Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari Bab I ini diharapkan peserta didik mampu memahami secara utuh dengan pemahaman global muatan pada Mata
Bab I
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Standar Kompetensi
1. Standar Kompetensi :
Mata kuliah ini bertujuan membina mahasiswa agar mempunyai Aqidah Islamiyah yang Salim, beribadah yang Shohih, berakhlak mulia agar terjaga dalam berkompetisi di dunia profesinya dengan dasar pemahaman dan pengetahuan yang luas tentang ajaran Islam untuk beramal Sholeh sesuai disiplin ilmu yang ditekuni pada Program studinya..
Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari Bab II ini diharapkan mampu memahami Pengertian, Falsafah dan Ciri Umum beserta Macam-macam
Bab II
Pengertian & Falsafah dan Falsafah Agama (secara umum)
Ungkapan manusia pada suatu yang dianggap SUCI yang mendatangkan rasa TUNDUK manusia kepada-NYA dan memperlakukannya dengan PENUH KHIDMAT, MENCINTAI-NYA, MEMPERCAYAI-NYA, dan meminta PERLINDUNGAN-NYA
PENGERTIAN AGAMA secara Istilah dalam Islam: Terdapat dalam petikan Al-Quran Surat Al-Maidah Ayat 3;
Yang artinya: . pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi AGAMA bagimu.
Yang dimaksud dengan HARI Ialah: masa, Yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w.
Pengertian Agama (yang terkandung dalam petikan QS.5 ayat 3 di atas) menurut Islam: Agama adalah APA yang di SYARIAT kan DENGAN perantara Nabi-Nabi-NYA, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat
Mempunyai Kitab Suci (yang dibawa Rasul=Wahyu Tuhan) Tidak berubah dengan perubahan masyarakat penganutnya (bahkan sebaliknya) Kebenaran ajaran dasarnya, tahan terhadap kritik akal Sistem merasa dan berfikir(nya) tak sama dengan sistem merasa dan berfikir masyarakat penganutnya yang termasuk Agama SAMAWI 1) Islam, 2) Kristen, 3) Katholik
dan makna secara benar dan menyeluruh Memahami selengkapnya bahwa adalah agama Seluruh Alam Semesta Mendalami Karakteristik sebagai agama yang sempurna Lebih Khusus lagi memahami Karakteristik dan
Memahami makna
A g a m a WADI Yaitu yang disebut juga Agama Duniawi (natural religon), disebut juga Agama Budaya (yaitu agama yang lahir dari dalam kebudayaan) agama yang dibentuk atau terbentuk oleh filsafat masyarakat, yang dirumuskan oleh filsosof masyarakat yang bersangkutan (pemimpin atau penganjur agama) Ciri Agama Wadi Konsep ke-TUHAN-annya DINAMISME POLITHEISME, bahkan kabur (monotheisme nisbi) Tidak Disampaikan oleh Utusan Tuhan (Rasul) Kitab Suci-nya bukan berdasar Wahyu Tuhan Berubah dengan perubahan masyarakat penganutnya KEBENARAN ajaran dasarnya, tidak tahan terhadap kritik akal Sistem merasa dan berfikir(nya) sama dengan sistem merasa dan berfikir masyarakat penganutnya Yang termasuk Agama Wadi: 1) HINDU, 2) BUDDHA, 3) KONFUSIUS/ kong hu chu, 4) SHINTO, 5) TAO
Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari Bab III ini diharapkan dapat memahami Faedah Agama bagi Manusia dengan pemahaman dasar tentang hakikat manusia dan karakternya hingga kebutuhan manusia akan agama
Bab III
Faedah Agama
1. R u h
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan & hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur (As-Sajadah [32];9)
Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud(QS Al-Hijr [15];29)
2. Tanah
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.. (QS. As-Sajadah [32];7-8)
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS Al-Hijr [15]:28)
3. Jasad (untuk BERAMAL) (QS 9:105) 4. HAKIKAT MANUSIA Makna Manusia adalah:
Makhluk Allah SWT yang memiliki akal pikiran dinamis dan berkembang serta mampu mewujudkan segala inspirasi dalam bentuk sosial, bahasa dan mempunyai naluri beragama (bertauhid)
FITRAH
sebagai makhluk yang merasa bahwa Sang Khalik adalah sumber segala kebutuhan dalam hidupnya. Karena manusia ingin
HIDUP TENANG
Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari Bab IV ini diharapkan dapat memahami Konsepsi Islam tentang Aqidah dan Iman dengan sumber-sumber Aqidahnya hingga hal-hal yang meningkatkan keimanan
Bab IV
Konsepsi Aqidah
dan Konsepsi
Iman
1. Konsepsi AQIDAH Makna Aqidah
Secara Bahasa berasal dari Bahasa Arab: Secara Istilah sepadan dengan makna 1. (ikatan)
2. (keyakinan yg mantap) : Keyakinan yang mantap kepada Allah SWT. terhadap rezeki-Nya, kekuasaan-Nya maupun keadilan & pertolongan-NYA 3. (Janji)
: Janji untuk membela kebenaran dan menegakkan hukum Allah SWT. di dunia ini
Secara Istilah/ Terminologis: Sesuatu yang dibenarkan oleh jiwa, hatinya merasa tenang karenanya, menjadi suatu keyakinan bagi pemiliknya & tak dicampuri keraguan sedikitpun
Islam
10
Pendidikan Agama
6 Rukun Iman;
Buku Paket Mata Kuliah
Islam
11
Pendidikan Agama
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS An-Nisaa [4]; 136)
Secara Global Keyakinan Kepada Allah SWT dari ayat-ayat di atas bermuatan bahwa: Yakin Allah SWT sebagai PENCIPTA, PEMILIK, PEMBERI RIZQY, PENGUASA, PENGATUR dan PEMBIMBING KITA
Islam
12
Pendidikan Agama
Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir. (QS Al-Baqoroh [2]:97-98)
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasulrasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami & kpd Engkaulah tempat kembali."(QS 2:285) Malaikat adalah Makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. dari Cahaya (NUR) dan tidak pernah bermaksiat serta selalu taat pada perintah Allah
Islam
13
Pendidikan Agama
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (QS Al-Baqoroh [2]; 177)
Buku Paket Mata Kuliah
Islam
14
Pendidikan Agama
