Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PROPOSAL PENELITIAN AKADEMI RISET HUKUM LK2 FHUI

PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) WAJIB TERHADAP BARANG ELEKTRONIK IMPOR DAN DALAM NEGERI SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN TERHADAP KONSUMEN

Kelompok LK2 FHUI : Riko Fajar

PERKENALAN MAHASISWA HUKUM 2011

A. Latar Belakang Masalah Pemerintah rencananya akan memperluas penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib produk elektronika. Langkah ini dilakukan untuk menghadapi serbuan produk impor di tengah pasar domestik yang semakin terbuka1. Dewasa kini, di tengah pasar domestik yang semakin terbuka, peranan SNI sebagai perangkat perlindungan konsumen sangat diperlukan. Oleh karenanya, Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Deperin berencana untuk memperluas SNI terutama pada produk elektronik yang banyak dipakai konsumen dan juga terkait masalah standar keamanan dan keselamatan penggunaan barang-barang elektronik tersebut 2. Senada dengan hal tersebut, Heru Santoso sebagai Ketua Gabungan Elektronik mengatakan bahwa penerapan SNI sudah sangat mendesak menyusul maraknya peredaran barang elektronik impor maupun lokal yang tidak jelas produsen dan kualitasnya3. Penerapan SNI disini diharapkan dapat menjadi suatu perangkat yang melindungi pasar domestik dari serbuan barang impor maupun barang lokal yang kelak dapat merugikan konsumen. Produk-produk elektronik yang akan diterapkan SNI rencananya ialah beberapa produk rumah tangga seperti televisi, kulkas, dan pengatur suhu ruangan (AC). Alasannya sederhana sebab produk-produk tersebut belum memiliki SNI wajib serta kepemilikan akan produk tersebut masihlah sangat rendah. Sebagai contoh tingkat kepemilikan televisi misalnya baru 56 persen, lemari es 19 persen, serta produk lainnya seperti mesin cuci dan AC masingmasing hanya 4 persen dan 3 persen sedangkan, kipas angin baru 38 persen dan pompa air baru 24 persen4. Melihat minimnya persentase kepemilikan

Arjadi, R. Harry, dkk. 2008. Meneropon Daya Saing Elektronika dan Kelistrikan: Mendukung Penerapan Regulasi Wajib Uji Berdasarkan SNI. Jakarta: LIPI Press. 2 Wibowo, Sigit. SNI Produk Elektronik Perlu Dilakukan. Word Document. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0604/03/eko04.html (6 November 2010) 3 Zahir, Hanna Gustiana, (2009): Jadikan SNI sebagai Jaminan Keamanan Produk. SNI VALUASI, 3(1): 6-8. 4 Ferdinand, Maruli. Rendahnya Kepemilikan barang Elektronik Rakyat Indonesia. Word Document. http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/03/17/brk,20060317-75271,id.html (6 November 2010)

produk elektronik tersebut, maka produk-produk elektronik harus dilindungi dengan penerapan SNI yang juga mengadopsi standar global. Sebagai awal permulaan, rencananya pemberlakuan SNI wajib baru akan diterapkan tahun ini untuk enam produk, yaitu audio-video termasuk televisi, cakram optik digital (DVD), kulkas, pendingin udara, mesin cuci, pompa air, dan setrika listrik. Namun, yang baru dapat memberlakukan SNI hanya terhadap kipas angin5. Hal ini dikarenakan Pemerintah masih memerlukan waktu untuk mempersiapkan beberapa hal teknis penerapan SNI wajib terhadap barang-barang elektronik selain kipas angin, terutama untuk mempersiapkan laboratorium penguji5. Dalam hal menerapkan SNI wajib, maka yang dibutuhkan ialah persiapan standarisasi, pengujian, sampai pada notifikasi WTO 6. Dan dalam rangka memperluas SNI wajib barang elektronik, maka juga akan diiringi dengan penguatan infrastruktur berupa laboratorium uji dan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terakreditasi. Namun, mengenai hal ini, di Indonesia sendiri ternyata masih sangat minim sekali akan laboratorium uji dan SDM yang terakreditasi yang dapat menunjang kelancaran penerapan SNI dalam produk-produk khususnya produk elektronik7. Melihat kesulitan Indonesia dalam hal menerapkan SNI wajib untuk produk-produk elektronik, maka menurut Ali Soebroto Oentaryo, Ketua Gabungan Elektronik Indonesia mengatakan hal tersebut dikhawatirkan akan menjadi hambatan dalam menembus pasar internasional 8. Padahal, Indonesia harus memenuhi target harmonisasi standar untuk produk elektrik dan elektronik di kawasan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) yang mulai

