Anda di halaman 1dari 54

Tiga model dasar pada struktur pasar dan kompetisi monopoli, kompetisi sempurna, dan oligopoli

Pada monopoli hanya ada 1 supplier yang nengontrol jumlah barang yang diproduksi. Pasar disebut natural monopoly jika single supplier dapat selalu menyuplai sejumlah output dari beberapa supplier yang lebih kecil, dengan harga yang lebih rendah daripada cost yang dikeluarkan oleh supplier yang lebih kecil tersebut. Secara matematis , bila seluruh supplier membagi fungsi cost secara bersama, c, akan menyebabkan c(x+y) c(x)+ c(y), untuk semua vektor kuantitas x dan y. Kita sebut c(.) sebagai subadditive function.

Monopoli tidak selalu menjadi hal yang buruk. Masyarakat akan dapat memperoleh keuntungan dari produksi skala besar yang dapat dilakukan oleh single perusahaan. Alasan ini yang menyebabkan pemerintah mensupport monopoli dlam sektor ekonomi seperti telekomunikasi dan listrik . Pemerintah membuat regulasi harga secara monopoli agar cost dpat ditutupi dan profitnya wajar. Harga dijaga agar dekat dengan marginal cost dan sosial welfarenya maksimal. Akibat lainnya adalah monopoli menjadi tidak punya cukup dana untuk melakukan inovasi.

Bentuk kompetisi yang kedua adalah kompetisi sempurna ada banyak sekali supplier maupun konsumen di pasar dan tidak ada 1 pun yang dapat mendikte harga suatu produk Konsumen mengatasi masalah maksimalisasi net surplus dengan memilih jumlah barang yang mereka beli. Supplier mengatasi masalah maksimalisasi profit dengan memilih jumlah barang yang akan mereka jual.

Dalam kenyataannya, banyak pasar yang terdiri dari beberapa supplier saja disebut oligopoli price terletak di antara 2 titik ekstrim, antara monopoli dan kompetisi sempurna. Makin banyak jumlah produsen dan konsumen, makin besar derajat kompetisi pasar dan oleh sebab itu makin dekat harga akan meningkatkan kompetisi sempurna.

Supplier monopoli memiliki problem dalam maksimalisasi profit. Karena hanya ada 1 supplier yang menyedakan produk, maka dia akan bebas menentukan harga. Secara umum, price dapat berbeda berdasarkan jumlah yang dijual kepada konsumen. Contoh pada pom bensin, harga per liter akan sama untuk semua konsumen dan tergantung paa jumlah yang mereka beli. Sebaliknya, service provider dapat mengenakan harga yang berbeda pada servis komunikasi dengan membeda-bedakan servis berdasarkan kebutuhan. Kadang-kadang juga dengan menawarkan diskon. Pada pasar monopoli, price ditetapkan sama untuk seluruh konsumen.

Didefinisikan xj(p) sebagai demand untuk servis j saat vektor harga untuk 1 set servis adalah p. Supplier monopoli yang mempunyai goal berupa profit maximization akan memilih harga yang menyelesaika masalah tersebut, dengan

Orde pertama kondisi stationery yang berkaitan dengan pi adalah

Bila servis adalah indepen, dimana dan , maka

Marginal revenue harus sama dengan marginal cost. Jika marginal revenue lebih besar atau lebih kecil daripada marginal cost, maka monopoli akan dapat meningkatkan profitnya dengan mengatur harga sehingga demand meningkat (atau menurun). Ingat kembali bahwa marginal cost price dapat memaksumalkan social welfare.

Profit yang memaksimalkan monopolist akan mengeset harganya sehingga marginal revenue akan sama besarnya dengan marginal cost. Artinya adalah mengatur harga lebih tinggi daripada marginal cost. Ini akan membuat social welfare hilang, diperlihatkan oleh segitiga yang diarsir.