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS An-Nisaa [4]; 136) Iman kepada kitab2 Allah artinya adalah: mengimani KALAM ALLAH yang diwahyukan kepada para Nabi & Rasul untuk disampaikan kepada manusia dan membacanya termasuk IBADAH. Hikmah Beriman Kepada KITAB ALLAH 1. 2. 3. 4. Menyadari betapa besarnya perhatian dan kasih sayang Allah kepada manusia. Mengetahui hikmah Allah dalam penerapan hukum bagi manusia Meyakinkan akan kesempurnaan risalah Islam Membangunkan kita dari kelalaian dan kemaksiatan
AL-QURAN Pengertian secara bahasa Qoraa (mengumpulkan) atau Qiroah (menghimpun huruf dalam satu ucapan yang tersusun rapih). AL-QURAN Pengertian Secara ISTILAH Kalam Allah Swt merupakan mujizat yang diturunkan kepada Nabi SAW sampai kepada kita secara mutawatir dan menjadi ibadah dengan membacanya. Tuntutan Beriman Kepada Al-Quran Selalu berhubungan erat dengannya Mendidik diri dengannya Tunduk pada seluruh hukumnya (QS 4 : 65) Berdakwah kepadanya (QS 16 : 125) Menegakkan hukumnya dimuka bumi (QS 42 : 13)
BAHAYA MELUPAKAN AL-QURAN Kesesatan yang nyata (QS 4 : 60) Kehidupan yang berat (QS 20 : 46) Hatinya membatu (QS 57 : 16) Sahabat setan (QS 25 : 29) Fasiq (QS 2 : 26-27) Dada yang sempit (QS 6 : 125) Buta hatinya (QS 22 : 46) Zalim dan Hina (QS 3 : 102) Lupa diri (QS 59 : 19) Munafiq (QS 4 : 61-63)
Islam
15
Pendidikan Agama
Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir. (QS Al-Baqoroh [2];98)
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS An-Nisaa [4]; 136)
Pengertian Rasul adalah : Lelaki yang dipilih Allah SWT yang diutus Allah SWT untuk membawa risalah Islam dan disampaikan kepada manusia (ummatnya). Tanda-Tanda Ke-Rosul-an 1) Sifat-sifatnya; Manusia sempurna, Masum, Siddiq, Fathonah, Amanah, Tabligh 2) Mujizat 3) Berita kenabian dan kedatangannya 4) Hasil perbuatannya Kedudukan Nabi Dan Rasul 1) Sebagai hamba, 2) Sebagai Penyampai Risalah, 3) Pemimpin Ummat
Tugas Nabi Dan Rasul SECARA UMUM : menyampaikan risalah dalam bentuk : 1) Memperkenalkan Khaliq 2) Menjelaskan tata cara ibadah
SECARA KHUSUS: menegakkan agama dalam bentuk : 1) Menegakkan khilafah, 2) Membina kader, 3) Membuat konsep, 4) Melaksanakan pandangan hidup
Islam
16
Pendidikan Agama
Kewajiban Kita Kepada Rasul Mengimaninya Mencintainya Membelanya Mencintai para pencintanya Memperbanyak sholawat Mengikutinya
Buah Iman Kepada Rasul Di dunia : Dicintai Allah (QS 5:54), Dirahmati Allah (QS 3:132) Mendapat petunjuk (QS 42:53) Mendapatkan kemuliaan (QS 68:8), Mendapatkan kemenangan (QS 5:56) Di akhirat : Pembelaan (QS 75:22), Keceriaan wajah, Bersahabat dgn orang sholeh (QS 4 : 69) Mendampingi Rasul (QS 4:69), Mendapatkan keuntungan (QS 58 : 22)
Meluasnya perzinahan Munculnya wanita-wanita berpakaian tapi telanjang Banyak pembunuhan Menginginkan kematian karna beratnya penderitaan Banyak kebakhilan Perkataan kotor, pemutusan silaturahim dan buruknya kehidupan bertetangga. Munculnya Dajjal Munculnya Asap Tenggelamnya bumi Munculnya binatang melata
Islam
17
Pendidikan Agama
PENGERTIAN Secara Istilah Qodho: Adalah hukum Allah yang telah ditentukan untuk alam semesta dan Dia jalankan sesuai dengan konsekwensi hukum-Nya. Qodar : Menentukan atau membatasi ukuran segala sesuatu sebelum terjadinya dan menuliskan di Lauhil Mahfuz. Konsekwensi Iman Kepada Qodar Beriman bahwa ilmu Allah itu mencakup segala sesuatu Mengimani bahwa semua yang telah terjadi seluruhnya telah tercatat dengan rinci. Beriman bahwa semua yang ada bersifat fana Beriman bahwa semua yang ada berada dalam kekuasaan Allah SWT. Konsep Taqdir Allah terbagi dalam 3 kelompok : 1) Taqdir ghoib yang tidak diketahui oleh manusia 2) Taqdir Allah dalam alam semesta 3) Taqdir akibat hasil kerja manusia. Hikmah Beriman Kepada Taqdir Allah Menjadi pendorong untuk semakin giat beramal sholeh Menimbulkan ketenangan dalam menjalani kehidupan Menghilangkan rasa bangga diri atas keberhasilan yang diraih Bertawakkal atas segala hal kebaikan yang dilakukan Selalu memikirkan hikmah dari yg telah terjadi untuk mempersiapkan diri atas apa yang belum terjadi
4. Konsepsi IMAN
Makna IMAN Secara bahasa: Pembenaran hati Makna IMAN Secara Istilah: 1) membenarkan dengan hati, 2) diikrarkan dengan lisan dan 3) diamalkan dengan perbuatan Suatu keyakinan yg tak ada keraguan didalam hatinya yg diwujudkan dalam bentuk ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada Khaliq-Nya. Pengaruh Iman Dalam Kehidupan 1. Mengendalikan ego seseorang 2. Optimis dalam menghadapi kehidupan 3. Menghilangkan rasa takut: (takut mati, takut miskin, dsb.) 4. Melahirkan akhlaq yang mulia: (Jujur, sabar, amanah, dsb) 5. Ketenangan dan ketentraman Yang Menguatkan Iman 1. Ilmu: -Tentang Allah, -Tentang Rasul, - Tentang Al-Quran
Islam
18
Pendidikan Agama
2. Amal 3. Dzikir dan Fikir Dzikir : Mengingat, memuji, mensucikan, mengagungkan Allah Fikir : Upaya merenungkan segala bukti-bukti kekuasaan Allah dimuka bumi.
Islam
19
Pendidikan Agama
Yang Menghalangi Iman 1. Nafsu, 2. Cinta dunia yang berlebih-lebihan, 3. Syetan, 4. Pemimpin yang zholim
Yang Membatalkan Iman 1. Syirik, 2. Sombong : menolak perintah, Allah & meremehkan orang lain. 3. Mengolok-olok/ mengejek Allah, Rasul dan Al-Quran 4. Menjadikan selain Allah sebagai perantara dan pertolongan 5. Ridho terhadap kekufuran 6. Menolak Rasul
Islam
20
Pendidikan Agama
Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari Bab V ini diharapkan mampu memahami Konsepsi dan Karakteristik Agama Islam termasuk
Bab V
Konsepsi & Karakteristik
Pengertian : )1 Menundukkan diri u/ diperintah QS 4:125 2) Suci dan Bersih QS 26:89 3) Pasrah dg hati lapang dan bersih QS 4:65 4) Selamat Sejahtera QS 6:54 5) Kedamaian QS 2:208, 47:35 Konsepsi Islam Islam agama semua Nabi & Rasul 1) Agama Nabi Ibrahim & Ismail QS 2:127-132 2) Agama Nabi Yakub QS 2:133, 3) Agama Nabi Ishaq QS 2:136 4) Agama Semua Rasul QS 3:84-85, 5) Agama Nabi Isa QS 19:31 6) Agama Nabi Nuh QS 10:72, 7) Agama Nabi Yusuf QS 12:101, 8) Agama Nabi Zakaria QS 19:11, 8) Agama Nabi Sulaiman QS 27:30-31,38 Islam agama semua Umat sebelum Nabi Muhammad: 1) Agama Pengikut Nabi Isa QS 3:52, 2) Agama Maryam QS 19:26 3) Agama Tukang Sihir Firaun QS 7:126 4) Keinginan Firaun u/ masuk Islam QS 10:90 5) Agama Balqis QS 27:42, 6) Agama Luqman QS 31:13, 17 Islam agama para Malaikat QS 7: 206 Islam agama para Jin QS 72:2 dan ayat 14-15 Islam agama Alam Semesta:
Islam
21
Pendidikan Agama
1) Agama Gunung-gunung & burung-burung QS 34:10 2) Agama Petir QS 13:13, 3) Agama Pohon-pohon QS QS 55:6, 4) Agama Bayang-bayang QS 13:15 5) Agama Langit dan Bumi QS 3:83, 17:44
Konsepsi Islam
Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi Allah SWT.: QS 3:19 dan 85 Yang menolaknya dinamakan Kafir: QS 5:72-75, 9:30-31, 19:88-93
3. Karakteristik Muslim
a. Ikhlas dan Lurus Fitrahnya (tidak musyrik) QS 39:2, 11:14, 7:172 dan 30:30 b. Bermutu dan teratur QS 43:4, 36:1-2 d. Bersih Fisik dan Suci Jiwanya 9:108 f. Berilmu dan Pemikir QS 9:122 h. Kuat & Bertanggungjawab (amanah) j. Politisi yang ahli Ibadah QS 73:20 l. Mujahid yang Robbani/ ahli ibadah QS 9:111, 3:79 c. Bermoral dan Bijaksana QS 4:36,105 e. Berilmu dan Beramal QS 47:19, 2:44 g. Aktivis yang optimis i. Mulia dan Penyayang 9:128, 49:10 k. Aktivis yang teratur QS 9:38-39
Islam
22
Pendidikan Agama
08. Munazh-zham fi Syuunihi (Tertata dalam segala urusannya) 09. Haritsun ala Waqtihi (Mengoptimalkan waktu-waktunya) 10. Nafiun Lighairihi (Berguna bagi Orang lain)
Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari Bab VI ini diharapkan mampu memahami Konsep Ibadah secara menyeluruh dalam Islam termasuk pemahaman ibadah sebagai bagian dari Pokok Ajaran Islam, makna Ibadah, hakikat ibadah, Tujuan Ibadah hingga syarat
Bab VI
Konsep Ibadah
2. Makna Ibadah
a. Pengertian Secara Bahasa: (yaitu dengan akar dalam B.Arab dari 2 mufrodat: dan b. Pengertian Secara Istilah Syariah:
mengerjakan apa-apa yang diperintah Alloh dan meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh-Nya
kecintaan yang sepenuhnya kepada Alloh
Islam
23
Pendidikan Agama
Islam
24
Pendidikan Agama
3. Hakikat Ibadah
Allah menciptakan manusia untuk beribadah. QS 51 :56 ; agara manusia menyadari a) akan banyaknya nikmat Allah QS 16 : 18 b) merasakan keagungan Allah
4. Tujuan Ibadah
Merendahkan diri (QS 7 : 55) Mendapatkan cinta (QS 2 : 165) Ketundukan (Al hadits)
Islam
25
Pendidikan Agama
Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari Bab VII ini diharapkan mampu memahami Ruang Lingkup Syariah Islamiyah mulai dari Pengertian Syariah, Prinsip-prinsip Syariah, sumber hukum hingga
Bab VII
Ruang Lingkup
Syariah Islamiyah
1. Pengertian Syariah Islamiyah: Secara Etimologis, berasal dari bahasa Arab dengan akar kata
Dan lebih khusus dalam QS 5: 48 yang berarti: JALAN;
..........
.Kami
Islam
26
Pendidikan Agama
3) Hub. Antara Manusia dg Alam Semesta QS. 42:13 dan QS. 3:112
Islam
27
Pendidikan Agama
Hubungan Syariah dengan aqidah adalah sebagaimana hubungan Iman dengan Amal QS.
Bahwa aqidah semua Nabi & Rasul: SAMA QS. 21:25 dan QS. 3:83-84 Sedang Syariah setiap Nabi & Rasul: BERBEDA QS. 5:48 dan QS. 2:286
c. Beban yang Ringan sesuai dengan kemampuan manusia, (dengan tujuan untuk kemaslahatan manusia itu sendiri QS.7:157)
d. Penetapannya Bertahap, (yang dimulai dengan Aqidah, kemudian baru ketentuan hukum yang Wajib yang juga bertahap) e. Diberlakukan secara Adil bagi siapapun yang muslim QS.4:135
4. a. Al-Quran
Pengertian secara bahasa Qoraa (mengumpulkan) atau Qiroah (menghimpun huruf dalam satu ucapan yang tersusun rapih). AL-QURAN Pengertian Secara ISTILAH Kalam Allah Swt merupakan mujizat yang diturunkan kepada Nabi SAW sampai kepada kita secara mutawatir dan menjadi ibadah dengan membacanya. Tuntutan Beriman Kepada Al-Quran Selalu berhubungan erat dengannya, interaksi yang kontinyu Mendidik diri dengannya Tunduk pada seluruh hukumnya (QS 4 : 65) Berdakwah kepadanya (QS 16 : 125) Menegakkan hukumnya dimuka bumi (QS 42 : 13) BAHAYA MELUPAKAN AL-QURAN Kesesatan yang nyata (QS 4 : 60) Dada yang sempit (QS 6 : 125)
Islam
28
Pendidikan Agama
Kehidupan yang berat (QS 20 : 46) Buta hatinya (QS 22 : 46) Hatinya membatu (QS 57 : 16) Zalim dan Hina (QS 3 : 102) Sahabat setan (QS 25 : 29) Lupa diri (QS 59 : 19) Fasiq (QS 2 : 26-27) Munafiq (QS 4 : 61-63)
Islam
29
Pendidikan Agama
4. b. As-Sunnah
Makna As-Sunnah secara bahasa berarti ; Cara / Perjalanan/ Kebiasaan Pengertian As-Sunnah menurut Istilah Ahli Ushul: Semua yang disandarkan kepada Rasulullah SAW., baik berupa; Perkataan, Perbuatan maupun Persetujuan Rasulullah SAW. As-Sunnah bisa berarti Al-Hadits, namun berbeda makna Yang dimaksud dengan Makna Al-hadits secara bahasa; Kisah/ sesuatu yang baru Pengertian Al-Hadits menurut Istilah Ahli Ushul: Semua yang disandarkan kepada Rasulullah SAW., baik berupa; Perkataan, Perbuatan maupun Persetujuan Rasulullah SAW. (ditambah dg Sifat-sifat Rasulullah SAW baik Fisik maupun akhlaqnya) Tingkatan Al-Hadits A.DARI HUBUNGAN PERIWAYATNYA (ROWI); 1. Mutawattir (tak terbatas jumlahnya); terklasifikasi menjadi ; a.Mutawattir Lafzhiy dan b.Mutawattir Manawiy 2. Hadits Ahad (sanad-nya tak banyak) dengan klasifikasi; a.Masyhur (3 perawi) b.Aziz (2 perawi) dan c.Gharib (hanya 1 perawi) B.Dari PENERIMAAN ATAS HADITS 1. Hadits Shohih a.Sanad tak terputus, b.Perawi yg adil, c.Perawi yg Kuat hafalan, d.Tak ada cacat, e.Tak Aneh.
2. Hadits Hasan (sama syaratnya dengan Hadits Shohih, tapi hafalan perawinya yang kurang kuat) 3. Hadits Dhoif (Hadits yang tidak memenuhi syarat sebagai Hadits Shohih maupun Hasan) 4. Hadits Maudhu (Hadits yang ditolak Ahli Hadits, Tidak dianggap sebagai Hadits, serta sama sekali tidak boleh disandarkan kepada Rasulullah SAW.)
