Disusun oleh TRI MARYANI KUSUMA A 110 2003 272 Pembimbing Dr. Nur Hasmani.S, Sp.A
1
Definisi
Juvenile Rheumathoid Arthritis (JRA) adalah bentuk umum arthritis yang terjadi pada anak dan remaja. Disebut juga Juvenile Idiopatic Arthritis. Juvenile rheumatoid arthritis (JRA) bukan suatu penyakit yang berdiri sendiri. Tetapi sekelompok penyakit yang masih tidak diketahui penyebabnya yang bermanifestasi peradangan kronis.
2
paling
sering
Ditandai dengan kelainan karakteristik yaitu sinovitis idiopatik dari sendi kecil, disertai dengan pembengkakan dan efusi sendi.
Etiologi
Unknown
Infeksi Autoimun Trauma Stress
Epidemiologi
< 16 tahun Frekuensi tertinggi antara usia 1-3 tahun Perempuan > Laki-laki
KLASIFIKASI
Poliarthritis 30 >5 Seluruh masa anakanak, puncak usia 1-3 tahun 1:3 Penyakit sedang sistemik
Oligoarthritis 60 <4 Awal masa anak-anak, puncak usia 1-2 tahun 1:5 Tidak ada penyakit sistemik, penyebab utama morbiditas adalah uveitis 5-15% Jarang 75-85%
Sistemik 10 Variasi Seluruh masa anak-anak, tidak ada puncak 1:1 Penyakit sistemik sering self-limited, sebagian mengalami kronik artritis destruktif Jarang Jarang 10%
Adanya Uveitis Kronik Frekuensi seropositif Faktor reumatoid Antibodi antinuklear Prognosis
Sedang
Buruk
7
ANA, Faktor Rheumatoid Klinis (criteria JRA) Kronis; arthritis mungkin bersifat destruktif Profilaksis Anti radang streptokokus grup A untuk mencegah kekambuhan
Oligoarticular
Poliarticular
Tes laboratorium yang dapat dilakukan meliputi: 1. CBC/Complete Blood Count (hitung darah lengkap), 2. Kultur Darah, 3. Pemeriksaan sumsum tulang, 4. Tingkat sedimentasi eritrosit, (LED) 5. Tes faktor rematik, sebuah antibodi yang diproduksi di dalam darah anak-anak dengan beberapa bentuk JRA. 6. ANA (antinuclear antibodi), tes darah untuk mendeteksi autoimun. 7. Scan tulang, untuk mendeteksi perubahan dalam tulang dan sendi untuk mengevaluasi penyebab kerusakan tulang dan sendi.
Pemeriksaan
11
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis artritis reumatoid juvenil menurut American College of Rheumatology (ACR) : 1. Usia penderita kurang dari 16 tahun. 2. Artritis pada satu sendi atau lebih (ditandai pembengkakan/efusi sendi atau terdapat 2/lebih gejala : kekakuan sendi, nyeri/sakit pada pergerakan, suhu daerah sendi naik). 3. Lama sakit lebih dari 6 minggu. 4. Tipe awitan penyakit dalam masa 6 bulan terdiri dari : - Poliartritis (5 sendi atau lebih) - Oligoartritis (4 sendi atau lebih) - Penyakit sistemik dengan artritis atau demam intermiten
12
Penatalaksanaan
Garis besar pengobatan Meliputi : (1) Program dasar yaitu pemberian : Asam asetil salisilat; Keseimbangan aktifitas dan istirahat; Fisioterapi dan latihan; Pendidikan keluarga dan penderita; Keterlibatan sekolah dan lingkungan; (2)Obat anti-inflamasi non steroid yang lain, yaitu Tolmetindan Naproksen; (3)Obat steroid intra-artikuler; (4)Perawatan Rumah Sakit dan (5)Pembedahan profilaksis dan rekonstruksi.
13
Tujuan Terapi
Segera
Meredakan gejala Mengembalikan fungsi Mencegah deformitas Mengontrol inflamasi
Jangka Panjang
Minimalisasi efek samping pengobatan Meningkatkan proses tumbuh kembang Rehabilitasi Edukasi
Obat-obatan
1. Obat anti-inflamasi (NSAIDs).
a. Aspirin 75-90 mg/Kg/hari. b. Tolmetin 25 mg/Kg/hari dibagi dalam 4 dosis, c. Naproksen 15 mg/Kg/ hari dibagi dalam 2 dosis, bersama makanan. d. Ibuprofen 35 mg/Kg/ hari dibagi 4 dosis, e. Diklofenak 2-3 mg/Kg/hari terbagi dalam 2 dosis.
15
16
DMARDs
DMRAIDs Hidroksiklorokuin Prednison Garam emas Penisilamin Efek Samping Retinopati Gangguan pertumbuhan, penekanan poros HPA Supresi sumum tulang Lupus Eritematosus medikamentosa, Sindroma nefrotik Nausea vomiting, Hemolitik anemi, supresi sumsum tulang Supresi sumsum tulang, hepatotoksik Supresi susum tulang Supresi sumsum tulang, hepatotoksik Pemantauan Cek Ophtalmologi Kadar Cortisol Cek Hematologi Hematologi
17
18
4. Kortikosteroid.
Untuk anak-anak dengan JRA lebih parah. Digunakan untuk mengontrol gejala sampai DMARDs digunakan atau untuk mencegah komplikasi, seperti peradangan di sekitar perikardium (perikarditis). Kortikosteroid, seperti prednison, dapat diberikan melalui mulut atau dengan suntikan. Dapat mengganggu pertumbuhan normal dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, Tidak untuk pemakaian jangka panjang
19
Fisioterapi
Mengontrol nyeri, dengan cara pemasangan bidai, terapi panas dingin, hidroterapi dan TENS. Berguna melakukan peregangan otot yang dapat berguna memperbaiki fungsi sendi. Fisioterapi juga berguna mempertahankan fungsi gerak sendi serta mempertahankan pertumbuhan normal.
20
Pengelolaan nutrisi
Resiko untuk terjadi malnutrisi oleh karena menahan sakit yang menyebabkan nafsu makan menurun. Efek samping obat-obatan juga mempengaruhi penurunan nafsu makan Obat-obatan yang dapat menurunkan nafsu makan antara lain OAINS, klorokuin.
21
Penyebab lain penurunan nafsu makan adalah adanya keradangan pada temporo mandibula. Vitamin, zat besi, dan kalsium sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan anak, dan sebaiknya ditambahkan pada diet. Oleh karena pemakaian steroid jangka panjang, maka diperlukan vitamin D 400IU dan kalsium 400mg sedangkan kalsium 800mg digunakan pada anak lebih dari 10 tahun.
22
KOMPLIKASI
Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Nyeri abdomen (ulkus/gastritis) Vaskulitis Ensefalitis Amiloidosis (jarang) dpt menyebabkan gagal ginjal
23
PROGNOSIS
Tipe Onset Poliartritis Subtipe RF+ Klinis Wanita Usia lebih tua Tangan/pergelangan Erosi sendi Nodul Non remisi Wanita Usia muda Wanita Usia muda Uveitis Poliartritis Erosi Non Remisi Laki-laki Prognosis Buruk
Oligoartritis
RF+
HLA-B27+ Seronegatif
Baik Baik
24
Sekitar 70-90% penderita ARJ sembuh tanpa cacat, 10% menderita cacat sampai dewasa, sebagian diantaranya akan berkembang menjadi bentuk dewasa disertai kecacatan.
25
26