Anda di halaman 1dari 10

PENINGKATAN PENERAPAN SNI GUNA MENINGKATKAN

DAYA SAING INDONESIA MENGHADAPI AEC


(ASEAN ECONOMIC COMMUNITY) 2015

Oleh
Gilang Hamzah Akbar

Abstrak

Pada tahun 2015, Indonesia akan menghadapi AEC (ASEAN Economy Community),
yang memberlakukan free flow dan penghapusan tarif pada berbagai sektor produksi dan
perdagangan antar negara ASEAN. Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara
optimal merupakan langkah awal Indonesia untuk menjawab tantangan tersebut. Dimana
produk-produk yang berkualitas SNI tentunya memiliki daya saing yang lebih baik.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan regulasi teknis melalui pemberlakuan
wajib SNI, hambatan penerapannya dan mengoptimalkan penerapan SNI dalam
mempersiapkan Indonesia menghadapi AEC 2015. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan
bahwa belum optimalnya penerapan SNI di Indonesia yang dibuktikan dengan hasil
pengolahan data BSN. Keterbatasan yang dihadapi para produsen di Indonesia yakni
minimnya sumber daya manusia yang memadai dalam menerapakan sistem manajemen mutu
serta biaya pengujian/sertifikasi yang masih cenderung mahal. Dengan demikian, berbagai
pelatihan, seminar dan workshop harus semakin digalakkan untuk meningkatkan potensi
SDM dalam menerapkan SNI secara lebih optimal.

Keywords: AEC, daya saing, kualitas, SNI, sumber daya manusia

I PENDAHULUAN Cultural Community. Pimpinan negara-


ASEAN summit pada tahun 1997 negara anggota ASEAN kemudian
yang diselenggarakan di Kuala Lumpur menyepakati untuk mempercepat penerapan
membuat suatu kesepakatan yang disebut tersebut pada tahun 2015. Percepatan
ASEAN VISION 2020. Dimana tersebut dilakukan untuk menyesuaikan
kesepakatan tersebut bertujuan untuk tuntutan iklim globalisasi internasional
mewujudkan stabilitas kawasan ASEAN yang menjadi semakin kompetitif (Djani,
yang berdaya saing tinggi dan didukung 2007).
pemerataan pertumbuhan ekonomi. Sebagai negara dengan wilayah
Berdasarkan kesepakatan tersebut pula, geografis paling luas dan jumlah penduduk
kemudian Komunitas ASEAN dibentuk, terbesar di kawasan ASEAN, Indonesia
yang memiliki tiga pilar utama berupa dinilai cukup berpotensi untuk menguasai
ASEAN Security Community, ASEAN basis produksi di antara negara-negara
Economic Community, dan ASEAN Socio- anggota ASEAN. Dimana hal tersebut

Jurnal Media Teknologi


Vol. 03 No. 01 Agustus 2016 43
tentunya akan membawa dampak teknis melalui penerapan SNI secara wajib,
pertumbuhan ekonomi nasional yang tinggi hambatan dalam penerapan SNI, dan untuk
dan berkesinambungan. Adapun untuk mengetahui efektifitas regulasi teknis
mencapai kondisi tersebut, diperlukan melalui pemberlakuan wajib SNI, hambatan
standardisasi dan penilaian kesuaian penerapannya dan mengoptimalkan
sebagai pondasi utama dalam penetapan penerapan SNI dalam mempersiapkan
dan penerapan aturan-aturan teknisnya Indonesia menghadapi AEC 2015.
(Setiadi, 2010). Dengan diwajibkannya
pemberlakuan SNI oleh pemerintah II TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia, merupakan upaya perlindungan SNI merupakan suatu dokumen
bagi para industri maupun konsumennya yang ditetapkan oleh BSN dan disusun
(Herjanto, 2011). secara konsensus dengan meliputi empat
Untuk mendukung hal tersebut pula, unsur stakeholder, yakni regulator industri,
diperlukan kajian secara komprehensif konsumen, dan pakar. SNI mengatur
terhadap standar teknik itu sendiri, serta berbagai pedoman dan persyaratan teknis
aspek regulasi, manajemen, institusi, dan utnuk mengatur standardisasi suatu proses
dunia usaha (ekonomi) yang dapat maupun produk dari suatu objek
mempengaruhi efektifitas pengukuran. SNI akan dikaji ulang setiap
pemberlakuannya. Pengukuran tingkat periode tertentu agar dapat digunakan
keberhasilan pemberlakuan SNI dapat secara terus menerus oleh berbagai pihak
dilakukan dengan memantau penerapannya (BSN, 2013a).
di lapangan seperti pada alat dan bahan Kemajuan perindustrian di
baku, proses produksi, pengujian mutu Indonesia saat ini telah mampu memenuhi
kualitas, serta bahan ajar dalam pendidikan berbagai kebutuhan baik dalam negeri
ataupun pelatihan. Dengan demikian, maupun luar negeri. Dengan dukungan
peningkatan dalam penerapan SNI perlu pemerintah pusat maupun daerah, industri
terus dilakukan dan didukung oleh berbagai nasional dapat terus berkembang dalam
pihak terkait, guna meningkatkan mutu peningkatan mutu dan kualitas produk yang
produk Indonesia. dihasilkannya. Mutu produk berperan
Dengan dilakukannya penelitian ini, penting dalam meningkatkan nilai jual
diharapkan dapat mengetahui regulasi produk itu sendiri. Posisi Indonesia sebagai

