Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan
Pengertian dan pentingnya manajemen keuangan. Fungsi keuangan. Tujuan perusahaan. Hubungan fungsi keuangan dengan tujuan perusahaan. Masalah keagenan.
Fungsi keuangan
Mengambil keputusan investasi: Memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan. Mengambil keputusan pembelanjaan: Memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah. Mengambil keputusan dividen: Menentukan berapa besar bagian laba yang diperoleh perusahaan akan dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham.
Tujuan Perusahaan
Memaksimumkan laba. - Mengabaikan tanggungjawab sosial. - Mengabaikan risiko. - Berorientasi jangka pendek. Memaksimumkan nilai perusahaan atau kekayaan pemegang saham. - Memperhatikan tanggungjawab sosial. - Mempertimbangkan risiko. - Berorientasi jangka panjang.
Pendapatan Fungsi Keunagan Kep. Investasi Kep. Pembelanjaan Kep. Dividen Risiko Bisnis Risiko Keuangan Pendapatan Harga pasar saham Risiko total N ilai Pe rus ah aa n Penda patan
Masalah Keagenan
Masalah keagenan bisa timbul antara: Pemegang saham dengan manajer. Manajer dengan kreditor. Manajer, pemegang saham dan kreditor dalam kasus perusahaan menghadapi kesulitan keuangan.
Neraca: menunjukkan posisi keuangan (aktiva, utang dan modal) pada saat tertentu. Laporan laba rugi: menunjukkan penjualan, biaya dan laba yang terjadi selama satu periode. Laporan saldo laba: menunjukkan perubahan laba ditahan selama periode tertentu. Laporan arus kas: Menujukkan arus kas selama periode tertentu. Catatan atas laporan keuangan: berisi rincian neraca dan laporan laba rugi, kebijakan akuntansi, dan lain sebagainya.
Jml. Ut. Lancar Obligasi 5% Modal saham Agio Laba ditahan Jml. Modal Jml. Pasiva
Tanah 100.000 Bangunan 1.000.000 Mesin 700.000 Intangible 100.000 Akumulasi penyusutan ( 300.000) -----------------Jml.Akv. Tetap neto 1.600.000 -----------------Jml. Aktiva 3.000.000 ==========
Liquidity Ratios
Current assets Current Ratio = -----------------------------Current liability Current assets - Inventory Quick Ratio = -------------------------------------------Current liability Cash + Bank + Marketable securities Cash Ratio = ---------------------------------------------------------Current liability
Leverage Ratios
Total debt
Total debt to total assets ratio = -------------------------Total assets Total debt Total debt to equity ratio = ---------------------------Total equity Long-term debt Long term-debt to equity ratio = ----------------------------------Total equity EBIT Time interest earned ratio = -----------------------Interest
Activity Ratios
Sales Receivable turnover = ----------------------------------Account receivable 360 Average collection period = --------------------------------------Receivable turnover Sales Inventory turnover = -------------------------Inventory 360 Average days in inventory = -----------------------------Inventory turnover Sales Assets turnover = -----------------------------Total assets
Profitability Ratios
Gross profit Gross profit margin = ----------------------------Sales EBIT Operating profit margin = ----------------------Sales EAT Net profit margin = --------------------Sales EAT Return on assets = --------------------Total assets EAT Return on equity = -----------------------Equity
Du-Pont Chart
Cost of good sold Adm. expenses Selling expenses Interest expenses Taxes
_
Total Costs +Taxes
:
Sales
ROA
x
Sales Asset Turnover Cash Current Assets Account Receivable Inventory
:
Total Assets
+
Fixed Assets
- SD (R) =
VAR (R)
Eficient Portfolios
Eficient portfolios adalah portofolio yang memiliki pendapatan diharapkan maksimum pada tingkat risiko tertentu. Contoh: anggap suatu portofolio dibentuk dari dua alternatif investasi, yaitu saham A dengan pendapatan diharapkan 5% dan risiko (SD) 4% dan saham B dengan pendapatan diharapkan 8% dan risiko(SD) 10%. Jika proporsi investasi A dikurangi dan sebaliknya proporsi investasi B ditambah, maka pendapatan diharapkan dan risiko portofolio pada berbagai korelasi:
Pendapatan diharapkan dan risiko pada berbagai korelasi: Proporsi investasi Korelasi ( +1) Korelasi (0) Korelasi (-1) A B E(R) SD E(R) SD E(R) SD -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1,00 0,00 5,00 4,00 5,00 4,00 5,00 4,00 0,75 0,25 5,75 5,50 5,75 3,90 5,75 0,50 0,50 0,50 6,50 7,00 6,50 5,40 6,50 3,00 0,25 0,75 7,25 8,50 7,25 7,60 7,25 6,50 0,00 1,00 8,00 10,0 8,00 10,0 8,00 10,0
rAB = -1
rAB = +1
SD(Rp)
SD(Rp)
Aktiva lancar
Agresif
Aktiva tetap
Periode waktu
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan alternatif kebijakan yang dipilih: Kondisi ekonomi Jenis perusahaan Persaingan Sifat manajemen dalam menghadapi risiko
Surat Berharga
Motivasi perusahaan mengadakan surat berharga: Pengganti kas Investasi sementara Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih surat berharga: Risiko : Suku bunga Inflasi Kegagalan Pemasaran Pendapatan
Manajemen Persediaan
Pengertian persediaan, merupakan item atau material yang dipakai perusahaan untuk menjalankan bisnisnya Macam persediaan, tergantung jenis perusahaan ( bahan baku,barang dalam proses, barang jadi, suku cadang dll )
Biaya Persediaan
Biaya pemesanan, adalah biaya yang diperhitungkan berkaitan dengan proses pengadaan persediaan, seperti biaya pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, asuransi dll. Biaya penyimpanan, adalah biaya yang berhubungan dengan penyimpanan persediaan di perusahaan atau di gudang, seperti biaya penyusutan atau sewa gudang, biaya modal, asuransi, biaya tenaga kerja bagian gudang dll. Biaya kehabisan persediaan, adalah biaya yang timbul karena perusahaan kekurangan persediaan, seperti kerugian karena tidak bisa memenuhi permintaan pelanggan, kerugian karena proses produksi yang terhenti, dll.
EOQ =
Frekuensi pemesanan = D/EOQ Reorder point (ROP) = Lt x d Total biaya (TC) = EOQ/2 (Cc) + D (Co)
Keterangan
Co = Biaya pemesanan Cc = Biaya penyimpanan per unit per tahun D = Jumlah permintaan per tahun EOQ = Economic order quantity D/EOQ = Frekuensi pemesanan selama setahun EOQ/2 = Rata-rata persediaan ROP = Reorde point Lt = Lead time d = Permintaan rata-rata per periode waktu
Biaya pemesanan
EOQ
Jumlah Pesanan
Contoh:
Perusahaan membutuhkan batubara 400.000 ton per tahun, biaya penyimpanan per ton Rp 40.000 per tahun dan biaya pemesanan Rp 5000.000 per pesanan dan lead time selama 5 hari dan anggap 1 tahun adalah 360 hari. Berapa jumlah pesanan yang paling ekonomis, frekuensi pemesanan dan ROP ? 2x5000.000x400.000 EOQ = --------------------------------------40.000 = 10.000 ton Frekuensi pemesanan = 400.000 / 10.000 = 40 kali Reorder point = 10.000 / 9 x 5 = 5.555,5 ton
EOQ
EOQ
EOQ
ROP Lt
ROP Lt
ROP Lt
EOQ
EOQ
EOQ
ROP
ROP
ROP
Persediaan pengaman
ABC ANALISIS
Pada umumnya perusahaan memiliki macam persediaan yang sangat beragam dilihat dari harganya maupun kontribusi terhadap penjualan. Agar pengelolaan persediaan tersebut dapat dilakukan dengan tepat, maka persediaan dikelompokkan menjadi beberapa kekelompok Kelompok A, merupakan persediaan yang harganya tinggi, dan kontribusi pada penjualan tinggi Kelompok B, merupakan persediaan yang harganya lebih rendah dari kelompok A Kelompok C, merupakan persediaan yang harganya rendah, dan kontribusi pada penjualan rendah
Finacial Leverage
Financial structure (struktur keuangan) Menujukkan bagaimana perusahaan membelanjai aktivanya, tampak pada neraca sebelah kredit, yang tercermin pada komposisi utang lancar, utang jangka panjang dan modal. Capital structructure (struktur modal) Merupakan bagian struktur keuangan yang hanya menyangkut pembelanjaan jangka panjang, yang tercermin pada utang jangka panjang dan modal. Leverage factor Merupakan perbandingan antara total utang (D) dengan total aktiva (TA) atau total utang dengan modal (E).