Supplier dikatakan menggunakan price diskrimination atau diskriminasi harga saat dia menjual unit yang berbeda untuk servis yang sama, dengan harga yang berbeda, atau apabila harga tidak sama untuk semua konsumen. Diskriminasi harga bisa berdasarkan kelas konsumen (misalnya diskon untuk kalangan masyarakat tertentu), atau beberapa perbedaan berdasarkan apa yang disediakan (quantity discount).

Dengan derajat pertama diskriminasi harga (juga disebut personaized pricing). Pada tipe ini, supplier men-charge tiap user menggunakan harga yang berbeda untuk setiap unit servis dan menghasilkan profit maksimal. Konsumen servis tersebut harus membayar pada level dimana net benefit sama dengan nol. Ini yang terjadi pada Gambar 1 (slide berikutnya)

Pelaku Monopoli dapat meningkatkan profitnya dengan menggunakan diskriminasi harga. Misalkan konsumen A memberi value $3 untuk servis yang digunakannya, tetapi konsumen B, C dan D hanya $1. Ada zero production cost. Bila pelaku monopli men-set harga p untuk D sebesar $3, maka hanya akan ada 1 unit produk yang terjual (yaitu pada konsumen A saja). Bila pelaku men-set harga p sebesar $1, maka 4 unit akan terjual yaitu 1 Untuk masing-masing konsumen, akan menghasilkan pendapatan $4. Bila harga penjualan berbeda untuk tiap konsumen, maka dia akan memperoleh $3 dari pelanggan A dan $1 untuk konsumen B, C dan D sehingga pendapatan totalnya adalah $6.

Gambar 1

Monopoli secara efektif membuat bentuk penawaran take it or leave it dengan cara kamu bisa memperoleh kuantitas x bila mau membayar seharga . Konsumen akan memutuskan untuk menerima penawara tersebut bila net benefit mereka positif( misalkan, bila u(x)- 0), dan menolak penawaran bila sebaliknya. Karena itu monopolist dapat membrikan penawaran kepada tiap konsumennya secara terpisah. Akan ada vektor x, yang memecahkan problem ini

Nilai akan optimum pada , dimana social surplus akan maksimal. Akan tetapi, saat consumer surplus optimum adalah nol, social surplus akan mengalir ke produsen.

Pada diskriminasi harga derajat kedua, monopolist tidak diizinkan untuk menawarkan kepada masingmasing konsumen secara terpisah, tetapi malah menawarkan secara terbuka kepada publik, dan membiarkan konsumen memilih apa yang mereka inginkan. Harga tidak linier, didefinisikan tergantung kuantitas. Supplier yang menawarkan quantity discount menerapkan tipe diskriminasi harga ini. Profitnya tidak sebesar pada diskriminasi harga derajat pertama. Charge untuk kuantitas x diset sebagai (x), dimana x finite, dan self-select konsumen dengan memaksimalkan

Konsumen 1 yang memiliki high demand dan konsumen 2 memiliki low demand. Agar lebih sederhana, asumskan cost produksi adalah nol. Bila monopolist dapat menerapkan diskriminasi harga derajat pertama, dia akan memaksimalkan revenue nya dengan menawarkan kepada konsumen 1 berupa harga x1 untuk A+B+C dan menawarkan kepada konsumen 2 harga x2 untuk A . Pada bentuk diskriminasi harga derajat kedua semua penawaran tersebut berlaku untuk semua konsumen dan masing-masing konsumen dapat memilih apa yang mereka inginkan. Yang menjadi kesulitan adalah bahwa konsumen dengan low demand akan memilih x2 untuk A dan konsumen dengan high demand akan memilih xi untuk A+B+C. Untuk memaintain insentif bagi konsumen B yang memilih kuantitas yang besar, monopolist harus memberi diskon untuk B dan menawarkan xi untuk A+C kepadanya.