Islam
30
Pendidikan Agama
Islam
31
Pendidikan Agama
4. c. Al-Ijtihad
Makna Al-ijtihad; Menggunakan akal untuk menafsirkan Ayat-ayat Al-Quran dan Hadits. atau Menggunakan akal pada hal-hal yang tidak ada dalam Al-Quran dan Hadits Kedudukan Al-ijtihad Tidak Mutlak (dapat berubah dan berkembang sesuai situasi dan kondisi) Berbeda untuk setiap keadaan Tidak boleh menyalahi Al-Quran atau As-Sunnah Ada Syarat tertentu (untuk berijtihad) Jenis Al-ijtihad 1) Ijma (concencuss) 3) Istihsan (preference) Mashalih Mursalah (Utility) = ijtihad kolektif ulama = menggunakan prinsip-prinsip dasar Islam > Keadilan, Kasihsayang, perdamaian, kebenaran dsb. = berdasarkan kegunaannya 2) Qiyas (reasoning by analogy) = karena persamaan hakikat.
Islam
32
Pendidikan Agama
Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari Bab VIII ini diharapkan mampu memahami Konsepsi Akhlaq dalam Ajaran Islam dengan memahami makna Akhlaq sebagai bagian pokok ajaran Islam hingga macam-macam akhlaq yang
Bab VIII
Konsepsi Akhlaq
1. Pengertian Akhlaq
Secara Bahasa: Suluk, Adat Kebiasaan, Tabiat, Perangai =Budi Pekerti, Sopan Santun, Tata Krama, Etika Pengertian Akhlaq Secara Istilah: Imam Ghozali berpendapat: Sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang timbul dengan mudah/ spontan sehingga menjadi perbuatan Secara umum bermakna: Seperangkat suluk yang dijadikan landasan pergaulan pribadi dan masyarakat
Islam
33
Pendidikan Agama
Islam
34
Pendidikan Agama
Islam
35
Pendidikan Agama
Islam
36
Pendidikan Agama
Akhlaq terhadap Ortu/Keluarga 1. Berbakti/ berbuat baik dan hormat kepada orangtua 2. Mengikuti Nasehatnya selama tidak bertentangan dg agama 3. Membina hubungan yang Harmonis (meski ada terzolimi) 4. Menjaga Nama Baik Keluarga 5. Mendoakannya Akhlaq terhadap Sesama Manusia 1. Berbuat Ihsan 2. Silatur Rahim 3. Mengucap Salam tiap bersua 4. Saling Hormat & menghargai 5. Menjaga Lisan (kerukunan) 6. Saling Menasehati dalam Kebenaran dan Kebaikan Akhlaq terhadap Alam 1. Menjaga dan Memeliharanya 2. Tidak Merusaknya 3. Berhati-hati membuang Limbah
Islam
37
Pendidikan Agama
Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari Bab IX ini diharapkan dapat memahami Kemulyaan Lembaga, Keluarga yang dicita-citakan menjadi
Bab IX
Pembentukan Keluarga
Sejahtera (SakinahMawadaah Wa Rahmah
Islam
38
Pendidikan Agama
dengan syariat Islam bahkan pengetahuan tentang Hak dan Kewajiban (Pasangan Suami Istri hingga Anak), dengan harapan dapat tercapai Pembinaan Keluarga dalam aspek Agama, Pendidikan, Ekonomi dan Sosial.
Islam
39
Pendidikan Agama
2. Keluarga Sejahtera
1) Terencana baik/ Pra Nikah, 2) Pelaksanaan Sesuai Tuntunan, 3) Pilar Pernikahan yang Sukses (=menentukan Indikasi keberhasilanSAMARA) a. Pra Nikah (Pergaulan Sosial) 1) Persiapan Mental /Ruhiyah terutama memahami tentang Karakter (Calon) Pasangan kita 2) Persiapan Fikriyah a) Faham HUKUM & TUJUAN NIKAH bagi kehidupan manusia b) Faham Faedah Menikah: - Menjaga Kehormatan - Menjaga Pandangan Mata - Syahwat Terkendali - Mengais Pahala yang besar - Melanjutkan Keturunan - Merajut Relasi Sosial - Mengukuhkan Ikatan Cinta - Penenang & Penentram Jiwa - Pelindung Diri (individu) dan masyarakat - Mewujudkan Kemitraan & Persahabatan 3. Persiapan Jasadiyah KIAT MEMILIH JODOH 1) Menentukan Karakter Pribadi (calon) yang disukai/ yang tak disukai, 2) Percaya pada diri sendiri, 3) Jujur pada diri sendiri, 4) Jangan berfikir yang macam-macam b. Pelaksanaan Pernikahan MUI: Pernikahan dalam Islam adalah: a. Sesuatu yang luhur & Sakral, Bermakna Ibadah kepada Alloh, Mengikuti Sunnah Rasul, Dilaksanakan atas dasar Keikhlasan, tangung-jawab dan mengikuti ketentuan yang berlaku b. Syarat Syah Pernikahan: adanya ca-tin Pria & Wanita, adanya dua orang Saksi, Wali, Ijab Kabul serta Mahar (maskawin) c. Bagi WNI harus mengacu pd UU Perkawinan (UU No.1 thn 1974) d. Perkawinan Wanita Muslimah dengan Lelaki Non Muslim adalah HARAM HUKUM-nya, sedangkan perkawinan Lelaki Muslim dengan Wanita ahlul Kitab meski terdapat beda pendapat tapi setelah dipertimbangkan bahwa mafasadah (kerusakan)-nya lebih besar maka MUI memfatwakan HARAM.
Islam
40
Pendidikan Agama
6. Pembinaan Kesra
Indikasi Keluarga Sejahtera dalam Aspek AGAMA Indikasi Keluarga Sejahtera dalam Aspek PENDIDIKAN Indikasi Keluarga Sejahtera dalam Aspek SOSIAL Indikasi Keluarga Sejahtera dalam Aspek EKONOMI
Islam
41
Pendidikan Agama
Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari Bab X ini diharapkan mampu memahami Konsepsi Islam tentang Kesehatan dan Adab Ketika Sakit dan mengurus Orang Sakit
Bab X
ADAB Ketika Sakit
Konsepsi Islam tentang Kesehatan
Sedangkan Kata Syifa ( = )Obat/ Sembuh dengan kata bentukannya disebut sebanyak 6 X
Islam
42
Pendidikan Agama
Memaafkan (Dalam bukunya, Forgive for Good [Maafkanlah demi Kebaikan], Dr. Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Buku tersebut memaparkan bagaimana sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stres. Menurut Dr. Luskin, kemarahan yang dipelihara menyebabkan dampak ragawi yang dapat teramati pada diri seseorang). Adab Menjenguk Orang SAKIT Luruskan niat Menasehati untuk kebaikan dan ketakwaan Pertimbangkan waktu yang berkunjung, (Hindari waktu si sakit minum obat, atau waktu mengganti pembalut luka, waktu tidur, atau waktu istirahat.) Saat Sakaratul Maut Berpenampilan menyenangkan Jangan berlama-lama saat menjenguk Menjaga Pandangan (terutama dengan lain Jenis) Jangan banyak bertanya Mendoakannya dengan ikhlas Menimbulkan optimisme/ harapan sembuh
Islam
43
Pendidikan Agama
Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari Bab XI ini diharapkan mampu memahami Pengurusan Jenazah dari sejak Sakaratul Maut hingga penguburan yang
Bab XI
Pengurusan Jenazah
Islam
44
Pendidikan Agama
1) Meminta Ampun dan mendoakan si mayit, 2) Meratakan Tanah Kuburnya, 3)Dilarang Mengapur/ Cat dan membangun Kuburan, 4)Dianjurkan Taziyah (melayat-menghibur Klg) 5) Ziarah Kubur untuk selalu mengingat MATI