Struktur II (D/E = 25% atau D/TA = 20%): Total utang Modal saham Total aktiva Rp 10.000 ======== Total pasiva Rp 2.000 Rp 8.000 ------------Rp 10.000 ========
Lanjutan: Struktur III (D/E = 100% atau D/TA = 50%): Total utang Modal saham Total aktiva Rp 10.000 ======== Total pasiva
Struktur IV ( D/E = 400% atau D/TA = 80%): Total utang Modal saham Total aktiva Rp 10.000 ======== Total pasiva
Bagaimana dampak penggunaan utang terhadap profitabilitas dalam hal ini return on equity (ROE), dilakukan analiasis sebagai berikut:
lanjutan
Struktur keuangan II ( D/TA = 20% ): EBIT Bunga (10%) EBT Pajak (40%) EAT ROE = EAT/E - Rp 2.000 200 --------------- Rp 2.200 - 880 -------------- - Rp 1.320 - 16,5% Rp 2.000 200 ------------- Rp 1.800 720 ------------- Rp 1.080 13,5% Rp 6.000 200 ------------- Rp 5.800 2.320 ------------ Rp 3.480 43,5%
lanjutan
Struktur III ( D/TA = 50% ) EBIT Bunga (14%) EBT Pajak (40%) EAT ROE = EAT/E - Rp 2.000 700 ------------- - Rp 2.700 - 1.080 ------------- - Rp 1.620 - 32,4% Rp 2.000 700 ------------ Rp 1.300 520 ------------ Rp 780 15,6% 2.120 ------------ Rp 3.180 63,6% Rp 6.000 700 ------------ Rp 5.300
lanjutan
Struktur keuangan IV ( D/TA = 80% ): EBIT Bunga (20%) EBT Pajak (40%) EAT ROE = EAT/E - Rp 2.000 1.600 ------------- - Rp 3.600 - 1.440 ------------- - Rp 2.160 - 108% Rp 2.000 1.600 ------------ Rp 400 160 ------------ Rp 240 12% 1.760 ------------ Rp 2.640 132% Rp 6.000 1.600 ------------ Rp 4.400
Financial leverage
Financial leverage timbul jika perusahaan menggunakan dana yang menimbulkan beban tetap (utang) berupa bunga. Financial leverage mempengaruhi laba setelah pajak, return on equity dan earning per-share Besar kecilnya financial leverage diukur dengan degree of financial leverage (DFL) %EAT EBIT DFL = ----------------- atau ------------------%EBIT EBIT r.D r = besarnya suku bunga D = besarnya utang
Combination leverage
Combination leverage merupakan gabungan antara operating leverage dengan financial leverage Besar kecilnya combination leverage diukur dengan degree of combination leverage (DCL) %EBIT %EAT DCL = -------------------- x ----------------------%Sales %EBIT %EAT = -----------------------%Sales
Analisis EBIT-EPS
Analisis EBIT-EPS menjelaskan bagaimana pengaruh berbagai alternatif pembelanjaan jangka panjang terhadap besarnya EPS pada jumlah EBIT tertentu. Misalkan, perusahaan mempunyai modal Rp 10 juta seluruhnya berupa saham biasa dengan jumlah saham yang beredar 200.000 lembar. Perusahaan membutuhkan tambahan dana Rp 5 juta untuk ekspansi, yang akan dibelanjai dengan alternatif sebagai berikut: 1. Seluruhnya dibelanjai saham biasa dijual dengan harga Rp 50 per lembar saham 2. Seluruhnya dibelanjai utang dengan bunga 12% 3. Seluruhnya dibelanjai saham preferen dengan dividen 11%
lanjutan Pajak pendapatan perusahaan 50%, dan setelah perluasan EBIT perusahaan menjadi Rp 2,4 juta. Perhitungan EPS pada ketiga alternatif pembelanjaan:
----------------------------------------------------------------------------------------Keterangan Saham biasa Utang Saham istimewa --------------------------------------------------------------------------------------------------------------EBIT Rp 2.400.000 Rp 2.400.000 Rp 2.400.000 Bunga 0 600.000 0 --------------------------------------------------------EBT Rp 2.400.000 Rp 1.800.000 Rp 2.400.000 Pajak 50% 1.200.000 900.000 1.200.000 ------------------------------------------------------EAT Rp 1.200.000 Rp 900.000 Rp 1.200.000 Div shm preferen 0 0 550.000 ------------------------------------------------------Laba utk sh biasa Rp 1.200.000 Rp 900.000 Rp 650.000 Jml lb shm biasa 300.000 200.000 200.000 EPS Rp 4 Rp 4,5 Rp 3,25 ========== =========== ===========
EPS (Rp)
Utang
7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4
EBIT Rp juta
Breakeven EBIT-EPS antara saham biasa dengan utang Jika terjadi breakeven berarti EPS alternatif saham biasa sama dengan EPS alternatif utang (EBIT* - C1) (1 t) (EBIT* - C2) (1 t) ----------------------------- = -------------------------------S1 S2 Keterangan: EBIT* = EBIT pada titik BEP C1;C2 = Biaya bunga pada alternatif saham biasa dan utang t = Tarif pajak S1;S2 = Jumlah saham biasa yang beredar pada alternatif saham biasa dan utang
(EBIT* - 0) (1 0,50) (EBIT* - 600.000) (1- 0,50) ------------------------------- = ------------------------------------------300.000 200.000 50.000 EBIT* = 90.000.000.000 EBIT* = Rp 1.800.000 Artinya jika EBIT lebih kecil dari Rp 1.800.000, maka alternatif yang lebih menguntungkan adalah saham biasa, dan jika EBIT lebih besar dari Rp 1.800.000, maka alternatif yang lebih menguntungkan adalah utang.
ke
ko ki 0 B/S Berdasarkan pendekatan NI, struktur modal optimal tercapai ketika penggunaan utang maksimal.
E Rp 850 Biaya modal saham (ke) = -------- = --------------- x 100% = 21,25% S Rp 4.000
Apabila jumlah utang bertambah dari Rp 1.000 menjadi Rp 3.000 dan tambahan utang dipakai untuk membeli kembali saham yang beredar, maka:
O- Laba bersih operasi ko- Biaya modal perusahaan V- Nilai total perusahaan B- Nilai pasar utang S- Nilai pasar saham Rp 1.000 0,20 ------------Rp 5.000 3.000 ------------Rp 2.000 ========
E Rp 550 Biaya modal saham (ke) = ---- = ------------- x 100% = 27,50% S Rp 2.000
Pengaruh perubahan struktur modal terhadap harga pasar saham berdasarkan pendekatan Net Operating Income:
Misalkan, harga saham mula-mula Rp 10 dengan nilai pasar Rp 4.000, berarti jumlah saham yang beredar sebanyak 400 lembar (Rp 4.000/Rp10). Dengan menggunakan tambahan utang untuk membeli saham yang beredar, maka jumlah saham yang bisa dibeli sebanyak 200 lembar, (Rp 2,000/Rp10), sehingga jumlah saham yang masih beredar sebanyak 200 lembar dengan nilai Rp 2.000, atau dengan kata lain harga saham Rp 10, tetap tidak berubah.
