selalu)
sejalan sejalan dengan kitabullah dan dengannya Allah telah memberi
petunjuk kepada saya
6

C. Argumen-argumen non naqli (Aqli)
Cukup banyak juga argumen-argumen yang termasuk non naqli yang telah
diajukan oleh para pengingkar sunnah, diantaranya yang terpenting adalah sebagai
berikut:
1. Al-Quran diwahyukan oleh Allah kepada nabi Muhammad (melalui malaikat
Jibril) dalam bahasa Arab. Orang-orang yang memiliki pengetahuan bahasa
Arab mampu memahami Al-Quran secara langsung, tanpa bantuan penjelasan
dari hadits nabi. Dengan demikian, hadits nabi tidak diperlukan untuk
memahami petunjuk Al-Quran.
2. Dalam sejarah, umat Islam telah mengalami kemunduran. Umat Islam mundur
karena umat Islam terpecah-pecah, perpecahan itu terjadi karena umat Islam
berpegang kepada hadits nabi. Jadi menurut para pengingkar sunnah, hadits nabi
merupakan sumber kemunduran umat Islam; agar umat Islam maju, maka umat
Islam harus meninggalkan hadits nabi.
3. Asal mula hadits nabi yang dihimpun dalam kitab-kitab hadits adalah dongeng-
dongeng semata. Dinyatakan demikian, karena hadits nabi lahir setelah lama
nabi wafat. Kitab-kitab hadits yang terkenal, misalnya shahih al Bukhari dan
shahih muslim, adalah kitab-kitab yang menghimpun berbagai hadits palsu.
4. Menurut dokter taufiq sidqi, tiada satu pun hadits nabi yang dicatat pada zaman
nabi. Pencatatan hadits terjadi setelah nabi nabi wafat. Dalam masa tidak
tertulisnya hadits tersebut, manusia berpeluang untuk mempermainkan dan
merusak hadits sebagaimana yang telah terjadi.
7

5. Pernyataan dokter taufiq sidqi yang menyatakan bahwa tiada satu pun hadits
nabi yang dicatat pada zaman nabi, merupakan pernyataan dari seorang yang
sangat awam pengetahuannya dibidang hadits dan sejarah penulisan hadits
6. Ulama hadits tidak menyatakan bahwa semua sahabat-sahabat nabi bersifat
tsiqah. Dalam proses kritik sand, para sahabat nabi tidak terlepas dari kritik di
bidang ke-dhabith-an mereka. Dengan demikian, sama sekali tidak memiliki
dasar yang kuat pendapat para pengingkar sunnah yang menyatakan bahwa
sahabat nabi terlepas sama sekali dari kritik dalam periwayatan hadits.

D. Upaya Para Pembela Sunnah Dalam Melestarikan Sunnah
Sebagaimana telah disinggung dalam pembahasan terdahulu umat Islam sejak
zaman nabi meyakini bahwa sunnah merupakan salah satu sumber ajaran Islam
disimpang Al-Quran. Dasar utama dari kenyataan itu adalah berbagai petunjuk Al-
Quran, diantaranya adalah:
B ,B0 Bb P[V 0_,;
V0 NfBb
X_1, C, P[VfBb
P[J,@Bb, N@Bb,
Bb, V@PBb [V N _N
0@ B,@qJ.Bb N1 P
B, NVb, X_Bb
@ B, Ng =q
Fb_JBB P Fb_fVBb, Bb F f Bb
))A LBfBb
Artinya : apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya
(dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah,
untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang
Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah.
dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya. (Q.S. Al Hasyr : 7)
8



VC Fb_@0 Bb _Bb, F
T Fb_,_V T Bb N
1 NBb
Artinya : Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (Q.S. Ali Imran : 32)

X_Bb )f B0
Bb F , P[L,_V B
q1;0 @1 B1@=

Artinya : Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati
Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak
mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (Q.S. An Nisaa : 80)

)f CAH N [ X_,; Bb
,_0 ,1@= CAH
Fb_ Bb _,@Bb, JBb
AH[, Bb b1@dAH
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al Ahzab : 21)