Islam
45
Pendidikan Agama
Islam
46
Pendidikan Agama
14. Tidak makan daging dan segala yang dipanggang dan dibakar.
Islam
47
Pendidikan Agama
15. Membiarkan pakaian orang yang sudah mati sampai tiga hari tidak dicuci, dengan keyakinan bahwa hal itu dapat mencegah adzab kubur. 16. Membuang pakaian orang mati ke sungai, karena yakin bahwa rohnya akan mengganggu. 17. Membakar kemenyan sebagai sesaji di rumah orang yang meninggal. 18. Menyembelih hewan atas nama orang yang mati dan dikorbankan untuknya. 19. Mengadakan Kenduri. C. Bidah yang ada Saat Memandikan Jenazah 1. Meletakkan sesaji di tempat sang jenzah dimandikan selama tiga malam sesudah kematiannya 2. Menyalakan penerangan atau lentera di tempat jenazah dimandikan selama tiga malam, sejak terbenam matahari hingga terbit fajar bahkan bis lebih dari itu. 3. Orang-orang yang memandikan jenazah membaca zikir-zikir dan jampi-jampi tertentu pada tiap-tiap anggota badan jenazah yang dicuci. 4. Membakar kemenyan (sesaji) di tempat pemandian sebelum jenazah dimandikan 5. Menunjuk orang tertentu (orang yang dituakan) untuk menentukan tempat pemandian. 6. Masuknya para penziarah ke dalam pemandian utk mengambil berkahnya dgn cara membasuh mukanya dgn air bekas memandikan jenazah, terlebih jika yg mati itu adalah orang terhormat. 7. Mengibaskan rambut jenazah perempuan di antara dadanya. D. Bidah yang ada Saat Mengkafani Jenazah 1. Menghiasi Jenazah dengan alat-alat perhiasan 2. Anggapan sebagian orang bahawa Jenazah-jenazah akan saling membanggakan kain kafannya yang baik di dalam kuburnya dan yang buruk kain kafannya aan diejek. 3. Menulis nama sang Jenazah di atas kain kafannya 4. Menulis kalimat syahadat dan berkeyakinan bahw hal itu akan membantunya di alam kubur. 5. Menuliskan doa pada kain kafan 6. Meletakkan tulisan potongan ayat Al-Qur'an di dalam kain kafan 7. Meletakkan serban pada kain kafan E. Bidah yang ada Saat Mensholatkan Jenazah 1. Tidak membaca Al-Fatihah ketika melakukan sholat Jenazah 2. Tidak melakukan salam (berpeling ke kanan dan ke kiri) di akhir sholat 3. Sholat Jenazah disertai dengan ruku dan sujud 4. Mengharuskan sholat Jenazah di masjid. Jika tidak di masjid, tidak baik bahkan tidak sah. Membawa panji-panji di depan Jenazah. F. Bidah yang ada Saat Membawa Jenazah 1. Membawa mahkota, bunga-bunga dan potret sang Jenazah di depan iring-iringan Jenazah 2. Menyembelih dua ekor domba saat Jenazah akan dikeluarkan dari rumah, tempatnya ketika berada di bawah kusen pintu rumah. 3. Membawa roti dan dua ekor domba di depan Jenazah kemudian menyembelihnya seusai penguburan dan memisahkannya dengan roti 4. Bersedekah bersamaan keluarnya Jenazah dari rumah, memberi minum air jeruk & lainya 5. Membawa Jenazah dengan sepuluh langkah pada setiap sisi dari ke empat sisinya. 6. Melangkah secara perlahan ketika mengusungnya 7. Berdesakan dalam memikul Jenazah
Islam
48
Pendidikan Agama
Islam
49
Pendidikan Agama
9.
10. Berdzikir secara keras-keras(bahkan jadi berteriak) 11. Berteriak dengan kata-kata al-fatihah ketika meliwati kuburan orang yang dianggap saleh dan ketika melewati persimpangan jalan. 12. Keyakinan sebagian orang bahwa apabila Jenazah termasuk orang yang saleh akan terasa ringan Jenazah nya bagi para pengusungnya dan cepat perjalanan mengantarnya. 13. Keyakinan sebagian orang bahwa jika Jenazah itu orangnya soleh maka akan berhenti dengan sendirinya ketika melewati kuburan wali. 14. Keluarga si Jenazah melewati di bawah keranda yang diangkat sebelum di bawa ke kuburan. 15. Membakar kukusan sebelum Jenazah diberangkatkan ke kuburan 16. Memecah panci yang terbuat dari tanah sebelum pemberangkatan ke kuburan 17. Iringan Jenazah dipimpin oleh orang tua yang membawa sapu sambil menapu jalan yang akan dilalui si Jenazah. 18. Membawa baskom yang berisi beras (kuning), bunga dan uang dan disebarkan di jalan-jalan sepanjang perjalanan menuju kuburan. 19. Mengikuti jenazah dengan membawa tempat bara api/ anglo. G. Bidah yang ada Saat Penguburan dan Penyertaannya 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menyembelih Kerbau sesampainya Jenazah di kuburan dan membagikan dagingnya kepada yang hadir di kuburan Meletakkan darah hewan sembelihan di atas kuburan ketika Jenazah diusung ke luar rumah. Berdzikir di sekitar keranda sang Jenazah sebelum dikubur. Melakukan adzan ketika Jenazah dimasukkan ke liang lahat Menurunkan Jenazah ke liang lahat dari arah bagian atas liang lahat Menempatkan pasir di bawah Jenazah, sekalipun tanpa kondisi darurat. Menyirami sang Jenazah dengan air kembang dikuburnya Orang-orang yang hadir saat penguburan menaburkan tanah dengan menggunakan bagian luar telapak tangan dengan mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi raoojiun Membawa Jenazah sebelum dikuburkan ke tempat-tempat yang dianggap keramat atau setelah dikubur dipindahkan ke sana (tempat keramat)
8.
9.
10. Menolak memasuki rumah setelah mengubur Jenazah, kecuali setelah mencuci bekas-bekas yang bersentuhan dengan Jenazah. 11. Meletakkan makanan dan minuman di atas kuburan agar diambil oleh orang-orang. 12. Menyirami kuburan dengan air dari arah kepala kemudian di sekitarnya, dan sisanya disiramkan di bagian tengahnya
Islam
50
Pendidikan Agama
H. Bidah yang ada Saat Ziarah Kubur 1. 2. Menziarahi kuburan kedua orangtuanya setiap hari tertentu (mis. Tiap Jumat) Keyakinan sebagian orang bahwa sang Jenazah bila tidak diziarahi pada malam Jumat maka ia akan sedih dihadapan penghuni kubur lainnya. Mereka mengatakan bahwa sang Jenazah dapat melihat orang-orang bila keluar dari tembok batas kota Berdiri di depan makam dgn bersedekap tangan bagai orang yang sedang sholat, lalu duduk. keyakinan orang bahwa doa bisa dikabulkan di kuburan para Nabi dan Orang-orang sholeh. keyakinan sebagian orang bahwa kuburan yang terkenal merupakan obat yang mujarrab Mengkultuskan (menganggap suci) apa yang ada di sekitar kuburan wali, berupa pepohonan dan bebatuan dengan keyakinan bahwa siapa saja yang memotongnya akan terkena gangguan Menyirami kuburan istri (wanita) yang mati meninggalkan suaminya. Dengan keyakinan dapat memadamkan kecemburuannya ketika sang suami menikahi wanita lain Rekrasi dengan menziarahi kuburan para nabi dan orang-orang sholeh Memeluk (Nisan) makam dan menciumnya
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. Menempel-nempelkan pipi ke (nisan) makam 11. Mengelilingi (thawaf) kuburan nabi-nabi serta orang-orang sholeh 12. Memotong hewan kurban di kuburan 13. Mengarahkan wajah waktu berdoa ke arah makam orang-orang sholeh 14. Membangun masjid di kuburan dan menjadikan kuburan sebagai tempat keramat 15. keyakinan orang bahwa penghuni makam mampu menyelesaikan masalah selain Allah SWT 16. Menjadikan kuburan sebagai tempat perayaan (hari raya) 17. Menggantungkan lentera di kuburan untuk dikunjungi 18. Memotong Rambut kemudian melemparkannya ke dekat lentera besar yang terletak di dekat Turbah Nabawiyah 19. Mengusap-usap dan atau menciumi dan atau thawaf di makam Nabi SAW 20. Menempelkan perut dan punggung ke tembok makam Nabi SAW.