Grafik pengaruh struktur modal terhadap biaya modal berdasarkan pendekatan Net Operating Income:
Biaya modal (%) ke
Grafik pengaruh struktur modal terhadap biaya modal berdasarkan pendekatan tradisional:
Biaya modal (%) ke
ko ki
B/S* optimal Berdasarkan pendekatan tradisional ada struktur modal optimal, yaitu pada tingkat biaya modal perusahaan minimal.
B/S
Proses Arbitrage:
Jika dua perusahaan memiliki struktur modal yang berbeda, berdasar pendekatan tradisional, nilai perusahaan yang menggunakan utang lebih besar dari nilai perusahaan yang tidak menggunakan utang. MM berpendapat perbedaan nilai tersebut tidak akan berlangsung lama, karena terjadi proses arbitrage, sehingga nilai kedua perusahaan tersebut sama
Misalkan, perusahaan A dan B adalah sama kecuali perusahaan A tidak menggunakan utang sedengkan perusahaan B mempunyai utang Rp 30.000 dengan bunga 12%.
Perush. A
O- Laba bersih operasi F- Biaya bunga E- Pendapatan saham ke- Tingkat Kapitalisasi saham S- Nilai pasar saham B- Nilai pasar utang V- Nilai total perusahaan ko- Biaya modal perusahaan ---------------Rp 10.000 0 ---------------Rp 10.000 0,15
Perush.B
--------------Rp 10.000 3.600 ----------------Rp 6.400 0,16
EAT 700 Pendapatan pemegang Saham dan kreditur Rp 1.000 Rp 1.300 ======== ======== Bagi perusahaan yang menggunakan utang total
Present value tax shield jika perusahaan menggunakan utang permanen (jangka panjang): tc x r x B PV tax shield = -------------- = tc x B r - tc = tarif pajak pendapatan perusahaan - B = jumlah utang - r = suku bunga PV tax shield = 0,50 ( Rp 5.000) = Rp 2.500 atau PV tax shield = (Rp 300 / 0,12) = Rp 2.500
Perbandingan total pendapatan pemegang saham dan kreditur antara leverage firm dan unleverge firm :
Pendapatan utang Personal tax (30%) Pendapatan utang setelah pajak Pendapatan saham Personal tax (30%) Pendapatan saham setelah pajak Total pendapatan kreditur dan Pemegang saham P. Xina Rp 0 0 -----------Rp 0 ======= Rp 1.000 300 ------------Rp 700 ======= Rp 700 ======= P.Yuna Rp 600 180 ---------Rp 420 ====== Rp 700 210 ---------Rp 490 ====== Rp 910 ======
PV tax shield jika ada pajak pribadi dan pajak perusahaan : ( 1- tc ) ( 1 tps )
PV tax shield = { 1 - ---------------------------- } x B 1- tpd - tps = pahak pendapatan saham - tpd = pajak pendapatan utang - tc = pajak pendapatan perusahaan - B = jumlah utang Apabila tps = tpd, maka : PV tax shield = tc x B
Biaya kebangkrutan
Jika perusahaan menambah utang maka risiko kebangkrutan akan semakain besar, sehingga pemegang saham menuntut tingkat pengembalian yang lebih besar. Pengaruh penggunaan utang terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan pemegang saham adalah positif.