Berdasarkan petunjuk ayat-ayat tersebut dan yang semakna dengannya, maka
jelaslah bahwa Al-Quran dan sunnah nabi Muhammad merupakan sumber utama
ajaran Islam. Apabila kedua sumber itu harus diberikan angka unit, maka Al-Quran
merupakan sumber pertama dan sunnah merupakan sumber kedua, urutan itu
disamping berdasarkan urutan yang ditemukan Al-Quran, juga berdasarkan
pemikiran logis, yakni Al-Quran merupakan firman Allah dan sunnah merupakan
suatu yang berasal dari utusan dan sunnah merupakan sumber kedua, urutan itu
disamping berdasarkan urutan yang dikemukakan Al-Quran, juga berdasarkan
pemikiran logis, yakni Al-Quran merupakan firman Allah dan sunnah merupakan
suatu yang berasal dari utusan Allah.
9



E. Upaya Kegiatan Kritik Sanad dan Matan
Pada zaman nabi sunnah (hadits) memang belum dibukukan secara resmi.
Penulisan sunnah pernah dilarang oleh nabi, namun bagi mereka yang dinilai cermat
dalam mencatat, sehingga terhindar pencampuradukkan catatan Al-Quran dalam
mencatat, dari yang bukan Al-Quran, nabi telah mengizinkan mereka untuk
mencatat sunnah. Bahkan untuk kepentingan tertentu, nabi telah memberi tugas
kepada sejumlah pembesar yang non-muslim dengan mengirim surat kepada mereka;
juga tatkala nabi membuat sejumlah piagam penting yang harus dipatuhi bersama
oleh pihak-pihak yang terkait, serta tatkala ada orang Islam meminta kepada nabi
untuk dicatatkan pidato nabi yang telah diucapkan dihadapan umum.

F. Upaya penciptaan berbagai istilah, kaidah dan cabang pengetahuan sunnah
Salah satu kegiatan penting yang telah dilakukan oleh ulama pembela sunnah
untuk memudahkan pelaksanaan kritik sanad dan matan sunnah sehubungan dengan
masalah tersebut ialah menciptakan berbagi istilah. Karena istilah yang begitu
banyak seiring dengan banyaknya sisi kemungkinan yang terjadi; maka lahirlah
cabang pengetahuan sunnah yang khusus membahas istilah-istilah yang ada. Cabang
pengetahuan itu lalu dikenal dengan sebutan Ilmu Musthalah al Hadist. Hanya dalam
dunia pengetahuan sunnah atau hadits saja, dikenal adanya cabang pengetahuan yang
khusus membahas berbagai istilah.


10



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orang yang berpaham ingkar sunnah berpijak pada pemahaman yang salah
terhadap ayat-ayat Al-Quran, sejarah umat Islam, sejarah penghimpunan sunnah
dan sebagai dari cabang penelitian kesahihan sunnah. Kesalahan pemahaman itu
disebabkan oleh banyak faktor, sebagian dari faktor itu ada yang barkaitan dengan
kekurangan pengetahuan mereka terhadap berbagai hal tentang sumber ajaran Islam,
Al-Quran dan sunnah, dan sebagai faktor lagi berkaitan anggapan dasar dalam
metode berfikir.
Untuk mendalami pengetahuan yang berkaitan dengan sunnah, dituntut
tersedianya sejumlah kitab, minimal kitab-kitab yang berkaitan dengan musthlah,
kaidah, pengajian matan, dan pengkajian sanad. Tanpa tersedianya fasilitas kita-kitab
yang diperlukan, maka upaya mendalami pengetahuan sunnah akan mengalami
kesulitan

B. Saran
Semoga dengan tersedianya makalah ini akan bisa menjadi bahan perbandingan
bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya.



11



DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Syuhudi H.M Dr. Prof. 1995, Hadits Nabi Menurut Pembela Pengetahuan
Dan Pemalsuannya. Jakarta : Gema Insani Press.

Anda mungkin juga menyukai