Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 4 :

Nida Azmi Hidayanti (1810313120009)

Husin (1810313210059)
Fitria Barirah (1810313220026)
Milta Lisna (1810313220041)
Ahmad Rahmatillah (1810313310011)
ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN
“Analisis Common Size”

2
Pengertian Analisis Common Size
Analisis common-size ialah analisis Suatu neraca yang disusun dalam persentase
yang disusun dengan menghitung tiap- per-komponen (Common-size statement)
tiap rekening dalam laporan laporan dapat memberikan memberikan informasi
laba-rugi dan neraca menjadi proporsi sebagai berikut :
dari total penjualan (untuk laporan laba- > Kompetisi investasi (aktiva) suatu
rugi) atau dari total aktiva (untuk perusahaan dapat memberikan
neraca). Dalam menganalisis laporan gambaran tentang posisi relatif
keuangan, sebaiknya dihitung pula aktiva lancar terhadap aktiva tak
proporsi suatu kelompok atau sub- lancar.
kelompok yang salah satu kelompoknya > Struktur modal (komposisi pasiva),
dibahas. Pada neraca misalnya, aktiva yang dapat memberikan gambaran
dianggap bernilai 100% dan tiap pokok mengenai posisi relatif utang
atau pos pada kategori aktiva ini perusahaan terhadap modal sendiri.
dinyatakan dalam persentase dari total
aktiva.

3
TUJUAN DAN MANFAAT
ANALISIS COMMON SIZE
Tujuan Analisis Common Size
1. Komposisi dan proporsi investasi pada
setiap jenis aktiva.
2. Struktur modal dan pendanaan.
3. Distribusi hasil penjualan pada biaya
dan laba.
Manfaat Analisis Common Size
Manfaat analisis common size adalah
untuk menilai tepat tidaknya kebijakan
(operasi, investasi, dan pendanaan)
yang diambil oleh perusahaan di masa
lalu, serta kemungkinan pengaruhnya
terhadap posisi dan kinerja keuangan
perusahaan di masa yang akan datang.

4
ANALISIS
COMMON SIZE
Persentase per komponen setiap
elemen laporan keuangan dapat
dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
> Elemen-elemen Aktiva =
Elemen ybs / Total Aktiva.
> Elemen-elemen Pasiva =
Elemen ybs / Total Pasiva.
> Elemen-elemen Laba/Rugi =
Elemen ybs / Penjualan.

5
Lanjutan...
Presentase per komponen yang terdapat pada neraca merupakan
presentase per komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan
secara horizontal dari tahun ke tahunnya akan menunjukan trend
daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak menunjukan ada
tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat jika
dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun
tidak menunjukan secara pasti adanya perubahan dalam data absolut.
Laporan dalam presentase per komponen dalam hubungannya
dengan laporan laba-rugi menunjukan jumlah atau presentase dari
penjualan netto atau net sales yang diserap tiap-tiap individu biaya dan
presentase yang masih tersedia untuk income.
PT. Ulung
Analisa perbandingan dengan
Common Size