Grafik pengaruh penggunaan utang terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan pemegang saham (ke):
Tingkat pengembalian saham (ke) (ke) dengan biaya kebangkrutan Premi risiko keuangan (ke) tanpa biaya kebangkrutan Premi risiko bisnis Risk free rate
B/S
Biaya kebangkrutan
B/S optimal
B/S
PENGANGGARAN MODAL
Pengertian Penganggaran Modal Pentingnya Penganggaran Modal - Investasi yang terlalu besar atau kecil berdampak jangka panjang bagi masa depan perusahaan - Penganggaran modal memerlukan biaya yang besar - Pengambilan keputusan penganggaran modal melibatkan banyak pihak
Macam Keputusan Penganggaran Modal Ditinjau dari aspek penghematan biaya atau peningkatan pendapatan - Proyek penggantian (replacement) - Proyek perluasan (expansion) - Pertumbuhan (growth) - Proyek lingkungan (environmental) Ditinjau dari tingkat ketergantungan - Independent project - Mutually exclusive project - Complement project - Subtitutes project
Estimasi Arus Kas (Cash Flow) Initial Cash Out Flow (Pengeluaran kas untuk investasi awal) Operational Cash Inflows ( Arus kas masuk yang diperoleh setelah proyek beroperasi) - NCF = EBIT ( 1 tax ) + Depreciation atau - NCF = EAT + Depreciation + ( 1 Tax ) Interest Terminal Cash Inflows (Arus kas masuk pada akhir umur proyek)
Laporan Laba Rugi Tahun 2004 - Penjualan Rp 10.000.000 - Biaya selain penyusutan dan bunga ( Rp 6.000.000) - Penyusutan ( Rp 1.000.000) -------------------- Laba sebelum bunga dan pajak(EBIT)Rp 3.000.000 - Biaya bunga ( Rp 1.000.000) -------------------- Pendapatan sebelum pajak (EBT) Rp 2.000.000 - Pajak (20%) ( Rp 400.000) -------------------- Pendapatan setelah pajak (EAT) Rp 1.600.000
Payback Period (PBP) Accounting Rate of Return (ARR) Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR)
Contoh: Arus kas empat proyek yang bersifat mutually exclusive (Rp 000) Tahun A B C D PVIF (10%) -------------------------------------------------------------------------0 (1.500) (1.500) (1.500) (1.500) 1,000 1 150 0 150 300 0,909 2 1.350 0 300 450 0,826 3 150 450 450 750 0,751 4 (150) 1.050 600 750 0,683 5 (600) 1,950 1.875 900 0,621
Payback Period
Unrecovered cost at start of year Payback = Year before full recovery + --------------------------------------------Cash flow during year Payback Period untuk keempat proyek adalah: - Proyek A = 2 tahun - Proyek B = 4 tahun - Proyek C = 4 tahun - Proyek D = 3 tahun Proyek yang dipilih berdasarkan metode Payback Period adalah A
NPV proyek C:
Tahun --------0 1 2 3 4 5 NCF -------------- 1.500 150 300 450 600 1,875 x PVIF = -------------1,000 0,909 0,826 0,751 0,683 0,621 NPV = Proyek A NPV = - 610,95 Proyek B NPV = 766,05 Proyek C NPV = 796,28 Proyek D NPV = 778,80 PV ----------------- 1.500,00 136,35 247,80 337,95 409,80 1.164,38 ----------------796,28
(1+IRR)
(1+IRR)
(1+IRR)
IRR Proyek D: Tahun NCF PVIF(10%) --------- -------- --------------0 -1.500 1,000 1 300 0,909 2 450 0,826 3 750 0,751 4 750 0,683 5 500 0,621 NPV PV(10%) PVIF(25,4%) PV(25,4%) ------------- ----------------- -------------1.500,00 1,000 - 1.500,00 272,70 0,797 239,10 371,70 0,636 286,20 563,25 0,507 380,25 512,25 0,404 303,00 558,90 0,322 289,80 ------------------------788,80 -1,65
IRR masing-masing proyek : Proyek A IRR = -200 % Proyek B IRR = 20,9 % Proyek C IRR = 22,8 % Proyek D IRR = 25,4 %