Islam
51
Pendidikan Agama
Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari Bab XII ini diharapkan mampu memahami Pengertian Dakwah Islamiyah (sekaligus perbedaan mendasar antara Dakwah dan Perangkat
Bab XII
Dakwah Islamiyah
Pengertian, Tahapan & Bentuknya
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Islam
52
Pendidikan Agama
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. b.Dalil disyari'atkannya Dakwah c.Unsur-unsur Dakwah d.Tahapan-tahapan Dakwah : 1) Tabligh = Ceramah, Khutbah dsb, 2) Taklim, 3) Takwin, 4) Tanfidz e.Karakteristik Dakwah Islam
Islam
53
Pendidikan Agama
2. Retorika Dakwah
Retorika (rhetoric) secara harfiyah artinya berpidato atau kepandaian berbicara. Kini lebih dikenal dengan nama Public Speaking. Dewasa ini retorika cenderung dipahami sebagai omong kosong atau permainan kata-kata (words games), juga bermakna propaganda (memengaruhi atau mengendalikan pemikiran-perilaku orang lain). Teknik propaganda Words Games terdiri dari Name Calling (pemberian julukan buruk, labelling theory), Glittering Generalities (kebalikan dari name calling, yakni penjulukan dengan label asosiatif bercitra baik), dan Eufemism (penghalusan kata untuk menghindari kesan buruk atau menyembunyikan fakta sesungguhnya). Gaya Bahasa Retorika 1. Metafora (menerangkan sesuatu yang sebelumnya tidak dikenal dengan mengidentifikasikannya dengan sesuatu yang dapat disadari secara langsung, jelas dan dikenal, tamsil); 2. Monopoli Semantik (penafsir tunggal yang memaksakan kehendak atas teks yang multi-interpretatif); 3. Fantasy Themes (tema-tema yang dimunculkan oleh penggunaan kata/istilah bisa memukau khalayak); 4. Labelling (penjulukan, audiens diarahkan untuk menyalahkan orang lain), 5. Kreasi Citra (mencitrakan positif pada satu pihak, biasanya si subjek yang berbicara); 6. Kata Topeng (kosakata untuk mengaburkan makna harfiahnya/realitas sesungguhnya); 7. Kategorisasi (menyudutkan pihak lain atau skenario menghadapi musuh yang terlalu kuat, dengan memecah-belah kelompok lawan); 8. Gobbledygook (menggunakan kata berbelit-belit, abstrak dan tidak secara langsung menunjuk kepada tema, jawaban normatif); 9. Apostrof (pengalihan amanat dengan menggunakan proses/kondisi/pihak lain yang tidak hadir sebagai kambing hitam yang bertanggung jawab kepada suatu masalah). Retorika Dakwah dapat dimaknai sebagai pidato atau ceramah yang berisikan pesan dakwah, yakni ajakan ke jalan Tuhan (sabili rabbi) mengacu pada pengertian dakwah dalam QS. An-Nahl:125: Serulah oleh kalian (umat manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang baik, dan berdebatlah dengan mereka secara baik-baik Ayat tersebut juga merupakan acuan bagi pelaksanaan retorika dakwah. Menurut Syaikh Muhammad Abduh, ayat tersebut menunjukkan, dalam garis besarnya, umat yang dihadapi seorang dai (objek dakwah) dapat dibagi atas tiga golongan, yang masing-masingnya dihadapi dengan cara yang berbeda-beda sesuai hadits: Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar (takaran kemampuan) akal mereka. a. Ada golongan cerdik-cendekiawan yang cinta kebenaran, berpikir kritis, dan cepat tanggap. Mereka ini harus dihadapi dengan hikmah, yakni dengan alasan-alasan, dalil dan hujjah yang dapat diterima oleh kekuatan akan mereka. b. Ada golongan awam, orang kebanyakan yang belum dapat berpikir kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian tinggi-tinggi. Mereka ini dipanggil dengan mauidzatul hasanah, dengan ajaran dan didikan, yang baik-baik, dengan ajaran-ajaran yang mudah dipahami. c. Ada golongan yang tingkat kecerdasannya diantara kedua golongan tersebut. Mereka ini dipanggil dengan mujadalah billati hiya ahsan, yakni dengan bertukar pikiran, guna mendorong supaya berpikir secara sehat.
Islam
54
Pendidikan Agama
Retorika (Dakwah) Islam Retorika dakwah sendiri berarti berbicara soal ajaran Islam. Dalam hal ini, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dalam bukunya, Retorika Islam (Khalifa, 2004), menyebutkan prinsip-prinsip retorika Islam sebagai berikut: 1. Dakwah Islam adalah kewajiban setiap Muslim. 2. Dakwah Rabbaniyah ke Jalan Allah. 3. Mengajak manusia dengan cara hikmah dan pelajaran yang baik. 4. Cara hikmah a.l. berbicara kepada seseorang sesuai dengan bahasanya, ramah, memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan, serta gerakan bertahap. Secara ideal, masih menurut Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, karakteristik retorika Islam a.l. 1. Menyeru kepada spiritual dan tidak meremehkan material. 2. Memikat dengan Idealisme dan Mempedulikan Realita. 3. Mengajak pada keseriusan dan konsistensi, dan tidak melupakan istirahat dan berhibur. 4. Berorientasi futuristik dan tidak memungkiri masa lalu. 5. Memudahkan dalam berfatwa dan menggembirakan dalam berdakwah. 6. Menolak aksi teror yang terlarang dan mendukung jihad yang disyariatkan. "Khutbah lebih pendek daripada sholatnya mencerminkan orang yang mengerti agamanya" (Shahih Muslim 822 / Bulughul Maram 476) Rukun Khutbah: 1. Memuji Allah ; Shahih Bukhari 496 ---Alhamdulillah .... ---Innalhamdalillah .... 2. Syahadat ---Asyhadu alla ilahailallah .... 3. Sholawat ---Allahuma sholi ala muhammad wa'ala .... 1,2,3 -----> Bulughul Maram 999 4. Berwasiat taqwa ---QS 3:103 ; Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhmusuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayatayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. ---QS 4:1 ; Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama
Islam
55
Pendidikan Agama
lain , dan hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ---QS 73: 8 ; Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.
