Anda di halaman 1dari 2

Serabi Solo Serabi Solo memang beda dengan serabi pada umumnya.

Serabi yang kita temui sehari-hari, menggunakan santan dalam penyajiannya sedangkan Serabi Solo, santan ditambahkan saat membuat serabi. Hasilnya, bisa dirasakan perbedaan tekstur dan rasa Serabi. bahwa untuk Serabi Solo ini tidak sulit membuat namun butuh kesabaran saat membuat adonan. Kalau tidak sabar, adonan bisa cuer (encer sekali) atau sebaliknya terlalu kental. Selain itu, memasak sebaiknya dengan tungku arang untuk memberikan aroma yang berbeda. Kelegitan dan variasi topping yang beraneka warna seperti coklat, keju, nangka, pisang dan masih banyak lagi menjadi daya tarik Serabi Ny.TUMI. Jajanan tradisional Indonesia ini tentunya sangat tepat dinikmati sore hari sebagai teman minum teh sambil bersantai bersama keluarga atau pun dapat dijadikan buah tangan untuk kolega maupun keluarga di rumah. Bahan yang dibutuhkan : 1. 1 kg tepung beras 2. 1,5 kg gula pasri 3. 2 butir telur 4. setengah sendok teh permipan 5. 1 butir kelapa untuk santan 6. daun pandan secukupnya Cara membuat : 1. Tepung beras dicampur gula, telur dan permipan. Semuanya di-uleni (diaduk dengan tangan) dan ditambahkan air secukupnya menjadi adonan yang tidak terlalu cair atau kental. Setelah itu dibiarkan 1 malam agar adonan mengembang. 2. Membuat santan kental kemudian direbus bersama daun pandan. Jangan sampai santan pecah. Setelah itu, dibiarkan 3 jam. Santan kental yang berada di permukaan santan rebusan dipisahkan dalam tempat berbeda. Sisa santan dicampurkan pada adonan tepung beras yang siap untuk dibuat serabi. 3. Untuk memasak serabi sebaiknya menggunakan tungku batu bara (arang) dengan wajan kecil dan tutup dari bahan tanah liat. 4. Adonan dimasukkan ke wajan dan ditutup. Setelah agak matang ditambahkan santan kental di atasnya, ditutup kembali. 5. Setelah beberapa saat jika ingin variasi, serabi bisa ditambahkan irisan nangka, pisang, taburan coklat maupun keju. 6. Serabi siap dihidangkan. Serabi Notosuman Kemarin auntie nanya resep serabi Solo, karena aku dari Solo dan serabi Solo yang terkenal namanya Serabi Notosuman. Resep yang aku dapat ini dari cucu ibu pembuat serabi itu sendiri, katanya mereka ngga merahasiakan adonan mereka dan cara membuatnya. Yang penting adalah kesabaran. Karena memasaknya lama dan antriannya bisa panjang sekali. Mereka buka dari pagi-pagi jam 4 pagi sampai siang jam 10 atau 11 siang biasanya sudah habis dagangannya. Mereka pernah mencoba membuka cabang di Surabaya tapi ngga laku karena orang Surabaya ngga sabar menunggu serabi jadi dan mengantri. Usaha serabi di Solo ini bisa sukses karena konsumennya orang Solo yang memang sabarsabar . Ini resep serabinya: * 500 gram tepung beras * 250 gram gula pasir dibikin jadi gula cair * 1 butir kelapa parut dibikin jadi santan kental * 600 cc air * Soda kue * Minyak goreng buat menggoreng (bubuhkan ke pancinya dengan kain yang diikat membentuk gumpalan) * Air pandan, kuning telur, coklat mesyes buat selera

Catatan: Perbandingan gula: tepung harus 1:2 Cara membuatnya: Tepung beras dituangi air sedikit demi sedikit sambil diaduk agar rata membentuk adonan cairan yang kental. Masukkan gula putih cair ke dalam adonan, bubuhkan sedikit soda kue. Siapkan santan yang sudah dimasak matang. Siapkan wajan di atas api arang atau api gas yang kecil, tuangi sesendok sayur adonan (tepung dan gula) lalu ratakan. Setelah adonan setengah matang, tuangkan santan kental sesendok sayur lalu tutup wajannya dengan penutup dari keramik. Kalau suka bisa ditambahkan air pandan atau coklat atau kuning telur. Bila tepi serabi berwarna coklat itu adalah tanda serabi sudah matang. Pesan dari pembuatnya: Api untuk memasak serabi jangan besar, kalau bisa kira-kira sepanas api arang. Wajan serabi tidak boleh terkena air agar tidak lengket. Wajan hanya boleh dibersihkan dengan minyak goreng saja. Tutupnya dari keramik karena keramik bisa menyerap uap air agar tidak jatuh ke serabi saat dimasak. Tutupnya ini boleh dicuci dengan air.Selamat menikmati Menurut Lidiawati, keunggulanya serabinya terletak pada kualitasnya yang lebih baik karena menggunakan bahan baku pilihan, seperti tepung beras Cendani (semacam beras Cianjur). Peng-gunaan kedai permanen dengan nama yang cukup menyolok, termasuk faktor yang menarik konsumen. Dengan kedai seperti ini, konsumen bisa lebih nyaman. Citra kebersihan juga terjaga, ujar Lidia. Kebanyakan pedagang serabi lain, memang hanya menggelar dagangannya begitu saja, seperti kaki lima. Satu kilogram tepung, bisa dibuat untuk 40 biji serabi. Jadi, kalau harga satu serabi plus topping dirata-ratakan Rp 2.500 saja, sekali jualan Deny bisa mengantongi omset Rp 2 juta, dengan keuntungan sekitar 40 persen. Menurut Deny, bahan baku utama serabinya adalah tepung terigu Segitiga Biru, yang dicampur tepung beras dengan perbandingan 1:1. Dengan tepung terigu Segitiga, serat serabi lebih banyak, sehingga lebih bagus dilihat bila dibelah, ujarnya. Untuk santan, dibuat dari dua buah kelapa yang ditambahkan dengan garam. Adonan Soerabi Cantik hanya bisa bertahan selama 3 jam. Bila sudah dibakar, mampu bertahan selama 24 jam. Jadi, dalam sekali penjualan, bisa dua atau tiga kali pembuatan adonan, ujar Deny.Deny mengaku, perbedaan Soerabi Cantik dengan serabi lainnya, hanya terletak pada variasi topping. Dengan topping yang beragam, konsumen bisa memilih sesuai dengan selera, ucapnya. Kalau konsumen pesan serabi sosis telur, misalnya, ketika adonan serabi dituangkan ke dalam tungku pembakaran, langsung diikuti dengan telur, selanjutnya ditata potongan sosis yang sudah dipotong tipis di atasnya. Setelah matang, serabi dihidangkan dengan lumuran mayones.Sedangkan pembuatan topping serabi keju coklat, lain lagi. Setelah serabi matang, di atasnya langsung diparut keju dan ditaburi cokelat. Untuk satu porsi serabi keju, saya menggunakan sekitar 1 ons keju, kata Deny, yang sedang mempertimbangkan topping baru berupa daging kornet. Pembakaran serabi dilakukan dengan alat bakar tradisional terbuat dari tanah liat, yang menggunakan arang. Dengan alat ini, kata Deny, hasilnya maksimal. Dia pernah mencoba mempergunakan gas sebagai pembakar, tetapi serabi tidak mengembang dan tidak menghasilkan serat.

Anda mungkin juga menyukai