Perbandingan hasil penilaian berdasarkan metode: Metode Pr. A Pr. B Pr. C Pr. D ---------- ---------------------------------------- PBP 2 tahun 4 tahun 4 tahun 3 tahun - ARR -8 % 26 % 25 % 22 % - NPV -610,95 766,05 796,28 788,80 - IRR -200 % 20,9 % 22,8 % 25,4 %
Perbandingan metode NPV dan IRR dalam menilai proyek yang bersifat Muttually Exclusive
NPV + Y X X Y 0 K* x IRR Y IRR x Discount rate %
Capital Rationing untuk proyek dengan ukuran yang berbeda (discount rate 10%)
Proyek Investasi NCF PV NCF NPV IRR PI --------- -------------- ------------ ------------- ------------ --------------A 400.000 121.347 460.000 60.000 15,7% 1,15 B 250.000 74.523 282.500 32.500 14,9% 1,13 C 350.000 102.485 388.500 38.500 14,2% 1,11 D 300.000 85.470 324.000 24.000 13,1% 1,08 E 100.000 23.742 90.000 - 10.000 6,0% 0,90 ----------------------------------------------------------------------------------------PV NCF PI = ----------------
Apbila perusahaan memiliki dana terbatas sebesar Rp 600.000, kombinasi proyek mana yang sebaiknya dipilih? Alternatif : 2. Proyek A dengan investasi Rp 400.000 sisa dana Rp 200.000 3. Proyek B dengan investasi Rp 250.000 dan C dengan investasi Rp 350.000 4. Proyek B dengan investasi Rp 250.000 dan D dengan investasi Rp 300.000, sisa dana Rp 50.000 Jika diasumsikan sisa dana diinvestasikan pada proyek dengan PI = 1, maka alternatif yang menghasilkan PI tertimbang paling tinggi adalah :
Alternatif :
WA. PIA 400.000 200.000 = --------------- (1,15) + -------------- (1,00) = 1,1 600.000 600.000
250.000 350.000 WA. PIBC = -------------- (1,13) + --------------- (1,11) = 1,12 600.000 600.000 250.000 300.000 50.000 WA. PIBD = -------------- (1,13) + -------------- (1,08) + ------------ (1,00) 600.000 600.000 600.000 = 1,09
b. jika dividen diharapkan tumbuh dengan tingkat yang konstan sebesar g D1 D1 Po = ------------- atau ke = ---------- + g ke g Po Po = harga saham perdana ke = tingkat pendpatan yang diharapkan g = tingkat pertumbuhan dividen dan ke lebih besar dari g c. Jika tingkat pertumbuhan dividen tidak tetap 3 Do(1+g1)t 6 D3(1+g2)t ~ D7(1+g3)t Po = --------------- + --------------- + --------------t=1 (1+ke)t t=4 (1+ke)t t=6 (1+ke)t g1 = pertumbuhan dividen tahun 1 s/d 3 g2 = pertumbuhan dividen tahun 4 s/d 6 g3 = pertumbuhan dividen tahun 7 dan seterusnya
Jika obligasi dijual tidak sama dengan nilai nominal dapat terjadi premi atau diskonto Besarnya biaya modal setelah pajak dapat dihitung dengan rumus: (1- t) { Cj + 1/n (P Io) } kd* = --------------------------------- ( P + Io ) P = Nilai nominal obligasi Io = Harga jual obligasi n = Umur obligasi Cj = Biaya bunga obligasi t = tarif pajak
Biaya modal saham istimewa ( Cost of preferred stock) Biaya modal saham istimewa (kp) dapat dihitung dengan rumus : D kp = --------- x 100% Po Biaya modal laba ditahan (kr), besarnya dianggap sama dengan biaya modal saham biasa yang telah beredar
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (Weighted average cost of capital) atau disingkat WACC
e d p WACC = ---------- (ke) + ---------- (kd*) + --------- (kp) e+d+p e+d+p e+d+p e = jumlah modal saham biasa d = jumlah utang p = jumlah modal saham istimewa ke= biaya modal saham biasa kd* = biaya modal utang setelah pajak kp = biaya modal saham istimewa