5 6

Nurmayanti. SNI Wajib Produk Elektronika Molor. Word Document. www.kontan.com(6 Agustus 2010) Agung, Frans, (2010): Peranan Standardisasi dalam Teknologi dan Inovasi. SNI VALUASI, 4(2): 4. Radius, Dwi Bayu. Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Tingkatkan Kemampuan. Word Document.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/08/12/22321132/.Balai.Besar.Bahan.dan.Barang. Teknik.Tingkatkan.Kemampuan (6 November 2010)


8

Atmadji, Wahyu. Industri Elektronik Melawan Produk Asing dengan Kaki Diikat. Word Document. http://www.suaramerdeka.com/harian/0305/26/eko2.html (6 November 2010)

berlaku pada Januari tahun depan, yang mana kesepakatan itu menyebutkan bahwa 199 produk elektrik dan elektronik harus sesuai dengan standar ASEAN. Bila Indonesia tidak mempunyai standar seperti yang sudah dimiliki Malaysia dan Thailand, produk Indonesia akan sulit menembus pasar mereka. Sebaliknya, produk dari luar negeri akan mudah masuk ke Indonesia. Dan SNI ini dapat menjadi penghambat bagi jalur perdagangan produk-produk elektronik Indonesia ke negara lain, khususnya ASEAN. Sehingga penerapan SNI terhadap produk elektronik harus segera dilakukan.

B. Pokok Permasalahan 1. Bagaimanakah hubungan adanya SNI terhadap produk elektronik dengan tercapainya perlindungan terhadap konsumen seperti yang terdapat dalam ketentuan Undang Undang Perlindungan Konsumen? 2. Bagaimana cara menentukan indikator agar produk elektronik dapat lolos uji SNI? 3. Bagaimana menentukan instrumen hukum yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa segala produk elektronik impor maupun dalam negeri harus ber-SNI?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Untuk mengetahui Bagaimanakah hubungan adanya SNI terhadap produk elektronik dengan tercapainya perlindungan terhadap

konsumen seperti yang terdapat dalam ketentuan Undang Undang Perlindungan Konsumen. 2. Untuk mengetahui tolak ukur atau indikator yang digunakan dalam menentukan SNI terhadap barang elektronik. 3. Untuk mengetahui Bagaimana menentukan instrumen hukum yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa segala produk elektronik impor maupun dalam negeri harus ber-SNI.

D. Tinjauan Pustaka 1. Penulis Judul : Frans Agung : Peranan Standardisasi dalam Teknologi dan Inovasi (Jurnal) Cetakan /edisi Impresum Halaman Uraian singkat : ke-1 : SNI EVALUASI Volume 4/No.2/ 2010 : Halaman 4 : Seiring dengan perkembangan inovasi dan

teknologi, standar diperlukan untuk menjamin kualitas, kesesuaian, dan keamanan dari suatu produk yang dihasilkan maupun prosesnya. Standardisasi memegang peranan penting dalam tahap penelitian, pengembangan produk,

maupun pada proses pengenalan produk di pasaran.