Islam
56
Pendidikan Agama
5. Materi Khutbah : berkaitan dengan hal-hal yang menjadi perbincangan/yang sedang trend diantara dua jum'at --- Bulughul Maram 475 --- Shahih Muslim 480 ; 482 ; 823 "Jangan humor, harus lantang, memahami materi yang disampaikan 6. Mengakiri Khutbah pertama dengan : Barrokallahuli walakum KHUTBAH KEDUA 7. Memuji Allah 8. Kesimpulan dari Khutbah pertama 9. Berdo'a (Jangan mengamini khotib yang berdo'a dengan suara ) --- Bulughul Maram 492 QS Ali Imran [3:8] (Mereka berdoa dengan berkata): Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau memesongkan hati kami sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami dan kurniakanlah kepada kami limpah rahmat dari sisiMu; sesungguhnya Engkau jualah Tuhan Yang melimpah-limpah pemberianNya. QS Ali Imran [3:9] Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Engkaulah yang akan menghimpunkan sekalian manusia, untuk (menerima balasan pada) suatu hari (hari kiamat) yang tidak ada syak padanya. Sesungguhnya Allah tidak memungkiri janjiNya. QS Al Hasyr [59:10] Dan orang-orang (Islam) yang datang kemudian daripada mereka (berdoa dengan) berkata: Wahai Tuhan Kami! Ampunkanlah dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang mendahului kami dalam iman dan janganlah Engkau jadikan dalam hati perasaan hasad dengki dan dendam terhadap orang-orang yang beriman. Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Engkau Amat Melimpah belas kasihan dan rahmatMu. QS. Al Baqarah [2: 201] Dan di antara mereka pula ada yang (berdoa dengan) berkata: Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari azab Neraka. QS Al Araaf [7: 23] Mereka berdua merayu: Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan kalau Engkau tidak mengampunkan kami dan memberi rahmat kepada kami, nescaya menjadilah kami dari orang-orang yang rugi. Akhir khutbah membaca: Walhamdulillah .. Akimu Sholah atau Walaa dzikrullah hu akbar Hal yang berkaitan dengan sholat Jum'at: a. Tidak ada dalil yang shahih tentang batasan jumlah jamaah 40 orang ; Bulughul Maram 491 (Dho'if) b. Bagi yang sengaja meninggalkan 3 kali sholat jum'at, akan dibutakan oleh Allah (mata hatinya) ; Sahih Muslim 818 ; Bulughul Maram 469 c. Sebelum berangkat Jum'at, disunahkan mandi ; Shahih Bukhari 467, 473, 483 ; Shahih Muslim 796-797, 799, 801 d. Memakai wangi-wangian/harum khusus laki-laki e. Gunakan pakaian yang bagus ; Shahih Bukhari 474, 476-477 f. Sholat Tahiyatul masjid, setelah masuk ke dalam masjid Shahih Muslim 824 ; Bulughul Maram 480 g. Melakukan Sholat Intizhar sampai Khatib naik mimbar ; Bulughul Maram 486 ; Shahih Muslim 810
Islam
57
Pendidikan Agama
Islam
58
Pendidikan Agama
Khutbah Jumat merupakan salah satu media yang strategis untuk dakwah Islam, karena ia bersifat rutin dan wajib dihadiri oleh kaum muslimin secara berjamaah. Sayangnya, media ini terkadang kurang dimanfaatkan secara optimal. Para khathib seringkali menyampaikan khutbah yang membosankan yang berputar-putar dan itu-itu saja. Akibatnya, banyak para hadirin yang terkantuk-kantuk dan bahkan tertidur. Di samping itu, para khathib itu juga tak jarang menyampaikan khutbah dengan cara yang kurang sesuai dengan adab khutbah Jumat yang seharusnya. Misalnya, mereka berkhutbah dengan suara yang lemah lembut. Mungkin dianggapnya itu adalah cara yang penuh hikmah dan lebih cocok dengan karakter orang Indonesia yang konon ramah tamah, mencintai harmonisasi kehidupan, serta suka kedamaian dan kelembutan (?). Tentu akibatnya lebih fatal. Sudah materinya membosankan, penyampaiannya malah bikin orang terlena di alam mimpi. Padahal menurut contoh Nabi SAW, beliau berkhutbah secara bersemangat dengan kata-kata yang terucap secara keras dan tegas. Jika para khathib menggunakan cara penyampaian yang diteladankan Nabi ini, dengan materi yang aktual, hangat, dan dinamis, niscaya para hadirin akan bergairah dan penuh semangat, tidak lesu dan mengantuk seperti yang sering kita lihat. Karena itu, kita harus mempelajari kembali adab-adab khutbah Jumat sebagaimana yang ada dalam tuntunan Syariah Islam yang mulia. Tujuannya adalah agar para khathib dapat menjalankan khutbah Jumat dengan sebaik-baiknya dan agar khutbah yang disampaikan dapat turut memberikan kontribusi yang lebih positif bagi dinamika dakwah Islam. Adab Khutbah Jumat Adab khutbah Jumat dapat diartikan sebagai sekumpulan tatacara khutbah Jumat, syarat-syaratnya, rukunrukunnya, dan hal-hal yang disunnahkan padanya. Dengan pengertian tersebut, maka adab-adab khutbah Jumat di antaranya adalah sebagai berikut : A. Disyaratkan bagi khatib pada kedua khutbah untuk berdiri (bagi yang kuasa), dengan sekali duduk di antara keduanya. Kedua khutbah itu merupakan syarat sah jumatan, demikian menurut seluruh imam madzhab. Menurut Imam Asy Syafii, berdiri dalam dua khutbah dan duduk di antara keduanya adalah wajib. Dari Ibnu Umar RA, dia berkata, Bahwa Nabi SAW berkhutbah pada hari Jumat dengan berdiri, lalu duduk, lalu berdiri (untuk berkhutbah lagi) seperti yang dikerjakan orang-orang hari ini. (HR. Jamaah). B. Disunnahkan bagi khatib untuk memberi salam ketika masuk masjid dan ketika naik mimbar sebelum khutbah. Ibnu Umar RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW jika masuk masjid pada hari Jumat memberi salam pada orang-orang yang duduk di sisi mimbar dan jika telah naik mimbar beliau menghadap hadirin dan mengucapkan salam. (HR. Ath Thabrani) C. Kedua khutbah wajib memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya. Rukun-rukun khutbah dalam madzhab Syafii ada 5 (lima) : (1) Membaca hamdalah pada kedua khutbah, (2) Membaca shalawat Nabi pada kedua khutbah, (3) Wasiat taqwa pada kedua khutbah (meski tidak harus dengan kata taqwa, misalnya dengan kata Athiullah/taatilah kepada Allah), (4) Membaca ayat Al-Quran pada salah satu khutbah (pada khutbah pertama lebih utama), (5) Membaca doa untuk kaum muslimin khusus pada khutbah kedua.