7
PT. Ulung
Analisa perbandingan dengan Common Size
Neraca
Per 31 Desember 2001, dengan perbandingan tahun 2000
Common Size (%) Des 2001 Des 2000 2001 2000
Aktiva Lancar
kas Rp23.500 Rp19.800 2 1,8 Laporan Rugi / Laba
surat-surat berharga Rp50.500 Rp45.000 4,4 4
piutang dagang Rp100.550 Rp90.000 8,7 8 Untuk Tahun 2001, dengan perbandingan tahun 2000.
persediaan Rp215.000 Rp210.500 18,5 18,9
biaya di bayar di muka Rp10.500 Rp23.400 0,9 2,1
total aktiva lancar Rp400.050 Rp388.700 34,5 34,8
Common Size (%) Tahun 2001 Tahun 2000 2001 2000
Penjualan barang Rp2.550.500 Rp2.089.500 100 100
Aktiva Tetap
Tanah Rp205.500 Rp210.000 17,7 18,8 Harga pokok penjualan Rp1.800.000 Rp1.670.000 70,6 80
bangunan Rp159.500 Rp146.800 13,8 13,2 Laba kotor Rp750.500 Rp419.500 29,4 20
inventaris kantor Rp19.000 Rp16.500 1,6 1,5
mesin dan peralatan Rp490.000 Rp454.500 42,3 40,7 Biaya pemasaran Rp210.000 Rp139.000 8,2 6,7
akumulasi penyusutan -Rp115.000 -Rp100.800 -9,9 -9
total aktiva tetap Rp759.000 Rp727.000 65,5 65,2
Biaya perjalanan dinas Rp50.500 Rp40.000 2 1,9
Biaya bunga Rp60.500 Rp55.500 2,4 2,6
total aktiva Rp1.159.050 Rp1.115.700 100 100
Biaya operasi lainnya Rp80.500 Rp75.500 3,2 3,6
Utang dan Modal Sendiri
Utang lancar
Total biaya operasi Rp401.500 Rp310.000 15,8 14,8
utang dagang Rp80.000 Rp65.600 6,9 5,9 Laba operasi (sebelum pajak) Rp349.000 Rp109.500 13,6 5,2
utang gaji Rp45.500 Rp45.900 3,9 4,1
utang wesel Rp158.000 Rp121.500 13,7 10,9 Pajak Rp104.700 Rp32.850 4,1 1,6
utang bank jk. Pendek Rp80.000 Rp78.500 6,9 7
total utang lancar Rp363.500 Rp311.500 31,4 27,9
Laba bersih Rp244.300 Rp76.650 9,5 3,6
total utang jk. Panjang Rp215.670 Rp221.000 18,6 19,8

total utang Rp579.170 Rp532.500 50 47,7

modal sendiri
modal saham Rp400.000 Rp400.000 34,5 35,9
laba ditahan Rp179.880 Rp183.200 15,5 16,4
total modal sendiri Rp579.880 Rp583.200 50 52,3

total utang dan modal sendiri Rp1.159.050 Rp1.115.700 100 100

8
Perhitungan Common Size untuk Neraca PT. Ulung
Cara perhitungan persentase perkomponen adalah sebagai berikut :
Pos-pos didalam neraca dikategorikan menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-
masing kategori ini (total aktiva dan total pasiva) dinyatakan sebesar 100%, sedangkan
masing-masing pos yang termasuk pada masing-masing kategori dinyatakan dalam
persentase atas dasar total aktiva atau pasiva (kategori). Jadi pos Kas yang 31 Desember
2000 bersaldo Rp19.800 bila dinyatakan dalam persentase komponen menjadi :

= 100 %
= 100 % Rp23.500 x 100 = 2
Rp1.159.050
= 1,8 %

Kas tahun 2000 Kas tahun 2001

9
Perhitungan Common Size Untuk Laba- Rugi PT.
Ulung
Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi dinyatakan dalam persentase perkomponen atas dasar
total penjualan (total penjualan dinyatakan sebesar 100%). Jadi pos harga pokok penjualan
tahun 2000 yang bersaldo Rp.1.670.000,- bila dinyatakan dalam persentase per-komponen
menjadi:

100 %
=
Rp1.800.000 x100 = 70,6
= 100 %
Rp2.550.500
= 80 %
Harga pokok penjualan tahun 2000 Harga pokok penjualan tahun 2001