Jurnal Media Teknologi


Vol. 03 No. 01 Agustus 2016 44
negara anggota ASEAN, menuntut para pengaruh produk yang dihasilkanpun
produsen dalam negeri untuk memahami cenderung homogen. Seperti halnya di
dan mematuhi standar nasional maupun sektor pertanian, perikanan, produk
intersional yang telah ditetapkan. berbahan dasar karet, produk berbahan
Peningkatan globalisasi perdagangan dasar kayu, dan elektronik
memunculkan dampak positif maupun 4. Sumber daya manusia juga berperan
negatif terhadap industri nasional. penting dalam memajukan
Penerapan berbagai regulasi teknis seperti perekonomian. Tenaga kerja di
pemberlakukan wajib SNI, merupakan indonesia dinilai belum memiliki daya
upaya pemerintah dalam mencegah saing yang cukup baik jika dihadapkan
masuknya produk-produk impor yang dengan tenaga kerja asing dari negara-
bermutu rendah. Hal tersebut dilakukan negara kawasan ASEAN
untuk melindungi konsumen maupun 5. Kepentingan nasional juga selalu
produsen dalam negeri (Herjanto, 2011). menjadi pertimbangan Indonesia dalam
Nilai tambah suatu produk yang rangka integrasi ekonomi. Dimana
menggunakan bahan dasar impor juga harus kepentingan nasional masing-masing
memenuhi persyaratan kualitas yang telah negara harus selalu dijaga oleh
ditetapkan oleh standar nasional maupun pemerintahan setempat.
internasional (Habibie, 2010).
Indonesia menghadapi beberapa Spesifikasi teknis yang dibakukan
tantangan ekonomi seiring waktu menuju dalam standar, termasuk juga tata cara dan
AEC 2015, diantaranya: metode yang telah tersusun secara
1. Indonesia akan menghadapi persaingan konsesus, menjadi standar memiliki peran
ekspor dan impor yang semakin penting bagi berbagai pihak terkait. Standar
meningkat, terutama antar sesama yang telah ditetapkan tersebut tentunya
negara-negara anggota ASEAN telah memperhatikan berbagai aspek
2. Tingkat inflasi di Indonesia yang kesehatan dan keselamatan mahluk hidup di
cenderung lebih tinggi dibanding sekitarnya, pelestarian lingkungan,
dengan negara lain di kawasan ASEAN perkembangan teknologi dan ilmu
3. Kondisi geografis di kawasan ASEAN pengetahuan, serta arah perkembangan
yang cenderung sama, memunculkan