Islam
59
Pendidikan Agama
Islam
60
Pendidikan Agama
Adapun syarat-syaratnya ada 6 (enam) perkara : (1) Kedua khutbah dilaksanakan mendahului shalat Jumat, (2) Diawali dengan niat, menurut ulama Hanafiyah dan Hanabilah. Menurut ulama Syafiiyah dan Malikiyah, niat bukan syarat sah khutbah, (3) Khutbah disampaikan dalam bahasa Arab. Ulama Syafiiyah mengatakan bahwa bagi kaum berbangsa Arab, rukun-rukun khutbah wajib berbahasa Arab, sedang selain rukun tidak disyaratkan demikian. Adapun bagi kaum ajam (bukan Arab), pelaksanaan rukun-rukun khutbah tidak disyaratkan secara mutlak dengan bahasa Arab, kecuali pada bacaan ayat Al Quran, (4) Kedua khutbah dilaksanakan pada waktunya (setelah tergelincir matahari). Jika dilaksanakan sebelum waktunya, lalu dilaksanakan shalat Jumat pada waktunya, maka khutbahnya tidak sah, (5) Khatib disyaratkan mengeraskan suaranya pada kedua khutbah. Ulama Syafiiyah mengatakan bahwa rukun-rukun khutbah, khatib disyaratkan mengeraskan suaranya, (6) Antara khutbah dan shalat Jumat tak boleh berselang waktu lama. D. Disunnahkan bagi khatib untuk berkhutbah di atas mimbar, sebab Nabi SAW dahulu berkhutbah di atas mimbar. E. Disunnahkan bagi khatib untuk duduk pada anak tangga mimbar yang paling atas, sebab Nabi SAW telah mengerjakan yang demikian itu. F. Disunnahkan bagi khatib untuk mengeraskan suaranya pada khutbahnya (selain rukun-rukun khutbah). Diriwayatkan dari Jabir RA, bahwa jika Rasulullah berkhutbah, kedua matanya memerah, suaranya keras, dan nampak sangat marah, sampai beliau seperti orang yang sedang menghasungkan pasukan (untuk berperang) (HR. Muslim dan Ibnu Majah) G. Disunnahkan bagi khatib untuk bersandar / berpegangan pada tongkat atau busur panah. Ini sesuai riwayat Al Hakam bin Hazan RA yang mengatakan bahwa dia melihat Rasulullah SAW berkhutbah seraya bersandar pada busur panah atau tongkat (HR. Ahmad dan Abu Dawud) H. Disunnahkan bagi khatib untuk memendekkan khutbahnya (tidak berpanjang-panjang atau berteletele). Diriwayatkan dari Amar bin Yasir RA, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya lamanya shalat dan pendeknya khutbah seseorang, adalah pertanda kepahamannya (dalam urusan agama). Maka panjangkanlah shalat dan pendekkanlah khutbah ! (HR. Ahmad dan Muslim) I. Dibolehkan bagi khatib untuk memberi isyarat dengan telunjuknya pada saat berdoa mengingat Rasulullah pernah mengerjakannya. Demikian menurut Imam Asy Syaukani J. Kedua khutbah hendaknya memperbincangkan salah satu urusan kaum muslimin, misalnya peristiwa atau kejadian yang sedang terjadi di kalangan kaum muslim dalam berbagai aspeknya. Hal ini mengingat Rasulullah SAW dan para khalifahnya dahulu --yang senantiasa menjadi khatib sesungguhnya berkedudukan sebagai pemimpin politik (Al Qaid As Siyasi) bagi kaum muslimin. Maka dari itu, perkara khatib saat ini pun seharusnya juga mengaitkan khutbahnya dengan realitas atau problem kontemporer yang ada di kalangan kaum muslimin, dan tidak sekedar mengulang-ulang khutbah yang kurang memberi kesadaran bagi hadirin, dengan tema yang itu-itu saja yang tentu akan membuat hadirin jemu, mengantuk, atau bahkan tertidur. Wallahu alam.
Islam
61
Pendidikan Agama
RINGKASAN RUKUN DAN SYARAT KHUTBAH JUMAT Rukun-rukun khutbah Jumat menurut madzhab Syafii ada 5 (lima) perkara : (1) Membaca hamdalah pada kedua khutbah (2) Membaca shalawat Nabi pada kedua khutbah (3) Wasiat taqwa pada kedua khutbah (meski tidak harus dengan kata taqwa, misalnya dengan kata Athiullah/taatilah kepada Allah) (4) Membaca ayat Al-Quran pada salah satu khutbah (pada khutbah pertama lebih utama) (5) Membaca doa untuk kaum muslimin khusus pada khutbah kedua. (Lihat Abdurrahman Al Jaziri, Al Fiqih Ala Al Madzahib Al Arbaah, jilid I/390). Adapun syarat-syarat khutbah Jumat ada 6 (enam) perkara : (1) Kedua khutbah dilaksanakan mendahului shalat Jumat (2) Diawali dengan niat, menurut ulama Hanafiyah dan Hanabilah. Menurut ulama Syafiiyah dan Malikiyah, niat bukan syarat sah khutbah (3) Khutbah disampaikan dalam bahasa Arab. Ulama Syafiiyah mengatakan bahwa bagi kaum berbangsa Arab, rukun-rukun khutbah wajib berbahasa Arab, sedang selain rukun tidak disyaratkan demikian. Adapun bagi kaum ajam (bukan Arab), pelaksanaan rukun-rukun khutbah tidak disyaratkan secara mutlak dengan bahasa Arab, kecuali pada bacaan ayat Al Quran. (Perhatikan rinciannya dalam Abdurrahman Al Jaziri, Al Fiqih Ala Al Madzahibi Al Arbaah, jilid I/391-392.) (4) Kedua khutbah dilaksanakan pada waktunya (setelah tergelincir matahari). Jika dilaksanakan sebelum waktunya, lalu dilaksanakan shalat Jumat pada waktunya, maka khutbahnya tidak sah (5) Khatib disyaratkan mengeraskan suaranya pada kedua khutbah. Ulama Syafiiyah mengatakan bahwa pada rukun-rukun khutbah, khatib disyaratkan mengeraskan suaranya (6) Antara khutbah dan shalat Jumat tidak boleh berselang waktu lama (Lihat Abdurrahman Al Jaziri, Al-Fiqih Ala Al Madzahibi Al Arbaah, jilid I/392)
Islam
62
Pendidikan Agama
Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari Bab XIII ini diharapkan dapat membuka refrensirefrensi sumber yang terkait dengan kajian keilmuannya, khususnya materimateri seputar Pendidikan Agama Islam
Bab XIII
Daftar Pustaka
Literatur Sumber & Refrensi
DASAR-DASAR AGAMA ISLAM, buku pendidikan agama islam pada perguruan tinggi, oleh tim PT.Bulan Bintang. Abdul Majid, Filsafat Islam Majlis Tarqih, PPN. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan tinggi, Ir. NABIEL FUAD ALMUSAWA, M.Si. PT.Syamil Cipta Media Bandung Fiqih Sunnah, oleh Sayyid Sabiq, PT. Al-Maruf, Bandung QURAN in Word Ver 1.2.0, created by Mohamad Taufiq; moh.taufiq@gmail.com, taufiqproduct; ym id: mtaufiq.rm Makalah KH. H. Shiddiq Al-Jawi, Disampaikan dalam Pelatihan Retorika dan Khutbah Jumat, Rabu, 17 Agustus 2005, diselenggarakan DPC HTI Umbul Harjo, Yogyakarta Makalah ASM. Romli. Makalah pengantar dan pelengkap Training Retorika Dakwah: Public Speaking untuk Dakwah yang diselenggarakan Bidang Kajian, Informasi, dan Kemasyarakatan, Pusat Dakwah Islam Jawa Barat (KIK Pusdai Jabar), 12-13 September 2008. Copyrights ASM. Romli. Referensi : dari
Islam
63
Pendidikan Agama
berbagai sumber. Bahasan lengkap tentang Public Speaking tertuang dalam buku Lincah Menulis Pandai Bicara, terbitan Nuansa Bandung, e-mail: ynuansa@telkom.net.*
Kandungan Bab:
Harapan kita, semoga dalam setiap kajian kita bermohon ampun beristighfar atas kesalahan, kelalaian, terhindarkan dari
Bab XIV
Penutup
Doa Kifaratul Majlis
Maha Suci Engkau ya Allah dan dengan memanjatkan segala puji kepada-Mu aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau, aku mohon ampun dan bertobat kepada-Mu.
Islam
64
Pendidikan Agama