Monopolist dapat berbuat lebih baik dengan mengurangi kuantitas yang dia jual kepada konsumen low demand. Profit menjadi lebh kecil untuk konsumen low demand, tetapi diskon yang lebih kecil ditawarkan untuk konsumen high demand. Secara keseluruhan, monopolist bertindak lebih baik karena B+D < B. Nilai optimal untuk x2 mencapai minimum untuk B+D, dimana jumlah revenue produsen lebih rendah daripada saat menggunakan diskriminasi harga derajat pertama.

Pada gambar berikut ini, terlihat bahwa pada (a) konsumen 1 (high demand ) dan konsumen 2 (low demand). Net benefit untuk user 1 adalah daerah yang diarsir. Ini mendorong produsen untuk menurunkan x2 dan membuat penawaran seperti pada (b), dimana B+D < B. Nilai optimal x2 mencapai minimum untuk B+D , sehingga revenue produsen lebih kecil daripada saat menggunakan diskriminasi harga derajat pertama.

Secara lebih umum , monopolist menawarkan 2 atau lebih versi servis dmana harganya berbeda dan kemudian membiarkan konsumen memilih apa yang diinginkannya. Karena itu, diskriminasi harga derajat kedua juga disebut versioning

Untuk diskriminasi harga derajat ketiga, idenya adalah segmentasi pasar, mengklasifikasiakn konsumen. Konsumen yang ada di dalam kelas yang sama dikenakan harga yang sama. Bentuk ini yang paling umum dalam diskriminasi harga. Contoh: pelajar , masyarakat dan bisnis dikenakan harga yang berbeda jika mereka membeli software tertentu. Tujuannya adalah agar pelajar yang sangat sensitif terhadap harga yang tinggi, tidak merasa takut. Sedangkan bagi kalangan bisnis, harga dapat diterapkan lebih tinggi. Diskriminasi harga derajat tiga ini disebut juga group pricing

Monopolist akan mengenakan harga yang paling rendah ke segmen pasar yang memiliki demand elasticity yang paling besar. Pada gambar dibawah ini ada 2 kelas konsumen, dengan demand function x1(p)=6-3p dan x2(p)=2-2p. Solusi untuk demand elasticity dengan menyamakan bagian kanan menjadi , adalah p1=5/4 p2=3/4 dengan x1 =9/2 dan x2=1/4. Pada poin ini, 1=-5/3, 2=-3

Cara sederhana namun pintar untuk mengimplementasikan group pricing ini adalah melalui kupon diskon. Servis ditawarkan pada harga diskon untuk konsumen yang memiliki kupon. Tentu saja butuh waktu untuk mengumpulkan kupon. Konsumen akan secara efektif dibagi menjadi 2 grup dengan price elasticitynya. Kelas dengan price elasticity yang lebih besar akan mengumpulkan kupon dan dapat membayar dengan harga yang lebih rendah.

Kita sebut bundling jika sejumlah produk berbeda ditawarkan sebagai single packet dan pada harga yang berbeda jika produk dibeli secar satu per satu. Bundling adalh bentuk dari versioning.

Berdasarkan 2 produk, A dan B dimana terdapat 2 konsumen, C1 dan C2 memiliki kesediaan yang berbeda dalam membayar.. C1 bersedia membayar $100 dan $150 untuk produk A dan B. Sedangkan C2 bersedia membayar $150 dan $100 untuk A dan B. Jika tidak ada personalisasi harga, maka penjual dapat memaksimalkan revenue dengan menge-set harga $100 untuk tiap produk, dimana total revenue yang akan diterimanya adalah $400. Apabila kemudian, produsen membundling produk A dan B tersebut dan menawarkan harga $250 untuk 1 bundle, maka konsumen akan membelinya dan revenue menjadi naik, menjadi $500.

Bundling adalah bentuk yang umum ditawarkan oleh provider komunikasi. Contoh, ISP men-charge biaya bulanan yang flat, yang mencakup akun emal, hosting webpage, waktu untuk online, download data, dll.