10
Analisis Common Size tahun 2000 (Neraca PT.
Dari total aktiva yang diUlung)
miliki PT. Ulung, proporsi aktiva lancarnya
34,8 % dan aktiva tetapnya 65,2 %. Dari aktiva lancar yang dimiliki,
komponen persediaan merupakan yang terbesar, yaitu : 18,9 %, terus berturut –
turut piutang, investasi pada surat – surat berharga, biaya yang dibayar di
muka, dan terakhir komponen kas. Begitu juga dalam komponen aktiva tetap,
komponen mesin dan peralatan merupakan yang terbesar, yaitu ; 40,7 %, terus
berturut – turut komponen tanah, bangunan dan inventaris kantor. Pada struktur
pembiayaan PT. Ulung, terlihat bahwa 47,7 % perusahaan di biayai dengan
hutang, dan 52,3 % di biayai dengan modal sendiri. Dari komponen hutang,
maka hutang jangka panjang merupakan komponen terbesar, yaitu sebesar 19,8
%, diikuti oleh hutang wesel, hutang bank jangka pendek, hutang dagang, dan
terakhir hutang gaji. Dari struktur modal sendiri, komponen modal dalam
bentuk saham sebesar 35,9 %, dan sisanya dalam bentuk laba di tahan, yaitu
sebesar 16,4 %.
Analisis Common Size tahun 2001 (Neraca PT.
Ulung)
Pada tahun 2001, dari total aktiva yang dimiliki PT. Ulung, proporsi
aktiva lancarnya sebesar 34,5 %, dan aktiva tetap sebesar 65,5 %. Hal ini
tidak terlampau berubah, bila di bandingkan dengan komposisi pada tahun
sebelumnya. Begitu juga pada pos aktiva lancar, komponen persediaan tetap
yang terbesar, yaitu : 18,5 %, dan secara berturut – turut komponen piutang,
investasi pada surat – surat berharga, kas, dan terakhir pada biaya di bayar di
muka. Pada komponen aktiva tetap, komponen mesin dan peralatan tetap
yang terbesar, yaitu : 42,3 %, dan diikuti berturut – turut komponen tanah,
bangunan, dan inventaris kantor. Dari struktur pembiayaan, PT. Ulung di
belanjai dengan hutang sebesar 50 % dan 50 % dari modal sendiri. Dari total
hutang, tetap hutang jangka panjang yang terbesar, yaitu : 18,6 %, seterusnya
diikuti oleh hutang wesel, hutang bank jangka pendek sama dengan hutang
dagang, dan terakhir hutang gaji.
Analisa Common Size tahun 2000
( laporan rugi / laba PT. Ulung )
Pada struktur modal sendiri, komposisi antara modal saham
dengan laba yang di tahan hampir sama dengan tahun sebelumnya, yaitu :
34,5 % modal saham, dan 15,5 % dalam bentuk laba yang di tahan.
Analisis Common Size tahun 2000 ( laporan rugi / laba PT. Ulung). Pada
komponen laporan rugi / laba, dari total penjualan PT. Ulung, 80 %
merupakan komponen harga pokok penjualan, dan 20 % merupakan laba
kotor. Berturut turut, biaya pemasaran 6,7 % dari penjualan , biaya
perjalanan dinas 1,9 %, beban bunga 2,6 %, biaya operasi lainnya 3,6 %,
total biaya operasi 14,8 %, laba operasi sebelum pajak 5,2 %, pajak !,6 %,
dan terakhir laba bersih 3,6 % dari penjualan yang diperoleh PT.Ulung.
Analisa Common Size tahun 2001
( laporan
Pada rugi /komponen
tahun 2001, proporsi laba PT. Ulungyang) ada pada
– komponen
laporan rugi / laba terhadap penjualan mengalami perubahan yang cukup
besar bila di bandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama pada
komponen harga pokok penjualan, dari 80 % menjadi 70,6 %, laba kotor
dari 20 % menjadi 29,4 %.
Komponan biaya – biaya operasi tidak terlampau berubah bila di
bandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba operasi juga kenaikannya
cukup besar, yaitu ; dari 5,2 % menjadi 13,6 %, pajak juga dari 1,6 %
menjadi 4,1 % dan laba bersih dari 3,6 % menjadi 9,5 % dari total
penjualannya. Kenaikan dari komponen-komponen laba kotor, laba
operasi dan laba bersih yang cukup besar, tidak lain disebabkan oleh
kenaikan penjualan dan juga disebabkan oleh proporsi harga pokok
penjualan yang mengalami penurunan, yaitu dari 80% menjadi 70,6% dari
penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Prastowo dan Rifka Julianty. 2010. Analisis Laporan Keuangan,
Konsep dan Apikasi. Penerbit UPP STIM YKPN:Yogyakarta.
Kasmir. 2017. Analisi Laporan Keuangan. Rajawali Pers:Jakarta
http://magussudrajat.blogspot.com/2010/04/analisis-trend-dan-analisis-
common-size.html
http://paliandri.wordpress.com.2012/08/28/analisis-komparatif-commo
n-size/

15
Thanks!
Any questions?

16

Anda mungkin juga menyukai