Jurnal Media Teknologi


Vol. 03 No. 01 Agustus 2016 45
yang telah dipersiapkan untuk masa yang tujuan pada saat SNI tersebut dirumuskan,
akan datang. yang pada akhirnya diharapkan akan
Dalam hal inovasi produk, dokumen meningkatkan daya saing produk tersebut
standardisasi akan menjadi acuan dalam dan dampak positif lainnya bagi
pengaturan penggunaan produk dan perekonomian Indonesia (Setiadi, 2010).
penyediaan bahasa maupun ukuran, guna
mengurangi waktu pemasaran produk antar III METODOLOGI PENELITIAN
negara. Disamping itu, standar juga Penelitian ini menggunakan metode
berperan dalam keamaan produk yakni kajian melalui berbagai studi literatur dan
dengan mengurangi resiko kesalahan menggunakan data sekunder yang didapat
penggunaan produk. Penerapan standar dari jurnal dan web instansi yang terkait.
yang sama juga dapat meminimalir
kenaikan biaya produksi untuk optimalisasi IV HASIL DAN PEMBAHASAN
dan penyesuaian produk. Penerapan Standar di Indonesia
Hal yang tidak kalah pentingnya Sistem Manajemen Mutu (SMM)
dalam penerapan standar produk impor adalah suatu sistem yang diperlukan dalam
maupun ekspor adalah peningkatan produk membangun manajemen mutu dalam
ke pasar global. Dimana standar dapat perusahaan sehingga mampu beroperasi
menghindarkan terjadinya trade barries, dan berproduksi sesuai dengan mutu yang
serta memfasilitas pasar baru dan dipersyaratkan. Sistem manajemen mutu
perdagangan antar negara. Terkait dengan juga menjadi salah satu syarat yang
manajemen resiko, penerapan standar akan diperlukan dalam SNI.
meminimalisir berbagai ketidakpastian
dalam pemasaran maupun pendistribusian,
serta mendukung program ramah
lingkungan bagi tiap industri yang
menerapkannya (Setiadi, 2010).
Dengan demikian, penerapan SNI Gambar 1. Penerapan Sistem Manajemen
Mutu (Herjanto, 2011).
bagi industri dalam negeri diharapkan akan
mencapai mutu sesuai SNI dan mencapai
karakteristik keunggulan mutu sesuai

Jurnal Media Teknologi


Vol. 03 No. 01 Agustus 2016 46
Berdasarkan Gambar 1, diketahui cacat yang tentunya akna merugikan citra
bahwa dari 447 perusahaan yang menjadi kualitas dari pelaku industri tersebut
responden dalam suatu kajian survei, 79,3% (Gunawan, 2009).
diantaranya mengakui telah menerapkan
standar berupa Sistem Manajamen Mutu Penerapan Standar Nasional Indonesia di
yang merujuk pada BSN-10 dan ISO 9001. Setiap Sektor
Sedangkan 20,3% diantaranya menyatakan SNI adalah dokumen yang disusun
belum menerapkan sistem manajemen mutu, secara konsensus oleh panitia teknis yang
dan sisanya sebanyak 0,4% tidak menjawab. terdiri dari empat unsur stakeholder
Penerapan Sistem Manajemen Mutu (regulator, industri, konsumen dan pakar)
di suatu industri nasional merupakan hal yang ditetapkan oleh BSN. SNI mengatur
utama yang dipertimbangankan oleh para berbagai pedoman dan persyaratan teknis
pelaku indutri. Walaupun terdapat utnuk mengatur standardisasi suatu proses
penambahan biaya dalam awal penerapnnya, maupun produk dari suatu objek
namun upaya ini menjadi kewajiban bagi pengukuran. SNI akan dikaji ulang setiap
tiap pelaku industri untuk perbaikan secara periode tertentu agar dapat digunakan secara
terus menerus. Dalam jangka panjang, terus menerus oleh berbagai pihak (BSN,
penerapan Sistem Manajmen mutu akan 2013a).
mengurangi pemborosan dari produk-produk

Tabel 1. Data Total SNI Aktif dan Total SNI (BSN, 2013b)

Jurnal Media Teknologi


Vol. 03 No. 01 Agustus 2016 47
Gambar 2. Histogram Total SNI Aktif vs Total SNI (BSN, 2013b)

Dari data BSN per bulan Oktober menerapkan SNI sebesar 75,89% dari total
2013 diperoleh dari sektor pertanian dan SNI, sektor transportasi dan distribusi
teknologi pangan menerapkan SNI sebesar pangan menerapkan SNI sebesar 69,32%
78,32% dari total SNI, sektor konstruksi dari total SNI.
menerapkan SNI sebesar 80,61% dari total Dari data tersebut penerapan atau
SNI, sektor elektronik, teknologi informasi penggunaan SNI belum optimal diterapkan
dan komunikasi menerapkan SNI sebesar di hampir semua sektor. Agar dapat
99,10% dari total SNI, sektor teknologi menerapkan SNI secara optimal terlebih
perekayasaan menerapkan SNI sebesar dulu harus mengetahui kendala kendala
82,22% dari total SNI, sektor umum, dalam penerapannya, yang kemudian
infrastruktur dan ilmu pengetahuan melakukan cara cara yang harus dilakukan
menerapkan SNI sebesar 88,71% dari total agar penerapan SNI nya optimal. Dengan
SNI, sektor kesehatan, keselamatan, dan menerapkan SNI secara optimal diharapkan
lingkungan menerapkan SNI sebesar dapat meningkatkan daya saing Indonesia
84,12% dari total SNI, sektor teknologi menghadapi AEC 2015.
bahan menerapkan SNI sebesar 82,12% dari
total SNI, sektor teknologi khusus

