Anda di halaman 1dari 13

Bentuk dan

Makna
Kata
NAMA : MUHAMMAD AFIF
NIM : 2310232034
PRODI : ILMU TANAH
KELAS 15 BAHASA INDONESIA
DOSEN PENGAMPU : BAPAK ALEX DARMAWAN
BENTUK KATA
Dalam bahasa Indonesia secara umum bentuk kata terdiri atas dua macam,
yaitu kata dasar dan kata bentukan. Kata dasar merupakan suatu kata yang
utuh dan belum mendapat imbuhan apa pun. Dalam proses pembentukan
kata, kata dasar dapat diartikan sebagai kata yang menjadi dasar bagi
bentukan kata lain yang lebih luas. Dalam pengertian ini, kata dasar lazim
pula disebut sebagai bentuk dasar, kata asal, dan ada pula yang
menyebutnya sebagai dasar kata. Terkait dengan itu, untuk menghindari
penyebutan yang berbeda- beda, dalam buku ini kata yang menjadi dasar
bagi bentukan kata lain yang lebih luas disebut kata dasar.

Berbeda dengan kata dasar, kata bentukan merupakan kata yang sudah
dibentuk dari kata dasar dengan menambahkan imbuhan tertentu. Kata
bentukan seperti ini lazim pula disebut dengan beberapa istilah yang
berbeda-beda, misalnya ada yang menyebutnya sebagai kata turunan, kata
berimbuhan, dan ada pula yang menyebutnya kata jadian. Sehubungan
dengan itu, untuk menghindari penggunaan istilah yang berbeda-beda,
dalam buku ini istilah yang digunakan adalah kata bentukan
Kata Dasar
Kata dasar selain dapat digunakan sebagai dasar bagi bentukan kata lain yang
lebih luas, dapat pula digunakan tanpa ditambah dengan imbuhan apa pun.
Kalimat berikut, misalnya, dibentuk dengan menggunakan kata dasar seluruhnya.

Kata dasar menurut Chaer yaitu sebuah satuan bebas yang dapat berdiri sendiri, dan
terjadi dalam morfem tunggal, contohnya seperti pergi, rumah, buku. Jadi sebuah kata
dasar ini merupakan sebuah kata yang dapat berdiri sendiri dan dapat membentuk
sebuah makna yang utuh (Chaer, 2014).
Kata berulang
Pengulangan dalam bahasa Indonesia juga termasuk bagian dari
pembentukan kata. Dalam hal ini, khususnya pada ragam tulis, dibubuhkan
tanda hubung di antara unsur yang diulang dan unsur pengulangnya. Tanda
hubung tersebut ditulis rapat, tidak didahului atau diikuti spasi.
Misalnya: tanda = tanda-tanda
lari = berlari-lari
kejar = berkejar-kejaran
tolong = tolong-menolong
tembak = tembak-menembak
Kata Majemuk Kata Berimbuhan
Di samping dengan pengimbuhan, Pengimbuhan adalah pembentukan
pembentukan kata dalam bahasa kata dengan memberikan imbuhan
Indonesia juga dapat dilakukan dengan pada kata dasar. Sehubungan dengan
menggabungkan kata dasar dan kata itu, imbuhan yang lazim digunakan
dasar. Misalnya, dari kata dasar tanda dan sebagai unsur pembentuk kata dalam
kata dasar tangan dapat digabungkan bahasa Indonesia, paling tidak, terdiri
sehingga menjadi tanda tangan. Beberapa atas empat macam, dan masing-
kata lain yang dibentuk dengan masing diberi nama sesuai dengan
penggabungan kata dasar dan kata dasar posisinya pada suatu kata. Pertama,
dapat dilihat pada contoh berikut: imbuhan yang terletak pada awal kata
kerja sama lazim disebut awalan (prefiks). Kedua,
tanggung jawab imbuhan yang terletak pada akhir kata
terima kasih
lazim disebut akhiran (sufiks). Ketiga,
serah terima
imbuhan yang terletak pada tengah
Sejalan dengan kaidah, gabungan kata
kata lazim disebut sisipan (infiks).
atau yang lazim disebut kata majemuk,
Keempat, imbuhan yang terletak pada
termasuk istilah khusus, unsur unsurnya
awal kata dan akhir kata sekaligus
ditulis terpisah sebagaimana contoh
lazim disebut gabungan imbuhan
tersebut. Namun, jika gabungan kata itu
(konfiks).
mendapat imbuhan awalan dan akhiran
sekaligus, unsur-unsur gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Contoh Kata berimbuhan
Awalan
meng = menulis, melamar, memantau
di = ditulis, dilamar, dipantau
peng = penulis, penyanyi, peramal
ber = berkebun, bermain, bermimpi
Akhiran
an = tulisan, tatapan, tantangan
i = temui, sukai, pandangi
kan = tumbuhkan, sampaikan, umumkan
Sisipan
el = geletar, geligi, gelantung
em = gemuruh, gemetar -er- gerigi
Gabungan Imbuhan
meng-...-kan = menemukan, meratakan
meng-...-i = memandangi, mengunjungi
peng-...-an = pendidikan, pemandian
Makna Kata
Jenis makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang.
Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna
gramatikal, berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata/leksem dapat
dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan ada
tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna
denotatif dan makna konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal adanya
makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Lalu
berdasarkan idiomatik lain atau sudut pandang lain dapat disebutkan adanya
makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik, dan sebagainya
Jenis Makna Berdasarkan Jenis Semantiknya
A. Makna Leksikal
Makna Leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda,
peristiwa dan lain-lain. Makna leksikal ini dimiliki unsurunsur bahasa secara
tersendiri, lepas dari konteks. Selain itu ada yang berpendapat bahwa makna
leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil observasi
indra kita, makna apa adanya, atau makna yang ada di dalam kamus . Satuan dari
leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Kalau
leksikon kita samakan dengan kosakata atau perbendaharaan kata, maka leksem
dapat kita persamakan dengan kata.
B. Makna Gramatikal
Makna Gramatikal adalah makna yang menyangkut hubungan intra
bahasa, atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah
kata di dalam kalimat. Setiap bahasa mempunyai sarana dan alat
gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna, atau nuansa-
nuansa makna gramatikal itu
Jenis Makna Berdasarkan Ada Tidaknya Referen Pada
Sebuah Makna
Makna Referensial dan Makna Nonreferensial
Makna referensial atau makna kognitif atau makna deskriptif adalah makna yang
berhubungan langsung dengan kenyataan atau referent (acuan), makna referensial
disebut juga makna kognitif, karena memiliki acuan. Makna ini memiliki hubungan
dengan konsep. Makna referensial adalah makna yang ditunjukkan oleh acuannya,
makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia luar bahasa,
objek atau gagasan, dan dapat dijelaskan berdasarkan analisis komponennya .
Katakata seperti kuda, merah dan gambar adalah termasuk kata-kata yang
bermakna referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata. Sebaliknya kata-kata
sepeeti dan, atau dan karena adalah termasuk kata-kata yang tidak bermakna
referensial, karena kata-kata itu tidak mempunyai referens.
Jenis Makna berdasarkan Ada Tidaknya Nilai Rasa Pada
Sebuah Kata/Leksem
A. Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki
oleh sebuah leksem. Jadi, makna denotatif ini sebenarnya sama dengan makna
leksikal.Menurut Pateda yang dimaksud dengan makna denotatif adalah makna kata
atau kelompok kata yang didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan
wujud di luar bahasa yang duterapi satuan bahasa itu secara tepat. Makna denotatif
adalah makna polos, makna apa adanya. Sifatnya objektif. Makna denotatife
didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang
didasarkan pada konvesi tertentu Harimurti dalam

B. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna lain yang “ditambahkan” pada makna denotatif tadi
yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang
menggunakan kata tersebut. Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi
perasaan pemakai bahasa terhadap kata yang didengar atau kata yang dibaca.
Jenis Makna Berdasarkan Ketepatan Maknanya
Makna kata dan Makna Istilah
Berbeda dengan kata, maka yang disebut istilah mempunyai makna yang pasti,
yang jelas, yang tidak meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat. Oleh karena
itu, sering dikatakan bahwa istilah itu bebas konteks, sedangkan kata tidak bebas
konteks. Hanya perlu diingat bahwa sebuah istilah hanya digunakan pada bidang
keilmuan atau kegiatan tertentu. Pembedaan adanya makna kata dan makna
istilah berdasarkan ketepatan makna kata itu dalam penggunaan bahasa secara
umum dan secara khusus. Dalam penggunaan bahasa secara umum seringkali
kata-kata itu digunakan secara tidak cermat sehingga maknanya bersifat umum.
Tetapi dalam penggunaan secara khusus, dalam bidang kegiatan tertentu, kata-
kata itu digunakan secara cermat sehingga maknanya pun menjadi tepat

Jenis Makna berdasarkan kriteria lain atau sudut


pandang lain
A. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna Konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari
konteks atau asosiasi apapun. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah
leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu
yang berada di luar bahasa.
B. Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna unsur-
unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal
Idiom biasanya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Idiom penuh adalah idiom yang semua unsur-unsurnya sudah melebur menjadi satu
kesatuan, sehingga makna yang dimiliki berasal dari seluruh kesatuan itu.
2. Idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna
leksikalnya sendiri.

C. Makna Kias
Penggunaan istilah arti kiasan ini sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh Karena itu,
semua bentuk bahasa (baik kata, frase, maupun kalimat) yang tidak merujuk pada arti
sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan

D. Makna Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi


Makna lokusi adalah makna seperti yang dinyatakan dalam ujaran, makna harfiah, atau
makna apa adanya. Sedangkan yang dimaksud dengan makna ilokusi adalah makna seperti
yang dipahami oleh pendengar. Sebaliknya, yang dimaksud dengan makna perlokusi
adalah makna seperti yang diinginkan oleh penutur.
E. Makna Afektif
Makna afektif merupakan makna yang muncul akibat rekasi pendengar atau
pembaca terhadap penggunaan kata atau kalimat. Oleh karena makna afektif
berhubungan dengan reaksi pendengar atau pembaca dalam dimensi rasa, maka
dengan sendirinya makna afektif berhubungan pula dengan gaya bahasa.

F. Makna Ekstensi
Makna ekstensi adalah makna yang mencakup semua ciri objek atau konsep. Makna
ini meliputi semua konsep yang ada pada kata. Makna ekstensi mencakup semua
makna atau kemungkinan makna yang muncul dalam kata.

G. Makna Emotif
Makna emotif adalah makna yang timbul akibat adanya reaksi pembicara atau sikap
pembicara mengenai/terhadap apa yang dipikirkan atau dirasakan

H. Makna Kontekstual
Makna konstektual atau makna situasional muncul sebagai akibat hubungan antara
ujaran dan konteks. Sudah diketahui bahwa konteks itu berwujud dalam banyak hal.
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim, 2019. Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta
Timur, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.
Ahmad, Syarwani. 2013. PROSIDING SEMINAR
PENDIDIKAN NASIONAL. Palembang. UNIVERSITAS
PGRI PALEMBANG

Anda mungkin juga menyukai