2. Penulis Judul

: Husna Gustiana Zahir : Jadikan SNI sebagai Jaminan Keamanan Produk (Jurnal)

Cetakan /edisi Impresum Halaman Uraian singkat

: ke-1 : SNI EVALUASI Volume 3/No.1/ 2009 : Halaman 6-8 : Huzna Gustiana Zahir sebagai Ketua

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan bahwa banyak produk

elektronik yang mengandung bahan berbahaya dan tidak lulus pengujian dapat lolos masuk ke Indonesia karena product safety belum menjadi standar wajib di sini. Masyarakat juga masih rancu mengenai apa yang dimaksud dengan

standar, syarat dan juga keamanan produk. Padahal dari kacamata konsumen standardisasi produk jelas sangatlah penting. Standardisasi memberikan jaminan atas kualitas produk sekaligus melindungi kemanan dan keselamatan konsumen. Selain untuk melindungi konsumen, SNI dapat menjadi tolok ukur kualitas produk sekaligus acuan mengevaluasi produk yang beredar di pasar.

3.

Penulis Judul

: R. Harry Arjadi, dkk : Meneropong Daya Saing Elektronika dan Kelistrikan: Mendukung Penerapan Regulasi Wajib Uji Berdasarkan SNI

Cetakan /edisi Impresum Jumlah Halaman Uraian singkat

: ke-1 : Jakarta, LIPI Press, 2008 : 182 halaman : Pada tahun 2011 akan mulai diberlakukan

program ASEAN MRA (Mutual Recognition Agreement), yaitu seluruh produk dari negara asing akan dengan mudah masuk ke Indonesia tanpa melalui penyaringan terlebih dahulu. Salah satu cara agar produk asing tidak dengan mudah masuk ke Indonesia adalah dengan cara menerapkan standar nasional untuk berbagai jenis produk, terutama produk rumah tangga yang secara langsung berdampak kepada

masyarakat. Apabila suatu produk tidak ada standarnya di dalam negeri, maka produk tersebut akan mudah beredar.

Pemerintah

Terapkan

SNI

Wajib

Pemerintah mulai menyikapi hal ini dengan menerapkan Standard Nasional Indonesia (SNI) wajib bagi beberapa produk rumah tangga, hal ini dapat menjadi salah satu ujung tombak Negara ini untuk menangkis serangan produk asing yang masuk. Konsekuensi dari

diterapkannya SNI adalah mau tidak mau barang yang beredar di dalam negeri pun harus memenuhi standar yang telah ditetapkan. masyarakat dan

Pertanyaannya,

apakah

pemerintah siap untuk menerapkan SNI wajib ini? Produkproduk berbasis kelistrikan dan Elektronika (Produk EE) yang beredar di pasar Indonesia berasal dari beberapa jenis, yaitu barang bekas, barang rekondisi, barang dari produsen EE nasional legal yang tidak

berkomitmen dengan SNI wajib, barang dari produsen EE legal yang berkomitmen dengan SNI wajib, barang impor legal, dan barang impor ilegal. Dapat dilihat bahwa jalur

masuknya produk EE kepada masyarakat sangat banyak, karena itu perlu dilakukan pengawasan yang sangat ketat terhadap produk produk tersebut. Masyarakat Menengah Pintar Memilih

Berdasarkan hasil penelitian yang dituliskan dalam buku ini, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah cukup pintar dalam memilih

produk walaupun masih sebagian kecil saja. Beberapa di antara mereka sudah mulai peduli terhadap kualitas produk yang mereka gunakan, khususnya bagi masyarakat menengah ke atas. Sedangkan, bagi masyarakan menengah ke bawah masih mempertimbangkan daya beli untuk menggunakan produk yang berkualitas, bagi mereka tidak mengapa menggunakan produk yang tidak standar, asalkan terjangkau harganya. Dalam buku ini dibahas pula mengenai kekurangan dan kelebihan bangsa ini dalam menerapkan standar nasional, kekurangan dan kelebihan itu dijelaskan menggunakan diagram SWOT. Buku ini pun menceritakan betapa kurang baiknya penanganan barang import di Indonesia, dengan memberikan contoh contoh permasalahan yang ada, tidak lupa dijelaskan pula alternatif pemecahan permasalahannya.

4.

Penulis Judul Cetakan /edisi Impresum Jumlah Halaman Uraian singkat

: Soerjono Soekanto : Pengantar Penelitian Hukum : ke-3 : Jakarta, UI Press, 1986 : 277 halaman : Buku ini merupakan panduan bagi kami untuk menyusun dan melaksanakan penelitian kami. Buku ini berisi teori serta panduan praktis menyusun penelitian dan tulisan hukum, yang tentu akan sangat berguna dalam penelitian

kami yang notabene merupakan penelitian hukum.