Telah kita ketahui bahwa untuk membuat segmentasi pasar adalah dengan diferensiasi servis dan versioning. Ini bisa dilakukan dengan memproduksi versi servis yang tidak dapat disubstitusi 1 dan lainnya. Masing2 servis dispesialisasi untuk target pasar tertentu. Misalkan suatu perusahaan yang memproduksi alkohol, maka perusahaan harus membedakan produk alkohol yang digunakan untuk produk kesehatan dan alkohol untuk bahan bakar lampu. Marginal cost produksi barang2 tersebut hampir sama, tetapi alkohol untuk lampu dapat dijual sedikit lebih mahal.

Pada bisnis komunikasi, provider dapat membagi segmen pasar menjadi 2 berdasarkan kebutuhan. 1 segmen terdiri dari user yang membutuhkan high quality video dan servis multmedia, 1 segmen lagi unutk user yang hanya membutuhkan email dan web browsing.

Bila tidak ada supplier atau konsumen yang dominan dalam mengatur harga, social surplus masih dapat dimaksimalisasi dengan adanya kompetisi sempurna. Setiap partisipan dalm pasar jumlahnya sedikit. Sebagai konsekuensi diasumsikan bahwa harga ditentukan oleh pasar dan tidak dapat dipengaruhi oleh salah 1 elemen pasar berdasarkan tujuan mereka sendiri. Konsumen i menyelesaikan problem dari maksimalisasi net surplusnya, dengan meminta xi, dimana Supplier j menyelesaikan problem maksimalisasi profitnya dengan menyuplai

Saat keseimbangan tercapai, jumlah demand , sebut saja , sama dengan jumlah output, sebut saja . Jika tidak, maka beberapa supplier tidak akan dapat menjual barang yg mereka produksi. Keadaan dimana demand setara supply dinamakan market clearance. DImana

Keadaan tersebut kita telah kenal sebagai keadaan social surplus maksimal

Pada pasar dengan kompetisi sempurna, supplier berlaku sebagai competitive firm. Jika harga yg ada dipasar adalah p, perusahaan menghitung optimal output Y* = arg max [py-c(y)] Misal fungsi cost adalah c(y)= F + cv(y). Kondisi

Kondisi partisipasi menjadi py* F + cv(y*), dan karena p=cv(y*), perusahaan akan turut serta jika produksi optimal y* sehingga Contoh jika marginal cost paling tidak sama besar dengan average cost.Nilai minimum dari p pada kondisi tersebut disebut minimum participation price.

Pada kenyataannya, kempetisi sempurna bisa saja tidak tercapai karena adanya efek lock-in. Lock-in terjadi karena konsumen harus membayar switching cost apabila mengganti provider dan karena biaya yang dikeluarkan oleh provider untuk men-set up dan menyervis pelanggan baru. Karena itu, walaupun provider alternatif menawarkan harga dan kualitas yang lebih menarik daripada provider yang lainnya, konsumen bisa saja memilih untuk tidak berganti provider. Pengaruh lock-in adalah harga akan lebih tinggi dari marginal cost dan menyebabkan provider menerima profit dari konsumen. Contoh switching cost adalah termasuk cost apabila berganti nomor telepon, akun email, alamat website, dan cost bila menginstal software baru untuk memanage operasi jaringan, dll.

Ide-ide dan model yang telah kita bahas, bisa diumpamankan sebagai games dimana pemainnya adalah service provider, pelanggan dan regulator.

Selanjutnya akan dibahas Games yang memodelkan kompetisi antara sejumlah kecil service provider. Ada 2 kasus yang perlu diingat: yaitu Cournot model dan Bertrand model. Cournot model masing-masing supplier mengumumkan kuantitas servis yang ingin dia sediakan. Harga ditentukan berdasarkan respon terhadap jumlah suply. Sehingga semua produksi dapat dijual dan masingmasing supplier menghasilkan jumlah yang proporsional dengan pengeluaran konsumen.