Jurnal Media Teknologi


Vol. 03 No. 01 Agustus 2016 48
Hambatan dalam Penerapan SNI Cara Meningkatkan Penerapan SNI
Dari hasil survei yang dilakukan oleh Peningkatan penerapan SNI di
herjanto 2011, dapat disimpulkan bahwa semua sektor sangat penting dilakukan.
dalam menerapkan SNI perusahaan Dengan adanya penerapan SNI secara
menghadapi beberapa kendala, antara lain optimal merupakan salah cara untuk
keterbatasan sumber daya manusia dalam meningkatkan daya saing produk Indonesia
menerapkan SMM (30,0%), kesulitan untuk dalam menghadapi AEC 2015. Disamping
mengkalibrasikan peralatan laboratorium itu, penerapan SNI di Indonesia juga
maupun produksi (14,8%), adanya pesaing sebagai upaya untuk membendung serbuan
pasar yang memasarkan produknya di produk impor yang membanjiri pasar dalam
bawah standar dengan harga yang rendah negeri, yang juga merupakan dampak dari
pula (13,0%), biaya pengujian/ sertifikasi adanya AEC tersebut.
mahal (12,5%), kepedulian konsumen Dengan menerapkan SNI juga
perhadap standar yang kurang (10,1%), berarti menerapkan best-practice guidelines
proses sertifikasi tidak mudah (7,4%), lokasi untuk meningkatkan efisiensi, memperbaiki
laboratorium/inspeksi/lembaga sertifikasi kualitas dan keamanan produk yang
jauh dari perusahaan (6,0%), dan faktor lain dihasilkan sehingga dapat membuka pasar
(6,3%) misalkan kurangnya sosialisasi baru, serta adanya peluang untuk
sistem manajemen mutu di industri. mengadopsi teknologi baru guna
meningkatkan volume produksi. Di
samping itu, penerapan standar juga akan
meningkatkan nilai perusahaan di mata
konsumen, karena konsumen percaya baik
terhadap proses produksi maupun kualitas
produk yang dihasilkan.
Cara untuk meningkatkan
penerapan SNI, yaitu:
Gambar 3. Hambatan Penerapan SNI
1. Melakukan pengembangan upaya
(Herjanto, 2011)
upaya sosialisasi secara masif dan
sistematis untuk memastikan potensi,
efektivitas dan manfaat SNI wajib

Jurnal Media Teknologi


Vol. 03 No. 01 Agustus 2016 49
tersampaikan pada semua pemangku menengah dan atas, maupun
kepentingan. mahasiswa tingkat perguruan tinggi.
2. Melakukan penelitian pasar untuk 6. Memberikan reword and punishment
mengetahui pemenuhan persyaratan kepada para pelaku industri dalam
SNI pada produk SNI Wajib dan negeri. Hal ini dapat dilakukan dengan
produk non SNI Wajib yang telah memberi apresiasi atau penghargaan
menggunakan tanda SNI. Hal ini kepada pelaku industri yang
diduga karena besarnya kemungkinan menerapkan SNI dengan baik dan
terjadinya distorsi pasar yang adanya penegakkan hukum bagi pelaku
dilakukan oleh produsen “nakal” dan industri yang tidak menerapkan SNI.
masuknya barang-barang selundupan di 7. Melakukan promosi SNI secara masif.
pasar domestik.
3. Menambah berbagai fasilitas V KESIMPULAN
pendukung, seperti halnya fasilitas Penerapan SNI dalam setiap sektor
Laboratorium Uji dan Lembaga di Indonesia dapat dikatakan belum
Sertifikasi Produk pada lokasi yang optimal. Hal ini dibuktikan dengan data
strategis. BSN yang menyatakan masih banyaknya
4. Meningkatkan penyelenggaraan SNI yang belum diterapkan di setiap sektor.
pembinaan teknis dalam bentuk Optimalisasi penerapan SNI sangat penting,
peningkatan manajemen dan teknologi karena dengan menerapkan SNI secara
untuk meningkatkan kemampuan optimal merupakan salah cara untuk
industri dalam memenuhi syarat mutu meningkatkan daya saing produk Indonesia
SNI. dalam menghadapi AEC 2015 dan
5. Meningkatkan penyelenggaraan membendung serbuan produk impor yang
pelatihan, seminar dan workshop membanjiri pasar dalam negeri akibat AEC
tentang SNI di berbagai sektor terkait tersebut.
untuk meningkatkan kualitas sumber Hambatan yang dihadapi produsen
daya manusianya. Sosialiasasi SNI dalam menerapkan SNI yaitu, keterbatasan
juga dapat mulai diberikan sejak dini, sumber daya manusia dalam menerapkan
yakni kepada para pelajar tingkat sistem manajemen mutu, kesulitan untuk
mengkalibrasikan peralatan laboratorium