E. Kerangka Konsep Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar, yang dilaksanakan secara tertib dan bekerjasama dengan semua pihak9. 2. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tatacara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar besarnya 10. 3. Standar Nasional Indonesia adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara Nasional11. 4. Badan Standardisasi Nasional merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen dengan tugas pokok mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi di Indonesia12.

http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni/def_dasar_hukum.asp (diakses tanggal 20 November 2010 11:31) 10 ibid 11 http://www.bsn.go.id/sni/about_sni.php (diakses tanggal 20 November 2010 11:31) 12 http://www.bsn.go.id/bsn/profile.php (diakses tanggal 20 November 2010 11:31)

F. Metode Penelitian Metode Penelitian ini disusun berdasar metode penelitian dan penulisan hukum13. 1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ialah empiris dan kepustakaan normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan langsung ke lapangan dan juga penelitian yang bersumber dari bahan-bahan pustaka yang bersifat normatif. Penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati kejadian yang terjadi di lapangan atau data primer dan juga dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. 2. Tipe Penelitian Menurut sifatnya, penelitian yang akan kami lakukan memiliki tipe eksplanatoris yaitu menggambarkan dan menjelaskan lebih dalam mengenai gejala yang ada. Dalam penelitian ini, gejala yang akan dijelaskan lebih dalam adalah mengenai perlunya penerapan Standar Nasional Indonesia terhadap barang elektronik baik impor maupun ekspor. 3. Teknik Pengumpulan data Jenis data yang akan dipergunakan dalam penelitian kali ini, terdiri dari dua jenis yaitu: a. Data Primer yaitu merupakan jenis data yang akan kami kumpulkan langsung dari lapangan. Data dapat diperoleh dengan cara wawancara/ Indepth Interview pihak pemerintah, dalam hal ini karyawan Badan Standar Nasional (BSN), Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukur (KSNSU), Komite Akreditasi Nasional (KAN). b. Data sekunder dalam penelitian hukum terdiri dari literatur serta sumber hukum seperti Undang Undang Dasar 1945, Peraturan Perundang-undangan terkait SNI, dan sebagainya.
13

Sri Mamudji, Hang Rahardjo, Agus Supriyanto, et.al. 2005. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok: 12-55

4. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam menganalisis data penelitian adalah dengan metode kualitatif, yang mana sumber dan tujuan penelitian sudah jelas sejak awal dan analisis penelitian dilakukan setelah seluruh data yang diperlukan terpenuhi. Pendekatan kualitatif pada dasarnya berarti, penyorotan terhadap masalah serta usaha pemecahannya, yang dilakukan dengan upaya-upaya yang banyak didasarkan pada pengukuran yang memecahkan objek penelitian ke dalam unsur-unsur tertentu, untuk kemudian ditarik suatu generalisasi yang seluas mungkin ruang lingkupnya.

G. Anggaran Penelitian RENCANA ANGGARAN DAN BELANJA Penyusunan mengacu pada PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 01/PM.02/2009 tentang Standar Biaya Umum Tahun Anggaran 2010 Ketua Tim : Riko Fajar Romadhon Judul Proposal : PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) WAJIB TERHADAP BARANG ELEKTRONIK IMPOR DAN DALAM NEGERI SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN TERHADAP KONSUMEN

Rekapitulasi Rencana Pengeluaran No. 1. 2. 3. 3. Jenis Bahan Habis Honorarium Perjalanan Lain-lain Total Pengeluaran Berikut ini rincian biaya riset : Bahan Habis No. Jenis 1. 2. Kertas Alat Tulis Jumlah Rp. 2.210.000 Rp. 3.000.000 Rp. 3.762.000 Rp. 1.028.000 Rp. 10.000.000

Jumlah Satuan 5 rim 5 set

Harga Satuan Rp. 30.000 Rp. 50.000

Jumlah Rp. Rp. 150.000 250.000

3. 4. 5. 6.

