Anda di halaman 1dari 3

Bab 4 JENIS MAKNA

Dari berbagai sumber kta dapati berbagai istilah untuk menamakan jenis atau tipe makna. Pateda (1986),misalnya,secara alfabetis telah mendaftarkan adanya 25 jenis makna,yaitu : Makna afektif Makna deskriptif Makna emotif Makna ideasional Makna gramatikal Makna kognitif Makna konotatif Makna konstruksi Makna luas Makna proposional Makna referensial Makna stilistikal Makna denotative Makna ekstensi Makna gereflekter Makna intens Makna kiasan Makna kolokasi Makna konseptual Makna leksikal Makna piktonal Makna pusat Makna sempit makna tematis

Ada istilah berbeda untuk maksud yang sama atau hamper sama,tetapi ada pula istilah yang sama untuk maksud yang berbeda-beda. Sedangkan Leech (1976) yang karyanya banyak dikutip orang dalam studi semantik membedakan adanya tujuh tipe makna, yaitu : Makna konseptual Makna stilistika Makna reflektif Makna tematik Makna konotatif Makna afektif Makna kolokatif

Dengan catatan makna konotatif,stilistika,afektif,reflektif,dan kolokatif masu dalam kelompok yang lebih besar yaitu makna asosiatif. Sesungguhnya jenis tipe makna itu memang dapat dibedakan berdasarkan beberapa criteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal,berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna referensial dan makna nanreferensial,berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotative dan makna konotatif,berdasarkan ketepatan maknya dikenal adanya makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus.

4.1.

Makna Lekikal dan makna Gramatikal

Leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (vokabuler,kosa kata,perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah leksem,yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Dengan demikian,makna leksikal dapat di artikan sebagai makna yang bersifat leksikon,bersifat leksem,atau bersifat kata. Karena itu dapat pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya,makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indra,atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contoh : Kata kepala dalam Kepalanya hancur kena pecahan granat dalam makna leksikal, Namun dalam kalimat Raportnya ditahan kepala sekolah karena ia belum membayar uang SPP adalah bukan bermakna leksikal. Kalau disimak contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa makna leksikal dari suatu kata adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan kata itu. Makna leksikal suatu kata sudah jelas bagi seorang bahasawan tanpa kehadiran kata itu dalam suatu konteks kalimat. Berbeda dengan makna yang bukan makna leksikal,yang baru jelas apabila berada dalam konteks kalimat atau satuan sintaksis lain. Dalam beberapa buku pelajaran bahasa sering dikatakan bahwa makna leksikal adalah makna seperti yang terdapat dalam kamus. Namun pernyataan ini tidak seratus persen benar,mengapa? Jika kamusnya adalah kamus kecil atau sebuah kamus dasar maka pernyataanitu benar,jika kamusnya bukan kamus dasar melainkan kamus umum atau kamus besar maka pernyataan itu tidak benar. Makna gramatikal ini adalah makna yang hadir sebagai akibat adaya proses gramatika seperti proses afksasi,proses reduplikasi dan proses komposisi. Proses afiksasi awalan ter- pda kata angkat dalam kalimat batu seberat itu terangkat juga oleh adik melahirkan maknadapat,dan dalam kalimat Ketika balok itu ditarik,papan itu terangkat ke atas melahirkan makna gramatikal tidak sengaja. Oleh karena makna sebuah kata,baik kata dasar maupun kata jadian,sering sangat tergantung pada konteks kalimat atau konteks situasi maka makna gramatikal ini sering juga disebut makna kontekstual atau makna situasional. Selain itu bisa juga disebut makna structural karena proses dan satuan-satuan gramatikal itu selalu berkenaan dengan struktur ketatabahasaan. 4.2 Makna Referensial dan Nonreferensial

Perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial berdasarkan ada tidak adanya referen dari kata-kata itu. Bila kata-kata itu mempunyai referen,yaitu sesuatu diluar bahasa yang diacu oleh kata itu maka kata tersebut disebut kata bermakna referensial.jika kata-kata itu tidak mempunyai referen maka kata itu disebut kata bermakna nanreferensial.

Contoh : -

kata meja dan kursi termasuk kata yang bermakna referensial karena kefuanya mempunyai referen Sebaliknya kata karena dan tetapi tidak mempunyi referen yaitu,jadi kata karena dan kata tetapi termasuk kata yang bermakna nonreferensial.

Preposisi dan kojungsi,adalah kata-kata yang termasuk kata bermakna nonreferansial. Karena kata-kata yang termasuk preposisi dan konjungsi, juga kata tugas lainnya,tidak mempunyai referen maka banyak orang menyatakan kata-kata tersebut tidak memiliki makna. Kata-kata tersebut hanya memiliki fungsi atau tugas. Lalu, karena hanya memiliki fungsi atau tugas maka dinamailah kata-kata tersebut dengan nama kata fungsi atau tugas. Disini perlu dicatat pula adanya kata-kata yang referennya tidak tetap. Dapat berpindah dari satu rujukan kepada rujukan lain,atau juga dapat berubah ukurannya. Kata-kata yang seperti ini disebut kata-kata deiktis. Contoh : a. b. 4.3. Tadi dia duduk di sini Hujan terjadi hamper setiap hari di sini

Makna Denotatif dan konotatif Pembedaan makna denotative dan konotatif didasarkan pada ada atau tidak adanya nilai

Anda mungkin juga menyukai