Jurnal Media Teknologi


Vol. 03 No. 01 Agustus 2016 50
maupun produksi, adanya pesaing pasar meningkatkan penyelenggaraan berbagai
yang memasarkan produknya di bawah pelatihan, seminar dan workshop tentang
standar dengan harga yang rendah, biaya SNI untuk meningkatkan kualitas sumber
pengujian atau sertifikasi mahal, daya manusia di sektor-sektor terkait,
kepedulian konsumen perhadap standar adanya reword and punishment kepada para
yang kurang, proses sertifikasi tidak pelaku industri dalam negeri, dan
mudah, lokasi untuk laboratorium, inspeksi melakukan promosi-promosi SNI secara
maupun lembaga sertifikasi jauh dari masif.
perusahaan. Terdapat pula faktor lainnya
seperti misalnya kurangnya sosialisasi
DAFTAR PUSTAKA
sistem manajemen mutu di industri. BSN 2013a, Badan Standarisasi Nasional
Adapun beberapa cara yang dapat Indonesia, diakses pada 7 Desember
2013,
dilakukan untuk meningkatkan penerapan
<http://bsn.go.id/main/sni/isi_sni/5>.
SNI yaitu, melakukan pengembangan
BSN 2013b, Badan Standarisasi Nasional
upaya sosialisasi secara masif dan
Indonesia, diakses pada 7 Desember
sistematis untuk memastikan potensi, 2013,
efektivitas dan manfaat SNI wajib <http://bsn.go.id/main/sni/isi_sni/21
>.
tersampaikan pada semua pemangku
Bustami, G 2010, Menuju ASEAN
kepentingan, melakukan penelitian pasar Economic Community 2015,
untuk mengetahui pemenuhan persyaratan Departemen Perdagangan Republik
Indonesia, Diakses pada 7 Desember
SNI pada produk SNI Wajib dan produk
2013,
non SNI Wajib yang telah menggunakan <http://ditjenkpi.kemendag.go.id/we
bsite_kpi/Umum/Setditjen/Buku%20
tanda SNI.
Menuju%20ASEAN%20ECONOMI
Disamping itu, usaha lainya yang C%20COMMUNITY%202015.pdf.
dapat dilakukan diantaranya yakni dengan Djani, T 2007, ASEAN Selayang Pandang,
menambah fasilitas Laboratorium Uji dan Dir. Jen. Kerjasama ASEAN
Departemen Luar Negeri Republik
Lembaga Sertifikasi Produk pada lokasi Indonesia, Jakarta.
yang tepat, melakukan pembinaan teknis Gunawan, YH 2009. “Manfaat Penerapan
dalam bentuk peningkatan manajemen dan Peraturan melalui Standardisas”,
dalam Standardisasi dan Regulasi
teknologi untuk meningkatkan kemampuan
Teknis di Bidang Industri (eds),
industri dalam memenuhi syarat mutu SNI, Jakarta.

Jurnal Media Teknologi


Vol. 03 No. 01 Agustus 2016 51
Habibie, BJ, 2010, Jejak Pemikiran RIWAYAT PENULIS
Habibie, Mizan, Jakarta Selatan.
Herjanto, E, 2011, “Pemberlakuan SNI Gilang Hamzah Akbar, S.T., M.Sc.
Secara Wajib di Sektor Industri:
Efektivitas dan Berbagai Aspek Lahir di Tasikmalaya, 13 Maret 1990
dalam Penerapannya”, Jurnal Riset
Industri, vol. V, no.2, p. 121. S1 Teknik Industri Institut Teknologi
Setiadi, B, 2010, “Nasionalisme di Era Indonesia
Globalisasi Dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI)”, Jurnal S2 Teknik Industri Universitas Gadjah Mada
Sekretariat Negara RI, no.17.
Dosen Tetap Yayasan Pendidikan Galuh
Ciamis pada Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Galuh Ciamis.

Jurnal Media Teknologi


Vol. 03 No. 01 Agustus 2016 52

Anda mungkin juga menyukai