Kasus kedua disebut Bertrand model masing-masing supplier mengumumkan harga yang akan dikenakan terhadap konsumen yang membeli produk mereka, dan konsumen akan memilih untuk embeli servis dengan nilai yang lebih rendah.

Kita akan menganalisa Cournot model. Untuk mengilustraskan beberapa hal penting dari harga yang dihasilkan, kia jelaskan kasus sederhana dari 2 perusahaan yang berkompetisi, yang menghasilkan produk yang sama. Bila perusahaan i memproduksi output pada level xi, maka total level produksi adalah x=x1+x2 dan harga yang dihasilkan oleh pasar adalah p(x). Memodelkan ini sebagai one-shoot game, tiap perusahaan harus memilih jumlah output yang akan diproduksi, dan kemudian sebagai function dari kedua pilihan, menerima pembayaran (net benefitnya). Secara lebih jelas, net benefit dari perusahaan i dapat ditulis : ,

dimana c(xi) adalah cost untuk memproduksi sejumlah xi

Nash Equilibrium pada game ini adalah sepasang output dengan ketentuan bahwa bila perusahaan i memilih , maka tidak ada insentif untuk perusahaan j yang bisa dipilih, kecuali , dimana . Ini secara tidak langsung menyatakan kondisi

Kondisi tersebut didefinisikan untuk setiap perusahaan i, kurva reaksi (xi, xj), yaitu pilihan optimal terhadap output sebagai fungsi dari kepercayaannya terhadap ouput perusahaan lain. Nash Equilibrium adalah intersection dari kurva ini. Untuk contoh, misalkan xi dipilih dalam inerfal [0,1], invers kurva demand adalah p(x1+x2) = 1-(x1+x2), dan ci(xi)=0. Kemudian xi(xj) = (1-xj) dan Nash equilibrum pada (x1,x2)=(1/3, 1/3).

Bila game dimainkan dengan banyak ronde dan pemain alternatif, memilih output mereka berdasarkan output sebeumnya dari pemain lain, maka output mereka akan konvergen pada titik Nash Equilibrum. Kurva Inverse demand adalah p(x)=1-x dan kedua pemain memiliki cost produksi nol. Diberikan bahwa pemain 1 memproduksi dan pemain 2 akan meproduksi . Kemudian mislakan pemain 2 akan mrmproduksi , dan pemain 1 akan meproduksi , dan begitu seterusnya, dengan . Misalkan pada gambar berikut ini:

Pada kasus n perusahaan yang berkompetisi, kondisi pertama pada equilibrium dapat ditulis sebagai dengan sebagai price elasticity. Bila semua perusahaan memiliki cost function yang sama , maka solusi akan simetrik dan

Pada duopoly (pasar dengan 2 perusahaan), model Stackelberg sangat menarik. Permainan ini dimainkan dalam 2 tahap. Tahap pertama , salah satu pemain bertindak, dan pada langkah kedua, pemain lainnya mendapat giliran untuk bertindak. Permainan ini bisa dimainkan dengan price leadership atau quantity leadership.

Misalkan perusahaan 1 adalah leader yang commit pada harga p. Misalkan xi [0,1], x(p) =1-p, ci(xi)=xi. Perusahaan 2 adalah follower. Dia akan menerima harga yang diberikan leader, dan memilih level outputnya, x2, untuk memaksimalkan px2-x2, diberikan x2=p/2. Perusahaan 1 melihat sisa demand dari 13p/2. Maksimalisasi profitnya akan terjadi jika mengambil harga p=8/15 dan x1=3/15, x2=4/15. Pada contoh ini, follower lebih baik daripada leadernya.

Pada game quantity leadership perusahaan 1 commit untuk menyuplai kuantitas x1. Perusahaan 2 menganalisanya dan kemudian memilih untuk menyuplai x2. Kita lanjutkan dengan model di atas, dengan mengabil ci(xi)=0. Untuk x1 [0,1], Nash equilibriumnya adalah

Anda mungkin juga menyukai