Peralatan kantor (map, stapler, dll) Fotokopi Artikel Print dokumen, proposal, dan laporan Pembuatan Jurnal dan Buku Total

400 lembar 800 lembar 31 set

Rp. 400.000 Rp. 200 Rp. 500 Rp. 30.000

Rp. Rp. Rp. Rp.

400.000 80.000 400.000 930.000

Rp. 2.210.000

Perjalanan No. Jenis 1. Konsumsi Rapat

Volume 3 orang x 12 minggu x 3 kali rapat 3 orang x 21 hari

Biaya Satuan Rp. 15.000

Jumlah Rp. 1.620.000

2.

Transportasi Darat selama masa Pengumpulan Data Total

Rp. 34.000

Rp.

2.142.000

Rp.

3.762.000

Gaji/Upah No. Jenis Jumlah 1. 30% x Total Biaya Riset= 30% x Rp. 20.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000 Total Lain-lain No. Jenis 1. Pulsa Telepon 2. Dokumentasi Total

Volume 3 orang x 12 minggu 1 paket

Biaya Satuan Rp. 25.000 Rp. 128.000

Jumlah Rp. 900.000 Rp. 128.000 Rp. 1.028.000

H. Timeline Penelitian Penelitian akan dilakukan selama 12 minggu Nama Kegiatan Identifikasi Masalah melalui Studi Literatur Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Data Penulisan Laporan Diseminalisasi Laporan Finalisasi Laporan Seminar Penerbitan Jurnal & Buku Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pelaksana Kegiatan Tim Peneliti

Tim Peneliti Tim Peneliti Tim Peneliti Tim Peneliti Tim Peneliti Tim Peneliti Tim Peneliti Tim Peneliti

DAFTAR PUSTAKA

Buku 1. Arjadi , R. Harry, dkk. 2008. Meneropong Daya Saing Elektronika dan Kelistrikan: Mendukung Penerapan Regulasi Wajib Uji Berdasarkan SNI. Jakarta: LIPI Press. 2. Soekanto, Sarjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum,-cet 3.-. Jakarta: UIPress. 3. Sri Mamudji, Hang Rahardjo, Agus Supriyanto, et.al. 2005. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok

Jurnal
1.

Agung, Frans, (2010): Peranan Standardisasi dalam Teknologi dan Inovasi. SNI VALUASI, 4(2): 4.

2. Zahir, Hanna Gustiana, (2009): Jadikan SNI sebagai Jaminan Keamanan Produk. SNI VALUASI, 3(1): 6-8.

Internet 1. Ferdinand, Maruli. Rendahnya Kepemilikan barang Elektronik Rakyat Indonesia. Word Document. http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/03/17/brk,2006031775271,id.html (6 November 2010) 2. Nurmayanti. SNI Wajib Produk Elektronika Molor. Word Document. www.kontan.com (6 November 2010)

3. Wibowo, Sigit. SNI Produk Elektronik Perlu Dilakukan. Word Document. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0604/03/eko04.html (6 November 2010) 4. Radius, Dwi Bayu. Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Tingkatkan Kemampuan. Word Document. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/08/12/22321132/.Balai.Besar.B ahan.dan.Barang.Teknik.Tingkatkan.Kemampuan (6 November 2010) 5. Atmadji, Wahyu. Industri Elektronik Melawan Produk Asing dengan Kaki Diikat. Word Document. http://www.suaramerdeka.com/harian/0305/26/eko2.html (6 November 2010)

6. http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni/def_dasar_hukum.asp

7. http://www.bsn.go.id/bsn/profile.php

8. http://www.bsn.go.id/sni/about_sni.php

Peraturan Perundang-Undangan

1. Indonesia, Undang-Undang Perlindungan Konsumen, UU No. 8 Tahun 1999, Lembaran Negara Nomor 42 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Nomor 3821.

2. Indonesia, Peraturan Pemerintah tentang Standarddisasi Nasional, PP No. 102 Tahun 2000, Lembaran Negara Nomor 1999 Tahun 2000, Tambahan Lembaran Nomor 4020.

Anda mungkin juga menyukai